BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pelayanan maka rumah sakit harus selalu meningkatkan mutu
pelayanan umum maupun pelayanan medic melalui upaya Akreditasi, Sertifikasi
ataupun upaya peningkatan mutu yang sudah ditentukan reguasi nya .
Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan seperti:
pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang medik yang diberikan kepada pasien
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Penyelenggaraan pelayanan rumah sakit ditentukan oleh tiga komponen utama yaitu:
jenis pelayanan keperawatan yang diberikan, sumber daya perawat sebagai pemberian
pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola pemberi pelayanan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan di rumah sakit dan
merupakan komponen yang menetukan kualitas baik buruknya pelayanan suatu rumah
sakit.
Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu (body
of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat professional dan memiliki kode
etika profesi.
Pedoman Pelayanan Keperawatan tahun 2019 1
Jenis pelayanan keperawatan di rumah sakit terdiri dari pelayanan keperawatan umum
atau dasar serta pelayanan spesialis atau lanjut. Untuk penyelenggaraannya diperlukan
standar pelayanan, pendekatan proses keperawatan serta indikator mutu pelayanan
sebagai tolak ukur keberhasilannya.
Sumber daya manusia perawat di rumah sakit merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar (jumlahnya antara 50 – 60 %), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan
shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui
hubungan professional pasien – perawat (nurse – client relationship). Perawat
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya.
Diperlukan sumber daya manusia perawat yang kompeten, mampu berfikir kritis,
selalu berkembang serta memiliki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat
diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dipimpin oleh seorang perawat teregistrasi dan
mempunyai kompetensi dan kualifikasi manajer keperawatan. Manajer/ Kepala
bidang keperawatan/ Direktur Keperawatan mempunyai kewenangan dan
bertanggungjawab terhadap terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas di
rumah sakit. Setiap unit pelayanan keperawatan dipimpin oleh kepala ruangan yang
bertanggungjawab terhadap manajemen asuhan pasien mulai masuk sampai pulang.
Jumlah dan jenis tenaga keperawatan disesuaikan dengan standar ketenagaan dan
fungsi rumah sakit. Setiap perawat harus mempunyai SIP (Surat Izin Perawat) dan
SIK (Surat Izin Kerja).
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Sebagai acuan bagi praktisi Keperawatan dalam menyelenggarakan pelayanan
keperawatan serta meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan meningkatkan
profesionalisme perawat untuk mencapai Visi dan Misi RS St. Elisabeth Bekasi
Tujuan Khusus :
A. Kualifikasi SDM
Sumber Daya Manusia tenaga keperawatan merupakan sumber daya yang utama
dalam pelayanan di Rumah Sakit, baik secara kwantitas maupun kualitas akan sangat
berpengaruh pada mutu pelayanan.
Oleh karena itu usaha menentukan dalam jumlah yang tepat serta kompeten dalam
bidangnya, sangat diperlukan guna menunjang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan,
sekaligus juga dalam perencanaan yang tepat dan sesuai standar, akan menghemat
anggaran tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang kita berikan.
Kualifikasi
No Nama Jabatan
Pendidikan Sertifikat/ Pelatihan
1 Ka. Instalasi Rawat S1/ D3 Keperawatan - Pelatihan Manajemen Bangsal
Inap Keperawatan (40 jam)
3. Kualifikasi SDM (Perawat Ranap dan Rajal) dibawah Direktorat Medik dan
Penunjang Medik
Kualifikasi
No Nama Jabatan
Pendidikan Sertifikat / Pelatihan
1 Wakil Ka. Instalasi : S.Kep,Ners/D3 - Pelatihan Manaj. Bruang
- RAJAL/ PU Keperawatan Keperawatan (40 jam)
- IGD - Tambahan unit khusus :
- Intensif dewasa - ICU : pelatihan ICU
(ICU &Perina) - Perina: pelatihan resusi-tasi
- IBS Neonatus & PONEK
- HD :.kursus keperawatan
intensif ginjal
- IGD : pelatihan BTCLS
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga merupakan bagian dari pengorganisasian asuhan keperawatan di
ruangan dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
1) Anggota TIM :
a) Sebagai pelaksana asuhan keperawatan .
b) Menerima tugas yang diberikan Ketua Tim dan bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaannya.
c) Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan harus diinformasikan
kepada Ketua Tim dan didokumentasikan dengan benar.
d) Uraian tugas dan wewenang dijabarkan dalam UTW struktur
organisasi Direktur Keperawatan.
