Review Kejang
Review Kejang
1 Memperkenalkan diri
2 Anamnesis
3 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama
Meningitis: demam, kejang, nyeri kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun
Kejang demam: demam, kejang
Epilepsi: kejang
Lokasi
“Kejangnya seluruh tubuh atau hanya satu bagian?” untuk mengetahui tipe kejang
Onset dan kronologi
Untuk menentukan meningitis akut atau kronik
Pada kejang demam untuk menentukan kejang demam sederhana dan kompleks
Pada kejang demam, demam muncul terlebih dahulu baru disusul dengan kejang
Pada epilepsi tidak ada demam
Kualitas
“Demam naik turun atau terus menerus?”
“Diikuti penurunan kesadaran atau tidak?”
“Nyeri kepala terus menerus atau hilang timbul?”
Demam pada meningitis dan kejang demam biasanya tinggi (38 – 41oC), kadang dapat
menurun dengan antipiretik
Ensefalitis biasanya diikuti penurunan kesadaran
Ensefalitis biasanya nyeri kepala hebat menjalar ke punggung
Kuantitas
“Seberapa sering kejangnya kambuh?”
“Dalam satu kali kejang berapa lama?”
“Sehari berapa kali kejang?”
*untuk mengetahui seberapa parah keluhan dan membedakan KDS dan KDK
*untuk mengetahui jenis kejang dan status konvulsi
Faktor memperberat
“Stimulus apa yang menimbulkan kejang?”
“Biasanya keluhan kambuh saat apa?”
Kejang pada kejang demam dicetuskan oleh demam
Epilepsi dapat dicetuskan oleh rangsang cahaya, suara, kondisi psikis
Faktor memperingan
Kejang dapat diredakan dengan antikejang
Kejang demam tidak timbul pada kondisi tidak demam
Gejala penyerta
Pada ensefalitis disertai penurunan kesadaran (Trias ensefalitis: kejang, demam, penurunan
kesadaran) biasanya juga disertai defisit neurologis (tergantung lokasi yang terkena,
misal : gyrus precentralis gangguan motorik)
4 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang demam memberikan risiko lebih tinggi untuk kejang berulang
Jika curiga meningitis/ensefalitis biasanya fokus infeksi berasal daari peradangan pada
saluran napas seperti rhinitis, sinusitis, antau mastoiditis. Dapat juga karena MTB
Meningitis tuberkulosa. Faokus infeksi bisa berasal dari fraktur terbuka
AIDS, herpes, rubella untuk DD ensefalitis akibat virus
5 Riwayat Penyakit Keluarga
6 Riwayat Sosial Ekonomi
7 Jaga privasi, cuci tangan
8 Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
9 Pemeriksaan GCS
E
4: Apabila mata pasien terbuka secara spontan dengan berkedip tanpa tim medis memberikan
rangsangan.
3: Apabila mata pasien terbuka ketika tim medis memberikan rangsangan verbal, alias lewat
suara atau perintah
2: Apabila mata mata pasien terbuka ketika tim medis memberikan rangsangan nyeri.
1: Apabila mata pasien tidak membuka sama sekali atau tetap tertutup rapat meski tim medis
sudah memberikan perintah dan rangsangan nyeri.
M
6: Apabila pasien mampu menuruti dua perintah berbeda dari tim medis.
5: Apabila pasien mampu mengangkat tangan ketika diberikan rangsangan nyeri di area tersebut
oleh tim medis, dan ia juga mampu menunjukkan titik mana yang sakit.
4: Apabila pasien mampu menghindar ketika tim medis memberi rangsangan nyeri, namun
tidak terarah ke titik nyeri.
3: Apabila pasien hanya melipat siku lengan saat diberi rangsangan nyeri.
2: Apabila pasien hanya dapat membuka siku lengan saat diberikan rangsangan nyeri oleh tim
medis.
1: Apabila pasien tidak ada respon gerakan tubuh sama sekali meski tim medis sudah
memberikan rangsangan atau perintah.
V
5: Apabila pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan oleh tim medis dengan
benar.
4: Apabila pasien menunjukkan kebingungan, tetapi mampu menjawab pertanyaan dengan
jelas.
3: Apabila pasien mampu diajak berkomunikasi tapi hanya mengeluarkan kata-kata saja bukan
kalimat yang jelas.
2: Apabila pasien hanya mengerang atau mengeluarkan suara rintihan tanpa kata-kata.
1: Apabila pasien tidak mengeluarkan suara sama sekali, meski tim medis sudah mengajak
berkomunikasi atau merangsang ujung jarinya
10 Pemeriksaan kaku kuduk dan Brudzinski I
1. Mempersiapkan pasien berbaring terlentang di tempat tidur (tanpa bantal)
2. Secara pasif memleksikan kepala pasien dengan cepat dan semaksimal mungkin lalu ekstensi
kan kembali kepala pasien (*sambil diamati ada tidaknya fleksi bilateral pada sendi panggul
dan sendi lutut untuk menentukan tanda Brudzinsky I)
3. Merasakan dan melaporkan ada tidaknya tahanan pada leher (kaku kuduk) & melaporkan
ada tidaknya fleksi bilateral panggung dan lutut (Brudzinski I)
11 Pemeriksaan Brudzinski II
1. Pada salah satu tungkai bawah pasien dilakukan fleksi secara pasif pada sendi panggul
dan sendi lutut
2. Memperhatikan dan melaporkan ada tidaknya refleks fleksi lutut pada kaki kontralateral
12 Pemeriksaan tanda kernig
1. Melakukan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut
2. Melkaukan ekstensi pada sendi lutut
3. Memperhatikan dan melaporkan apakah pasien merasa nyeri sehingga ekstensi bisa
maksimal atau tidak
*kalau dapat kasus meningitis, lakukan pemeriksaan neurologis lengkap N. 3 4 6 7 12 ajah
13 Pemeriksaan penunjang
1. LCS: Gold standart meningitis (serologis dan kultur) untuk menentukan penyebabnya
2. Darah rutin leukositosis pada infeksi
3. EEG: DD Epilepsi
4. CT Scan: untuk DD abses cerebri dan tumor otak
14 Tentukan DD: Meningtis, encephalitis, meningoencephalitis, kejang demam, epilepsi, abses
cerebri, subarachnoid hemorraghic, meningioma
15 Cuci tangan
16 Dokumentasi
Rujuk ke Sp.S
Untuk terapi sementara meningitis/meningoencephalitis dapat diberikan simptomatis saja
(oleh AB spektrum luas), sedangkan jika telah ditentukan diagnosis pastinya dapat
diberikan terapi AB sesuai hasil kultur atau aintiviral yang sesuai
Terapi kejang demam dan epilepsi saat serangan kejang menggunakan algoritma potong
kejang.
Tipe Kejang
Klasifikasi
kejang
Parsial Umum
Tonik
Tonik
klonik
Atonik
Perbedaan Kejang Demam Sedderhana (KDS) dan Kejang Demam Kompleks (KDK)
KDS KDK
Kejang kurang dari 15 menit Kejang lebih dari 15 menit
Kejang tonik klonik Kejang fokal atau dapat juga kejang umum
yang didahului kejang parsial
Kejang hanya satu kali dalam 24 jam Berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam
(tidak berulang)
Lebih berisiko untuk terjadinya epilepsi di
kemudian hari
Indikasi untuk diberikan pengobatan rumatan
selama satu tahun bebas kejang
Sumber :academiaedu
TAMBAHAN
PEMERIKSAAN MENINGEAL SIGN & PEMERIKSAAN TANDA IRITASI RADIX PADA DAERAH VERTEBRALIS
RPS : Keluhan utama, lokasi keluhan, onset, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat,
memperringan, keluhan penyerta.
Pasien disuruh buang air kecil dulu yaa karena ada pemeriksaan symphisis
Kaku kuduk
Meraba daerah servikal apakah ada krepitasi atau tanda peradangan atau jejas
+ : apabila ada tahanan pada fleksi, atau dagu tidak dapat menyentuh dada
Brudzinski’s Sign
Neck Sign
Leg Sign
12 Mengangkat salah satu tungkai dalam sikap lurus pada sendi lutut dan kemudian ditekukkan pada sendi
panggul
Intinya kakinya diangkat aja yaa, nggak usah pake ditekuk dulu :D
Cheek Sign
Symphisis Sign
16 Pastikan kandung kemih kosong dan tidak ada fraktur pada os.coxae
Kernig’s Sign
+ : ada tahanan dari pasien karena nyeri, ekstensi tidak mencapai 135°, sisi kontralateral flexi
RPS : Keluhan utama, lokasi keluhan, onset, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat,
memperringan, keluhan penyerta.
5 Meletakkan maleolus eksterna tungkai yang sakit pada lutut tungkai lainnya
Tes Kontrapatrick
Tes Laseque
11 Mengangkat tungkai pasien dalam keadaan lurus dengan cara tangan kanan pemeriksa memegang tumit
pasien
+ : nyeri, ngilu
Tes Naffziger
Tes Valsava
+ : nyeri
19 Melakukan kompresi pada kepala penderita dalam berbagai posisi miring kanan, miring kiri, tengadah,
menunduk