BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu langkahnya
adalah adanya perbaikan status gizi masyarakat yang menjadi prioritas dalam
2013). Permasalahan gizi yang sering terjadi yaitu masalah kekurangan asupan
yang dapat menimbulkan defisiensi gizi seperti kekurangan energi protein, anemia,
defisiensi iodium dan kekurangan mikronutrien lainnya. Upaya yang telah dilakukan
oleh WHO untuk mengatasi masalah malnutrisi secara global yaitu melalui program
Sustainable Development Goals (SDG’s) 2030. Dimana tujuan dari program SDG’s
yaitu dapat mengatasi prevalensi balita yang pendek, kurus, mengatasi kebutuhan
gizi remaja perempuan, wanita hamil, menyusui dan lansia (WHO, 2012).
mental, dan dapat mengakibatkan terjadinya kematian diusia muda (Bailey et al,
2015). Menurut data Riskesdas (2013) rata – rata prevalensi anak malnutrisi yaitu
37,2% anak balita pendek (stunting), 12,1% anak balita overweight, anemia gizi
pada wanita usia subur 21,7% dan balita anemia 28,1%. Kemudian prevalensi gizi
berat – kurang pada tahun 2013 mencapai 19,6% yang terdiri dari 5,7% gizi buruk
1
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 2
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
meliputi empat hal, antara lain : (1) memperbaiki konsumsi pangan keluarga dengan
cara pola pangan yang bergizi seimbang, melalui peningkatan akses pangan
keluarga dan perorangan, daya beli serta adanya pendidikan gizi seimbang, (2)
multi zat gizi mikro, (3) melalui fortifikasi, dan (4) strategi tersebut harus terintegrasi
dan komplementer dalam suatu koordinasi dan kepemimpinan yang efektif (Helmi,
2011). Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah gizi
yaitu gerakan percepatan perbaikan gizi melalui gerakan seribu hari pertama
kehidupan (1000 HPK). Gerakan 1000 HPK dapat berjalan melalui gizi sensitif dan
spesifik. Kegiatan atau intervensi gizi sensitif antara lain melalui suplementasi dan
Selain dari gerakan 1000 HPK, program perbaikan gizi pada balita yang telah
sejak tahun 2010 melalui kegiatan kerjasama MCAI (Millenium Challenge Account
Indonesia) dan merupakan salah satu strategi untuk mengatasi anemia kurang gizi
zat besi dan kekurangan zat gizi mikro lainnya. Taburia mengandung 12 macam
vitamin dan 4 jenis mineral serta diberikan dalam satu bulan sebanyak 15 saset
dengan pemberian 1 saset untuk 2 hari dalam sekali dan harus dihabiskan pada
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Manullang dan Albiner (2012)
rendahnya tingkat konsumsi dapat dilihat dari banyaknya ibu yang tidak memberikan
taburia secara rutin dan berkala dengan alasan lupa memberikan taburia atau orang
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 3
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tua yang sibuk bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Alim (2011) berdasarkan
hasil evaluasi pemberian taburia di Kota Makassar pada tahun 2011 belum efektif.
Hal tersebut dikarenakan proses distribusi yang belum merata, dan jumlah tenaga
kader yang bertugas untuk membagikan taburia sangat sedikit. Beberapa analisis
yang dilakukan untuk melihat ketidakpatuhan pemberian taburia adalah ibu yang
sering lupa untuk memberikan taburia setiap 2 hari sekali, adanya perubahan rasa
dan bau pada makanan yang diberi taburia (Rauf dan Faramitha, 2012; Chasanah,
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan nutrisi yang baik dan
lengkap bagi tubuh, mencegah tubuh untuk terkena penyakit, dan mencegah sistem
kekebalan tubuh yang menurun serta kekurangan asupan gizi dan serat adalah
hanya difungsikan sebagai suplemen diet, namun juga dapat digunakan untuk
lainnnya. Bentuk dari nutraseutikal sendiri bisa bermacam – macam, yaitu bisa
berupa vitamin dan mineral dengan dosis yang relatif besar, mikronutrien, bahan
herbal, bahan ekstraksi bahan alami, formulasi jelly, dan sebagainya (Firdaus,
2013).
