Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini
adalah salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari
800 juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di
setiap Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah
penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita
hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta
orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang
pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi
pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di
Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak
terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta
orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15%
pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena
tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini
ditetapkan oleh WHO sejak 2005.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi ?
2. Apa saja gejala hipertensi ?
3. Apa penyebab hipertensi ?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari
jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres
dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan
terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih
pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan
darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi
tekanan darah menurut WHO
Klasifikasi Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan

Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National


Committee on Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload
Pressure,1997 klafisikasi hipertensi yaitu

3
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi
medis

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,


serangan jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya
gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60
tahun,kemudian berkurang secara perlahan/bahkan menurun drastis.

B. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala
yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah
kemerahan dan kelelahan.

4
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti
hipertensif yang memerlukan penanganan segera.

C. PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di
ketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik,lingkungan,hiperativitis
susunan simpatis,system renin-angiotensis,defek dalam ekskresi
Na,peningkatan Na dan Ca intraselular,dan factor-faktor yang meningkatkan
risiko,seperti obesitas, alcohol,merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui seperti penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular
renal,hiperaldosteronism eprimer,dan sindrom
cushing,feokromositomo,koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung
dengan kehamilan, dan lain-lain.

5
D. PENGOBATAN HIPERTENSI
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,
karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah
raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan
mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan
mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan
darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau
sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti
hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai
pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit
dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai
pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada
pengobatan farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga
atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
f. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
g. Perbanyak makanan yg mengandung serat

6
h. Menjaga berat badan
i. Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan tekanan
darah seperti:
1. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat
menurunkan tekanan darahnya dengan cepat sebanyak sekitar 6
mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan membuat jantung lebih
banyak menggunakan oksigen dengan lebih efisien, sehingga tidak
berupaya keras memompa darah. Lakukan latihan kardio sedikitnya
30 menit setiap hari dalam seminggu. Cobalah tingkatkan kecepatan
atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.
2. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong,
yoga dan tai chi akan menurunkan hormon stres kortisol yang dapat
mengangkat renin, enzim dari ginjal yang meningkatkan tekanan
darah. Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam
hari. Tarik napas dalam-dalam dan perluas perut. Buang napas dan
lepaskan semua ketegangan.
3. Pilih produk kaya kalium
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran
merupakan bagian penting dalam program penurunan tekanan darah.
Usahakan untuk mendapatkan asupan kalium dari 2.000 sampai
4.000 mg per hari," kata Linda Van Horn, PhD, RD, profesor
kedokteran preventif di Northwestern University Feinberg School of
Medical. Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar,
tomat, jus jeruk, kentang, pisang, kacang merah, kacang polong,
melon, semangka dan buah-buahan kering seperti kismis.

7
4. Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah
tinggi lebih besar kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi,
terutama yang sensitif terhadap garam atau sodium. Tapi karena tidak
ada cara untuk mengetahui apakah seseorang sensitif terhadap
sodium, maka setiap orang harus mengurangi asupan sodiumnya,"
kata Eva Obarzanek, PhD, ahli gizi penelitian di National Heart,
Lung, dan Darah Institute. Batasi penggunaan garam adalah 1.500
mg per hari. Sedangkan setengah sendok teh garam mengandung
sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga kadar garam atau sodium
dalam makanan olahan, sebab di situlah sebagian besar asal muasal
sodium dalam makanan. Bumbui makanan dengan rempah-rempah,
jamu, lemon, dan jangan ditambahi garam.
5. Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh
darah menjadi lebih elastis. Dalam sebuah penelitian, 18% pasien
yang makan cokelat hitam setiap hari mengalami penurunan tekanan
darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam setiap hari-hari.
Pastikan coklat hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70%
kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa
koenzim Q10 mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17
mmHg. Antioksidan diperlukan untuk memproduksi energi dan
melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter tentang
pemakaian suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.
7. Minum sedikit saja alkohol
Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum
alkohol, semakin sedikit tekanan darah yang dapat diturunkan.
Sebuah penelitian di rumah sakit Boston's Brigham and Women

8
menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf ringan, yaitu
seperempat sampai setengah minuman per hari untuk wanita, dapat
mengurangi tekanan darah lebih banyak daripada yang tidak minum
setiap hari. Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5
ons anggur atau 1,5 ons alkohol. Penelitian lain juga menemukan
bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan dua gelas sehari
untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung. "Dalam jumlah
tinggi, alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam taraf
sedang adalah pelindung jantung, jika diminum dalam porsi yang
cukup," kata Obarzanek.
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap
tekanan darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kafein
tidak mempengaruhi tekanan darah, tapi suatu penelitian dari Duke
University Medical Center menemukan bahwa konsumsi kafein 500
mg atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan tekanan
darah sebesar 4 mmHg.
Efeknya berlangsung hingga menjelang tidur. "Kafein dapat
meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan pembuluh
darah dan mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung
memompa darah lebih banyak dan meningkatkan tekanan darah. Dan
kafein akan memperkuat efek itu," kata sang peneliti Jim Lane, PhD,
profesor riset di Duke University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa
dengan kopi tanpa kafein untuk melindungi jantung. Sebagai
perbandingan, 8 ons kopi biasa mengandung 100 sampai 125 mg.
Dalam jumlah yang sama, teh mengandung 50 mg kafein dan cola
sekitar 40 mg kafein.

9
9. Minum teh herbal
Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang
meminum 3 cangkir teh hibiscus setiap hari dapat menurunkan
tekanan darah sistolik sebesar 7 poin dalam rata-rata 6 minggu. Hasil
ini setara dengan obat resep. Peserta yang meminum minuman
plasebo hanya mengalami penurunan tekanan darah sebesar satu
poin. Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu
nampaknya dapat banyak mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam
teh herbal, banyak terkandung kembang sepatu. Lihatlah campuran
bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan pilihlah produk
yang banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap porsinya.
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan
meningkatkan risiko hipertensi sebesar 15%, demikian menurut
penelitian oleh University of California, Irvine terhadap 24.205 orang
warga California. Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang
berolahraga dan makan sehat. Usahakan menyelesaikan pekerjaan
pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi pusat kebugaran
atau lebih sering memasak makanan sehat.
11. Bersantai dengan musik
Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat,
juga bisa dibantu dengan merubah gaya hidup. Menurut para peneliti
di University of Florence di Italia, lagu-lagu yang tepat dapat
membantu menurunkan tekanan darah. Peneliti meminta 28 orang
dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi mendengarkan
musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari
sambil bernapas perlahan-lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-
rata mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,2 poin.
Sebulan kemudian, angkanya turun sebanyak 4,4 poin.

10
12. Mengatasi ngorok saat tidur
Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep
apnea obstruktif (OSA). Peneliti dari Universitas Alabama
menemukan bahwa penderita apnea tidur banyak memiliki kadar
aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Bahkan, diperkirakan bahwa separuh dari semua orang yang
mengalami sleep apnea memiliki tekanan darah tinggi. Penderita
apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang
berpotensi mengganggu pernapasan dan mengancam nyawa saat
tertidur. Selain mendengkur dengan keras, kelelahan yang berlebihan
di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah pertanda
apnea tidur. Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada
dokter apakah apnea tidurnya dapat disembuhkan. Mengobati apnea
tidur dapat menurunkan kadar aldosteron dan memperbaiki tekanan
darah tinggi.
13. Banyak makan kedelai
Penelitian yang dimuat Journal of American Heart
Association menemukan untuk pertama kalinya bahwa mengganti
karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai atau susu,
seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik
penderita hipertensi atau prehipertensi
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi
yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan
menghubungi dokter.
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan
cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang
yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

11
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui
penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada
penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti
asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat
menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah
turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi
penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-
hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.
e. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan
zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping
yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan
lemas.

12
f. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan
obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit
kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol yang
teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka
kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
E. CARA MENCEGAH HIPERTENSI
Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita
mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung
berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang
menyebabkan jantung terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi
keprluan tubuh kita
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat
menyebabkan lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan
darah menjadi tinggi
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh
darah dan menjadikannya tebal dan kaku
4. Pertahankan berat badan ideal
5. Olahraga secara teratur
6. Hindari konsumsi alkohol
7. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami

13
F. CONTOH KASUS HIPERTENSI DAN PEMBAHASANNYA
Kasus:
Tn. B usia 50 tahun dirawat diruang intermis dengan BB 75, TB 172 cm,
keluhan pusing, jantung berdebar-debar, pandangan kabur, bahu dan leher terasa
kaku, mual, muntah, HR 86x/i, RR 29x/i, T 36, 9𝑜 C, keluarga mengatakan
perokok selama 10 tahun, kerja sebagai mandor pabrik, minum kopi, junk food
(makanan siap saji) dan keluhan ini merupakan yang ke 3 kalinya.
Pertanyaan:
1. Apa yang perlu dikaji
2. Pemeriksaan diagnostik yang disarankan dan mengapa?
3. Masalah keperawatan utama
4. Tindakan keperawatan apa yang harus dilakukan.
5. Apa yang harus di evaluasi

Jawaban:

1. Apa yang perlu dikaji


 Pengkajian data
a. Kaji riwayat atau adanya faktor-faktor resiko
 Kegemukan
 Riwayat keluarga positif
 Peningkat kadar lipid serum
 Merokok sigaret berat
 Penyakit ginjal
 Terapi hormon kronis
 Gagal jantung
 Kehamilan
b. Tanyakan tentang kepatuhan dengan program penatalaksanaan
antihipertensi yang diresepkan
c. Tanyakan obat-obatan yang terahir digunakan
d. Kaji td pada kedualengan-berbaring, duduk, dan berdiri
e. Pemeriksaan fisik berdasarkan survei umum (apemdiks f) dan pengkajian
neurologis (apendiks j) dapat menunjukkan manifestasi kerusakan organ:
 Otak. Sakit kepala, mual, muntah, epistaksis, kebas kaki atau
kesemutan pada ekstremitas, ensefalopati hipertensif (mengantuk,
kacau mental, kejang, atau koma)

14
 Mata. Retinopati (dapat hanya dideteksi dengan penggunaan
oftalmoskop), yang akan menunjukkan hemoragi retinal dan
eksudat dengan papiledema), penglihatan kabur
 Jantung. Gagal jantung (dispnea pada pengerahan tenaga,
takikardia)
 Ginjal. Penurunan haluaran urine dalam hubungannya dengan
masukkan cairan, pertambahan berat badan tiba-tiba, edema
f. Kaji sikap pasien setiap mengalami kondisi ini. Cara petunjuk yang
mempredisposisikan ketidakpatuhan (sebagai contoh, pertanyaan seperti
ini “ini tdak benar. Saya tidak merasa sakit. “saya dengan pasti tidak
menginginkan pil-pil ini setiap hari. Saya baik-baik saja. ” saya tak tahan
obat-obatan” “saya takut menjadi kecanduan oba-obatan.” “saya tidak
menerima instruksi cukup tentang kondisi saya.” “selama kunjungan ke
klinik atau kantor dokter, saya menunggu angat lama, dan saya tak pernah
melihat dokter yang sama.” “staf perawatan kesehatan tampaknya tidak
memperhatikan.”
 Pemeriksaan fisik:
a) Insfeksi:
Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat
mungkin berkaitan dengan vasokonstriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung.
b) Palpasi:
Edema dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan jantung dan
vaskular.
Kualitas denyutan sentral dan perifer. Denyutan karotis, jugularis, dan
femoralis, mungkin terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin
menurun, mencerminkan efek ddari vasokontriksi (peningkatan svr)
dan kongesti vena.
c) Auskultasi:
Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas. S4 umum terdengar pada
pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan
volume/tekanan atrium) perkembangan s3 menunjukkan hipertrofi
ventrikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, mengi dapat
mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau
gagal jantung kronik.

15
2. Pemeriksaan diagnostik
a. Sinar X dada dapat menunjukkan kardiomegali
b. EKG dapat menunjukkan hipertrofi ventrikel dan pada dan gelombang R
yang tinggi dapat menunjukkan pasien hipertensi
c. Urinalisis dapat menunjukkan proteinuria, hematuria mikroskopik
d. Survei kimia dapat menunjukkan peningkatan kreatinin serum dan
nitrogen urea darah (BUN)
e. Profil lipid dapat menunjukkan peningkatan peningkatan kolesterol dan
trigliserida
f. Elektrolit serum dapat menunjukkan peningkatan natrium
g. Kadar katekolamin meningkat bila hipertensi disebabkan oleh
feikromositoma (tumor medulla adrenal).

