PENDAHULUAN
terorganisir dengan baik. Jika meilhat data tahun 2012 maka diperkirakan jumlah
anak sekolah dasar dan lanjutan mencapai 43 juta jiwa. Di anatara anak usia
sekolah tersebut terdapat anak disabilitas yang juga memiliki hak yang sama
refraksi, kecacingan, dan penyakit menular terkait perilaku hidup bersih dan sehat.
1
seksual di luar nikah.
0,2% anak usia 6-14 tahun mengalami kebutaan. 3 Berdasarkan hasil Riskesdas
2010 masalah status gizi anak usia sekolah dan remaja menunjukan bahwa anak
usia 6-12 tahun 15,1% sangat pendekdan 20,5% pendek,4,6% sangat kurus dan
2
7,6% kurus ,serta 9,2 % mengalami kegemukan. Hasil riskesdas tahun 2013
menyatakan bahwa karies untuk anak diatas usia 12 tahun 72,6% ,karies aktif
1
umur 12 tahun 53,7%. Dan 73,6% dari anak usia 12 tahun memerlukan
Sampai tahun 2013, hasil survey pada anak Sekolah Dasar menunjukan
prevelensi 28,12%.1
dengan sekolah yang berada di wilayah kerja puskesmas. Trias UKS terdiri dari
sehat. Pendidikan kesehatan melalui pelatihan kepada kader sekolah (dokter kecil
pelatihan kader kesehatan remaja pada SMP dan SMA. Upaya preventif melalui
1
berkala yang rutin pada peserta didik.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan
seutuhnya.
kesehatan;
3
3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap Pengaruh buruk
disetiap jenjang
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga
Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
hidup sehat;
bentuk:
4
1. Pelayanan kesehatan;
5. Penyuluhan kesehatan;
9. UKGS;
a) Definisi
5
untuk memperoleh data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
terprogram dan dilakukan secara rutin oleh pelaksana pelayanan kesehatan untuk
awal untuk skrining pada siswa tahun ajaran baru dimana kedua pemeriksaan ini
b) Tujuan Umum
c) Tujuan Khusus
d) Landasan Hukum
Penyandang Cacat
6
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79
(Kesehatan Sekolah)
81 (Kesehatan Olahraga)
Urusan Pemerintahan
Kesehatan Sekolah/Madrasah
Kabupaten/Kota
7
e) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Berkala
dan pemeriksaan fisik oleh tenaga Kesehatan, guru atau kader kesehatan.
Didik
terkait jenis gejala/kejadian terkait kesehatan yang pernah diderita oleh peserta
didik seperti alergi makanan tertentu, alergi obat tertentu, cedera serius akibat
penyakit lainnya. Peserta didik yang memiliki riwayat kesehatan tertentu memiliki
pada masa yang akan datang. Keterangan riwayat kesehatan peserta didik dapat
3
didik.
8
b) Penilaian status imunisasi
program imunisasi lanjutan yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah, salah satu
3
dilakukan pada peserta didik SD/MI.
kuesioner terkait penyakit yang pernah diderita oleh keluarga peserta didik (ayah,
anemia, thalasemia dan hemofilia. Peserta didik yang memiliki riwayat kesehatan
peserta didik dapat digunakan oleh petugas kesehatan untuk membantu petugas
9
d) Pemeriksaan gaya hidup
sarapan, jajan di sekolah, risiko merokok dan risiko minum minuman beralkohol.
Peserta didik yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok/terpapar
peserta didik lebih berisiko menderita penyakit pada saluran pernapasan atau ikut
reproduksi dapat dilakukan pada peserta didik mulai dari kelas 4 SD/MI ,
Tujuan: Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait gaya hidup
terkait pubertas dan masalah kesehatan terkait. Peserta didik yang mengalami
1
mulai dari kelas 4 SD/MI , SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
kesehatan reproduksi.
10
2. Pemeriksaan Fisik Oleh Tenaga Kesehatan, Guru atau Kader
Kesehatan Sekolah
tekanan darah (sistolik dan diastolik), denyut nadi per menit, frekuensi napas per
menit serta auskultasi jantung dan paru. Peserta didik yang mengalami masalah
paru (Asma, Tuberkulosis), jantung, yang jika tidak segera diobati berisiko
mengganggu proses belajar mengajar, karena malaise (lemah), sakit kepala, sesak
lainnya. Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,
dilakukan melalui:
• pemeriksaan kelopak mata bawah dalam, bibir, lidah dan telapak tangan untuk
Masalah gizi kurang, khususnya gizi buruk dapat terjadi karena keadaan
kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan rendahnya konsumsi energi
(karbohidrat, protein dan lemak) dalam makanan sehari-hari dan atau disertai
11
penyakit infeksi, sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG), juga
sering disertai dengan kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Anak
yang menderita gizi kurang tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak. Demikian juga pada anak yang
menderita gizi lebih yaitu kegemukan dan obesitas dapat menyebabkan penyakit
Pada anak yang menderita Anemia Gizi Besi dapat menyebabkan rendahnya
perkembangan psikomotor dan prestasi yang lebih rendah daripada anak yang
normal. Pemeriksaan status gizi dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,
1
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
Tujuan: Untuk mendeteksi secara dini masalah gizi kurang, gizi lebih dan
kekurangan zat gizi mikro antara lain Anemia Gizi Besi (AGB).
Kebersihan diri adalah penampilan diri dalam hal ini rambut, kulit dan
kuku yang bersih yang mencerminkan kesehatan. Peserta didik yang mengalami
kelainan/ penyakit dari kebersihan rambut, kulit dan kuku dapat mengganggu
kenyamanan/ kelancaran proses belajar peserta didik. Rambut, kulit dan kuku
jamur, yang menimbulkan gejala gatal dan dapat menular ke peserta didik lainnya
pneumonia (radang paru), infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Salah
12
satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah cuci tangan pakai sabun (setelah
bermain/beraktivitas, sebelum makan dan sesudah makan dan setelah buang air
besar/kecil), mandi sehari 2 kali dengan sabun mandi dan cuci rambut minimal 2
kali seminggu. Pemeriksaan kebersihan diri dapat dilakukan pada peserta didik
dan kuku serta mengetahui cara menjaga kebersihan diri meliputi rambut, kulit
dan kuku.
mata luar, tajam penglihatan dan pemeriksaan buta warna Peserta didik yang
1,2
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
seperti kelainan refraksi/gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta
pendengaran dengan tes berbisik dan tes penala.. Peserta didik yang mengalami
13
akademik/ prestasi belajar. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan pada peserta
prostesa. Peserta didik dengan disabilitas yang menggunakan alat bantu yang
sesuai dengan disabiltasnya akan membantu aktifitas dan proses belajar serta
1,2
dilakukan pada peserta didik di sekolah inklusi dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relatif lama
dengan kesehatan. Peserta didik yang sehat belum tentu bugar, tetapi anak yang
bugar pasti sehat. Peserta didik yang bugar tidak mudah lelah, sehingga dapat
mengerjakan tugas atau pekerjaan di sekolah lebih lama dan lebih baik. Makin
tinggi tingkat kebugaran jasmani peserta didik, makin baik kemampuan fisik yang
dapat mendukung prestasi belajarnya. Peserta didik yang bugar setelah pulang
14
dari sekolah masih mampu melakukan kegiatan lain seperti bermain, bersosialisasi
tambahan dan kegiatan lain sesuai kesenangannya tanpa merasa kelelahan yang
dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI (kelas 4-6), SMP/MTs, SMA/SMK/MA
1
dan sederajat. Tujuan :
dan olahraga.
latihan fisik terprogram. Peserta didik perlu mendapat latihan fisik terprogram
1. Cara Pemeriksaan
Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang telah disepakati dan ditetapkan menjadi
suatu instrumen yang sesuai dengan kondisi anak Indonesia dan berlaku di
15
didik adalah Single test. Single Test yaitu Tes lari jarak menengah dapat menjadi
pilihan yang disesuaikan dengan kelompok usia dan jenis kelamin. Single test lari
1000 meter untuk usia 10-12 tahun putera/puteri, 1600 meter untuk usia 13-19
1
tahun putera/puteri.
f) Persiapan Pemeriksaan
di wilayah kerja untuk menentukan pembagian tugas tim pelaksana, waktu dan
1. Tim Pelaksana
guru dan kader kesehatan sekolah (dokter kecil/ kader kesehatan remaja). Dalam
meminta bantuan dinas kesehatan dan institusi pendidikan, organisasi profesi atau
jawab.
Data peserta
√ Sekolah
didik
16
Koordinasi
pelaksanaan:
menyepakati
tempat,
waktu
dan
penyediaan √ √ √ √ √ √ Sekolah
form
informed
consent,kuesi
oner dan
form
pemeriksaan
Koordinasi
teknis √ √ √ √ √ Puskesmas
pelaksanaan
penjaringan/
pemeriksaan
berkala
Menyediakan
alat √ √ Puskesmas
Pemeriksaan
Informed
Consent
peserta didik √ √ √ Sekolah
dan orangtua
peserta didik
Pelaksanaan
Penjaringan √ √ √ Puskesmas
Kesehatan
Umpan balik
√ √
hasil
Puskesmas
pemeriksaan
ke sekolah
Umpan balik
√
hasil
√ √ Sekolah
pemeriksaan
ke orang tua
Tatalaksana
√ √ √ √ √ Puskesmas
rujukan
pada tahun ajaran baru kelas 1, 7 dan 10 di sekolah/madrasah, baik negeri atau
swasta termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) Sasaran kegiatan pemeriksaan Berkala
17
dan 9 di SMP/MTs serta kelas 11 dan 12 di SMA/SMK/MA) termasuk Sekolah
dilakukan bila disepakati dengan sekolah untuk peserta didik yang tidak hadir
Waktu pelaksanaan penjaringan kesehatan yang terbaik adalah pada tahun ajaran
baru yaitu antara bulan Juli sampai Desember, tetapi dalam menghadapi
SMA/SMK/MA.
yaitu dapat dilakukan sepanjang satu tahun ajaran (Juli sampai dengan Juni) :
− Bulan Juli sampai dengan Desember untuk peserta didik baru kelas 1, 7, dan
10
− Bulan Januari sampai dengan Juni untuk peserta didik baru kelas 1, 7, dan
yang waktu pelaksanaannya dapat dilakukan sepanjang satu tahun ajaran ( Juli
1
sampai dengan Juni).
18
i) Sarana dan Prasarana
perlu didukung dengan sarana dan prasarana seperti yang dapat digambarkan pada
tabel berikut :
Tabel 2.2. Sarana dan Pra sarana Penjaringan dan Pemeriksaan Kesehatan
Sarana Fungsi
Ruangan untuk pemeriksaan Tempat pemeriksaan
Meja dan kursi pemeriksaan Tempat pemeriksaan
Formulir lembar persetujuan Bukti persetujuan pemeriksaan
Dokumentasi riwayat kesehatan,
Kuesioner status imunisasi, kesehatan mental,
intelegensia, perilaku berisiko
Formulir Pencatatan Hasil Penjaringan/
Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
pemeriksaan berkala/ Buku rapor
peserta didik
kesehatanku
Formulir rekapitulasi hasil penjaringan Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
kesehatan untuk Puskesmas Formulir puskesmas
Pelaporan Penjaringan Kesehatan dari Dokumentasi hasil kegiatan
Puskesmas ke Dinas Kesehatan penjaringan kesehatan yang dilakukan
Kab/Kota oleh Puskesmas
Formulir Rujukan Surat pengantar rujukan peserta didik
Form umpan balik hasil penjaringan Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
kesehatan untuk sekolah sekolah
Pemeriksaan status gizi, tanda vital,
UKS Kit pemeriksaan penglihatan,
pemeriksaan pendengaran
UKGS Kit Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
Puskesmas, daftar peralatan untuk kegiatan luar gedung (UKS dan UKGS),
sebagai berikut:
19
anak dan dewasa
Torniket Karet Pemeriksaan Tekanan darah
Thermometer klinis Pemeriksaan Suhu Tubuh
Timer Pemeriksaan frekuensi napas dan
denyut nadi
Garpu Tala 512 HZ/ 1024 HZ / 2084 Pemeriksaan Tajam Pendengaran
HZ
Pengait serumen Tindakan membersihkan serumen
Speculum hidung (Lempert) Pemeriksaan Rongga Hidung
Speculum telinga dengan ukuran kecil, Pemeriksaan Liang Telinga
sedang, besar
Sudip lidah, logam panjang 12 cm Pemeriksaan Tenggorok
Snellen, alat untuk pemeriksaan visus Pemeriksaan Tajam Penglihatan
1 2
Tes buta warna (ISHIHARA) Pemeriksaan Buta Warna
Pinhole Pemeriksaan Refraksi
Tas Kanvas tempat kit Tempat Kit
20
komunikasi kepada masyarakat tersebut. Dalam kegiatan penjaringan kesehatan,
yang akan diperiksa adalah peserta didik yang termasuk dalam kategori anak.
