Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN PKK KEBUTUHAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIK

Disusun Oleh

Nama : Rico Fernando

Nim : 149012019041

STIKes MUHAMAMDIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

PROGRAM PROFESI NERS

2019/2020
1. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. DEFINISI

Kebutuhan cairan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk


metabolisme tubuh. Dalam pemenuhan diatur oleh sistem atau organ didalam tubuh
seperti ginjal, kulit, paru dan gastrointestinal. Sedangkan dalam pertukaran,
keseimbangan cairan diatur oleh sistem dan mekanisme rasa haus, hormonal yakni ADH
(Anti Diuretic Hormonal), aldesteron, prostaglandin dan glukokortiroid.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap stressor fisiologi dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri
sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan dan kekurangan (Tarwoto & Wartonah,
2006). Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat
badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.

Elektrolit merupakan zat kimia yang menghasilkan pertikel-pertikel bermuatan listrik


yang disebut ion jika berada didalam larutan, elektrolit yang bermuatan listrik yang ada
pada tubuh manusia bisa ditemukan didalam darah, keringat, air seni dan cairan tubuh
lainnya zat zat yang disebut elektrolit yaitu sodium, potasium, klorin, magnesium,
kalsium dan bikabornat. Fungsi elektrolit ini adalah membantu tubuh untuk
mempertahankan jumlah cairan tersebut, untuk mengontrol keseimbangan jumlah cairan
baik di luar maupun didalam sel tubuh,
a. Fungsi Cairan

 Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.

 Transport nutrisent ke sel

 Transport hasil metabolis

 Transport hormone

 Pelumas antar organ

 Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler

b. Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intek dan ouput cairan, intek berasal

dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan dalam sehari antara 1.800-2.500

ml/hari, sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml berasal dari
makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200-

1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.

c. Faktor-faktor yang memepengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit

 Usia

Variasi usia berkaitan dengan perkembangan tubuh dan metebolisme yang

diperlukan tubuh dan berat badan.

 Tempertaur

Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat, seseorang dapat kehilangan

cairan tubuh melalui keringat sebanyak 15-30 ml/hari.

 Diet

Pada saat tubuh kekurangan niutrisi tubuh akan memecah cadangan energinya

proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari intrastitial ke intraseluler.

 Stress

Stress dapat menumbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah

dalam glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air

proses ini dapat meningkatkan produksi ADH (antidiuretic hormone) dan

penurunan produksi urine.

 Sakit

Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung , gangguan

hormon akan menggangu keseimbangan cairan.


d. Masalah Keseimbangan Cairan

 Hipovolemik

Hipovolemik merupakan kondisi akibat kekurangan volume cairan

ekstraseluler dan dapat terjadi karena kehilangan cairan melalui kulit, ginjal,

gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulakan syok hipovolemik. Syok

hipovolemik yang berlangsung lama dapat menyababkan gagal ginjal akut.

Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksi, mual, muntah, rasa haus, gagguan

mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu

tubuh meningkat, tugor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut

kering, tanda-tanda penurunan berat badan akut, pada bayi dan anak adanya

penurunan jumlah air mata.

 Hipervolemik

Hipervolemik adalah adanya penambahan atau kelebihan cairan dapat terjadi

pada saat:

 stimulasi kronik ginjal untuk menahan natrium dan air

 fungsi ginjal abnormal dengan penurunan ekskresi natrium dan air

 kelebihan pemberian cairan

 perpindahan CIT ke plasma.

Gejala: sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,

asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena jugularis.


e. Cara Pengeluaran Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ ginjal, kulit, paru-paru, dan

gastrointestinal:

 Ginjal

 Merupakan pengaturan utama kesembiangan cairan yang menerima 170

liter darah untuk di saring setiap harinya.

 Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.

 Pada orang dewasa produksi urine sekitar 5 liter/hari.

 Jumlah urine yang di produksi oleh ADH dan aldosteron.

 Kulit

 Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh syaraf simpatis yang menerima

rangsangan aktivitas kelenjar keringat.

 Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,

temperature lingkungan yang meningkat dan demam.

 Disebut insimsible water loss (IWL) sekitar 15-20 ml/hari.

 Paru-paru

 Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.

 Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan

kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.

 Gastrointestinal

 Dalam kondisi normal cairan hilang dari gastrointestinal setiap harinya

sekitar 100-200 ml.


 Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/24 jam,

dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1o c.

2. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian fokus

 Riwayat keperawatan

 Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral).

 Tanda-tanda umum masalah elektrolit.

 Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.

 Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan

elektrolit.

 Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu minus status

cairan

 Status perkembangan seperti usia atau status social.

 Factor psikologi seperti prilaku emosional yang mengganggu pengobatan

 Pengukuran klinik

 Berat badan

 Kehilangan/berlebihannya berat badan menunjukan adanya

masalah kesembangan cairan

± 2% : Ringan

± 5% : Sedang

± 10% : Berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang

sama.
 Keadaan umum

Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi,

pernafasan, dan tingkat kesadaran

 Pengukuran pemasukan cairan

 Cairan oral : NGT dan Oral

 Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV

 Makanan yang cendrung mengandung air

 Irigasi kateter.

 Pengukuran pengeluaran cairan

 Urine : volume, kejernihan/kepekatan

 Feses : jumlah dan kosentrasi

 Muntah

 Tube drainase

 IWL

 Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ± 200cc

 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit berfokuskan pada :

 Intergumen : keadaan tugor kulit, edema, keletihan, kelemahan otot, tetani,

sensasi rasa.

 Kardiovaskuler : detensi vana jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan

bunyi jantung,

 Mata : cekung, air mata kering.

 Neurologi : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.


 Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut dan lidah, muntah- muntah, dan

bising usus.

 Pemeriksaan laboratium

 Pemeriksaan darah lengkap : pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah

hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).

 Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok

 Ht turun : adanya pendarahan akut, massif, dan reaksi homolitik.

 Hb naik : adanya homokosentrasi

 Hb turun : adanya pendarahan hebat, reaksi homolitik

 Pemeriksaan elektrolit serum : pemeriksaan ini dilakukan untuk

mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion, bikarbonat.

 pH dan berat jenis urine: berat jenis menunjukan kemampuan ginjal untuk

mengatur konsentrasi urine, normalnya pH urine adalah 4,5-8 dan berat

jenisnya 1,003-1,030.

3. Data Fokus
No Data focus Etiologi Diagnosa keperawatan

1 Ds: Kondisi klien Actual/Resiko defisit volume cairan


 Klien mengatakan lesu mengalami resiko
 Klien mengatakan berkeringat kekurangan cairan
banyak pada ekstraseluler
 Klien mengatakan bab 8-9 kali dan vaskuler
perhari
 Klien mengatakan sering
muntah
Do:
 Klien tampak lemas
 Klien tampak pucat
 Hipotermia
 Takhikardi

2 Ds: Kondisi dimana Volume cairan berlebih


 Klien mengatakan sesak terjadinya retensi
 Klien mengatakan kulit lembab dan edema
 Klien mengatakan sering
kencing
Do:
 Retensi natrium/air yang
berlebihan
 Distress pernapasan
 Edema
 Oliguria
 Hipertensi

4. Rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Actual/resiko  Mempertahankan  Ukur dan catat setiap 4 jam  Menentukan
defisit seimbangan cairan. - intek dan output kehilangan cairan
volume  Menunjukan adanya cairan. dan kebutuhan
cairan keseimbanggan - warna muntahan. cairan
cairan output urine - warna urine, dan  Memenuhi
yang adekuat, feses. kebutuhan
tekanan darah stabil, - Monitoring tugor makanan dan
memberan mukosa kulit. minuman
lembab tugor kulit - Tanda tanda vital.  Menunjukan
baik. - Monitor IV infus. pergerakan usus
 Secara verbal klien - Elektrolit. dan muntah
mengatakan - Berat badan.  Meningkatkan
penyebab  Berikan makanan dan cairan konsumsi yang
kekurangan cairan  Berikan pengobatan antidiare berlebih
teratasi. dan antimuntah  Meningkatkan
 Berikan dukungan verbal nafsu makan
dalam pemberian cairan
 Meningkatkan
 Lakukan pembersihan mulut
sebelum makan sirkulasi
 Ubah posisi klien setiap 4 jam  Meingkatkan
 Berikan pendidikan kesehatan informasi dan
tentang tanda dan gejala kerja sama
dehidrasi, intake dan output
cairan, terapi
2 Volume  Mempertahankan  Ukur dan monitor : intake dan  dasar pengkajian
cairan intake dan ouput output cairan, berat badan, kardiovaskuler
berlebih cairan distensi vena jugularis, dan dan respon
 Menurunkan bunyi paru terhadap penyakit
kelebihan cairan  Monitor rontgen paru  mengetahui
 Kolaborasi dengan dokter adanya edema
dalam pemberian cairan, obat paru
dan efek pengobatan  kerja sama
 Hati-hati dalam pemberian disiplin ilmu
cairan dalam
 Pada pasien yang bedrest: keperwatan
- Ubah posisi setiap 2  mengurangi
jam kelebihan cairan
- Latihan pasif dan  mencegah
aktif kerusakan kulit
 Pada kulit yang edema berika  pasien dan
losion, hindari penekanan keluarga
yang terus menerus mengetahu dan
 Berikan pengetahuan kooperatif
kesehatan tentang
- Intake dan output
cairan
- Berat badan
- Pengobatan

Daftar pustaka
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi

4. Salemba medika: Jakarta

Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik

Volume 2, Edisi 7, EGC : Jakarta:

Wilkinson, J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Criteria Hasil (NOC)

Dan Intervensi (NIC). EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai