Anda di halaman 1dari 3

Filsafat Pendidikan

Nama : Sofiah Maisori

Nim : 174242012

Kelas :27 E

I. Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti,
dan teratur tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia
pendidikan agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan
tepat.
II. Asumsi Filsafat Pendidikan
Asumsi dapat dikatakan sebagai latar belakang intelektual suatu jalur
pemikiran dan dapat pula diartikan sebagai gagasan primitif atau gagasan
tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan
muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk menyuratkan yang tersirat .
McMullin menyatakan hal yang paling mendasar yang harus ada dalam
ontology suatu ilmu pengetahuan dalam menentukan asumsi pokok
keberadaan suatu obyek sebelum melakukan penelitian. Sebuah contoh
asumsi yang baik adalah pada pembukaan UUD 1945 “kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa “ “penjajah diatas bumi …tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan” tanpa asumsi-asumsi ini, semua pasal
UUD 1945 menjadi tidak bermakna.
Pertanyaan yang penting yang terkait dengan asumsi adalah bagaimana
penggunaan asumsi secara tepat? Untuk menjawab permasalahan ini perlu
tinjauan daria awal bahwa gejala alam tunduk pada tiga karakteristik
menurut Junjung,2005.
A. Deterministik
Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton
(1788-1856) dari doktrin Thomas Hobbes (1588-1679) yang
menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris yang
dicerminkan oleh zat dan gerak universal. Aliran filsafat ini
merupakan lawan dari paham fatalism yang berpendapat bahwa setiap
kejadian ditentukan oleh nsib yang telah ditentukan terlebih dahulu.
B. Pilihan Bebas
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihanya
tidak terikat pada hokum yang memberikan alternative. Karakteristik
ini banyak ditemukan pada bidang ilmu sosial. Sebagai missal “ tidak
ada tolak ukur yang tepat dalam melabangkan suatu kebahagiaan”.
Masyarakat materialistik menunjukan semakin banyak harta maka
hidup akan emakin bahagia, tetapi dibelahan dunia lain, kebahagiaan
suatu suku primitive bisa jadi bisa jadi jika mampu diartikan
melestarikan budaya animismenya.
C. Probablistik
Pada filsafat probablistik, kecendrungan keumuman dikenal
memang ada, namun sifatnya berupa peluang. Sesuatu akan berlaku
deterministic dengan peluang tertentu. Probablistik menunjukan
sesuatu memiliki kesempatan untuk memiliki sifat determenistik
dengan menolerir sifat pilihan bebas. Pada ilmu pengetahuan modern,
karakteristik probabilitas ini lebih banyak digunakan.
Dalam menentukan suatu asumsi dalam perspektif
filsafat,permasalahan utamanya adalah mempertanyakan pada diri
sendiri apakah sebenarnya yang ingin dipelajari dari ilmu. Terdapat
kecendrungan sekiranya menyambung pada hokum kejadian yang
berlaku bagi seluruh manusia, maka harus bertitik tolak pada paham
determniistik.sekiranya yang dipilih adalah hokum kejadian yang
bersifat khas bagi setiap individu manusia maka akan dipergunakan
asumsi pilihan bebas. Diantara kutub Deterministik dan pilihan bebas,
penafsiran probablistik merupakan jalan tengahnya.
III. Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan
filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat
dan martabat manusa serta masyarakat erutama di Indonesia dilandasi oleh
filsafat yagn dianus bangsa Indonesia dilandasi oleh fislafat yagn dianus
bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala
gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik,
sumber dari egama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap
keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka
dikupaslan antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-
konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan
dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan berhubungan dan
berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada flsafat
untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
dapat dirumuskan sebagai berikut :
A. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan
filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan
saja
B. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman
yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam
C. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
D. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
tetapi sudut pandangannya berlainan

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik


dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan
menunjukkan dirinya pda masalah pendiidkan pad aumumnya serta
bagaimna amasalah itu mengganggu pada penyekolhan yang menyangkut
masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya.
Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu
klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur
pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian
kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat


dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak
hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan
filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang
berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat
pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari pertanyaa-
pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.

Sumber :

https://van88.wordpress.com/beberapa-hubungan-tentang-filsafat/

http://ifatsitifatonah.blogspot.com/2016/12/asumsi-dan-implikasi-dari-filsafat-ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai