Anda di halaman 1dari 3

“RESUME”

A. Data Fokus
DO :
 Klien tampak senyum-senyum sendiri
 Klien tampak menangis
 Klien tampak bergumam
 Klien berbicara dengan duara pelan
DS :
 Klien mengatakan melihat bayangan roh-roh dari keluarganya yang sudah
meninggal.
 Klien mengatakan sangat menikmat dan merasa senang dengan bayangan
tersebut.

B. Analisis Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DO : Resiko perilaku Halusinasi penglihatan
 Klien tampak kekerasan
senyum-senyum
sendiri
 Klien tampak
menangis Halusinasi penglihatan
 Klien tampak
bergumam
 Klien berbicara
dengan duara Harga diri rendah (HDR)
pelan

DS :
 Klien mengatakan
melihat bayangan
roh-roh dari
keluarganya yang
sudah meninggal.
 Klien mengatakan
sangat menikmat
dan merasa senang
dengan bayangan
tersebut.

C. Diagnosa Masalah
1. Harga diri rendah (HDR)
2. Halusinasi penglihatan
3. Resiko perilaku kekerasan (RPK )

D. Prioritas Masalah
Halusinasi penglihatan

E. Tujuan Tindakan Keperawatan


1. Klien mampu membina hubungan saling percaya (BHSP)
2. Klien mampu mengidentifikasi isi halusinasi, waktu, frekuensi, situasi
pencetus, dan respon klien.
3. Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan menghardik, minum obat
dengan teratur, bercakpa-cakap dengan orang lain. Dan melakukan aktivitas
terjadwal.

F. Intervensi
1. Indentivikasi halusinasi
2. Ajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik, minum obat,
bercakpa-cakap, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. latih cara mengontrol halusinasi dengan SP1, SP 2, SP 3, dan SP 4.
4. Masukkan pada buku harian klien untuk latihan SP1, SP 2, SP 3, dan SP 4.

G. Implementasi
1. Mengidentifikasi halusinasi.
2. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik, minum
obat, bercakpa-cakap, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan SP1, SP 2, SP 3, dan SP 4.
4. Memasukkan pada buku harian klien untuk latihan SP1, SP 2, SP 3, dan SP 4.

H. Evaluasi
DS : Nama pasien Sherly berusia 38 tahun mengalami gangguan jiwa sejak kelas 1
SMA dikarenakan prestasi klien menurun dank lien dianiaya oleh kedua orang
tuanya. Sejak saat itu klien tidak mau mengikuti standar yang diinginkan orang
tuanya, karena kedua orang tuanya tidak mau mendengarkan klien atau
pendapat klien dan sejak saat itu klien melihat bayangan-bayangan orang yang
sudah meninggal yang isinya menghibur klien, menyuruh klien untuk
menyanyi, dan membuat lelucon sehingga klien tertawa kemudian, klien
minum obat terkontrol saat kelas 1 SMA sampai tamat kuliah, tetapi sesudah
itu klien mengatakan kontrolnya teratur dan minum obatnya tiak teratur jadi,
klien hanya minum obat sehingga halusinasinya semakin sering dialaminya
dan bahkan klien mengikuti halusinasinya. Lalu sudah dilakukan intervensi
ke[erawatan dan dilatih strategi pelaksanaan (SP) klien mengatakan akan
mencoba cara menghardik dengan menutup matanya dan mengatakan “ tidak
kamu palsu, say tidak mau lihat” selanjutnya klien akan mencoba bercakap-
cakap dengan temannya, dank lien mengatakan akan minum obat dengan
teratur yang sudah dianjurkan oleh dokter bukan karena saat klien pusing saja,
dan klien mengatakan akan melakukan aktivitas terjadwal yang sudah di
tetapkan oleh perawat.

DO : Klien tampak koperatif, berbicara sendiri, klien tampak mempraktekan cara


menghardik, mempelajari obat-obatnya,bercakap-cakap, dan melakukan
aktivitas yang sudah terjadwal.

I. SOAP
DS :
 Klien mengatakan tidak terlalu sering lagi melihat roh-roh dari keluarfanya
yang sudah meninggal
 Klien mengtakan sudah mulai menghindari dari halusinasinya

DO :
 Klien tampak tenang
 Klien berbicara dengan pelan
 Klien tampak senang

A : Halusinasi Penglihatan
P:
1. Klien : Anjurkan untuk mengulangi cara mengontrol halusinasi jika
halusinasinya muncul
2. Perawat : Evaluasi ulang kemampuan klien untuk mengontrol halusinasinya.

Anda mungkin juga menyukai