Anda di halaman 1dari 16

REVIEW KEJANG

By: Khairunnisa Puspita & Frida Fauziyah

1 Memperkenalkan diri
2 Anamnesis
3 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama
 Meningitis: demam, kejang, nyeri kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun
 Kejang demam: demam, kejang
 Epilepsi: kejang
Lokasi
“Kejangnya seluruh tubuh atau hanya satu bagian?”  untuk mengetahui tipe kejang
Onset dan kronologi
 Untuk menentukan meningitis akut atau kronik
 Pada kejang demam untuk menentukan kejang demam sederhana dan kompleks
 Pada kejang demam, demam muncul terlebih dahulu baru disusul dengan kejang
 Pada epilepsi tidak ada demam
Kualitas
“Demam naik turun atau terus menerus?”
“Diikuti penurunan kesadaran atau tidak?”
“Nyeri kepala terus menerus atau hilang timbul?”
 Demam pada meningitis dan kejang demam biasanya tinggi (38 – 41oC), kadang dapat
menurun dengan antipiretik
 Ensefalitis biasanya diikuti penurunan kesadaran
 Ensefalitis biasanya nyeri kepala hebat menjalar ke punggung
Kuantitas
“Seberapa sering kejangnya kambuh?”
“Dalam satu kali kejang berapa lama?”
“Sehari berapa kali kejang?”
*untuk mengetahui seberapa parah keluhan dan membedakan KDS dan KDK
*untuk mengetahui jenis kejang dan status konvulsi
Faktor memperberat
“Stimulus apa yang menimbulkan kejang?”
“Biasanya keluhan kambuh saat apa?”
 Kejang pada kejang demam dicetuskan oleh demam
 Epilepsi dapat dicetuskan oleh rangsang cahaya, suara, kondisi psikis
Faktor memperingan
 Kejang dapat diredakan dengan antikejang
 Kejang demam tidak timbul pada kondisi tidak demam
Gejala penyerta
 Pada ensefalitis disertai penurunan kesadaran (Trias ensefalitis: kejang, demam, penurunan
kesadaran)  biasanya juga disertai defisit neurologis (tergantung lokasi yang terkena,
misal : gyrus precentralis  gangguan motorik)
4 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat kejang demam memberikan risiko lebih tinggi untuk kejang berulang
 Jika curiga meningitis/ensefalitis biasanya fokus infeksi berasal daari peradangan pada
saluran napas seperti rhinitis, sinusitis, antau mastoiditis. Dapat juga karena MTB 
Meningitis tuberkulosa. Faokus infeksi bisa berasal dari fraktur terbuka
 AIDS, herpes, rubella untuk DD ensefalitis akibat virus
5 Riwayat Penyakit Keluarga
6 Riwayat Sosial Ekonomi
7 Jaga privasi, cuci tangan
8 Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
9 Pemeriksaan GCS
E
4: Apabila mata pasien terbuka secara spontan dengan berkedip tanpa tim medis memberikan
rangsangan.
3: Apabila mata pasien terbuka ketika tim medis memberikan rangsangan verbal, alias lewat
suara atau perintah
2: Apabila mata mata pasien terbuka ketika tim medis memberikan rangsangan nyeri.
1: Apabila mata pasien tidak membuka sama sekali atau tetap tertutup rapat meski tim medis
sudah memberikan perintah dan rangsangan nyeri.
M
6: Apabila pasien mampu menuruti dua perintah berbeda dari tim medis.
5: Apabila pasien mampu mengangkat tangan ketika diberikan rangsangan nyeri di area tersebut
oleh tim medis, dan ia juga mampu menunjukkan titik mana yang sakit.
4: Apabila pasien mampu menghindar ketika tim medis memberi rangsangan nyeri, namun
tidak terarah ke titik nyeri.
3: Apabila pasien hanya melipat siku lengan saat diberi rangsangan nyeri.
2: Apabila pasien hanya dapat membuka siku lengan saat diberikan rangsangan nyeri oleh tim
medis.
1: Apabila pasien tidak ada respon gerakan tubuh sama sekali meski tim medis sudah
memberikan rangsangan atau perintah.
V
5: Apabila pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan oleh tim medis dengan
benar.
4: Apabila pasien menunjukkan kebingungan, tetapi mampu menjawab pertanyaan dengan
jelas.
3: Apabila pasien mampu diajak berkomunikasi tapi hanya mengeluarkan kata-kata saja bukan
kalimat yang jelas.
2: Apabila pasien hanya mengerang atau mengeluarkan suara rintihan tanpa kata-kata.
1: Apabila pasien tidak mengeluarkan suara sama sekali, meski tim medis sudah mengajak
berkomunikasi atau merangsang ujung jarinya
10 Pemeriksaan kaku kuduk dan Brudzinski I
1. Mempersiapkan pasien berbaring terlentang di tempat tidur (tanpa bantal)
2. Secara pasif memleksikan kepala pasien dengan cepat dan semaksimal mungkin lalu ekstensi
kan kembali kepala pasien (*sambil diamati ada tidaknya fleksi bilateral pada sendi panggul
dan sendi lutut untuk menentukan tanda Brudzinsky I)
3. Merasakan dan melaporkan ada tidaknya tahanan pada leher (kaku kuduk) & melaporkan
ada tidaknya fleksi bilateral panggung dan lutut (Brudzinski I)
11 Pemeriksaan Brudzinski II
1. Pada salah satu tungkai bawah pasien dilakukan fleksi secara pasif pada sendi panggul
dan sendi lutut
2. Memperhatikan dan melaporkan ada tidaknya refleks fleksi lutut pada kaki kontralateral
12 Pemeriksaan tanda kernig
1. Melakukan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut
2. Melkaukan ekstensi pada sendi lutut
3. Memperhatikan dan melaporkan apakah pasien merasa nyeri sehingga ekstensi bisa
maksimal atau tidak
*kalau dapat kasus meningitis, lakukan pemeriksaan neurologis lengkap N. 3 4 6 7 12 ajah
13 Pemeriksaan penunjang
1. LCS: Gold standart meningitis (serologis dan kultur)  untuk menentukan penyebabnya
2. Darah rutin  leukositosis pada infeksi
3. EEG: DD Epilepsi
4. CT Scan: untuk DD abses cerebri dan tumor otak
14 Tentukan DD: Meningtis, encephalitis, meningoencephalitis, kejang demam, epilepsi, abses
cerebri, subarachnoid hemorraghic, meningioma
15 Cuci tangan
16 Dokumentasi
 Rujuk ke Sp.S
 Untuk terapi sementara meningitis/meningoencephalitis dapat diberikan simptomatis saja
(oleh AB spektrum luas), sedangkan jika telah ditentukan diagnosis pastinya dapat
diberikan terapi AB sesuai hasil kultur atau aintiviral yang sesuai
 Terapi kejang demam dan epilepsi saat serangan kejang menggunakan algoritma potong
kejang.
Tipe Kejang

