Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah flowcytometry
Pada 1934, Moldavan pertama kali memperkenalkan alat hitung sel
darah otomatik dengan metode flow through. Kemudian, pada 1950
dikomersialkan alat dengan metode impedansi, tetapi masih menggunakan
pengenceran bahan di luar alat. Sepuluh tahun kemudian, pengenceran tidak
dilakukan di luar alat, tapi secara dilakukan secara otomatis.
Pada 1953, Crossland and Taylor memperkenalkan teknik penghitungan
sel darah, di mana sel dialirkan dalam saluran tunggal, menggunakan bahan
cair sebagai laminar sheat flow dan sel diperiksa dengan metode pendar
cahaya. Pada 1965, diperkenalkan pengukuran sel dengan pendar cahaya yang
ditangkap oleh detektor yang lebih dari satu sudut dan menggunakan sinar
dengan intensitas yang kuat, yaitu sinar laser. Sinar ini menghasilkan sel itu
dapat dipantulkan, dibias, bahkan tembus ke dalam sel, sehingga dapat
mendeteksi intrasel.
Flowcytometry merupakan metode analisa multiparameter yang dapat
dikerjakan secara bersamaan, yaitu baik dengan menganalisa sifat kimia dan
fisika dari beribu partikel per detik. Flowcytometer ini dapat dipergunakan
untuk menganalisa banyak jenis sel, seperti sel-sel mamalia, tanaman, alga,
ragi dan bakteri, akan tetapi saat ini juga dapat dipergunakan untuk
menganalisa partikel lain, seperti inti sel (nukleus) dan kromosom atau small
beads. Flowcytometry umumnya digunakan dalam diagnosis gangguan
kesehatan, khususnya kanker darah, tetapi juga dapat dipergunakan pada
beberapa aplikasi lainnya yang melibatkan suatu penelitian dan praktek klinis.
Penggunaaan alat ini secara umum adalah untuk menyortir secara fisik
partikel-partikel berdasarkan sifat-sifatnya, atau dengan kata lain dapat
dipergunakan sebagai suatu metode pemurnian.

1
Flowcytometry juga dapat diartikan sebagai suatu metode pengukuran
sel-sel di dalam suatu sistem aliran (flow), dimana mengantarkan sel-sel
secara individu atau tunggal melewati titik pengukuran. Apabila ditinjau
secara teori, maka terdapat banyak tipe pengukuran yang dapat dipergunakan,
akan tetapi dalam prakteknya, istilah tersebut menunjukkan suatu instrumen
yang menggunakan sinar sebagai fokus dalam titik pengukurannya.
Metode flowcytometry terus berkembang dengan perkembangan
elektrik komputer dan reagen, termasuk digunakannya monoklonal antibodi.
Sampai saat ini, pengukuran dengan metode flowcytometry menggunakan
label fluoresensi, mengukur jumlah, ukuran sel, juga dapat mendeteksi
petanda dinding sel, granula intraselular, struktur intra sitoplasmik, dan inti
sel. Pada tehnik ini, dapat dipergunakan sinar yang disebarkan dan yang
mengalami fluoresensi memiliki perbedaan panjang gelombang, kemudian
akan terekam. Biasanya, sinar yang disebarkan pada dua sudut yang berbeda
dan satu hingga enam atau lebih sinar berfluorensensi dapat terukur.
Kombinasi sinar yang tersebar dan berfluoresensi akan ditangkap oleh
detektor, dan, dengan menganalisi fluktuasi yang terjadi pada intensitas
cahaya pada setiap detektor (satu untuk setiap puncak emisi fluoresensi), hal
tersebut memungkinkan untuk mengantarkan beberapa tipe informasi
mengenai struktur fisika dan kimia setiap individu partikelnya. FSC
berkorelasi dengan volume sel dan SSC tergantung pada kekompleksan
bagian dalam partikel (seperti bentuk nukleus, jumlah dan tipe sitoplasma
granulosa atau kekasaran membran). Beberapa flowcytometer dipasaran telah
menghilangkan keperluan fluoresensi dan menggunakan hanya sinar yang
menyebar untuk pengukuran. Sedangkan beberapa instrumen flowcytometer
yang lain membentuk gambaran setiap fluoresensi sel, penyebaran dan
transmitansi sinar.
Beberapa organisme, seperti alga laut, adalah organisme yang dapat
memfluoresensikan sinar secara alami, akan tetapi secara umum fluoresensi
ini dapat berasal dari label yang berbeda. Beberapa jenis bahan kimia yang
memiliki sifat fluoresensi dimungkinkan dapat digunakan untuk melabel

2
komponen sel, seperti DNA (secara langsung), atau yang lainnya melalui
interaksi dengan suatu antibodi dengan beragam jenis protein seluler. Oleh
karena itu, instrumen ini dapat mengidentifikasi setiap jenis aktivitas sel dan
menghitung jumlah masing-masing dalam suatu populasi campuran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan
1. apakah pengertian dari flowcytometry ?
2. bagaimanakah prinsip kerja dari flowcytometry?
3. Apakah kegunaan dan kelemahan dari flowcytometry?
4. Apakah pengertian dari flowcytometer ?
5. apa sajakah macam-macam flowcytometer?
6. bagaimanakah cara pengaplikasian flowcytometry dengan flowcytometer FACS
Calibur?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian flowcytometry
2. Mengetahui prinsip kerja dari flowcytometry
3. Menjelaskan kegunaan dan kelemahan dari flowcytometry
4. Menjelaskan tentang pengertian flowcytometer
5. Menyebutkan macam-macam flowcytometer
6. Mengetahui cara pengaplikasian flowcytometry dengan flowcytometer FACS
Calibur

3
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Flowcytometry
Flowcytometry adalah metode pengukuran ( metri ) jumlah dan sifat-
sifat sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah sempit
yang ditembus oleh seberkas sinar laser. Setiap sel yang melewati berkas
sinar laser menimbulkan sinyal elektronik yang dicatat ole instrumen sebagai
karakteristik sel bersangkutan. Setiap karakteristik molekul pada permukaan
sel maupun yang terdapat di dalam sel dapat diidentifikasi dengan
menggunakan satu atau lebih probe.
Flowcytometry merupakan suatu teknik untuk menghitung dan
menganalisa suatu partikel mikroskropis, seperti sel dan kromosom, dengan
mewujudkan dalam bentuk suspense. Kemudian dialirkan dalam suatu aliran
cairan dan melewatkannya melalui suatu alat pendeteksi elektronik.

B. Prinsip Kerja Flowcytometry


Prinsip dari analisa dengan flowcytometry ini adalah adanya sumber
sinar (umumnya sinar laser) atau suatu sinar dengan panjang gelombang
tunggal yang dipancarkan menuju suatu pemfokusan hidrodinamik aliran
cairan. Beberapa jenis detektor digunakan pada suatu titik dimana aliran
cairan tersebut kemudian akan melewati pancaran sinar tersebut, salah
satunya berada sejajar dengan pancaran sinar (Forward Scatter atau FSC) dan
beberapa berada berseberangan dengan aliran cairan tersebut (Side Scatter
atau SSC) serta satu atau lebih merupakan detektor fluoresensi. Setiap
partikel tersuspensi dengan ukuran 0,2 hingga 150 µm akan melewati
pancaran sinar laser dan bahan kimia berfluoresensi yang terdapat pada
partikel atau berinteraksi dengan partikel tersebut. Kemungkinan dapat
tereksitasi menghasilkan suatu emisi sinar pada panjang gelombang yang
lebih tinggi dibandingkan panjang gelombang sumber sinar tersebut.

4
Setiap sel yang melewati berkas sinar laser akan menyebabkan sinar
laser terpencar ( scattered ) ke dua arah, yaitu forward scatter (FSC) yang
pararel dengan arah sinar dan side scatter (SSC) yang arahnya tegak lurus
pada arah sinar laser. Besarnya FSC berbanding lurus dengan atau
menggambarkan volume atau ukuran sel. Sel yang mati (walaupun
penampakan mikroskopis sebaliknya), terlihat lebih kecil dibanding sel hidup.
Sel darah merah juga berbeda dengan sebenarnya, umumnya lebih kecil dari
semua sel darah.
Adapun SSC ditentukan oleh morfologi dan emisi sinar fluoresen yang
dipancarkan oleh fluorokrom yang digunakan untuk mewarnai sel. Sinyal-
sinyal itu dikonversikan menjadi angka digital dan diperlihatkan pada suatu
histogram yang dapat dianalisis untuk memperoleh informasi tentang
karakteristik sel bersangkutan.