Seorang anak berada dalam kuasa asuh dari orang tua. Orang tua memiliki
kesehatan peserta didik, informasi dan kesepakatan harus diberikan oleh orang
tua/wali. Formulir lembar persetujuan, dibagikan oleh guru kepada peserta didik
dan disimpan oleh sekolah. Bagi orang tua peserta didik yang menolak
penjaringan kesehatan yang berisi hasil pemeriksaan yang disahkan oleh fasilitas
kesehatan.
21
Gambar 2.1 Alur Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala.
22
BAB 3
ANALISIS SITUASI
23
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
24
Tabel 3.3 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang3
25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap kelurahan tergolong pada
kategori padat di mana kelurahan dengan angka kepadatan penduduk paling tinggi
adalah Kelurahan Pasar Ambacang yaitu 3.709,54 (30,96%) dan paling rendah
dari 21 SD, 5 SMP, 4 SMA. Jumlah siswa pada masing- masing sekolah tahun
Tabel 3.5 Jumlah Anak Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Tahun ajaran 2018/2019.3
SD/MIN
9 SD MUHAMMADIYAH 60
10 SD 03 ANDURING 147
11 SD 16 ANDURING 120
12 SD 15 ANDURING 197
26
13 SD 37 ANDURING 353
14 SD 18 ANDURING 62
15 SD 08 ANDURING 195
19 SD 01 AMPANG 188
20 SD 07 AMPANG 200
21 SD 11 AMPANG 120
JUMLAH 4.141
Tabel 3.7 Jumlah Anak Sekolah Menengah Atas Wilayah Kerja Puskesmas
3
Ambacang Tahun Ajaran 2018/2019.
NO. SEKOLAH JUMLAH
SMA/K/MAN
1 MAN 1 800
2 SMK 1 1290
3 SMK SUMBAR 572
SMA
4 MUHAMMADIYAH 86
JUMLAH 2748
27
Dari tabel di atas dapat dilihat keseluruhan jumlah anak di wilayah kerja
Puskesmas Ambacang, dengan total anak SD sebanyak 4.141 anak, anak SMP
sebanya 2.359 anak, dan total anak SMA sebanyak 2.748 anak.3
sasaran hanya pada anak kelas 2-6 SD, 2-3 SMP, 2-3 SMA. Berikut tabel data
28
Tabel 3.9 Data Pemeriksaan Berkala pada Anak SMP di Wilayah Kerja
3
Puskesmas Ambacang Tahun Ajaran 2018/2019.
BERKALA
NO SEKOLAH %
SASARAN DIPERIKSA
1 MTSN DRN TARUNG 535 486 91%
2 SMP MUHAMADYAH 154 124 81%
3 MTSN CUBADAK AIR 79 68 86%
4 SMP 10 PS AMBACANG 539 469 87%
5 SMP PGRI 270 215 80%
Tabel 3.10 Data Pemeriksaan Berkala pada Anak SMA di Wilayah Kerja
3
Puskesmas Ambacang Tahun Ajaran 2018/2019.
BERKALA
NO SEKOLAH %
SASARAN DIPERIKSA
1 MAN 1 510 453 89%
2 SMK 1 651 487 75%
3 SMK SUMBAR 212 182 86%
4 SMA MUHAMMADIYAH 60 47 78%
Puskesmas Ambacang tidak ada satupun sekolah yang mencapai target 100%,
3
dengan capaian terendah terdapat pada SMK 1 Padang yaitu 75%.
