Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Segala puji atas Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang sangat banyak,
sehingga kami dapat menggerakkan tangan kami untuk menyelsaikan maakalah ini. Shalawat
serta salam yang selalu kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini..
Pada masa era globalisai ini agama Islam tentunya harus bisa beradaptasi agar ajaran-
ajaran yang yang dulunya dibawakan oleh nabi kita tidak pudar dan hilang ditelannya.maka
seiring berjalannya waktu, umat muslim harus terus istiqamah dalam ajaran-ajaran yang dulu
dibawakan oleh nabi Muhammad SAW, yang bersumber dari al Quran dan sunnah
Muhammad SAW, serta ijma’ dan qiyas yang menjadi sumber penetapan hukum dalam
hukum Islam.
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin, dan apakah Islam mampu
mewujudkan itu dalam kondisi dunia yang ilmu pengetahuan dan teknologinya yang canggih
serta sifatnya yang sekuler, yang telah mengalami perkembangan yang cepat dan tanpa batas
serta menyentuh tujuan-tujuan yang hakiki.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi Islam?
2. Bagaimana sejarah studi Islam di dunia islam, barat dan didunia?
3. Apa penyebab dan tujuan para ilmuan megkaji islm sebagai objek kajian?
4. Apa itu orientalis dan bagaimana sejarahnya?

3. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui pengertian studi Islam.
2. Memahami dengan jelas sejarah studi islam didunia islam, barat dan dunia
3. Mengetahui penyebab atau semangat apa yang membuat para ilmuan mengkaji islam
4. Mengetaui apa itu orientalis dansejarah munculnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Studi Islam


Studi Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Islamic studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam. dengan perkataan lain “ usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami
serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal yang berkaitan dengan
agama Islam.
Pada kenyataannya sekarang usaha mempelajari Islam tersebut bukan hanya
dilaukakan oleh orang muslim saja, akan tetapi juga dilakukan oleh orang barat (orientalis)
dan sangat berbeda tujuan dan motivasi. Ada yang mempelajarinya dengan subjektif dan ada
yang objektif atau sekedar ilmu pengetahuan (islamologi).Perbedaan dalam melihat Islam
yang demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam sejarah kehidupan manusia itu
sendiri.
Jadi studi Islam sendiri adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran agama Islam
yang dipraktikkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan pengetauan agama
adalah pengetahuan yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaan Allah dan Rasul-Nya secara
murni dan tanpa dipengaruhi sejarah.seperti ajaran tentang akidah, ibadah, membaca al Quran
dan akhlak.
Dan perlu kita ketahui kajian tentang studi islam dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu
normative dan historis.Normatif adalah ilmu tentang kewahyaun yang tidak dapat dijangkau
dengan pendekatan yang objektif, sedangkan historis lebih bersifat keilmuan yang dapat
dikaji dan ditelusuri seperti, sejarah, hadits dan lain-lainnya.

2. Sejarah Studi Islam di Dunia Islam


Pada periode Madinah sampai dengan, fase pertama pendidikan Islam sekolah masih
di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan logika.
Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‘Abbasiyah sekolah-sekolah didirikan di kota-
kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser dari matakuliah yang
bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.

2
Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan
diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan
doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo.
Pada abad ke 6 M, nabi Muhammad SAW, diawali dengan penerimaan wahyu,
menyebarkan islam di Mekah selama 13 tahun (610-622 M) dan di Yatsrib/Madinah selama
10 tahun (622-632 M)Kajian Islam langsung dibimbing oleh Rasulullah kepada para
sahabatnya, dilaksanakan di mesjid, dan rumah (bait al-arqam) Materi kajian Islam mencakup
masalah Aqidah, Syariah, Muamalah.
Pada zaman Abu Bakar mulai merintis pengumpulan dan pembukuan al Quran, pada
masa Umar bin Khattab,menertibkan adrimistrasi pemerintah dan membuat UUD dan
Institusi Negara seperti, Baitul Maal serta penetapan kalender hijriyah, masa Ustman bin
Affan, mulai pembukuan dan penyebaran mushaf dibantu sekretaris Negara Zaid bin Tsabit
melanjutkan ekspansi ke Afrika Utara, dan di zaman Ali bin Abi thalib Terjadi perag saudara
perang jamal, perang shiffin, serta Kelahiran berbagai aliran pemikiran dalam islam, seperti
Syiah, Khawarij, Murjiah.
Pengaruh al-Ghazali disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu agama dengan ilmu
umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur,
Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia
Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4)
Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam
ini digambarkan sebagai berikut:
 Nizhamiyah di Baghdad
perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di
Baghdad, yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh al-Makmun salah seorang ulama
besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar Abu Hamid al-
Ghazali yang kemudian terkenal dengan sebutan imam Ghazali. Perguruan tinggi
tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama hampir dua abad. Yang pada
akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan
pada tahun 1258 M
 Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan
Tinggi al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa
pemerintahan al-Hakim Biamrillah khalifah keenam dari Daulat Fathimiah, ia pun

3
membangun pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk mendampingi Perguruan tinggi
al-Azhar, yang diberi nama Bait-al-hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti nama
perpustakaan terbesar di Baghdad. Pada tahun 567 H/1171 M daulat Fathimiah
ditumbangkan oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi yang mendirikan Daulat al-
Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyah
di Baghdad. Kurikulum pada Pergutuan Tinggi al-Azhar lantas mengalami
perombakan total, dari aliran Syiah kepada aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi
al-Azhar ini mampu hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai
abad ke-20 dan tampaknya akan tetap selama hidupnya.
 Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan daulat
Ummayah semenanjung Iberia yang sejak berabad-abad terpandang daerah minus,
berubah menjadi daerahyang makmur dan kaya raya. Pada masa berikutnya Cordova
menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang Zaman Tengah.
 Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangun pada tahun 859
M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairwan
(Tunisia). Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran
Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera
perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan
Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu.

3. Sejarah Studi Islam di Dunia Barat


Sejak abad 19 kajian tentang islam, sarjana Barat mulai tertarik mempelajari dunia
timur , Khususnya dunia Islam.KajianIslam dibarat dipelopori oleh para ahli ketimuran: yang
terkenal diantaranya ignaz Goldziher, Joshep Schacht, Teodor Noldeke.
Sejarah perjumpaan Barat-Islam dimulai sejak Abad ke-13.Kajian-kajian keislaman
di Barat lebih terfokus terutama pada bidang Filsafat dan Ilmu pengetahuan yang dipelajari
oleh akademi barat pada awal-awal Renaissance adalah karya – karya para Filosof dan
saintis muslim. Karya Ibnu Sina, Al Qanun At-Tibb, misalnya menjadi rujukan paling
penting ilmu kedokteran di Eropa selama lebih tiga abad. Ibn Rusyid, Fasl Al Maqal,
menjadi rujukan kaum tercerahkan di Eropa untuk menghadapi dominasi Gereja.

4
Perbedaan mendasar tradisi Kajian Islam didunia Timur (Islam) dan dibaratterletak
pada pendekatan yang digunakan. Ditimur pendekatan lebih berorentasi pada penguasaan
subtansi materi dan penguasaan atas khazanah keislaman klasik. AdapunIslamic studies
dibarat kajianya lebih berorientasi pada Islam sebagai realitas ataufenomena sosial.

Studi tentang keislaman di Barat yang dilakukan para Orientalis berangkat dari
paradigma berpikir bahwa Islam adalah Agama yang bisa diteliti dari sudut mana saja dan
dengan kebebasan sedemikian rupa tidak mengherankan kalau mereka begitu bebasnya
menilai, mengkritik bahkan melucuti ajaran-ajaran dasar Islam yang bagi kaum muslimin
tabu untuk dipermaslahkan.
Studi yang mereka lakukan meiputi seluruh aspekajaran Islam seperti Sejarah Hukum
Teologi A-Quran, Hadits, Tassawuf, Bahasa,Politik, Kebudayan dan Pemikiran..Secara
umum kajian Islam dibarat sebelum decade 70-an diwarnai oleh sikap“curiga “yang tinggi
terhadap Islam.Ini terlihat dari karya –karya intelektual para Orientalis yang kebanyakan
menyudutkan Islam atau memperlihatkan warna anti Islam.
Namun dua decade terakhir terlihat arus balik kecendurangan kajian Islam di
Barat mulai “Melunak” ada semacam simpati, kalau bukan sikap protagonist. Untuk melihat
Islam lebih dekat secara Akademis .Prespektif akademis inilah yang mengubah image
orientalis terhadap Islam, sehingga sekarang mereka mengubah nama mereka dengan istilah
(Islamist).
Pengaruh yang menyebabkan studi islam di dunia barat antara lain:
a. Fase Kejayaan Muslim
Seperti terungkap ketika membahas sejarah perkembangan studi Islam di dunia
Muslim, bahwa kontak pertama antara dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat
kontak perguruan tinggi. Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat
pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin
sejak abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa
pada abad ke-14.

Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah


jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah
aliran empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam pikiran
di Barat dan berkembangnya observasi dan eksperimen. Setelah ilmu-ilmu yang
dahulunya dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-
sarjana Barat, dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan

5
dirasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa ilmuan melakukan
usaha pembersihan.

b. Fase Renaissance / Runtuhnya Muslim


Kedatangan muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilatar
belakangi oleh dua alasan pokok, yakni: (1) alasan politik dan (2) alasan ekonomi.
Alasan politika adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah,
sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai
kesepakatan dengan negara bekas jajahannya, bahwa penduduk bekas jajahannya
boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan.

Maka berdatanglah muslim dari Afrika Barat dan Afrika Utara, khuusnya dari Algeria
ke Perancis. Adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang
dibutuhkan negara-negara Eropa Barat. Untuk menutupi kebutuhan itu Belgia,
Jerman, Belanda merekrut buruh dari Turki, Maroko, dan beberapa negara Timur
Tengah lainnya, sementara Inggris mendatangkan dari negara-negara bekas
jajahannya. Adapun kategori Muslim yang ada di Eropa Barat ada dua, yakni
pendatangg (migran) dan penduduk asli.

4. Penyebab dan Tujuan Studi Islam di Kalangan Ilmuan Barat


Penyebab penyebab yang menyebabkan ilmuan barat mengkaji islam diantara lain
adalah:

1) Mereka merasa bahwa Islam adalah pembelok dari agama mereka dan juga suatu
ancaman bagi agama masehi sendiri. Maka dari itu mereka berusaha untuk
mempelajari islam guna untuk menghancurkan dan melemahkannya. Mereka
berusaha dengan gigih untuk mengetahui tentang seluk-beluk islam lebih mendalam
dengan tujuan untuk menghancurkan islam dari dalam. Dengan demikian kita bisa
menyimpulkan bahwa sejarah orientalisme pada fase awal adalah sejarah tentang
pergulatan dan pertarungan agama dan ideologi antara bangsa barat yang diwakili
oleh agama Nashrani dan Yahudi dengan bangsa timur yang diwakili oleh para
penganut agama Islam.
2) Disamping hal diatas pecahnya Perang Salib (The Crusades) antara umat Islam dan
umat Nashrani secara khusus menjadi sebab pemicu bagi orang-orang Eropa untuk
melakukan kajian terhadap dunia Islam. Perang salib adalah suatu tragedi dhsyat yang
tak pernah dilupakan oleh siapapun. Perang antara dua kekuatan besar yakni islam

6
dan kristen dengan delapan gelombang penyerbuan terhadap umat islam selama
hampir dua abad (1096-1270 M), dan berahir dengan kekalahan dan kehancuran
kekuatan Dunia Barat (Kristen) sehinnga menyebabkan kemarahan besar dan dendam
yang membara bagi bangsa-bangsa barat untuk menghancurkan Islam.

Sebagaimana yang telah kami jelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelumnya bahwa


tujuan para orientalis mempelajari semua hal tentang semua hal yang berkaitan dengan dunia
timur islam khususnya yakni untuk melemahkan dan menghancurkan islam dari dalam
melalui para pemeluknya sendiri.

Diantara tujuan pokok gerakan orientalisme selain yang telah kami paparkan diatas ialah
sebagai berikut :

 Memurtadkan kaum muslim dari agamanya sendiri, dengan cara memutus dan
memecah belah persatuan umat kepada kelompok-kelompok atau golongan yang
saling membenci satu sama lain.
 Melemahkan rohani umat islam dan menciptakan perasaan selalu kekurangan dalam
jiwanya, dan kemudian membawa mereka kepada sikap pasrahdan tunduk kepada
kehendak serta arahan orang-orang Barat.
 Mendistorsi ajaran islam dengan cara menutup-nutupi kebaikan dan
kebenaran ajarannya, supaya masyarakat awam menganggap bahwa islam sudah tidak
relevan dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya sudah tidak layak untuk
dijadikan pedoman hidup kaum muslim.
 Hal ini adalah sesuatu yang paling berbahaya yang selalu dipropaganda dan
dikumandangkan oleh para orientalis dan missionaris. Padahal sejarah membuktikan
bahwa bagaimana perlakuan baik yang ditunjukkan kaum muslim dan sikap
toleransinya terhadap non muslim pada ahir perang Salib sekembalinya para tentara
Salib ke Eropa.
 Mendukung segala bentuk penjajahan terhadap negara-negara islam dan
melaksanakan segala bentuk perlawanan terhadap islam itu sendiri.
 Memisahkan kaum muslim dari akar-akar kebudayaan islam mereka yang kuat
dengan cara memutarbalikkan pokok-pokok ajarannya dan mencabutnya dari sumber-
sumbernya yang asli serta menghancurkan nilai-nilai dasarnya untuk menghancurkan
keberlangsungan individu, masyarakat, jiwa dan akal pikiran kaum muslim.

7
Dan yang perlu kita ketahui para orientalis tidak hanya mengkaji islam dengan
pendekatan yang subjektif, akan tetapi dai mereka ada juga yang mengkaji dengan
pendekatan objektif, dan ilmiyah. Dengan demikian segala sesuatu yang meeka kaji
belum tentu melemahkan dan menghancurkan islam , akan tetapi ada juga yang dapat
membuktikan islam adalah agama yang benar dan dapat dijadikan ilmu yang dapat
dipraktek dalam kehidupan social, budaya.

5. Orientalis dan sejarahnya.


Orientalisme terambil dari kata orient yang berarti timur. Ia adalah ilmu yang membahas
tentang bahasa, budaya, agama dan kesusutraan masyarakat timur.Sementara kamus bahasa
inggris mengartikan sebagai berikut:one who studies the language, art, civilization, ect of the
east.
Orientalis adalah sekelompok atau golongan yang berasal dari bangsa-bangsa barat
(eropa) yang berkonsentrasi atau memfokuskan diri dalam mempelajari kajian ketimuran,
khususnya dalam hal keilmuan, peradaban dan agama, terutama pada Negara Arab, Cina dan
India.
Dan sejarahnya Tidak diketahui secara pasti kapanmulai munculnya orientalis, tetapi bisa
diperkirakan bahwa orientalis muncul pada saat umat muslim mencapai puncak
kegemilangan prestasi peradabannya khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Banyak
orang-orang barat yang belajar pada ulama dan cendekiawan muslim pada saat itu terutama
di wilayah Kepulauan Laut Putih (Andalusia) dan Sicilia daerah Eropa yang menjadi wilayah
kekuasaan umat muslim.
Setelah kembali kenegaranya, meraka mengajarkan kepada masyarakat Eropa dan
menyebarkan kebudayaan Arab serta menterjemahkan buku-buku karya ulama-ulama
muslim.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Studi Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Islamic studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam.
Studi Islam di dunia islam pada awal priode Madinah di awali di masjid-masjid, dan
pada masa Rasullah SAW islam diajarkan di masjid dan rumah. Dimasa sahabat mulai
banyak perubahan dan mulai mengalami kemajuan seperti pembukuan al Quran dan ilmu
tafsir dan lain sebagainya.
Pengaruh al-Ghazali disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu agama dengan ilmu
umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur,
Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia
Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4)
Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko.
sejak abad 19 kajian tentang islam, sarjana Barat mulai tertarik mempelajari dunia
timur , Khususnya dunia Islam. Dimulai dari masa kejayaan islam dan runtuhnya islam.
Adapun sebab terjadinya yaitu mereka mengangap islam seperti suatu ancaman bagi agama
mereka, dan terjadinya perang salib. Dan tujuan-tujuan dari mereka sebagaimana yang telah
diungkapkan tadi.

2. Saran-saran
Dengan terselesainya makalah ini semoga dapat menjadi penambah ilmu bagi yang
membaca, dan di sarankan agar diperluas tentang keilmuan atau pemahaman tentang ilmu
ushul fiqh ini dan dapat dibaca dan dimengerti oleh para pelajar dari berbagai kalangan baik
yang muda maupun yang telah dewasa agar dapat membedakan mana yang benar atau
sebagai petunjuk atau sebaliknya yaitu kesesatan.Semoga kita terlindung dari itu semua.
Aamiin.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhaimin,2014, Studi Islam dalam karangan dimensi dan pendekatan, Jakarta:


Kencana.
2. Mujib, Abdul, 2014, Studi Islam, Jakarta: Kencana.
3. Nata, abuddin, 2014,Metodelogi studi Islam, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
4. http://anismufarrochah.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-sejarah-dan-tujuan-
orientalis.html

10

Anda mungkin juga menyukai