Gambar 1. Pancaran sinar laser saat sel melewati berkas sinar laser

Untuk identifikasi antigen, dapat digunakan berbagai zat pewarna


fluorokrom. Fluorokrom merupakan suatu senyawa fluoresein yang dapat
berpendar saat mengalami eksitasi oleh sinar dengan panjang gelombang
tertentu. Beberapa fluorokrom yang sering digunakan dalam flowcytometry,
yaitu fluorescein isothyocyanate (FITC) yang memancarkan sinar hijau-
kuning dengan emisi 519 nm, 4,6-Diamidino 2-Phenylinidole (DAPI) dengan

5
emisi 455 nm, propidium iodide (PI) dengan emisi 617 nm dan phycoeritrin
(PE) yang memancarkan sinar merah-orange dengan emisi 578 nm.

C. Kegunaan dan Kelemahan Flowcytometry


Flowcitometry merupakan sebuah metode yang secara luas digunakan
untuk meneliti ekspresi permukaan sel dan molekul sellular, menggolongkan
dan mendeskripsikan tipe sel yang berbeda dalam populasi sel yang
heterogen, menaksirkan kemurnian subpopulasi yang terisolasi, dan
menganalisis ukuran dan jumlah sel.
Kelemahan utama dari metode flowcytometry ini adalah bahwa metode
ini memerlukan suspensi dari sel-sel tunggal atau partikel lainnya, dengan
sedikit clumps dan debris. Dimana hal ini berarti bahwa susunan jaringan dan
informasi lainnya mengenai hubungan spasial antara sel-sel yang berbeda
akan hilang saat sel-sel tunggal ataupun inti sel tersebut dipersiapkan
Flowcytometry dengan cell sorting (fluorescence activated cell sorter,
FACS) memiliki aplikasi dalam sejumlah bidang, termasuk biologi
molekuler, patologi, imunologi, biologi tanaman, dan biologi kelautan.
Beberapa di antaranya, meliputi:
a) Analisis dan pemisahan subpopulasi limfosit dengan menggunakan
antibodi monoklonal terhadap antigen permukaan yang diberi label
dengan zat warna fluorokrom.
b) Pemisahan limfosit yang memproduksi berbagai kelas imunoglobulin
dengan menggunakan antibodimonoklonal terhadap kelas dan subkelas
Ig spesifik dan tipe L-chain.
c) Memisahkan sel hidup dari sel mati.
d) Analisis kinetik atau siklus sel dan kandungan DNA atau RNA.

D. Flowcytometer
Flowcytometer merupakan salah satu instrumen yang menggunakan
metode flow cytometry. Alat tersebut memiliki kemudahan serta keunggulan
dibanding dengan cara konvensional. Selain dapat mengukur berbagai macam

6
karakteristik sel dalam waktu yang cepat secara simultan, teknologi ini juga
memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi.
Flowcytometer pada dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi
dengan komponen yang berfungsi untuk melalukan individu sel secara
sekuensial melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. Komponen
penyusunnya terdiri atas tiga sistem, yaitu fluida, optik, dan elektronik.

Gambar 2. Flowcytometer

E. Komponen-komponen Flowcytometer
1. Sistem fluida
Sistem fluida mengarahkan sel melalui cahaya (laser) untuk dianalisis, terdiri
dari sheath fluid dan central channel. Tenaga hidrodinamik mengakibatkan
sel satu per satu melewati central channel. Fluida merupakan bagian yang
paling sensitif pada flow cytometer. Jika terjadi kesalahan, semuanya akan
salah dan fatal. Masalahnya sebagai berikut:
a) Clogs, celah pada aliran larutan sangat kecil.
b) Gelembung udara, akan mengganngu aliran dan yang akan
diinterpretasikan sebagai sel.
c) Leaks, kurangnya tekanan udara dalam sistem akan mengganggu
aliran selular dan akan memengaruhi hasil.
d) Errors, yang paling umum memengaruhi fluida adalah:

7
 Clumps of cells. Hal ini akan “clog ” mesin dan berakibat kesulitan
utama dan “headaches”. Kejadian ini dapat diatasi dengan pre-
filtrasi populasi sel tidak lebih besar dari 50 um filter.
 Konsentrasi sel yang tidak sesuai. Semua larutan memiliki proporsi
partikel debu yang rendah. Suatu flow rate yang lebih besar sekitar
4.000 sel/sekon meningkatkan resiko pada pengukuran multiple
cell secara simultan.

