MODUL IV
UJI SANITASI LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : WULANDARI
STAMBUK : G 401 18 047
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NURVITA
OKTOBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen
(N2) 23%, Oksigen (O2) 21% dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu,
kapang, bakteri, khamir virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan medium yang
baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba
disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan
debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus
subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988).
Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu, dalam tetes-tetes cairan
berukuran besar dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti tetesan yang
terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang
memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa
kilometer. Sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat
bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi.
Nasib akhir mikroorganisme asal udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan
disekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembapan, cahaya matahari dan
suhu, ukuran partikel yang membawa mikroorganisme (Pelczar, 1988).
Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing kedalam makanan yang
tidak dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi dikelompokkan menjadi 4 macam
yaitu pencemaran mikroba seperti bakteri, jamur, cendawan, pencemaran fisik
seperti rambut, debu, tanah, serangga dan kotoran lainnya, pencemaran kimia
seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, serta pencemaran radioaktif seperti
radiasi, sinar alfa, sinar gamma dan sebagainya (Depkes, 2004).
Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Udara
tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan
sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya
dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran
pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan seabagainya.
Mikroba yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya
debu, atau terdapat dalam droplet air (Weslie, 2008).
Mikroba yang sering terdapat pada kulit, misalnya bakteri pembentuk spora dan
stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitiaan
menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan 10 sampai lebih dari sepuluh
organisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan
disekitarnya (Weslie, 2008).
Sanitasi yang dilakukan terhadap wadah dan alat meliputi pencucian untuk
menghilangkan kotoran dan sisa-sisa bahan, diikuti dengan perlakuan sanitasi
dengan menggunakan germisidal. Dalam pencucian menggunakan air, biasanya
menggunakan deterjen untuk membantu proses pembersihan. Penggunaan
deterjen mempunyai beberapa keuntungan karena deteren dapat melunakkan air,
mengemulsikan lemak, melarutkan mineral dan komponen larut lainnya sebanyak
mungkin. Deterjen yang digunakan untuk memcuci wadah dan alat pengolahan
tidak boleh korosif dan mudah dicuci dari permukaan (Weslie, 2008).
Proses sanitasi wadah dan alat ditujukan untuk membunuh sebagian besar atau
semua mikroorganisme yang terdapat pada bagian permukaan. Sanitizer yang
sering digunakan misalnya air panas, uap panas, halogen (khlorin atau iodine)
turunan halogen dan komponen ammonium quaternair (Weslie, 2008).
Faktor-faktor yang menguasai kehidupan bakteri yaitu suhu salah satu faktor
penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba dapat tumbuh pada kisaran
suhu yang luas. Terkait dengan pertumbuhan dikenal suhu minimum, maksimum,
dan optimum. Suhu minimum adalah suhu yang paling rendah dimana kegiatan
masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk kehidupan
jasad. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat
menumbuhkan mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang paling rendah
(Hidayat, 2006).
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang
digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.
Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga
agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur
dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah
mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti
industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA
untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka, karena fungsinya
yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan
oleh pembudidayaan jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan
pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidayaan mengatur kondisi pH yang
rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk
menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 pukul 08.00
WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Biologi Sel dan Molekul
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.
Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah cawan petri, gelas kimia,
incubator, bunsen,dan laminar flaw. Adapun bahan yang digunakan adalah
air, plastik tahan panas, alkohol dan media NA ( Natrium Agar) dan PDA
(Potato Dextro Agar).
Pada pratikum ini kami melakukan teknik isolasi mikroba pada medium PDA
(Potato Dextro Agar) dan NA (Natrium Agar) dengan menggunakan lima
macam metode yaitu pertama dengan teknik uji kontaminasi air dengan
diawali dengan menambahkan 1 ml air kedalam gelas kimia yang berisi 9 ml
aquades lalu dihomogenkan, kemudian dilakukan pengenceran yaitu proses
pencampuran zat pelarut pada suatu zat yang berkonsentrasi tinggi guna
menurunkan kosentrasi dan diperoleh volume akhir yang lebih besar dengan
mengguanakan aquades hingga 10-3 diambil 0,1 ml untuk Surface Spread
Plate pada medium cawan petri PDA (Potato Dextro Agar) dan NA (Natrium
Agar) kemudian setelah pengenceran dilakukan inkubasi yaitu menumbuhkan
mikroba tersebut menggunakan incubator dengan suhu 30ºC selama 1 sampai
2 hari, pada hari pertama terlihat pada medium NA pertumbuhan mikroba
yang terlihat jelas yaitu bulat berwarna putih yang dapat dibedakan baiakan
murninya sedangkan pada medium PDA terlihat pertumbuhan mikroba
berwarna putih acakan. Kedua dengan teknik udara dengan menyiapkan
cawan petri yang berisi medium NA dan PDA sebanyak 20 ml lalu biarkan
terbuka selama 5 menit, tutup kembali dan diinkubasi dengan posisi cawan
petri terbalik dengan suhu dengan suhu 30ºC selama 1 sampai 2 hari, pada
hari pertama terlihat juga terlihat pertumbuhan mikroba yang berkoloni
dengan bentuk bulat berwarna putih. Ketiga teknik kebersihan tangan yaitu
dengan cara menyiapkan cawan petri yang kosong lalu menyentuhkan tangan
pada cawan petri tersebut setelah itu tuangkan media NA dan PDA pada
kedua waban tersebut kemudian diinkubasi dengan posisi cawan petri terbalik
dengan suhu 30ºC selama 1 sampai 2 hari, pada hari pertama terlihat
berwarna putih yang berbentuk acakan hal ini tidak dapat dibedakan biakan
murni dari medium tersebut. Pada teknik keempat yaitu uji kontamiansi tanah
dengan cara memasukan tanah sebanyak 1 gram kedalam gelas kimia yang
berisi aquades kemudian dihomogenkan lalu dilakukan pengenceran dengan
menggunakan aquades sebanyak 10-3 lalu diambil 0,1 ml untuk Surface
Spread Plate pada medium cawan petri NA dan PDA sebanyak 20 ml
kemudian diinkubasi dengan posisi cawan petri terbalik dengan suhu yang
sama sebelumnya, pada hari pertama terlihat pertumbuhan mikroba yang
spreader berwarna putih acakan yang tidak dapat dibedakan baiakan
murninya hal ini kemungkinan disebakan karna salahnya posisi cawan petri
pada saat menginkubasi. Pada teknik kelima ujian kebersihan badan yaitu
meletakan rambut pada cawan petri yang berisi masing-masing NA dan PDA
sebanyak 20 ml kemudian diinkubasi seperti sebelumnya dengan posisi
terbalik pada suhu 30ºC selama 1 sampai 2 hari, pada hari pertama terlihat
pertumbuhan mikroba yang speader pada medium NA dan PDA berbentuk
bulat acakan berwarna putih.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pratikum ini adalah pada teknik uji kontaminasi udara
terlihat .
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebaiknya dalam lab
pratikan tenang dan serius dalam melakukan pengamatan untuk menghasilkan
pengamatan yang lancer ataupun berhasil dan pratikan dapat paham.
DAFTAR PUSTAKA
NAMA : WULANDARI
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NURVITA
2.
3.
4.