Anda di halaman 1dari 31

1

PANDUAN

FAILURE MODE AND CAUSE ANALYSIS (FMEA)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

JALAN SYEH NAWAWI AL BANTANI SERANG – BANTEN

TAHUN 2018
2

AMKD (Analisis Modus Kegagalan dan dampak) /

HFMEA (Health Failure Mode and Cause Analysis)

Proses mengurangi risiko di Rumah Sakit dilakukan paling sedikit satu kali
dalam setahun dan dibuat dokumentasinya, dengan menggunakan HFMEA (Health
Failure Mode and Effect Analysis). Proses yang dipilih adalah proses dengan risiko
tinggi.

A. Pengertian
Beberapa definisi HFMEA:
a. Adalah suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan
mengenali model-model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur,
melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan dan
mencari solusi dengan melakukan perubahan disain/prosedur.
b. Adalah metode perbaikan kinerja dgn mengidentifikasi dan mencegah
potensi kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut dirancang untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
c. Adalah proses proaktif, dimana kesalahan dapat dicegah & diprediksi.
Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan dampak buruk.
Kelebihan utama dari HFMEA yaitu membuat pengguna dapat fokus pada
proses merancang ulang proses-proses yang memiliki potensi masalah untuk
mencegah terjadinya kegagalan di kemudian hari.
Langkah – langkah analisis modus kegagalan, dampak dan penyebab :
1. Pilih proses yang beresiko tinggi dan bentuk tim.
2. Gambarkan alur proses.
3. Diskusikan dan prioritaskan modus kegagalan.
4. Brainstorming dampak modus kegagalan.
5. Identifikasi penyebab modus kegagalan.
6. Hitung total NPR ( Nilai Prioritas Risiko )/RPN
7. Disain ulang proses / Re-disain proses.
8. Analisa dan uji proses baru.
9. Implementasi dan monitor proses baru.
3

B. Tahapan FMEA
LANGKAH 1 : Pilih Proses yang berisiko tinggi dan bentuk TIM.
1. Pilih Proses yang berisiko tinggi
Pilih Proses yang akan dianalisa. Proses yang dipilih dapat berupa
proses klinis dan berhubungan langsung dengan perawatan kepada pasien
atau yang tidak berorientasi klinis dan tidak berhubungan langsung
dengan perawatan pasien. Tentukan salah satu Proses / Sub Proses bila
prosesnya kompleks.
a. Proses yang beresiko tinggi meliputi :
1) Proses baru.
Misalnya : staf mengoperasikan alat / instrumen medis yang baru.
2) Proses yang sedang berjalan.
Misalnya : proses pengadaan, penyimpanan & distribusi tabung
gas medis (O2, N2O).
3) Proses klinis.
Misalnya : proses pengambilan darah di laboratorium.
4) Proses non klinis.
Misalnya : mengkomunikasikan hasil laborat ke dokter atau
identifikasi pasien yang beresiko jatuh.
b. Proses yang beresiko tinggi biasanya memiliki satu atau lebih
karakteristik.
1) Variabel individu :
a) Pasien : tingkat keparahan penyakit, keinginan pribadi
pasien, proses pengobatan.
b) Pemberi layanan : tingkat ketrampilan, cara pendekatan
dalam pelaksanaan tugas.
2) Kompleksitas :
a) Proses dalam layanan kedokteran sangat kompleks, terdiri
puluhan langkah. Semakin banyak langkah dalam suatu
proses, semakin tinggi probabilitas terjadinya kesalahan.
b) Teori Donald Berwick bahwa :
(1) Bila proses terdiri dari 1 langkah, kemunginan salah 1%.
(2) Bila proses 25 langkah, kemungkinan salah 22%
(3) Bila proses 100 langkah, kemungkinan salah 63%
3) Tidak standar.
4

Proses dilakukan menurut persepsi pemberi pelayanan


berdasarkan kebiasaan atau prosedur yang sudah ketinggalan
jaman.
Diperlukan : SPO, Protokol atau Clinical Pathways untuk
membatasi pengaruh dari variabel ini.
4) Proses tanpa jeda.
a) Perpindahan satu langkah ke langkah lain dalam waktu
berurutan tanpa jeda sehingga seringkali baru disadari terjadi
penyimpangan pada langkah berikutnya. Misal : NORUM.
b) Keterlambatan dalam suatu langkah akan mengakibatkan
gangguan pada seluruh proses.
c) Kesalahan dalam suatu langkah akan menyebabkan
penyimpangan pada langkah berikut.
d) Kesalahan biasanya terjadi pada perpindahan langkah atau
adanya langkah yang diabaikan. Kesalahan pada satu
langkah akan segera diikuti oleh kesalahan berikutnya,
terutama karena koreksi tidak sempat dilakukan.
5) Proses yang sangat tergantung pada intervensi petugas.
a) Ketergantungan yang tinggi akan intervensi seseorang dalam
proses dapat menimbulkan variasi kesalahan. Misal :
penulisan resep dengan singkatan dapat menimbulkan
Medication error.
b) Sangat tergantung pada pendidikan dan pelatihan yang
memadai sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6) Kultur garis komando ( Hierarchical culture ).
Suatu proses akan menghadapi resiko kegagalan lebih tinggi
dalam unit kerja dengan budaya hirarki dibandingkan dengan unit
kerja yang budayanya berorientasi tim.
Hal ini karena :
a) Staf enggan berkomunikasi dan berkolaborasi satu dengan
yang lain.
b) Perawat enggan bertanya kepada dokter atau petugas farmasi
tentang medikasi, dosis serta elemen perawatan lainnya.
c) Keterbatasan waktu. Yang paling tinggi potensi resikonya.
d) Yang paling “saling berkaitan” dengan proses lain
e) Ketertarikan orang untuk memperbaiki.
5

7) Keterbatasan Waktu
Proses yang memiliki keterbatasan waktu cenderung
meningkatkan resiko kegagalan.
c. Pertimbangkan :
1) Yang paling tinggi potensi resikonya.
2) Yang paling “saling berkaitan” dengan proses lain.
3) Ketertarikan orang untuk memperbaiki.
2. Membentuk tim
a. Komposisi tim
1) Multidisiplin & multi personal
a) Berbagai macam profesi yang terkait dilibatkan menjadi
anggota tim.
b) Beberapa karakter seperti : orang yang memiliki kewenangan
memutuskan, orang yang penting untuk penerapan
perubahan yang mungkin diperlukan, pemimpin yang
memiliki pengetahuan-dipercaya-dihormati, orang dengan
pengetahuan yang sesuai,
2) Jumlahnya tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4-8 orang)
b. Pembagian peran tim
1) Team leader
a) Pemimpin yang memiliki pengetahuan, dipercaya dan
dihormati.
b) Mempunyai kemampuan membuat keputusan.
c) Orang yang memiliki ‘critical thinking’ saat perubahan akan
dilaksanakan.
2) Fasilitator.
a) Fungsi fasilitator bisa dirangkap oleh team leader.
b) Orang yang ditunjuk sebagai fasilitator bukan berasal dari
area yang dianalisis.
c) Memandu tim dalam proses diskusi.
d) Memilah temuan atau masukan yang tidak penting.
e) Memastikan bahwa anggota tim menyelesaikan setiap
langkah dan mendokumentasikan hasil.
f) Mengarahkan tim untuk fokus pada masalah yang sedang
dibicarakan.
g) Anggota tim merasa nyaman dengan adanya fasilitator.
6

3) Expert.
a) Petugas yang menguasai dan ahli dalam bidang yang
dianalisis.
b) Dengan keahliannya diharapkan memberikan masukan
berupa perubahan proses.
4) Perwakilan dari disiplin ilmu terkait.