3. Masalah keperawatan utama


a. Keseimbangan suplai dan kebutuhan O2 (dispnea)
 Perokok selama 10 tahun
 RR 29x/i
b. Penurunan curah jantung
 Kaji TD
 Kaji kondisi fisik
c. Leher terasa kaku (kaku kuduk)
d. Kurangnya pengetahuan kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi
 Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar
 Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh
darah, ginjal, dan otak.
 Jelaskan tentang obat yang diserap, dosis dan efek sampingnya.

𝐵𝐵 75 75
IMT=
𝑇𝐵 2 =
1,72∗1,72 𝑚
= 2,95 𝑚 =25,4

IMT: 25,4 overway

4. Tindakan keperawatan
a. Keseimbangan suplai dan kebutuhan O2 (dispnea)
 Memberikan oksigen sesuai indikasi
 Pertahankan tirah baring pada posisi semi-fowler’s sampai TD
dipertahankan pada tingkat yang dapat diterima

16
b. Penurunan curah jantung
 Pantau:
 TD setiap 4 jam dan prn
 Masukan dan haluaran setiap 8 jam, lebih sering bila
haluaran kurang bermakna daripada masukan cairan
 Status umum setiap 8 jam
 Gunakan dinamapp umtuk memantau TD dengan sering.
 Pertahankan pembatasan aktivitas seperti: istrirahat ditempat
tidur/kursi, jadwal priode istirahat tanpa gangguan, bantu pasien
melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan. Dapat
menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi TD dan
perjalanan penyakit hipertensi.
 Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas
penglihatan. Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan
stres, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi sumber umum dari stres dan
merencanakna cara-cara untuk maminimalkan stresor. Anjurkan
aktivitas seperti:
 Membuat waktu untuk berdiam diri setiap hari
 Kadang-kadang sepanjang ahir minggu melibatkan
beberapa aktivitas menyenangkan
 Latihan setiap hari setelah kerja
 Latihan relaksasi otot dan teknik pernafasan rileks seperti
yoga
 biofaadback
c. Kaku kuduk
 Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala, misalnya: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan
leher, tenang, redupkam lampu kamar, teknik relaksasi (paduan
imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.
 Kolaborasi dengan dokter memberikan obat sesuai indikasi,
contoh:
 analgesik (menghilangkan nyeri dan menurunkan rangsang
sistem saraf simpatis
 Antiansietas misal: lorazepam(ativan), diazepam (valium)
dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stres.

17
d. Kurangnya pengetahuan kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi
(memberikan penkes)
 Evaluasi pemahaman pasien tentang hipertensi: perbaiki
kesalahan konsepsi. Tekankan bahwa hipertensi adalah kondisi
sepanjang hidup yang memerlukan pengobatan yang kontinu. Ini
tidak dapat diobati tetapi dapat dikontrol.
 Ajarkan pasien tentang obat-obatan yang diresepkan, termasuk
dosis, jadwal, nama, tujuan, dan efek samping yang dapat
dilaporkan.
 Tentukan bila krisis hipertensif disebabkan oleh ketidak patuhan.
Bila ya, gali alasan-alasan umtuk ketidakpatuhan.
 Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang
hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan
otak.
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko
kardiovaskular yang dapat diubah, misal: obesitas, diet tinggi
lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan
minum alkohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur), pola hidup
penuh stres. Bahas pentingnya menghentiksn merokok dan bantu
pasien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit
yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau
merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya
penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
1. Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai
harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
2. Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
3. Rajin berolahraga

19
DAFTAR PUSTAKA

Brunner&suddarth. 2000. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Jakarta:


EGC

Ebgram.barbara. 1998. Rencana Asuhan keperawatan medikal bedah. Volume 2.


Jakarta: EGC

Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji,Savitri Rakmi, Wardani Wahyu Ika, Setiowulan,


Editor, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edissi III. Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2001. Hipertensi dan Faktor Resiko dalam Kajian
Epidemiologi. Makassar :

FKM Unhas.Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta :

Rineka CiptaDedy. 2010. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Sidenreng.com

Sitorus, Sampe. 2009. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Wordpress.comSurya,


Andari. Tanpa tahun.

20

Anda mungkin juga menyukai