Kualifikasi :
- Pendidikan minimal D3 keperawatan pengalaman > 7 tahun dan
berkompetensi minimal Praktek Klinik III.
3. Peraturan Tata Tertib Dinas Jaga sesuai jadwal dan yang berhalangan hadir
a. Kepala ruangan membuat jurnal tenaga keperawatan yang dinas jaga dengan
memperhatikan peraturan penyusunan dinas jaga, jumlah pasien yang dirawat
dan tingkat ketergantungan pasien dalam pelayanan keperawatan.
b. Apabila ada tenaga keperawatan berhalangan hadir karena sakit atau keperluan
mendadak, yang bersangkutan harus memberikan informasi kepada Kepala
Ruang, 8 jam sebelum jam kerja sesuai jadwal dinas yang sudah ditentukan.
c. Kepala ruang akan menunjuk tenaga keperawatan pengganti sesuai kompetensi
tenaga keperawatan yang berhalangan hadir.
d. Apabila Kepala Ruang berhalangan hadir harus mendelegasikan tugas,
wewenang dan tanggung jawab kepada Kepala Ruang atau yang mewakili
secara tertulis dengan format yang ditentukan.
e. Yang mewakili harus menginformasikan kepada Direktur Keperawatan/ staff,
bila banyak kegiatan/ sibuk dengan pasien klasifikasi berat dan perlu
pengawasan ketat.
f. Dalam situasi tertentu di ruangan yang membutuhkan penanganan khusus, maka
tenaga keperawatan juga memberitahukan kepada case manajer di ruang rawat
inap yang dinas pada saat itu agar segera ditindak lanjuti dan dilaporkan ke
Direktur Keperawatan.
E. Ketenagaan Keperawatan
Berdasarkan Undang-undang Keperawatan no. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
disebutkan bahwa yang di maksud dengan Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi Keperawatan.
b. Seleksi Keperawatan
1) Pengertian
Seleksi merupakan kegiatan untuk memilih calon tenaga keperawatan yang
tepat dan mengeliminasi pelamar yang dianggap kurang tepat untuk
diterima dalam suatu pekerjaan di rumah sakit.
Pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih
menjamin bahwa mereka yang diterima adalah yang dianggap paling tepat,
baik dengan kriteria yang telah ditetapkan ataupun jumlah yang dibutuhkan.
2) Metode Seleksi
Seleksi tenaga keperawatan di rumah sakit dilakukan secara sistematis yang
meliputi :
a) Seleksi dokumen
Pada seleksi dokumen, staf SDM melakukan seleksi persyaratan sesuai
dengan kriteria tersebut diatas.
b) Test tertulis terkait Keperawatan
c) Psiko test
Psiko test dilakukan oleh psikolog yang ditetapkan berdasarkan surat
keputusan direktur rumah sakit. Psiko test yang dilakukan pada
umumnya mencakup penilaian yang meliputi :
i. Kecerdasan : Intelegensi umum, logika
ii. Sikap kerja : Kecepatan dan ketelitian, ketekunan
iii. Kepribadian : Stabilitas emosi, kerjasama, kepercayaan diri.
d) Test wawancara dilakukan oleh tim seleksi perawat dari sub komite
kredensial keperawatan yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan
direktur rumah sakit. Adapun kriteria/ aspek yang dinilai pada saat
wawancara calon tenaga keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
c. Orientasi
Setelah proses seleksi, para calon tenaga keperawatan yang memenuhi kriteria
diterima menjadi staf tenaga keperawatan. Program dilanjutkan dengan
program orientasi. Program orientasi bagi tenaga keperawatan baru tersebut
diberikan melalui program pembimbingan sehingga pengembangan dapat
tercapai secara professional.
2. Penempatan Staf
Penempatan staf disesuaikan dengan rencana kebutuhan satuan unit pelayanan
keperawatan dihubungkan dengan kompetensi dan peminatan dari tenaga yang
telah melalui proses kredensial. Penempatan staf berpedoman pada pola jenjang
karier perawat.
3. Pengembangan Staf
Pengembangan staf keperawatan merupakan salah satu program yang penting
untuk mendukung pengembangan pelayanan keperawatan guna me-wujudkan
masyarakat sehat yang mandiri. Pengembangan tenaga keperawatan diarahkan
untuk menciptakan tenaga keperawatan yang professional dan kompeten dalam
bidang keahliannya sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan/ kebidanan, pengembangan staf berpedoman pada pola jenjang karier
perawat dalam bentuk pendidikan formal maupun informal.
Setiap unit pelayanan mempunyai standar fasilitas yang digunakan. Standar fasilitas
ini digunakan untuk mengajukan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan melalui
alur permintaan barang, sehingga peralatan yang tersedia dan permintaan dapat
terkontrol dan benar – benar dapat digunakan sebagai mana semestinya sesuai dengan
jumlah anggaran yang telah ditetapkan dari Rumah Sakit. Standar Fasilitas sesuai
dengan standard dan ketentuan di masing-masing unit pelayanan.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelayanan keperawatan pasien rawat jalan, pasien gawat darurat dan pasien rawat inap
adalah pelayanan yang komprehensif, yang dilaksanakan melalui pendekatan Tim
Multidisiplin yang terdiri dokter umum, dokter spesialis atau sub spesialis dan dibantu
oleh perawat, bidan yang bekerja secara interdisiplin dengan focus pelayanan
mengutamakan pada pasien yang membutuhkan pengobatan, Asuhan keperawatan,
1. Pasien datang ke rumah sakit dapat disebabkan karena beberapa alasan yaitu :
a. Dikirim oleh/ Rujukan rumah sakit lain, Puskesmas atau jenis pelayanan
kesehatan lain
b. Dikirim oleh/ rujukan praktek dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan
lain di luar rumah sakit
c. Datang atas kemauan sendiri
2. Berdasarkan kecepatan pelayanan kesehatan, pasien datang ke rumah sakit dapat
dibedakan :
a. Pasien yang dapat menunggu yaitu pasien berobat jalan dengan perjanjian
dan pasien yang tidak dalam keadaan darurat
b. Pasien yang datang perlu pertolongan segera (Pasien gawat darurat)
3. Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien Poliklinik/ berobat
jalan dan pasien rawat inap.
4. Berdasarkan jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
a. Pasien baru, yaitu : pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit
untuk keperluan berobat dan akan menerima nomor rekam medis
b. Pasien lama adalah : pasien yang pernah datang sebelumnya untuk
keperluan berobat dan akan mempergunakan nomor rekam medis I.
B. Pelayanan Keperawatan
Tata cara pengelolaan pelayanan keperawatan pasien :
1. Pasien rawat jalan (Poli Spesialis, Poli Umum)
Pelayanan keperawatan terhadap pasien rawat jalan meliputi
a. Melakukan asesmen pasien : Anamnesa, pemeriksaan TTV, Skrining Nyeri,
Skrining Nutrisi dan Skrining Risiko Jatuh
b. Melakukan pendokumentasian pada format yang telah tersedia
c. Menuliskan no RM pasien untuk pelaporan ke rekam medis.
d. Melakukan tindakan sesuai advis dokter
e. Untuk pasien di Poli Umum yang harus masuk rawat inap perawat
merumuskan masalah keperawatan yang ditemukan dan
mendokumentasikan, merencanakan dan implementasi keperawatan atau
kolaborasi dan melakukan evaluasi
f. Melakukan Informed Consent terhadap tindakan yang dilakukan (misalnya
pasang Katheter)
g. Melakukan edukasi
h. Melakukan komunikasi dengan unit TPP (Tempat Penerimaan Pasien) dan
unit rawat inap
i. Melakukan Transfer pasien baik internal maupun eksternal
C. Asesmen Pasien
Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan Metode IAR, yaitu :
1. Menginformasikan dari data keadaan Fisik, Psikologis, Sosial, Kultural,
Spiritual dan riwayat kesehatan pasien (Informasi dikumpulkan)
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil Laboratorium dan Radiologie untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien (Analisis data dan
Informasi)
D. Asuhan Pasien
1. Asuhan pasien dilakukan oleh PPA dan Staf klinis yang kompeten dan
berwenang
2. Asuhan pasien dapat berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif atau rehabilitatif
termasuk anastesi, tindakan bedah, pengobatan, terapi suportif atau kombinasinya
yang berdasarkan hasil asesmen dan asesmen ulang pasien.
