Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................................................ 3
Pendahuluan........................................................................................................................................... 3
Latar Belakang..................................................................................................................................... 3
Tujuan ................................................................................................................................................. 3
Manfaat............................................................................................................................................... 3
BAB II....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Pupuk NPK .................................................................................................................. 4
2.2 Kandungan Pupuk NPK dan Ciri .................................................................................................... 4
2.3 Manfaat Pupuk NPK ...................................................................................................................... 6
2.4 Alat dan Fungsi .............................................................................................................................. 7
2.5 Proses Pembuatan ........................................................................................................................ 7
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 9
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Windy Zamrudy selaku pengajar mata kuliah
Proses Kimia Industri.

Terimakasih juga saya ksampaikan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Salah satu faktor penunjang tanaman tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah
ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Berdasarkan tingkat
kebutuhannya digolongkan menjadi dua bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar adalah unsur hara
makro. Unsur hara tersebut adalah unsur Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Unsur hara tersebut
dapat diperoleh melalui penambahan pupuk.

Setiap jenis tanaman membutuhkan unsur Nitrogen, Fosfor dan Nitrogen dalam
jumlah yang berbeda. Tergantung kebutuhan suatu tanaman, jenis tanah dan ketersediaan
unsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium.

Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi,
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ketidakseimbangan unsur hara Nitrogen,
Fosfor dan kalium akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal dan mempengaruhi unsur hara yang lain. Selain itu juga merupakan pemborosan
tenaga dan biaya, sehingga tidak efisien dalam pertumbuhan tanaman.

Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan pupuk phonska.
2. Mengetahui manfaat dari pupuk phonska.
3. Mengetahui bahan baku pembuatan pupuk phonska.

Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pupuk NPK


Pengertian pupuk NPK adalah pupuk yang mengandung setidaknya 5 unsur hara yang terdiri
dari 3 unsur hara makro ialah N, P dan K serta 2 unsur hara mikro. Setiap jenis pupuk atau
merek mempunyai persentase atau komposisi kandungan yang berbeda-beda, yang ditandai
dengan angka seperti yaitu NPK 16-16-16, NPK 15-15-15 atau NPK 12-12-12. Angka-angka
tersebut ialah persentase kandungan unsur hara makro yang ada didalamnya.

Sedangkan kandungan unsur hara mikro sangat sedikit sehingga umumnya tidak dapat ditulis
pada kemasan. Adalah salah satu jenis pupuk majemuk dengan kandungan sangat lengkap.
Baik itu makro maupun mikro, semuanya juga terdapat dalam pupuk tersebut.

Penting sekali, dapat memberikan pupuk NPK terhadap tanaman karena ada unsur–unsur
pokok yang dibutuhkan dalam rangka menyuburkan tanaman. Diantaranya seperti nitrogen,
kalium, fosfor, klorida, boron, besi, mangan, kalsium, magnesium, sulfur, tembaga, seng serta
masih banyak lagi.

2.2 Kandungan Pupuk NPK dan Ciri


Pupuk NPK adalam setiap kemasaannya akan senantiasa terdapat kandungan unsur hara yang
lengkap. Beberapa Unsur hara yang terkandung dalam pupuk NPK ialah sebagai berikut;

Nitrogen.
Nitrogen keberadaannya mutlak ada untuk bisa kelangsungan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman serta dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Tanaman menyerap N
yaitu :

 Sebagian besar dalam bentuk ion NO3- serta NH4+


 Sedikit Urea dapat melalui daun
 Sedikit asam amino dapat larut dalam air

Tanaman mengandung cukup N akan dapat menunjukkan warna daun hijau tua yang artinya
kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya apabila tanaman kekurangan atau defisiensi N
maka daun akan bisa menguning (klorosis) karena kukarangan klorofil.

Pertumbuhan tanaman lambat, lemah serta tanaman menjadi kerdil juga bisa disebabkan oleh
kekurangan N. Tanaman cepat masak dapat disebabkan oleh kekurangan N. Defisiensi N juga
bisa meningkatkan kadar air biji dan menurunkan produksi dan kualitas.

Kelebihan N akan dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan bisa
memperpendek masa generatif, yang akhirnya justru menurunkan produksi atau dapat
menurunkan kualitas produksi tanaman. Tanaman yang kelebihan N dapat menunjukkan
warna hijau gelap sukulen, yang dapat menyebabkan tanaman peka terhadap hama, penyakit
serta mudah roboh.

Apabila N tersedia didalam tanah hanya atau sebagian besar yaitu dalam bentuk amonium,
bisa menyebabkan keracunan pada tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan
vascular pecah dan berakibat pada terhambatnya serapan air.

Semua atau sebagian besar pupuk N komersiil memiliki kelarutan tinggi jika diberikan ke
dalam tanah. Berbeda dengan pupuk N dari bahan organik baik pupuk kandang, pupuk hijau,
serta kompos, akan melepas N jika sudah didekomposisikan.

Semua bentuk N di dalam tanah akan dikonversikan atau dioksidasi menjadi NO3-, yang
selanjutnya dapat menjadi subjek reaksi atau proses denitrifikasi, erosi, serta pencucian.
Sehingga bentuk NO3- di dalam tanah juga sangat tidak stabil.

Fosfor
P (Fosfor) Tidak ada unsur lain yang bisa menggantikan fungsinya dalam tanaman, sehingga
tanaman harus bisa mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya
secara normal. Fungsi penting forfor di dalam tanaman ialah dalam proses fotosintesis,
respirasi, transfer serta penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-
proses di dalam tanaman lainnya.

Pada umumnya kadar P di dalam tanaman di bawah kadar N dan K ialah sekitar 0,1 sampai
0,2%. Di Indonesia pupuk P sangat bermasalah, karena selain efisiensi pemupukan P rendah
dan juga tambang P di Indonesia jarang, beragam serta berkadar rendah.

Hal ini dapat mengakibatkan untuk mencukupi kebutuhan P harus import. Tanaman bisa
menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-).
Sejumlah kecil dapat diserap dalam bentuk ion ortofosfat sekunder (HPO4-2).

Kalium
Kalium (K) didalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation serta bervariasi sekitar 1,7
hingga 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di dalam tanaman
dapat berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa
proses metabolisme utama tanaman. Kalium sangat vital yaitu dalam proses fotosintesis.

Apabila K defisiensi maka proses fotosintesis akan turun, akan tetapi respirasi tanaman akan
dapat meningkat. Kejadian ini akan dapat menyebabkan banyak karbohidrat yang ada dalam
jaringan tanaman tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan energi untuk aktivitas-
aktivitasnya sehingga pembentukan bagian-bagian tanaman akan bisa berkurang yang
akhirnya pembentukan dan produksi tanaman berkurang.

Fungsi penting K dalam pertumbuhan tanaman ialah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan
air. proses membuka serta menutup pori-pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh
konsentrasi K dalam sel yang terdapat disekitar stoma.

Kadar K tidak cukup (defisien) bisa menyebabkan stomata membuka hanya sebagian serta
menjadi lebih lambat dalam penutupan. Gejala kekurangan K dapat ditunjukkan dengan :
tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir, bercak-bercak nekrotik
berwarna coklat pada daun-daun serta batang yang tua.
2.3 Manfaat Pupuk NPK
Adapun beragam kegunaan yang diperoleh dari kandungan pupuk NPK, antara lain adalah
sebagai berikut;

Metabolisme Tanaman
Adanya unsur kalium di dalam pupuk NPK sangatlah membantu yaitu dalam hal fotosintesa.
Dengan begitu, tanaman akan lebih cepat bisa mendapatkan energi sehingga dapat menunjang
segala aktivitasnya mulai dari pertumbuhan batang, daun hingga membentuk bakal calon
buah atau bunga.

Disisi lain, pengaruhnya juga dengan cukup efekti pada efisiensi air, proses buka-tutup pori –
pori daun tanaman (stomata). Jadi, dapat dikatakan bila kekurangan kadar kalium berakibat
pada perlambatan stomata untuk dapat melakukan proses fotosintesis.

Disamping itu, fungsi lain kalium antara lain, dapat membantu untuk mengatasi penyakit
tanman, dapat meningkatkan daya tahan terhadap iklim ekstrim, menyeimbangkan ion – ion
di dalam tanaman, pemecah karbohidrat, esensial sistensis protein serta terlibat pada
pembentukan buah.

Respirasi dan Pembelahan Sel


Seperti yang diketahui banyak orang, pupuk NPK juga mempunyai peranan penting agar
terjadi respirasi normal serta pembelahan sel pada tanaman. Maka dari itu, proses inilah yang
nantinya akan bisa membuat tanaman semakin tumbuh besar dan subur.

Berkaitan dengan hal tersebut, tentunya tidak lepas dari peranan fosfor. Zat fosfor tidak
hanya bisa membantu keberlangsungan respirasi atau pembelahan sel saja, melainkan juga
dapat meningkatkan kualitas perkecambahan, perkembangan akar, biji bahkan buahnya.