Klasifikasi
kejang

Parsial Umum

Simpel Kompleks Absans Mioklonik

Tonik
Tonik
klonik

Atonik

Perbedaan Kejang Demam Sedderhana (KDS) dan Kejang Demam Kompleks (KDK)

KDS KDK
Kejang kurang dari 15 menit Kejang lebih dari 15 menit
Kejang tonik klonik Kejang fokal atau dapat juga kejang umum
yang didahului kejang parsial
Kejang hanya satu kali dalam 24 jam Berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam
(tidak berulang)
Lebih berisiko untuk terjadinya epilepsi di
kemudian hari
Indikasi untuk diberikan pengobatan rumatan
selama satu tahun bebas kejang

Algoritma Potong Kejang


PERBEDAAN KEJANG DEMAM, MENINGITIS, ENSEFALITIS

No. Sub Kejang Demam Meningitis Ensefalitis


1 Definisi Bangkitan kejang yang Radang pada selaput otak Radang pada jaringan
terjadi karena kenaikan (meningen) otak
suhu tubuh (suhu rektal
diatas 38°C) yang
disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium
2 Etiologi Belum diketahui secara 1. Bakteri (Mycobacterium 1. Bakteri
pasti tuberculosa, Neisseria 2. Virus (sering)
meningitis, 3. Parasit
Staphylococcus aureus, 4. Fungus
Haemophilus influenzae) 5. Riketsia
2. Penyebab lainnya lues
3. Virus
4. Faktor maternal : ruptur
membran fetal, infeksi
maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi :
defisiensi mekanisme
imun, defisiensi
imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf
pusat, pembedahan atau
injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
3 Patofisiologi Kenaikan suhu  1. Virus/bakteri  Virus masuk  kulit,
metabolisme basal ↑  hematogen  selaput saluran nafas, dan
perubahan keseimbangan otak, misalnya pada saluran pencernaan 
dari membran sel neuron penyakit Faringitis, menyebar:
 difusi ion K dan ion Tonsilitis, pneumonia, 1. Setempat : virus hanya
Na melalui membran sel 2. Bronchopneumonia dan menginfeksi selaput
 lepas muatan listrik Endokarditis lendir, permukaan/organ
 meluas melalui 3. Penyebaran bakteri/virus tertentu
neurotransmitter  dapat pula secara 2. Penyebaran hematogen
kejang perkontinuitatum dari primer : virus masuk ke
peradangan organ atau dalam darah kemudian
jaringan yang ada di menyebar ke berbagai
dekat selaput otak, organ dan berkembang
misalnya Abses otak, biak pada organ tersebut.
Otitis Media, 3. Penyebaran hematogen
Mastoiditis, Trombosis sekunder : virus
sinus kavernosus dan berkembang biak di
Sinusitis. daerah pertama kali ia
4. -Penyebaran kuman bisa masuk (permukaan
juga terjadi akibat selaput lendir) kemudian
trauma kepala dengan menyebar ke organ lain.
fraktur 4. Penyebaran melalui
5. terbuka atau komplikasi syaraf : virus
bedah otak. berkembang biak di
6. -Invasi kuman-kuman  permukaan selaput lendir
ruang dan menyebar melalui
7. subaraknoid  radang sistem syaraf.
pada pia dan araknoid,
CSS (Cairan Kelainan pada pasien
Serebrospinal) & sistem ensefalitis disebabkan
ventrikulus oleh:
1. Invasi dan perusakan
langsung pada jaringan
otak oleh virus yang
sedang berkembang biak
2. Reaksi jaringan saraf
pasien terhadap antigen
virus yang akan berakibat
kerusakan vaskular
sedangkan virusnya
sendiri sudah tidak ada
dalam jaringan otak
3. Reaksi aktivasi virus
neurotropik yang bersifat
laten
4 Manifestasi a. Kejang demam - Sakit kepala dan demam -Masa prodromal 
Klinis sederhana (gejala awal yang sering) berlangsung 1-14 hari,
-berlangsung kurang - Perubahan pada tingkat ditandai dengan:
dari 15 menit dan kesadaran dapat terjadi -demam
umumnya akan berhenti letargik, tidak responsif, -sakit kepala
sendiri dan koma -mual-muntah
-tidak terulang dalam - Iritasi meningen -nyeri tenggorokan
waktu 24 jam mengakibatkan sejumlah -malaise
-Kejang umum tonik tanda sbb: -nyeri ekstremitas
dan/atau klonik  Rigiditas nukal (kaku -pucat
b. Kejang demam leher).Upaya untuk -Tanda ensefalitis yang
kompleks fleksi kepala berat ringannya
-berlangsung >15 mengalami kesukaran tergantung pada
menit, fokal/ multipel
(kejang >1 dalam 24 karena adanya spasme distribusi dan luas lesi
jam) otot-otot leher. pada neuron. Gejalanya:
 Tanda kernik positif : -gelisah
ketika pasien -irritable
dibaringkan dengan -screaming attack
paha dalam keadan -perubahan perilaku
fleksi kearah abdomen, -gangguan kesadaran
kaki tidak dapat di -kejang
ekstensikan sempurna -Terkadang disertai juga
 Tanda brudzinki : bila dengan tanda neurologis
leher pasien di fokal berupa afasia,
fleksikan maka hemifaresis, hemiplegia,
dihasilkan fleksi lutut ataksia, dan paralysis
dan pinggul. Bila saraf otak.
dilakukan fleksi pasif
pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi
maka gerakan yang
sama terlihat peda sisi
ektremitas yang
berlawanan
-Mengalami foto fobia,
atau sensitif yang
berlebihan pada cahaya.
-Kejang akibat area fokal
kortikal yang peka dan
peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan
edema serebral dengan
perubahan karakteristik
tanda-tanda vital
(melebarnya tekanan pulse
dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur,
sakit kepala, muntah dan
penurunan tingkat
kesadaran.
-Adanya ruam (Meningitis
meningococal)
-Infeksi fulminating
dengan tanda-tanda
septikimia : demam tinggi
tiba-tiba muncul, lesi
purpura yang menyebar,
syok dan tanda
koagulopati intravaskuler
diseminata
5 Diagnosis -Anamnesa (demam, -Anamnesa (didapatkan -Anamnesa (demam,
serangan kejang, RPD, trias meningitis : sakit sakit kepala, riwayat
RPK, dll) kepala, demam, kaku pemaparan selama 2-3
-Pemeriksaan Fisik (vital kuduk, RPD, dll) minggu terakhir terhadap
sign, neurologik) -Pemeriksaan fisik (vital penyakit melalui kontak,
-Pemeriksaan penunjang sign, didapatkan meningeal RPD, dll)
sign, neurologik) -Pemeriksaan fisik (vital
-Pemeriksaan penunjang sign, neurologik
-Pemeriksaan penunjang
6 Pemeriksaan -Pemeriksaan -Analisis CSS dari Pungsi -Pemeriksaan
Penunjang Laboratorium: Darah lumbal: Laboratorium: Darah
rutin, glukosa darah, • Meningitis bakterial : rutin lengkap, gula darah,
elektrolit, urin dan feses tekanan meningkat, elektrolit dan biakan
rutin (makroskopis dan cairan keruh, sel darah darah
mikroskopik), kultur putih (PMN) dan protein -Analisis Pungsi lumbal:
darah meningkat, glukosa cairan jemih, jumlah sel
-Pemeriksaan LP menurun, kultur positif diatas normal, hitung
• Sangat terhadap beberapa jenis jenis didominasi oleh
dianjurkan : < 12 bakteri. Pada Meningitis limfosit, protein dan
bulan TBC, ada gambaran glukosa normal atau
• Dianjurkan : 12- pleiositosis meningkat
18 bulan • Meningitis virus : -Pemeriksaan CT atau
• Dipertimbangkan tekanan bervariasi, MRI kepala menunjukan
: > 18 bulan cairan jernih, sel darah gambaran edema otak
-EEG : Pemeriksaan putih (MN) meningkat, -Pada pemeriksaan EEG
EEG dibuat 10-14 hari glukosa normal, protein didapatkan gambaran
setelah bebas panas & menurun, kultur penurunan aktivitas atau
tidak menunjukan biasanya negatif, kultur perlambatan
kelainan likuor. virus biasanya dengan
Pemeriksaan EEG prosedur khusus, Pellicle
dilakukan pada keadaan -Pemeriksaan
kejang demam yang Laboratorium: Elektrolit
tidak khas, misalnya darah, ESR/LED
kejang demam kompleks -MRI/ CT Scan : dapat
pada anak usia lebih dari membantu dalam
6 tahun atau kejang melokalisasi lesi, melihat
demam fokal ukuran/letak ventrikel;
-Foto X-ray, CT-Scan, hematom daerah serebral,
MRI dilakukan atas hemoragik/tumor
indikasi : Kelainan -Rontgen dada/kepala/
neurologic fokal yang sinus :mungkin ada
menetap (hemiparesis), indikasi sumber infeksi
Paresis nervus VI, intra kranial.
Papiledema
7 Penatalaksan -Penanganan Pada Saat -Terapi umum : tirah -Tangani kejang  beri
aan Kejang baring total, pemberian Fenobarbital 5-8
• Menghentikan kejang: cairan yang adekuat, terapi mg/kgBB/24 jam. Jika
Diazepam dosis awal 5B (Blood, Brain, Barrier, kejang sering terjadi,
0,3-0,5 Bowel, Bladder), terapi perlu diberikan
mg/KgBB/dosis IV simptomatik Diazepam (0,1-0,2
(perlahan-lahan) atau (antikonvulsan, analgetik) mg/kgBB) IV, dalam
0,4-0,6mg/KgBB/dosis -Terapi abortif : Antibiotik bentuk infus selama 3
REKTAL (sesuai dengan etiologi) menit.
SUPPOSITORIA -Memperbaiki
• Bila kejang masih homeostatis, dengan
belum teratasi dapat infus cairan D5 - 1/2 S
diulang dengan dosis atau D5 - 1/4 S
yang sama 20 menit (tergantung umur) dan
kemudian pemberian oksigen.
• Turunkan demam: -Mengurangi edema
Antipiretika: serebri serta mengurangi
Paracetamol 10 akibat yang ditimbulkan
mg/KgBB/dosis PO oleh anoksia serebri
atau Ibuprofen 5-10 dengan Deksametason
mg/KgBB/dosis PO, 0,15-1,0 mg/kgBB/hari
keduanya diberikan 3-4 i.v dibagi dalam 3 dosis.
kali perhari Kompres: -Menurunkan tekanan
suhu > 39C: air hangat; intrakranial yang
suhu >38C: air biasa meninggi dengan
• Pengobatan penyebab: Manitol diberikan
antibiotika diberikan intravena dengan dosis
sesuai indikasi dengan 1,5-2,0 g/kgBB selama
penyakit dasarnya 30-60 menit. Pemberian
• Penanganan suportif dapat diulang setiap 8-12
lainnya meliputi: 1. jam. Dapat juga dengan
Bebaskan jalan nafas. Gliserol, melalui pipa
2. Pemberian oksigen. nasogastrik, 0,5-1,0
3. Menjaga ml/kgbb diencerkan
keseimbangan air dan dengan dua bagian sari
elektrolit. 4. jeruk. Bahan ini tidak
Pertahankan toksik dan dapat diulangi
setiap 6 jam untuk waktu
keseimbangan tekanan lama.
darah -Pengobatan kausatif.
-Pencegahan Kejang
• Pencegahan berkala
(intermiten)
untuk kejang demam
sederhana dengan
Diazepam 0,3
mg/KgBB/dosis PO
dan antipiretika pada
saat anak menderita
penyakit yang disertai
demam
• Pencegahan kontinu
untuk kejang demam
komplikasi dengan
Asam Valproat 15-40
mg/KgBB/hari PO
dibagi dalam 2-3 dosis
8 Diagnosis Meningitis Perdarahan subarachnoidal Meningitis TB
Banding Ensefalitis Meningismus Abses otak
Ensefalitis Abses ekstradural, abses
Abses Otak subdural
Abses ekstradural, abses Infiltrasi neoplasma
subdural Tumor otak
Ensefalopati

9 Komplikasi -Pneumonia aspirasi -Hidrosefalus obstruktif -Retardasi mental


-Asfiksia -Meningococcal -Epilepsy
-Retardasi mental Septicemia -Halusinasi
(mengingocemia) -Enuresis
-Sindrome water- -Berakibat anak menjadi
friderichen (septik syok, perusak dan melakukan
DIC, perdarahan adrenal tindakan asosial lain
bilateral)
-SIADH ( Syndrome
Inappropriate Antidiuretic
hormone )
- Efusi subdural
-Kejang
-Edema dan herniasi
serebral
-Cerebral palsy
-Gangguan mental
- Gangguan belajar
- Attention deficit disorder.
10 Prognosis Apabila tidak diterapi Prognosis pada meningitis Prognosis bergantung
dengan baik, kejang bakteri bila tidak diobati pada kecepatan dan
demam dapat dengan baik dapat ketepatan pertolongan.
berkembang menjadi: berakibat fatal. Disamping itu perlu
-Kejang demam dipertimbangkan pula
berulang mengenai kemungkinan
-Epilepsi penyulit yang dapat
-Kelainan motorik muncul selama
-Gangguan mental dan perawatan. Edema otak
belajar dapat sangat mengancam
kehidupan penderita.
Prognosis jangka pendek
dan panjang sedikit
banyak bergantung pada
etiologi penyakit dan usia
penderita. Bayi biasanya
mengalami penyulit dan
gejala sisa yang berat.

Sumber :academiaedu
TAMBAHAN

PEMERIKSAAN MENINGEAL SIGN & PEMERIKSAAN TANDA IRITASI RADIX PADA DAERAH VERTEBRALIS

Pemeriksaan Meningeal sign

1 Memberi salam dan memperkenalkan diri

2 Melakukan anamnesis seperlunya

RPS : Keluhan utama, lokasi keluhan, onset, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat,
memperringan, keluhan penyerta.

RPD : pernah mengalami hal yang sama sebelumnya? Pengobatan sebelumnya?

RPK : ada anggota keluarga yang mengalami?

RPSos-eko : tinggal dimana, pekerjaan, sanitasi, kegiatan sehari-hari, kebiasaan?

3 Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan

Tujuan : mengetahui ada atau tidaknya penyakit meninges

Jangan lupa jaga privasi dan cuci tangan

Pasien disuruh buang air kecil dulu yaa karena ada pemeriksaan symphisis

4 Meminta penderita untuk posisi tiduran

Kaku kuduk

5 Pastikan tidak ada cedera servikal

Meraba daerah servikal apakah ada krepitasi atau tanda peradangan atau jejas

6 Letakkan tangan kiri dibawah kepala pasien

Tangan di pipi untuk menggoyangkan kepala

7 Menggoyangkan kepala pasien ke kanan dan ke kiri

8 Memfleksikan maksimal kepala ke anterior, sampai dagu menyentuh dada

9 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : apabila ada tahanan pada fleksi, atau dagu tidak dapat menyentuh dada

Brudzinski’s Sign

Neck Sign

10 Memfleksikan kepala secara pasif hingga dagu menyentuh sternum

11 Melaporkan hasil pemeriksaan


Hasil positif bila ada refleks
fleksi pada sendi lutut dan
panggul kedua tungkai

Leg Sign

12 Mengangkat salah satu tungkai dalam sikap lurus pada sendi lutut dan kemudian ditekukkan pada sendi
panggul

Intinya kakinya diangkat aja yaa, nggak usah pake ditekuk dulu :D

13 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : tungkai kontralateral ada fleksi sendi lutut dan sendi panggul

Cheek Sign

14 Menekan pipi kedua sisi tepat di bawah os.zigomatikum

15 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : fleksi kedua tangan involunter

Symphisis Sign

16 Pastikan kandung kemih kosong dan tidak ada fraktur pada os.coxae

17 Menekan pada simfisis pubis


18 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : fleksi pada kedua tungkai di sendi lutut dan panggul

Kernig’s Sign

19 Memfleksikan sendi panggul 90°

20 Mengekstensikan sendi lutut

21 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : ada tahanan dari pasien karena nyeri, ekstensi tidak mencapai 135°, sisi kontralateral flexi

Pemeriksaan Tanda Iritasi Radix Pada Daerah Vertebralis

1 Memberi salam dan memperkenalkan diri

2 Melakukan anamnesis seperlunya

RPS : Keluhan utama, lokasi keluhan, onset, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat,
memperringan, keluhan penyerta.

RPD : pernah mengalami hal yang sama sebelumnya? Pengobatan sebelumnya?

RPK : ada anggota keluarga yang mengalami?

RPSos-eko : tinggal dimana, pekerjaan, sanitasi, kegiatan sehari-hari, kebiasaan?

3 Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan

Tujuan : mengetahui ada atau tidaknya iritasi radiks pada vertebrae

Jangan lupa jaga privasi dan cuci tangan

4 Meminta penderita untuk posisi tiduran


Tes Patrick

5 Meletakkan maleolus eksterna tungkai yang sakit pada lutut tungkai lainnya

6 Melakukan penekanan pada lutut yang difleksikan

7 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : nyeri pada sendi panggul

Tes Kontrapatrick

8 Mengendorotasikan & mengaduksikan tungkai yang sakit

9 Menekan sejenak sendi lutut tungkai yang sakit

10 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : nyeri pada sendi sacroiliaca

Tes Laseque

11 Mengangkat tungkai pasien dalam keadaan lurus dengan cara tangan kanan pemeriksa memegang tumit
pasien

12 Memfiksasi lutut pasien dengan tangan kiri


13 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : nyeri, ngilu

Tes Naffziger

14 Menekan kedua vena jugularis dan penderita disuruh mengejan

15 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : rasa nyeri sesuai jalaran dermatom

Tes Valsava

16 Meminta penderita posisi duduk

17 Meminta pasien untuk mengejan sewaktu pasien menahan napas

18 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : nyeri

Tes Kompresi Lhermitte

19 Melakukan kompresi pada kepala penderita dalam berbagai posisi miring kanan, miring kiri, tengadah,
menunduk

20 Melaporkan hasil pemeriksaan

+ : nyeri yang menjalar

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Konjungtivitis Gonore
    Referat Konjungtivitis Gonore
    Dokumen11 halaman
    Referat Konjungtivitis Gonore
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis Trakhoma
    Konjungtivitis Trakhoma
    Dokumen17 halaman
    Konjungtivitis Trakhoma
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • QnA DERMATOVENEROLOGI
    QnA DERMATOVENEROLOGI
    Dokumen3 halaman
    QnA DERMATOVENEROLOGI
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis GO
    Konjungtivitis GO
    Dokumen11 halaman
    Konjungtivitis GO
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • QnA UROLOGI
    QnA UROLOGI
    Dokumen7 halaman
    QnA UROLOGI
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • QnA ENDOKRIN
    QnA ENDOKRIN
    Dokumen7 halaman
    QnA ENDOKRIN
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • Soal THT Aipki
    Soal THT Aipki
    Dokumen45 halaman
    Soal THT Aipki
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • PL Pab - Kayu
    PL Pab - Kayu
    Dokumen27 halaman
    PL Pab - Kayu
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • Presus PKM Dka
    Presus PKM Dka
    Dokumen25 halaman
    Presus PKM Dka
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • SIKLOTIMIA
    SIKLOTIMIA
    Dokumen18 halaman
    SIKLOTIMIA
    Dhuhita Ghassanizada
    100% (1)
  • Sejarah Octa
    Sejarah Octa
    Dokumen2 halaman
    Sejarah Octa
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat
  • GG Disosiatif
    GG Disosiatif
    Dokumen35 halaman
    GG Disosiatif
    Dhuhita Ghassanizada
    Belum ada peringkat