5. Pelayanan dan asuhan berfocus pada pasien diterapkan dalam bentuk pelayanan
dan asuhan pasien terintegrasi yang bersifat integrasi horisontal dan vertikal
6. Pelayanan/ asuhan terintegrasi horisontal melibathan kontribusi PPA yang sama
pentingnya/ sederajat.
7. Pelayanan/ asuhan terintegrasi Vertikal merupakan pelayanan berjenjang melalui
berbagai pelayanan sampai ke tingkat pelayanan yang berbeda.
8. MPP berperan dalam mengintegrasikan pelayanan dan asuhan melalui
komunikasi dengan para PPA
E. Hak Pasien
Pada pelaksanaan asuhan pasien staf klinis harus memperhatikan hak pasien :
1. Pemberian asuhan pasien harus dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai
– nilai pribadi pasien.
2. Sesuai kebutuhan pasien dapat dilayani permintaan kompleks terkait dukungan
agama atau bimbingan kerohanian.
F. Penundaan Pelayanan
1. Bila terjadi penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan atau rawat inap
harus di informasikan kepada pasien
2. Hal – hal yang harus disampaikan meliputi :
a. Alasan penundaan
b. Lama penundaan
c. Alternatif yang tersedia sesuai klinis pasien
3. Semua penjelasan yang disampaikan dicatat dalam Rekam Medis pasien.
Pengertian Logistik
Logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen
logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan
dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat. (Subagya: 1994),
Maks. Senin
Penyimpanan di unit
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Tujuan :
1. Umum:
Pengaturan Keselamatan Pasien ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan melalui penerapan managemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan
yang disediakan oleh Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit St Elisabeth.
2. Khusus:
a. Mencegah terjadinya Insiden Keselamatan Pasien di RS St Elisabeth.
b. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di RS St Elisabeth.
c. Terwujudnya Sistem Keselamatan Pasien yang kokoh dan mampu dilaksanakan
di RS St Elisabeth
d. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit St. Elisabeth Bekasi.
Pelaksanaan yang di lakukan di unit – unit atau bangsal rawat inap adalah :
a. Melengkapi dan memberikan pengaman semua tempat tidur yang digunakan
pasien.
b. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai resiko jatuh saat serah terima
pasien
c. Sebelum pasien dipindahkan kemeja operasi pastikan bed pasien /meja operasi
terkunci dan posisikan bed pasien/meja operasi dalam keadaan horizontal.
d. Untuk pasien yang tidak bisa mobilisasi proses pemindahan dibantu dengan
mengunakan transfer bed dan pastikan bed pasien serta meja opasi dalam
keadaan terkunci.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadap karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan
pekerjaan yang terorganisir dengan baik, dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat
kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba – tiba
dan tidak direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan maupun
dapat melukai petugas.
Pengertian :
Keselamatan Kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas
ataupun kelalaian dan kesengajaan.
Tujuan :
Menurut undang – undang Keselamatan Kerja tahun 1970, syarat – syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya dengan tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara
dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/ psikis,
keracunan, infeksi, dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
10. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara, dan
proses kerjanya.
Manfaat :
1. Bagi Rumah Sakit :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
A. Pengertian
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
memegang peranan penting dalam menentukan mutu pelayanan rumah sakit, tulang
punggung dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan karena pelayanan
keperawatan diberikan secara berkesinambungan selama 24 jam dan berada dalam
berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut keperawatan
mempunyai kontribusi yang cukup besar untuk mewujudkan terlaksananya program-
program yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Pada tahun 2019 telah menyepakati, Mutu Rawat Inap yang hendak dicapai
ada 5 Indikator, yaitu:
1. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat jatuh
2. Kepatuhan jam visite dokter spesialis
3. Kejadian pulang APS
4. Angka perawatan ulang
5. Kepatuhan identifikasi pasien
Pedoman ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu pedoman pelayanan keperawatan
ini akan dievaluasi kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan
strandar akreditasi baik Akreditasi Nasional 2012 maupun standar Internasional.
PENUTUP ………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Pedoman ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit St. Elisabeth Bekasi.
Dalam Pedoman Keperawatan ini diuraikan tentang alur pelayanan, ketenagaan, fasilitas,
dan hal – hal yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan pasien Rumah Sakit St.
Elisabeth Bekasi.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan
Keperawatan Rumah Sakit St. Elisabeth Bekasi.
Penyusun
RUANG LINGKUP