Jadi ketika tanaman nampak kerdil, tidak mau berbuah atau bentuk daunya tidak normal
dipastikan bahwa kondisi tersebut adalah gejala pertama akibat kekurangan fosfor.

Perkembangan dan Pertumbuhan Tanaman


Benar sekali jika keberadaanya begitu penting demi keberlangsungan pertumbuhan ataupun
perkembangan tanaman. Mengingat di dalam pupuk NPK terdapat zat bernama nitrogen yang
bisa mampu meningkatkan kualitas tanaman dengan cara menujukkan warna hijau tua
(artinya kandungan klorofil tinggi).

Justru sebaliknya bila kita terlalu banyak member pupuk NPK maka kandungan daripada
nitrogen justru semakin bisa memperpendek masa generatif dan bisa dipastikan produksi atau
kualitasn tanaman ikut menurun pula.

Perangsang
Artinya disini ialah pupuk NPK bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan akar serta daun
tanaman. Dmana kegunaanya sangat dapat membantu menetralisir asam–asam organik.
Berbagai sumber juga mengatakan kalo sumber kalsium nantinya akan terhidrat ke dalam
CaO (kapur bakar pada tanaman) sehingga dapat membentuk reaksi hebat yang dapat
membunuh mikroba atau ganguan gulma di sekitarnya.

Membantu Enzim Dan Vitamin


Peranan pupuk NPK selanjutnya ialah berguna sekali dalam hal pembentuan enzim dan
vitamin yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, juga dapat ikut merangsang nodulasi
(untuk fiksasi) sehingga bisa menunjang pembentukan klorofil meskipun bukan bagian
daripada klorofil.

Pembentukan Dinding Sel


Pada umumnya, tanaman–tanaman yang berkulit tebal akan bisa lebih tahan lama terhadap
cuaca serta kondisi lingkungan tertentu. Jika kita juga ingin mempertahankan kesehatan
tanaman, maka jangan ragu untuk bisa memberikan pupuk NPK karena bisa berperan sebagai
pembentuk dinding sel tanaman. Pada akhirnya, ikut meminimalkan resiko penyakit jamur
pada tanaman berbiji ataupun berdaun.

2.4 Alat dan Fungsi


Chusser : menghancurkan bongkahan/ bahan yang berbentuk batuan

Mixer : pencampur bahan-bahan yang sudah ditentukan dengan formulasi tertentu

Granulator : membentuk campuran bahan yang homogen menjadi bentuk granule

Rotary dryer : mengurangi kadar air dari produk yang dihasilkan oleh granulator

Screen : penentu produk yang on size yang lazim ukuran butiran granule

Rotary cooler : pendingin dari produk yanng keluar dari dryer

Water srcubber : menampung debu/ materian under size dari proses produksi

2.5 Proses Pembuatan


Pregranulating Reacting granulating DryingScreening Polishing Sccreening Cooling Coating Bagging
PROSES PENGOLAHAN

Proses Pregranulating

Proses pencampuran awal bahan baku berbentuk padatan yang terdiri daro Amonium Sulfat, Urea,
dan KCL

Langkah kerja Bahan baku pugmill + bahan baku cair/ gas produk Drum granulator

Proses Reacting

Proses reaksi awal bahan baku berbentuk cairan antara asam fosfat dengan amoniak

Langkah kerja : Proses nertralisasi di reaktor pipa granulatordituangkan


Proses granulating

Proses untuk memperbesar ukuran suatu massa dari partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil
Langkah kerja : Bahan baku dan sisa bahan baku granulator

Proses Drying

Proses pengeringan butiran pupuk setelah mengalami proses granulating Proses granulating drying
Exit dryer conveyer penyaringan Exit dryer elevator

Proses Screening

Proses penyaringan awal butiran pupuk

Langkah kerja: Screen feeder Butiran pupuk (on size) Small recycle regulator Butiran pupuk (over
size) Pulverizer (crusher) Recyle regulator bin

Polishing Sccreening

Penyaringan akhir butiran pupuk dari ukuran produk undersize

Proses Cooling

Pendinginan butiran pupuk yang telah melalui proses pendinginan

Proses Coating

Terjadi pelapisan pada butiran pupuk, karena higroskopis bahan baku pupuk dapat mempercepat

Proses Coating

Terjadi pelapisan pada butiran pupuk, karena higroskopis bahan baku pupuk dapat mempercepat
proses penggumpalan

Proses Bagging

Proses akhir dari prosuksi dimana prosuk pupuk akan mengalami pengantongan yang dibantu
operator.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai