D
alam perencanaan strategis, dipengaruhi oleh beberapa asumsi sebagai dasar
untuk evaluasi, penyusunan program kegiatan dan penganggaran. Rencana
Strategis Bisnis UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I tahun 2017 – 2022
didasarkan atas asumsi-asumsi yang bersifat makro dan mikro. Identifikasi masing-masing
asumsi tersebut berdasarkan : (1) Pertumbuhan ekonomi; (2) Tingkat Inflasi; (3) Nilai Tukar
Rupiah; (4) Pertumbuhan Penduduk.
A. Asumsi Makro
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun belakangan ini menunjukkan signifikansi
yang bagus, terutama menunjukkan kebangkitan dari keterpurukan kondisi ekonomi
Indonesia. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dipredikisikan akan terus
berkembang namun pertumbuhan ekonomi ini terhambat di tahun 2015 yang
diperngaruhi suhu politik dan perkembangan pemilu di tanah air.
1 2 3 4 5 6
TAHUN
Bahwa kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti oleh penurunan
inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya
kebutuhan kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan pendidikan,
sandang, pangan dan perumahan yang semakin meningkat, maka dimungkinkan
alokasi konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan harga-harga yang semakin
naik akan menyebabkan meningginya unit cost layanan kesehatan.
Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi Indonesia sejak tahun 2010 s/d 2015 sangat tinggi hampir
kearah hyper inflasi, hal ini dipicu oleh kondisi politik Indonesia yang tidak stabil serta
euphoria reformasi, meskipun euphoria tersebut masih saja bergejolak sampai saat
ini, namun masih bisa dikendalikan tidak mempengaruhi kenaikan inflasi. Inflasi pada
kurun waktu 2010 s/d 2015 dipengaruhi oleh harga BBM dalam negeri, sehingga
masyarakat panik untuk memborong semua (bahkan yang tidak perlu sekalipun)
sehingga harga-harga bahan pokok naik.
Faktor inflasi yang mencapai dua digit pada tahun 2010, 20113 dan 2014
cukup berperan pada kenaikan nominal PDRB perkapita. Meski secara nominal
terjadi kenaikan PDRB perkapita yang cukup tinggi, namun secara riel terjadi
perlambatan pertumbuhan PDRB perkapita. Pertumbuhan tahun 2012 yang sebesar
4,3%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 dan 2014 diperkirakan
menjadi faktor penekan PDRB perkaita riel karena tahun-tahun sebelumnya indikator
ini mampu tumbuh cukup besar seiring dengan meningkatnya kinerja ekonomi.
Namun pada tahun 2015 angka inflasi mencapai 3.35% yang memeberikan makna
bahwa terjadi perbaikan ekonomi.
4.3
3.79
3.35
1 2 3 4 5 6
TAHUN
3. Harga BBM
Dalam Industri Kesehatan, Harga Bahan Bakar Minyak Mentah Dunia sangat
mempengaruhi operasional dan pemeliharaan Puskesmas. Hampir semua bahan
dasar untuk operasional Puskesmas dipengaruhi oleh harga BBM.
Dampak dari perubahan baik penuruanan dan kenaikan harga BBM tersebut
bagi Puskesmas sangat membebani dan menurunkan potensi kapasitas produksi
layanan, karena kebanyakan Puskesmas pemerintah diserbu oleh pelanggan
terdampak, hal ini terjadi karena cost pelayanan di rumah sakit sangat tinggi.
1 2 3 4 5 6
TAHUN
Tarif Retribusi
Tarif retribusi layanan kesehatan UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I yang berlaku saat
ini, dibuat dan ditetapkan mengikuti Perwako Nomor 33 tahun 2015 dan berlaku mulai bulan
januari Tahun 2016 yang menjelaskan bahwa setiap orang pribadi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas dipungut Retribusi dengan nama Retribusi Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas dan di etor oleh negara.
.
B. Asumsi Mikro
1. Volume Pelayanan
Asumsi volume pelayanan utama di UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I adalah
mencakup kurang lebih 9,03 % dari jumlah penduduk kecamatan singkawang tengah
yaitu 28.157 jiwa. Asumsi jumlah penduduk kota singkawang yang bermasalah
kesehatan diperkirakan sebanyak 22,65 % dari total jumlah penduduk. Dari jumlah
kunjungan, diprediksikan 52 % menjalani pemeriksaan penunjang, 2,5% menjalani
tindakan, 0,5 % memakai fasilitas ambulance, 1,5 % menjalani General Chek-up.
2. Inovasi Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat, ada beberapa inovasi pelayanan yaitu
pemeriksaan EKG dan pelayanan laboratorium lanjutan, serta poli mata.
3. Total Pendapatan
Sesuai Perwako No. 42 tahun 2015 didalam rencana strategik ini, total pendapatan
UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I berasal dari Pendapatan JKN, BOK,
operasional, Luar wilayah, BK/LP dan subsidi/Retribusi dari pemerintah daerah serta
dari pemerintah pusat. Total pendapatan fungsional dikelola langsung oleh
Puskesmas tanpa harus setor ke kas pemerintah daerah, dan hanya dalam bentuk
laporan keuangan saja. Pendapatan dari Pemerintah Daerah adalah berupa subsidi
operasional, belanja tidak langsung (gaji pegawai Negeri) dan investasi, sedangkan
pendapatan dari Pemerintah Pusat sebagai pendapatan untuk operasional dan
Investasi.
4. Total Biaya
biaya pegawai, dan biaya belanja barang dan jasa. Biaya investasi adalah biaya
untuk pembelian sarana prasarana, serta pengembangan.
Total pendapatan fungsional UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I dipakai untuk
biaya pegawai dan biaya belanja barang dan jasa. Sedangkan sisa lebih anggaran
dipakai untuk biaya operasional Puskesmas tahun selanjutnya.
5. Total Output
Total output dari kegiatan BLUD UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I yaitu, 95 %
pasien gakin terlayani; pendapatan fungsional naik rata-rata 10 % per tahun,
kunjungan meningkat 5 % per tahun.
6. Unit Cost
Tarif per jenis layanan disesuaikan dengan analisis unit cost, dengan menerapkan
subsidi silang. Unit cost disusun setiap tahun dan dipakai dasar untuk tarif pelayanan
tahun berikutnya. Prinsip analisis unit cost memakai sistem ABC (Activity Based
Costing), dengan harga dasar berlaku pada tahun penyusunan ditambah inflasi, dan
margin yang diharapkan.
Isu Strategis
Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas dihadapkan
pada isu-isu strategis yang dapat berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikannya.
Isu-isu strategis yang dihadapi oleh puskesmas dan yang akan ditangani melalui
pelaksanaan visi dan misi puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang otonomi daerah No 9 tahun 2015 tentang otonomi daerah sebagai
revisi undang undang otonomi 23 tahun 2014.
5. Tahun 2017 pemberian kapitasi JKN KIS berdasarkan pada penilain Kinerja berbasis
Komitmen (KBK) sehingga menjadi tantangan Puskesmas.
6. Tahun 2019 seluruh Penduduk Indonesia wajib mengikuti JKN KIS atau mencapai
UHC, sehingga menjadi peluang bagi Puskesmas dalam pelayanan.
8. Puskesmas sebagai FKTP pemerintah wajib bermitra dengan pihak BPJS, dimana
ketentuan kerjasama ini di tuangkan dalam bentuk kredesialing dengan FKTP
maupun jejaring.
9. Agar puskesmas tetap menjadi pilihan, maka pelayanan yang diberikan harus unggul
dan berusaha memberikan pelayanan yang tidak dimiliki oleh puskesmas pesaing.