Gambar 3. Cara kerja sistem fluida

2. Sistem optik
Sistem optik terdiri atas laser sebagai sumber cahaya dan mengeksitasi
(fluorokrom) sel dalam aliran sampel, serta filter optik untuk mengarahkan
sinyal cahaya yang dihasilkan ke detektor yang sesuai. Alasan penggunaan
laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya
elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen fluida terkait. Laser
memancarkan cahaya koheren dan merupakan berkas sangat pararel. Hal ini
memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam
disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Penggunaan

8
berkas terfokus yang elliptis dapat menghasilkan hanya cahaya fluoresensi
dari single cell (size dependent) yang dapat diukur setiap saat.
Pengukuran sel pada flow cytometer menggunakan prinsip pendar
cahaya (light scattering ). Prinsip light scattering adalah metode di mana sel
dalam suatu aliran melewati celah di mana berkas cahaya difokuskan ke sel
(sensing area). Apabila cahaya tersebut mengenai sel, akan dihamburkan,
dipantulkan, atau dibiaskan ke semua arah. Beberapa detektor yang
diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan menangkap berkas-berkas sinar
sesudah melewati sel. satu detektor diletakkan berhadapan dengan sumber
sinar (FSC), beberapa diletakkan dengan membentuk sudut (SSC), dan
detektor fluoresen. FSC berkorelasi dengan volume atau ukuran sel,
sedangkan SSC berhubungan dengan kompleksitas bagian dalam partikel,
seperti ukuran nukleus, tipe granula sitoplasma, dan kekasaran membran
plasma.
Deteksi sinyal dilaksanakan dengan menggunakan kombinasi
photomultiplier (cathode-ray) dan rangkaian elektronika. Sinyal yang
dibangkitkan oleh setiap sel pada dasarnya merupakan oscilloscope trace.
Dengan melakukan integrasi sinyal ini, akan dihasilkan suatu nilai numerik
bagi fluoresensi maupun nilai SSC.

3. Sistem elektronik
Sistem elektronik berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan
mengubahnya ke bentuk sinyal digital. Data yang dihasilkan oleh flow
cytometer dapat diplot dalam satu dimensi, untuk menghasilkan histogram
atau dalam dua dimensi plot titik, atau bahkan dalam tiga dimensi. Plot sering
dibuat pada skala logaritmik, karena emisi pewarna fluoresen yang berbeda.
Data akumulasi menggunakan flow cytometer dapat dianalisis menggunakan
perangkat lunak komputer, seperti WinMDI Flowjo, FCS Ekspres,
VenturiOne, CellQuest Pro, atau Cytospec.

9
Gambar 4. Grafik representasi data flowcytometry

F. Aplikasi Flowcytometry dengan Flowcytometer FACS Calibur


1. Analisis DNA (Pengukuran kinetik sel)
Pengukuran kinetik pertumbuhan sel diperlukan untuk menentukan
prognosis kanker, mengetahui dinamika sel T pada infeksi HIV, dan
sebagainya. Kinetik sel dapat dipelajari dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan mengukur indeks proliferasi. Pengukuran indeks proliferasi sel
dapat dilakukan dengan menentukan proporsi atau fraksi sel dalam fase-S
(yaitu: suatu fraksi dari populasi sel total dalam siklus sel) dan mengukur
kandungan DNA.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode flow
cytometry. Prinsip metode ini adalah mengukur emisi fluoresen fluorokrom
yang terikat pada DNA dalam sel apabila sel itu dilewatkan berkas sinar
dengan panjang gelombang yang sesuai (laser). Zat warna fluorokrom dapat
mengikat DNA secara stokiometris. Pengikatan zat warna fluorokrom pada
DNA dapat memberikan informasi tentang kandungan DNA total dan fraksi
sel yang berada pada siklus sel secara cepat, akurat, dan praktis. Fluorokrom
yang digunakan untuk kuantifikasi DNA adalah propidium iodide (PI) dan
ethidium bromida. Interkalasi fluorokrom ini di antara pasangan basa dsDNA
atau RNA menghasilkan suatu kompleks dengan fluoresensi efisien yang
dapat dideteksi dengan sinar laser dengan kekuatan relatif rendah.

10
Kandungan DNA relatif (status ploidi) dari satu populasi sel dinyatakan
dengan indeks DNA dalam fraksi Go/G1 populasi sel bersangkutan
dibandingkan terhadap populasi sel kontrol diploidi. Indeks DNA populasi sel
normal ploidi adalah 1.0. Sel ganas, walaupun tidak selalu, biasanya
menunjukkan kandungan DNA abnormal (aneuploidi) dan pada histogram,
populasi abnormal akan menunjukkan puncak ekstra (hiperdiploidi). Fraksi
sel yang berada pada fase Go/G1, S dan G2M dapat dihitung dari distribusi
DNA.
2. Analisis DNA (Analisa status ploidi tanaman)
Analisa ploidi tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan flow
cytometry. Sampel dapat berupa jaringan daun tanaman yang kemudian
dilisiskan dalam larutan buffer pelisis dan DAPI (4’,6-diamidino-2-
phenylindole). Selanjutnya larutan difiltrasi untuk memisahkan debris. Filtrat
kemudian dideteksi kandungan DNA-nya dengan flowcytometry. Ploidi dari
tanaman ditentukan dengan mengamati peak atau puncak yang ditunjukkan
pada layar monitor.
3. Uji fungsi neutrofil
Uji fungsi neutrofil merupakan parameter penting dalam menganalisis
respon imun seluler nonspesifik. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara
uji fagositosis partikel bakteri dan uji aktivitas phagocyte respiratory burst
menggunakan metode flow cytometry. Prinsip uji fagositosis adalah
menganalisis jumlah neutrofil yang mengandung bakteri berlabel yang
dibubuhkan.
Pengukuran fungsi fagositosis dan respiratory burst secara simultan
dapat dilakukan menggunakan darah yang diinkubasi dengan kuman
Stafilococcus aureus atauE coliyang telah diberi label fluorescein FITC
selama waktu tertentu (biasanya 60 menit) guna menganalisis proporsi sel
yang berisi bakteri. Fungsi respiratory burst dievaluasi dengan mengukur
banyaknya ethidium bromide (EB) berfluoresensi merah yang dihasilkan oleh
oksidasi hidroethidin yang terjadi akibat dibentuknya produk oksidatif oleh
PMN atas rangsangan bakteri yang difagositosis. Jadi, yang diukur oleh flow

11
cytometer adalah proporsi sel yang berisi bakteri yang berfluoresensi hijau
dan intensitas fluoresensi merah yang dihasilkan EB dalam sel PMN
bersangkutan. Fluorokrom yang dapat digunakan, antara lain propidium
iodide yang berfluoresensi merah untuk melabel Stafilococcus dan
dihidrorhodamine 123 yang akan berubah menjadi rhodamine 123 yang
berfluoresensi hijau setelah dioksidasi.
4. Monitoring penderita terinfeksi virus HIV (Pengukuran limfosit T)
Monitoring status imunologi pada infeksi HIV bisa dilakukan dengan
metode flow ytometry. Pemeriksaan menggunakan flowcytometer yang
berbasis flow cytometry merupakan pemeriksaan yang paling baik untuk
limfosit T helper/inducer (CD4+) atau limfosit T supressor/cytotoxic (CD8+).
Virus HIV menginfeksi limposit T helper atau melalui antigen CD4+.
Limposit yang terinfeksi ini kemudian lisis ketika virion baru dilepaskan atau
dipindahkan oleh sistem imun selular. Pada infeksi HIV yang progresif,
jumlah CD4+ dan limposit T menurun. Jumlah absolut CD4+ merupakan
pengukuran yang penting untuk memprediksi, menentukan derajat, dan
monitoring progresivitas serta respons terhadap pengobatan pada infeksi HIV.
Pemeriksaan jumlah virus melengkapi pemeriksaan laboratorium untuk
monitoring penyakit. Besarnya berbanding terbalik dengan jumlah CD4+.
Jadi, jumlah CD4+ dan jumlah virus secara langsung menunjukkan status
imun penderita. Ini berguna untuk menentukan diagnosa, prognosa, dan
manajemen pengobatan pada penderita yang terinfeksi HIV.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Flowcytometry merupakan suatu teknik untuk menghitung dan
menganalisa suatu partikel mikroskropis, seperti sel dan kromosom,
dengan mewujudkan dalam bentuk suspense. Kemudian dialirkan dalam
suatu aliran cairan dan melewatkannya melalui suatu alat pendeteksi
elektronik.
2. Prinsip dari analisa dengan flowcytometry ini adalah adanya sumber sinar
(umumnya sinar laser) atau suatu sinar dengan panjang gelombang tunggal
yang dipancarkan menuju suatu pemfokusan hidrodinamik aliran cairan.
3. Flowcytometer pada dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi dengan
komponen yang berfungsi untuk melalukan individu sel secara sekuensial
melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. Komponen
penyusunnya terdiri atas tiga sistem, yaitu fluida, optik, dan elektronik.

B. Saran-saran
Salah satu cara berlaboratorium yang baik (Good Laboratory Practises)
adalah melalui pengetahuan Instrumentasi yang harus diketahui dan
dilakukan dengan baik dan benar agar instrumentasi yang tersedia dapat
digunakan untuk analisis secara teliti, peka dan tahan lama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Introduction to Flow Cytometry, diakses dari http://www.abcam.com.


Koeswardani, Boentoro, dan Budiman. 2001. Flow Cytometri dan Aplikasi Alat
Hitung Sel Darah Technicon H-1 dan H-3, diakses
dari http://www.tempo.co.id.
Kresno, S. B. 2003. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta.
Ormerod, M. G., 1998. Flow Cytometry: A Practical Approach. Edisi kedua. IRL
Press Http://lemlit.uhamka. ac.id

14
FLOWCYTOMETRY

PAPER
Diajukan guna melengkapi Tugas Makalah Mata Kuliah Instrumentasi
Dosen Pengampu : dr.DanisPertiwi, M.Si.Med.,SpPK

Disusun Oleh:

Annisa Nurul Hikmah


(MBK.1812010139)

PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2018

15
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................ 3

BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................... 4


A. Pengertian Flowcytometry................................................................. 4
B. Prinsip kerja Flowcytometry.............................................................. 4
C. Kegunaan dan Kelemahan Flowcytometry ........................................ 6
D. Flowcytometer ................................................................................... 6
E. Komponen-komponen Flowcytometer............................................... 7
F. Aplikasi Flowcytometry dengan Flowcytometer FACS Calibur ....... 10

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 13


A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
B. Saran-saran......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

16
iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.......................................................................................................... 5
Gambar 2.......................................................................................................... 7
Gambar 3.......................................................................................................... 8
Gambar 4.......................................................................................................... 10

17
iv
KATA PENGANTAR

Assalammua’laikum warohmatullahi wabarokatuh


Saat terpancar inspirasi yang cemerlang dari Allah SWT yang digetarkan
oleh hati menjadi kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas paper ini.
Oleh sebab itu, hanya untuk Allah SWT penulis ucapkan syukur alhamdulillah
yang telah memberi rahmat, hidayah dan innayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Flowcytometry”.
Penulis merangkai sebuah kata, kalimat, dan paragraf yang hingga menjadi
Paper ini. Paper ini di ajukan guna memenuhi tugas makalah mata kuliah bahasa
Indonesia. Di dunia ini tidaka ada yang sempurna kecuali Allah SWT, untuk itu
penulis sadar paper ini belum cukup sempurna, namun penulis telah berusaha
secara maksimal.
Akhirnya penulis mengharapkan agar makalah ini dapat dicermati dan
dievaluasi. Oleh karena itu, penulis meminta kritik serta saran dari rekan-rekan.
Semoga paper ini bisa bermanfaat untuk penulis dan untuk generasi selanjutnya.

Wassalammua’laikum warohmatullahi wabarokatuh

Semarang, 25 Desember 2018

Penulis

18
ii

Anda mungkin juga menyukai