Pemeriksaan berkala kesehatan anak sekolah dengan sasaran kelas 2-6 SD,
kelas 2-3 SMP, dan 2-3 SMA dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019, berikut hasil
29
Bagan 3.4 Pemeriksaan Berkala Anak SD di Wilayah Kerja Ambacang
Tahun Ajaran 2018/2019
Puskesmas Ambacang adalah gizi kurus, gigi karies yang cukup tinggi, dan
serumen telinga.
30
Bagan 3.5 Pemeriksaan Berkala Anak SMP di Wilayah Kerja Ambacang
Tahun Ajaran 2018/2019
31
Pada bagan di atas tampak permasalahan pada anak SMP dan SMA secara
garis besar hampir sama dengan siswa SD yaitu karies gigi, serumen telinga, dan
penglihatan kurang. Dari bagan di atas, terdapat sebuah perbedaan permasalahan
yang diperiksakan pada siswa SMA/K/MAN yaitu adanya pemeriksaan buta
warna. Pemeriksaan buta warna ini wajib dilakukan di seluruh SMA/K/MAN di
wilayah kerja Puskesmas Ambacang.
32
BAB 4
PEMBAHASAN
dari trias UKS. UKS meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik dilakukan melalui trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan pada peserta didik agar dapat ditindaklanjuti segera bila terdeteksi
pemeriksaan berkala sedikitnya 1 kali dalam setahun dengan sasaran kelas 2-6
bagi SD, kelas 2-3 SMP, kelas 2-3 SMA. Pelaksanaannya sudah tepat yaitu
Pemeriksaan Berkala pada SD, SMP dan SMA dari 30 sekolah tidak ada
yang mencapai target 100 %, dengan pencapaian terendah pada SMK 1 Padang,
yaitu 75%. Kendala dalam pelaksanaan ini hingga angka pencapaian pelaksanaan
33
pemeriksaaan berkala pada anak SMK dikarenakan metode belajar yang susah
untuk penentuan jadwal pihak puskesmas dengan pihak siswa. Siswa SMK tidak
hanya di satu lokal saja tetapi kelas mereka tergantung mata pelajaran jurusannya
jadwal, kebanyakan siswa kabur saat pemeriksaan berkala sulit mencapai 100%.
Hasil pemeriksaan berkala dari SD, SMP dan SMA ditemukan data
terbanyak pada gigi karies, penglihatan yang kurang, serumen telinga, dan gizi
oleh tenaga kesehatan di puskesmas. Untuk promotif dari UKS maka dilakukanlah
penyuluhan tentang kebersihan diri, edukasi tentang kebersihan gigi dan gizi.
sekolah akibat kurangnya kerjasama oleh tim pelaksana sesuai petunjuk teknis
yaitu dilaksanakan oleh tim pelaksana UKS yang terdiri dari kepala
siswa.
kesehatan yang sedang praktik di Puskesmas Ambacang. Solusi ini telah sesuai
34
keterbatasan sumber daya kesehatan, kepala puskesmas dapat meminta bantuan
dinas kesehatan dan institusi pendidikan, organisasi profesi, atau mitra potensial
yang bisa dilakukan pada siswa tersebut. Puskesmas hanya dapat melakukan
berkala khusus untuk siswa yang memiliki disabilitas tertentu tidak ada, sehingga
35
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. UKS (Unit Kesehatan Sekolah) terdiri dari tiga kegiatan, salah satunya
2. Pemeriksaan berkala pada anak sekolah baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA
belum ada yang mencapai 100% terhitung sejak bulan Maret hingga Mei 2019.
4. Masalah yang ditemukan pada pemeriksaan berkala anak sekolah untuk SMP
dan SMA adalah kurangnya kesadaran pada murid terhadap kesehatan dan
kendala dalam jadwal pertemuan dengan murid, terutama pada murid SMA /
36
5.2 Saran
1. Perlunya koordinasi, baik antara kepala puskesmas sebagai pembina UKS dan
kinerja tim pelaksana UKS yang belum optimal. Jika dirasakan perlu, kepala
2. Perlunya koordinasi baik dengan pihak guru SMK untuk menindak lanjutkan
dipilih satu hari dimana semua murid dikumpulkan untuk diperiksa mengingat
tapi diberi jeda 3 bulan sekali agar siswa-siswi yang sebelumnya berhalangan
berkala pada anak sekolah tidak hanya terbatas pada sekolah biasa saja..
37
DAFTAR PUSTAKA
38