Pekerjaan Abukment
Pekerjaan Abukment
4 PEKERJAAN STRUKTUR
Arah pengecoran.
Kekentalan adukan.
Uji slump.
Pemadatan, dilakukan dengan vibrator.
Finishing, agar permukaan beton merata.
Tahap pasca pengecoran
Pengawasan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Permukaan beton selama tiga hari berturut – turut harus dijaga selama
beton tersebut belum mengeras, pada daerah tersebut tidak boleh diberi
beban dulu.
Pembukaan bekisting hanya boleh dilkakukan minimal 10 hari.
B. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
a. Tiang pancng
Toleransi Dimensi: 1. Dimensi Penampang ± 6mm
2. Panjang Total ± 25 m m
3. Penyimpangan Dari garis Lurus 1mm Permeter
Pancang
4.Ketidaksikuan Pangkal 2 mm dalam
lebar pangkal
5. Selimut tulangan +5mm ,- 3m m
(termasuk tendon)
6. Lubang keluar tendon pada acuan ± 2mm
Dan kepala tiang pancang
7. Tendon ± 1,5 m m
sepatu tiang dan penyambungan (sp lece) tiang pancang pra
fabrikasi.
Sepatu dan sambungan (joint) tiang, bila mana penyambung
(splice) tiang diperkenankan, harus dipasang kuat pada tiang
pancang, ditengah-tengah dan segaris dengan sumbu tiang
pancang.
panjang pengecoran Tiang
kecuali itunjukan lain dalam gambar, maka tiang pancang harus
dicor dengan panjang utuh tanpa sambungan.
b. Pengajuan kesiapan kerja
Penyedia jasa harus menyerahkan rincian sisitem peralatan dan
bahan yang hendak digunakan dalam operasi prategang.rincian
tersebut harus meliputi metode dan urutan tegangan, rincian
lengkap untuk baja prategang, perkakas pengukuran, jenis selosong
dan setiap data relative lainnya untuk operasi prategang. Malahan
rincian tersebut harus menunjukan tiaap susunan dari baja tulangan
yang bukan prategang seperti yang ditunjukan dalam gambar.
Bila mana sistem prategang yang diusulkan oleh penyedia jasa
memerlukan modifikasi dalam jumlah, bentuk atau ukuran baja
tulangan, maka penyedia jasa harus menyerahkan gambar dan
perhitungan yang cukup terinci untuk menapat persetujuan dari
yang ditujukan dalam gambar.
Suatu sertifikat persetujuan (perjanjian) resmi untuk sistem
prategang harus diserahkan dan disetujui oleh pengawas pekerjaan
sebelum penempatan setiap tendon. Sertifikat persetujuan ini harus
dikeluarkan oleh suatu lembaga pengujian yang resmi. Sebaoknya
pengawas pekerjaan dapat memerintahkan sedemikian hingga
diperoleh suatu sertifikat persetujuan dari laboratorium pilihan
pengawas pekerjaan atas biaya penyedia jasa. Semua peraturan
yang berhubungan dengan sertifikat persetujuan ini selanjutnya
harus tunduk pada persetujuan dari pengawas pekerjaan.
Untuk setiap jenis elemen prategang penyedia jasa harus
menyediakan 2 set semua detail gambar kerja, disiapkan secara
khusus untuk kontrak, kepada pengawas pekerjaan untuk
pennjauan ulang. Setelah peninjauan ulang, 3 set harus diserahkan
kepada pengawas pekerjaan untuk digunakan selama pelaksanaan.
Detail gambar kerja harus meliputi judul pekerjaan, nama stuktur
seperti ditujukan pada gambar, dan nomor kontak. Penyedia jasa
tidak boleh , mengecor seriap elemen yang akan diprategangkan
sebelum peninjauan ulang detail gambar kerja terinci selesai.
c. Ahli pra-tegang
Penyedia jasa harus menempatkan tim khusus ahli pra-tegang untuk
kepentingan pengawasan pekerjaan, sekurang-kurangnya seorang ahli
kepela, untuk memberkan petunjuk yang diperlukan selama operasi pra-
tegang.
Bahan
1.Beton
Beton harus dibuat memenuhi ketentuan sesuai dengan mutu yang
igunakan. Mutu beton untuk tiap jenis unit harus sebagaimana ditunjukan
dalam gambar.
2.Acuan
Acuan harus terbuat dari logam atau kayu yang dilapisi kedap air, dan
harus cukup kuat sehingga tigak akan melendut melebihi batas-batas
toleransi selama pengecoran.
3.Graut ( Grout)
Kecuali diperintahkan oleh pengawas pekerjaan, berasarkan percobaan
penyuntikan (grouting), maka grount harus berupa pasta terdiri dari semen
portal biasa dan air. Rasio air semen haruslah serendah mungkin sesuai
dengan sifat kelecakan (workability) yang diperlukan tapi tidak melebihi
0,45.
2. Baja tulangan
Batang baja dan tulangan anyaman harus sesuai dengan spesifikasi ini
3. Baja pra-tegang
Kawat(wire) pra-tegang harus terdiri dari kawat dengan kuat tarik tinggi
dengan panjang menerus tanpa sambungan atau kopel dan harus sesuai
dengan SNI 1155:2016.
4. Pengakuran
Pengakuran harus mampu menahan paling sedikit 95 persen kuat tarik
minimum baja prategang, dan harus memberikan penyebaran tegangan
yang merata dalam beton pada ujung tendon. Perlengkapan harus
disediakan untuk perlindungan akur dari korosi.
5. Selosong
Selosong yang disediakan untuk tendon pasca –tarik harus dbentuk
denagan bantuan selosong berusuk yang lentur atau selosong logam
bergelombang yang dogalvanisasi dan harus cukup kaku untuk
mempertahan kan profil yang diinginkan dan titik –titik penulangan
selama tekanan bekerja. Ujung selosong harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan gerak bebas pada ujung ankur. Sambungan
antara ruas-ruas selongsong harus benar-benar merupakan sambungan
logam dan segera harus ditutup sampai rapat dengan menggunakan pita
perekat tahan air untuk mencegah kebocoran adukan.
6. Pekerjaan lain-lain
Air yang digunakan untuk pembilasan selosong harus mengandung baik
kapur sirih (kalsium oksida) maupun kapur tohor (kalsium Hido-oksida)
dengan takaran 12 gram per liter. Udara bertekanan, yang digunakan untuk
meniup selosong, harus bebas dari minyak.
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang
pancang:
1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah
dasar yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian
dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai
kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan
daya dukung yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak
berlebihan.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini
dilakukan dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi
syarat keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung.
Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan
tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah
yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman
minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk
meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung
tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang
sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan
demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung
diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata
hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman
mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah
sampai besar penurunan memenuhi syarat.
Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda
serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang
tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada
tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang
pancang diberi tanda setiap 1 meter.
Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus
dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna menghindari
retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.
Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman
mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data
tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set).
Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan
kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan
dekat dengan lokasi pemancangan.
Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan
patok.
Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan
batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level
muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan
belum tercapai. Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet
seperti yang dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang
pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua
tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.
c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti
yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat
diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang
ditentukan.
Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang
telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah
ditentukan.
2. Proses Pengangkatan
Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan ) Metode
pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat
penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari
trailer ke penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini
adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk
mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada
bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik
angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. Pada
prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton
adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik
angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah
ditentukan dan untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar.
Pengangkatan dengan satu tumpuan Metode pengangkatan ini
biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh
mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah
ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode
pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang
dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini,
haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat
pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.
3. Proses Pemancangan
Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer
jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
Gambar Alat Pemancang
Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
lubang.