5) Notulen
a) Bertanggung jawab mencatat dan membagikan notulen.
b) Fungsi notulen bisa dirangkap oleh anggota secara
bergantian. Fungsi notulis dapat menghambat
kemampuannya dalam mengemukakan pendapat, sehingga
perlu bergantian.
c) Membuat dokumentasi.
7

Bentuk TIM
Ketua :
Anggota : 1. ________________________ 2. _________________________
3. ________________________ 4. _________________________
5. ________________________ 6. _________________________
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili ? YA TIDAK
Apakah macam-macam & tingkat pengetahuan yang berbeda,
sudah diwakili didalam Tim tersebut? YA TIDAK
Siapa yang menjadi Notulen?
Tanggal dimulai Tanggal dilengkapi

LANGKAH 2. Membuat alur proses


Pilihlah salah satu diagram / mapping Process
1. Mapping Process juga dikenal sebagai Flowchart, menggambarkan semua
langkah dalam proses.
2. Mapping Process membantu Tim mengidentifikasi masalah yang dapat
diperbaiki.
3. Tool ini sangat mendasar yang sebaiknya digunakan pada langkah awal
karena dapat memberikan pandangan yang jelas tentang proses.
4. Tim sebaiknya memulai dengan Process Map level tinggi (5-12
langkah).Kemudian memilih proses yang mempunyai masalah yang paling
besar.
5. Contoh :
a. Detaile
Process Map paling umum digunakan
8

b. High-Level.
Process Map tercepat, paling sederhana dan detil

c. High--‐low (Top--‐down)
Menambahkan pada kedalaman pada high--‐level Process Map, namun
tanpa mapping yang detil
9

LANGKAH 2A Gambarkan alur proses


Tahapan Proses :
Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Jika proses terlalu kompleks, pilih satu proses atau sub proses untuk ditindak
lanjuti.

1 2 3 4 5 6

Cantumkan beberapa sub proses untuk setiap tahapan proses

Tahapan Tahapan Tahapan Tahapan Tahapan Tahapan


Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses
A._______ A._______ A._______ A._______ A._______ A._______
B._______ B._______ B._______ B._______ B._______ B._______
C._______ C._______ C._______ C._______ C._______ C._______
D._______ D._______ D._______ D._______ D._______ D._______
E._______ E._______ E._______ E._______ E._______ E._______
10

LANGKAH 2B Gambarkan alur sub proses


Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih
A B C D E F

Cantumkan beberapa Sub Proses untuk setiap tahapan proses

Modus Modus Modus Modus Modus


Kegagalan Kegagalan Kegagalan Kegagalan Kegagalan

1. 1. 1. 1. 1.

2. 2. 2. 2. 2.

3. 3. 3. 3. 3.
4. 4. 4. 4. 4.

5. 5. 5. 5. 5.

LANGKAH 3 Diskusikan dan prioritaskan modus kegagalan


Failures mode adalah suatu perilaku yang dapat gagal, dan secara umum
menjelaskan bagaimana suatu kegagalan terjadi dan dampaknya terhadap suatu
proses. E (efek) adalah hasil dari kegagalan tertentu atas kestabilan seluruh atau
sebagian proses. Efek kegagalan adalah konsekuensi dari failure mode pada
operasional, fungsi atau status dari tahapan proses.
Prioritaskan Modus Kegagalan
 Modus kegagalan harus dilakukan prioritas sesuai dengan prioritas
tindakan.
 Jika modus kegagalan menggunakan RPN, mungkin dapat memilih “cut off
point” untuk menentukan prioritas.
o Nilai dibawah cutoff point tidak memerlukan tindakan segera kecuali
tersedia waktu.
o Nilai di atas cutoff point , harus dilakukan eksplorasi.
11

Tabel RPN dan Criticality


No Sub Failure Effect S Potential Cause O D RPN
Proses Mode
1. Print Charge Dampak pada 9 Petugas salah 3 7 189
charge slip & pasien : salah input
slip & etiket obat, salah
etiket berbeda harga, terapi
dg resep irasional
Dampak pada
pengunjung :
-
Dampak pada
staf :
komplain
pasien,
sangsi atasan
Peralatan /
fasilitas : -
Charge Dampak pada Tinta mesin 4 1 36
slip & pasien : salah printer hampir
minum obat habis
12

etiket Dampak pada


buram pengunjung :
-
Dampak pada
staf :
komplain dari
pasien

Target RPN = 150


Maka :
 Dibawah 150 resiko diterima oleh rumah sakit.
 Diatas atau sama dengan 150 maka resiko akan di kontrol atau
dieleminasi dengan rencana tindak lanjut

LANGKAH 4 Brainstorming dampak modus kegagalan
Dalam tahap ke 4, proses harus menggunakan alat bantu berupa :
1. Failure Mode.
 Jenis potensi kegagalan dalam proses untuk memenuhi persyaratan
atau tujuan proses.
 Berasal dari proses yang tidak sempurna.
 Menyebabkan dampak.
 Contoh : tidak berfungsi, fungsi menurun, fungsi menyimpang, jatuh,
salah identifikasi dll.
2. Efek.
 Akibat dari kegagalan, yang mengganggu / merugikan.
 Dirasakan pasien
 Contoh : keterlambatan penanganan, kematian, cacat, kerusakan
jaringan, tidak dapat diperbaiki, melanggar ketentuan, kerugian
finansial.

Contoh diagram 1 proses


No Sub Proses Failure Mode Effect
1. Print charge slip Charge slip & Dampak pada pasien :
& etiket etiket berbeda dg salah obat, salah harga,
resep terapi irasional
13

Dampak pada pengunjung :


-
Dampak pada staf :
komplain pasien, sangsi
atasan
Peralatan / fasilitas : -
Charge slip & Dampak pada pasien :
etiket buram salah minum obat
Dampak pada pengunjung :
-
Dampak pada staf :
komplain dari pasien

LANGKAH 5 Identifikasi penyebab modus kegagalan


 Dalam konteks FMEA : RCA digunakan untuk menganalisa kemungkinan
salah dalam Proses dan sistem.
 Desainnya adalah Kegagalan dimasa datang bisa dicegah. Kalaupun tidak
dapat dicegah, pasien harus di proteksi terhadap dampak kegagalan tsb
atau Dampak di mitigasi. Alat bantu yang bisa digunakan untuk analisa
akar penyebab :
1. Brainstorming.
Analisa akar penyebab : jika diinginkan ide / solusi yang tidak terbatas
untuk menemukan akar masalah dari semua pihak dalam proses
perbaikan.
Tujuan : untuk menghasilkan beberapa ide-ide dalam waktu minimum
melalui proses kreatif dalam kelompok.
2. Cause & Effect Diagram.
Analisa akar penyebab : ketika masalah memiliki beberapa penyebab.
Tujuannya : untuk menampilkan gambaran yang jelas dari beberapa
hubungan sebab akibat antara hasil dan faktor yang mempengaruhi.
Menggunakan 5 faktor yaitu = 5 M + 1 E
1 Tulang mencakup “Why” sebanyak 5 kali.
14

LANGKAH 6 Hitung total NPR (Nilai Prioritas Risiko) / RPN (RISK


PRIORITY NUMBERS)
RPN merupakan cara untuk menghitung critically dan disebut juga sebagai
Critically index, yang berdasarkan tingkat keparahan, tingkat kejadian dan nilai
kemudahan dideteksi.

RPN = Severity x occurance x detectability

Tujuan menyusun prioritas adalah mengidentifikasi failure mode yang


paling butuh dianalisis untuk meningkatkan proses dan mengurangi risiko
mencelakai pasien..
 Modus kegagalan dengan nilai RPN yang tinggi, otomatis menjadi perhatian
untuk diatasi / menjadi PRIORITAS.
 Memilih skala peringkat :
 JCI tidak secara spesifik menentukan “skala” mana yang harus
digunakan dalam menilai modus kegagalan.
 Skala yang dapat dipilih adalah skala 1-10 dan skala 1-5
A. Severity
- Yaitu efek pada pelanggan.
- Nilai 10 adalah ekstrem (komplain) dan nilai adalah pelanggan tidak
nyaman.
- Contoh skala 1-10
15

TINGKAT KEPARAHAN (SEVERITY)


RATIN
DESKRIPSI DEFINISI
G
1 Dampak minor atau Tidak akan disadari oleh orang yang
tidak ada mengalami dan tidak mempengaruhi proses
2
3 Dapat mempengaruhi orang yang
mengalami dan akan sedikit berpengaruh
pada proses.
4
5 Dampak moderat Dapat berpengaruh pada orang yang
mengalami & menyebabkan dampak serius
pada proses.
6 Cedera ringan Akan berpengaruh pada orang dan
menyebabkan dampak serius pada proses.
7
8 Cedera berat Akan mengakibatkan cedera serius pada
orang & menyebabkan dampak serius pada
proses.
9
10 Bencana, cacat seumur Sangat berbahaya : kegagalan akan
hidup / meninggal menyebabkan kematian pada orang yang
dilayani & menyebabkan dampak serius
pada proses.
16
17

Contoh Skala 1-5

1 2 3 4 5
INSIGNIFICANT MINOR MODERATE MAYOR CATASTROPH

Tidak ada cidera Dapat diatasi Berkurangnya Cidera luas . Kematian


dengan fungsi
CIDERA motorik/sensorik Kehilangan
pertolongan
PASIEN pertama fungsi permanen.
Setiap kasus yang
memperpanjang
perawatan

Terhenti lebih dari Terhenti lebih dari Terhenti lebih dari Terhenti lebih dari Terhenti perma
1 jam 8 jam 1 hari 1 minggu
PELAYANAN
OPERASIONAL
Kerugian kecil Kerugian lebih dari Kerugian lebih dari Kerugian lebih Kerugian lebih
0,1% anggaran 0,25% anggaran dari 0,5% 1 % anggaran
BIAYA/ anggaran
KEUANGAN
18

Rumor - Media lokal - Media Lokal. - Media - Media Nas


Nasional
PUBLIKASI - Waktu - Waktu lama - Lebih dari
singkat. - Kurang dari 3 hari
3 hari

Rumor Dampak kecil Dampak Dampak serius Menjadi


tehadap moril bermakna tehadap tehadap moril masalah berat
REPUTASI moril karyawan bagi RS
karyawan dan karyawan dan
kepercayaan dan kepercayaan
masyarakat kepercayaan masyarakat
masyarakat
PENGUNJUNG -Tidak ada cedera -Cedera ringan -Cedera -Kematian
-Tidak ada -Ada luas/berat -Terjadi pada >
penanganaN penanganan -Perlu dirawat orang
-Terjadi pada 1-2 ringan lebih lama pengunjung
orang pengunjung -Terjadi pada 2- -Terjadi pada 4-6
4 pengunjung orang
pengunjung
STAF Tidak ada cedera -Cedera ringan -Cedera -Kematian
-Tidak ada -Ada luas/berat -Perawatan ada
penanganan penanganan -Perlu dirawat >6 orang
-Terjadi pada 1-2 ringan/tindakan -Kehilangan pengunjung
orang pengunjung -Kehilangan waktu/kecelakaan
waktu/ kec kerja pada 4-6
kerja :2-4 staf staf
19

B. Occurance
- Contoh skala 1-10
TINGKAT PROBABILITAS O = Occurence (Keseringan)
NO DESKRIPSI KEMUNGKINAN DEFINISI
1 Sangat jarang & 1 dalam 10.000 Tidak ada / sedikit diketahui
hampir tidak terjadinya, sangat tidak mungkin
ada kondisi akan pernah terjadi
2
3 Kemungkinan 1 dalam 5.000 Mungkin, tapi tidak diketahui
rendah datanya, kondisi terjadi dalam
kasus terisolasi, tetapi
kemungkinannya rendah
4
5 Kemungkinan 1 dalam 200 Didokumentasikan, tetapi jarang,
moderat kondisi tersebut memiliki
kemungkinan cukup besar terjadi
6
7 Kemungkinan 1 dalam 100 Didokumentasikan & sering,
tinggi kondisi tersebut terjadi sangat
teratur dan / selama jangka waktu
yang wajar.
8

9 Yakin terjadi 1 dalam 20 Didokumentasikan, hampir pasti,


kondisi tersebut pasti akan terjadi
selama periode panjang yang
spesifik untuk langkah /
hubungan tertentu
10 Selalu terjadi 1 dalam 10
20

Contoh Skala 1-5

Tingkat Deskripsi Frekuensi


risiko

1 Sangat jarang terjadi Dapat terjadi (> 5


tahun sekali)

2 Jarang terjadi Dapat terjadi ( > 2-


5 tahun sekali)

3 Mungkin terjadi Dapat terjadi (1-2


tahun sekali)

4 Sering terjadi Dapat terjadi


(beberapa kali
dalam 1 tahun)
5 Sangat sering terjadi Dapat terjadi (tiap
hari / tiap minggu /
tiap bulan)
21

C. Detection
 Menggunakan skala 1-10
TINGKAT D= DETECTABLE (TERDETEKSI)

1 Pasti terdeteksi 10 dari Hampir selalu terdeteksi dengan


10 segera
2
3 Kemungkinan 7 dari 10 Mungkin terdeteksi
rendah
4
5 Kemungkinan 5 dari 10 Kemungkinan sedang terdeteksi
moderat
6
7 Kemungkinan tinggi 2 dari 10 Tidak akan terdeteksi dengan mudah
8
9 Hampir pasti tidak 0 dari 10 Tidak mungkin terdeteksi tanpa
terdeteksi upaya serius
10 Tidak ada upaya Tidak ada mekanisme deteksi atau
deteksi proses baru

LANGKAH 7 Disain ulang proses / Re-disain proses


Merancang ulang sebuah proses dan sistem pendukungnya adalah langkah
yang paling penting. Tujuannya adalah untuk menghindari cidera yang mungkin
terjadi.
Hal yg perlu dilakukan adalah :
a) Lakukan studi literatur untuk mengumpulkan informasi dari literatur
ilmiah.
b) Belajar dari rumah sakit lain dalam mengatasi masalah untuk problem yang
sama.
c) Berkomitmen untuk mencapai berubahan baru dalam cara pandang baru.
Strategi Redesain :
1) Desain atau desain ulang proses untuk eleminasi peluang terjadinya
kegagalan (mencegah terjadinya kegagalan).
22

2) Mencegah kegagalan sampai ke pasien dg meningkatkan deteksi kegagalan.


3) Fokus pada mitigasi dampak kesalahan yang sampai ke pasie

LANGKAH 7 Analisa dan uji proses yang baru


Sangat penting tim untuk menganalisa dan menguji coba terlebih dahulu
sebelum menerapkan secara penuh serta mengevaluasi efek dari subproses-
subproses yang baru dalam proses yang lebih besar sebelum menerapkan
perubahan.
1. Panduan Analisis.
a. Bagaimana proses baru tersebut dapat diterapkan.
b. Kapan proses yg baru akan diterapkan
c. Siapa yang akan bertindak & bertanggung jawab.
d. Dimana proses baru tersebut akan diterapkan.
2. Panduan Pengujian.
a. Pengujian diatas kertas.
b. Simulasi
c. Uji coba terbatas.
3. Pengumpulan Data.
a. Tinjauan terhadap catatan hasil pengujian,
b. Survei sebelum dan sesudah perubahan.
c. Sistem pelaporan.
d. Pengamatan di lapangan
e. Diskusi kelompok terfokus (FGD).
f. Kehadiran pada program pendidikan.
g. Evaluasi kompetensi.

LANGKAH 8 Implementasi dan monitor proses baru.


A. Strategi perubahan.
 Buat ‘sense of urgency’
 Bentuk tim pemandu.
 Buat visi dan strategi
 Komunikasikan visi yang berubah.
B. Strategi pemantauan.
 Dokumentasikan seluruh hasil proses yang baru, masukkan ke dalam
prosedur (sehingga menjadi standar baru).
23

 Berikan training dan sosialisasi menyeluruh.


 Jaga kestabilan proses selama beberapa waktu untuk memastikan
kekonsistenannya.

Contoh Tabel Implementasi dan Pemantauan :


Hasil Kegiatan
PIC Dateline
Tindakan yg diambil (penanggung (Batas S O D RPN
jawab) waktu)
Obat dg nama yg Michael 15 April 10 3 3 90
sama namun
berbeda sediaannya
, diletakkan
terpisah ( di rak yg
berbeda)

Tindakan dan pengukuran outcome


1) Tentukan apakah potensial penyebab modus kegagalan akan di :
 Kontrol.
 Eliminasi.
 Terima.
2) Jelaskan tindakan untuk setiap potensial modus kegagalan yang akan
dieliminasi atau dikontrol.
3) Identifikasi ukuran outcome yang digunakan untuk analisa dan uji re-
desain proses.
4) Identifikasi penanggung jawab dan deadline / target waktu untuk
melaksanakan tindakan tersebut.
5) Tentukan apakah perlu dukungan direktur atau tidak untuk menjalankan
proses baru tersebut.
6) Lakukan pengukuran S, O dan D kembali setelah tindak lanjut dilakukan.
7) Hitung kembali nilai RPN baru.
8) Jika nilai RPN sudah mencapai target maka cari kembali nilai RPN yang
masih diatas target.
24
25
26

2
27

3
LANGKAH 3B GAMBARKAN ALUR SUB PROSES
Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih

A B C D E F

Cantumkan beberapa Sub Proses untuk setiap tahapan proses

Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan

1. __________ 1. __________ 1. __________ 1. ___________ 1. ___________ 1. ___________

2. __________ 2. __________ 2. __________ 2. ____________ 2. ___________ 2. ___________

3. __________ 3. __________ 3. __________ 3. ____________ 3. ___________ 3. ___________

4. __________ 4. __________ 4. __________ 4. ____________ 4. ___________ 4. ___________

5. __________ 5. __________ 5. __________ 5. ____________ 5. ___________ 5. ___________

HFMEA : Healthcare Failure Mode Effect and Analysis


28

Langkah 4. Hitung skala prioritas kegagalan dengan tabel RPN dan Criticality
No Sub Failure Effect S Potential O D RPN
Proses Mode Cause
Dampak
pada pasien :
Dampak
pada
pengunjung :
Dampak
pada staf :
Peralatan /
fasilitas : -
Dampak
pada pasien :
Dampak
pada
pengunjung :
Dampak
pada staf :
29

Langkah 5. Tabel implementasi dan pemantauan.


Hasil Kegiatan
PIC Dateline
Tindakan yg diambil (penanggung (Batas S O D RPN
jawab) waktu)

1) Pengorganisasian tim kerja.


2) Mekanisme kerja yaitu langkah-langkah dalam proses AMKD / FMEA.
3) Prosedur yang dilaksanakan, mengunakan :
 SPO Pelayanan / Peralatan Medis yang diperlukan.
 SPO Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD).
 Surat Keputusan penetapan orang-orang yang terlibat.
 Surat tugas petugas yang terlibat tim.
4) Laporan AMKD yang telah dibuat untuk satu analisis.
5) Salinan Kebijakan Direktur terkait tindak lanjut yang diusulkan oleh tim.
30
31

Anda mungkin juga menyukai