Permen merupakan salah satu produk pangan yang digemari oleh kalangan
anak – anak dan remaja. Permen jelly dapat dijadikan sebagai sumber energi,
karena dengan cepat dapat menggantikan energi yang hilang selama kerja fisik dan
mental. Selain itu, permen jelly dapat diproduksi dengan berbagai macam variasi
yang unik (Tamer et al, 2013). Hampir 70% supplement vitamin dan mineral dikemas
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 4
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dalam bentuk permen jelly (gummy candies). Tingkat konsumsi permen jelly di
yang dibuat dengan cara mendidihkan campuran gula dan air bersama dengan
bahan pewarna dan pemberi rasa hingga mencapai kadar air kira - kira 20 - 40%
dari berat dan Aw antara 0,95 – 1,00 (Buckle et al, 2013). Permen jelly memiliki
penampakan yang jernih dan transparan serta memiliki tekstur yang elastis dengan
tingkat kekenyalan tertentu. Kemudian adanya warna keruh pada permen jelly,
tannin, dan polisakarida (pati) (Hunaefi, 2002). Kekerasan dari tekstur permen jelly
bergantung kepada bahan gel yang digunakan. Permen jelly memiliki sifat yang
cenderung lengket satu sama lain karena memiliki sifat higroskopis dari gula yang
Pada umumnya bahan pembentuk gel yang digunakan antara lain gelatin,
karagenan, dan agar (Hasniarti, 2012). Gelatin memiliki konsistensi yang lunak dan
bersifat seperti karet. Jumlah gelatin yang digunakan berkisar 5 – 12% tergantung
dari kekerasan yang diinginkan (Abdalbasit dan Fadol, 2013). Gel pada agar
memiliki sifat lunak dan tekstur yang rapuh. Sedangkan gel dari karagenan hanya
dapat dihasilkan oleh kappa karagenan dan iota karagenan serta gelnya akan
semakin kuat dengan adanya penambahan potasium klorida (Azizah, 2012). Namun
dari beberapa gel tersebut terdapat kekurangan, seperti pada gel yang dihasilkan
oleh karagenan memiliki sifat yang kaku dan memiliki sineresis yang tinggi. Begitu
juga dengan gelatin yang dapat membentuk gel yang keras dan kaku jika kadarnya
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 5
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
semakin besar. Maka dari itu diperlukan adanya bahan yang dapat menutupi
Glukomanan konjak dalam gel kappa karagenan dapat memperbaiki sifat – sifat
dari gel kappa karagenan. Adanya interaksi yang sinergis antara keduanya dapat
menghasilkan gel dengan tekstur yang elastis, merekat kuat dalam air dan tidak
mudah rusak (Jumri, 2015, Kaya 2015). Pada penelitian Charoenrein et al (2011)
dengan adanya penambahan glukomanan konjak pada gel pati beras dapat
gel pati beras, serta meningkatkan stabilitas gel pati beras. Larutan yang terbentuk
glukomanan konjak lebih tinggi dibandingkan dengan pengental alami lainnya, stabil
3,3 serta tahan terhadap garam dengan konsentrasi yang tinggi (Widjanarko, 2008).
Selain itu, konjak dapat larut dalam air panas atau air dingin, memiliki
kekentalan yang tinggi dan memiliki fungsi sebagai bahan pembentuk gel,
kemampuan untuk membentuk gel reversible dan gel irreversible pada kondisi yang
berbeda. Konjak dapat membentuk gel pada suhu pemanasan sampai 850C dengan
kondisi basa (dengan pH 9 sampai pH 10). Gel konjak memiliki sifat tahan panas
dan tetap stabil pada pemanasan ulang pada suhu 1000C hingga 2000C (Johnson,
dan gula darah serta menurunkan berat badan (Kaya, 2015; Zhang et al, 2005).
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 6
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dengan pesat. Menurut BPOM (2011) pangan fungsional merupakan pangan olahan
yang memiliki satu atau lebih komponen dan berdasarkan kajian ilmiahnya
bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu kategori bahan pangan yang tergolong
dan berhubungan dengan modulasi mikrobiota (Reid et al, 2003). Prebiotik biasanya
banyak ditemukan pada produk pangan seperti susu formula yang dianggap dapat
(Azizah, 2012).
bawang, dan pisang. Di Jepang FOS dikenal sebagai Meioligo dan Neosugar.
pengembang, dan humektan. Sebagai salah satu pengganti sukrosa rendah kalori,
produk susu serta beberapa produk minuman (Trenev dalam Artanti, 2009).
Pada penelitian ini, fruktooligosakarida dan komposisi vitamin dan mineral pada
taburia ditambahkan pada permen jelly, dengan alasan permen jelly merupakan
salah satu produk yang digemari oleh anak – anak maupun orang dewasa dan
memberikan efek bagi kesehatan pencernaan dan dapat dikatakan sebagai permen
prebiotik (Azizah, 2012). Jumlah prebiotik yang efektif untuk anak – anak adalah 0,4
- 3 gram per hari (Roberfroid, 2000) dan untuk orang dewasa sebanyak 5 - 15 gram
per hari. Konsumsi prebiotik lebih dari 20 gram, dapat memberikan efek laksatif yaitu
mempercepat pengeluaran pada sistem saluran cerna (Bouhnik et al, 1999; Tuohy et
al, 2005).
B. RUMUSAN MASALAH
serta penambahan FOS dan taburia terhadap sifat fisik dan kimia pada permen jelly.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
konjak serta fortifikasi FOS dan taburia terhadap karakteristik fisik dan kimia
2. Tujuan Khusus
konjak serta fortifikasi FOS dan taburia terhadap karakteristik fisik meliputi
konjak serta fortifikasi FOS dan taburia terhadap karakteristik kimia meliputi
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 8
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kadar air, kadar abu, pH, kadar total gula dan kadar fruktooligosakarida
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Untuk peneliti
2. Untuk masyarakat
3. Untuk pemerintah
dikonsumsi.
E. KEASLIAN PENELITIAN
1. Penelitian oleh Firdaus (2013) yang berjudul Variasi Kadar Manitol dan Corn
Sari Buah Markisa Kuning (Passiflora edulis var, Flavicarpa). Hasil dari
penelitian ini bahwa sari buah markisa kuning dapat dijadikan sebagai salah
Berdasarkan dari hasil uji organoleptik bahwa pada basis manitol dan corn
syrup (25%:75%) memiliki bentuk, warna, rasa, bau, dan tekstur yang paling
banyak memilih formula 3 dengan rasa manis asam, warna lebih cerah dan
jernih dengan variasi kadar manitol 25% dan corn syrup 75%. Persamaan
corn syrup pada permen jelly, sedangkan pada penelitian ini menggunakan
pembuatan permen jelly yaitu gelatin dan glukomanan konjak serta tambahan
taburia.
(Dillenia serrate Thumb). Hasil dari penelitian ini bahwa perbandingan sari
buah 40% dan gula 60% lebih disukai oleh konsumen berdasarkan analisa
kadar air, total asam, dan gula reduksi serta uji organoleptik. Persamaan
mengetahui formulasi terbaik antara sari buah dan gula agar dapat diterima
adanya perbedaan karakteristik fisik dan kimia pada permen jelly terhadap
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 10
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
jelly.
3. Penelitian oleh Azizah (2012) yang berjudul Pembuatan Permen Jelly Dari
dari penelitian ini adalah bahan pembentuk gel, karagenan, konjak, campuran
karagenan dan konjak (1:1, 2:1 dan 3:1) berpengaruh terhadap karakteristik
Kemudian nilai nutrisi yang ada pada permen jelly prebiotik tersebut dengan
takaran saji (5 gram) adalah 18.10 kkal, 0,04 g protein, 0,06 g lemak dan 4,36
Anak Stunting Usia 12-36 Bulan. Hasil dari penelitian ini adalah rerata BB
TB/U pada kelompok perlakuan juga lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
selama 2 bulan dapat meningkatkan skor z indeks TB/U pada anak stunting
permen jelly. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada metode penelitian.
eksperimental dengan pre dan post test dengan control group, sedangkan
lengkap.
terhadap peningkatan berat badan anak usia 6-24 bulan di Desa Demakan.
dari penelitian ini adalah terletak pada tujuannya. Tujuan dari penelitian
gelatin dan glukomanan konjak pada sifat fisik dan kimia permen jelly.
makanan dessert seperti jelly. Campuran antara kedua gel tersebut dapat
memudahkan untuk menguyah dan menelan, dan campuran antara kedua gel
tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif untuk gel gelatin. Persamaan dari
penelitian ini yaitu menggunakan bahan gel yang sama yaitu gelatin dan
glukomanan konjak. Perbedaan dari penelitian ini yaitu tujuan dari penelitian
Mleko untuk melihat karakteristik konjak secara suhu, mekanik, dan sensori
ketika dicampur dengan gelatin. Sedangkan pada penelitian ini, untuk melihat
perbedaan sifat secara fisik dan kimia pada permen jelly yang dicampur
dengan gelatin dan glukomanan konjak serta difortifikasi taburia dan FOS.
Locust Bean Gum (LBG) dan atau glukomanan konjak kedalam gelatin dapat
menurunkan sensori kekerasan pada gel. Formula gel yang sangat mudah
glukomanan konjak, dan 0,5% LBG. Persamaan dari penelitian ini adalah
menggunakan bahan baku yang sama dalam pembuatan gel yaitu gelatin dan
uji sensori, melaikan hanya melihat karakteristik dari sifat fisik (kekerasan,
Karakteristik Fisin Dan Kimia Pada Permen Jelly Yang Disubstitusi Glukomanan Konjak Dan
Difortifikasi Fruktooligosakarida (FOS) Dan Taburia
ULFI RAHMA YUNITA 13
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
elastisitas, dan kelengketan) dan sifat kimia (kadar air, kadar abu, pH, total
gula, dan kadar FOS) pada permen jelly yang diberi campuran gelatin dan
4 sampel yang diberi kadar vitamin dan mineral yang berbeda - beda . Hasil
terhadap masing – masing sampel baik untuk sifat fisik, kimia dan sensori jelly
dengan kadar vitamin dan mineral yang berbeda tiap sampelnya. Persamaan
dari penelitian ini adalah sama - sama membuat sebuah produk yaitu jelly
Sehingga AMCS dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan yang
dan melakukan uji fisik pada gel. Perbedaannya pada penelitian ini adalah
(AMCS).