Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321292932

Efek Penuaan Terhadap Ketahanan Otot Tangan pada Masyarakat Laki-laki


Dewasa di Sragen

Conference Paper · November 2016

CITATIONS READS

0 616

3 authors, including:

Alvama Pattiserlihun Nur Aji Wibowo


Universitas Kristen Satya Wacana Universitas Kristen Satya Wacana
6 PUBLICATIONS   1 CITATION    32 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Desain Media Pembelajaran duet Phet dan Fun Frame in Physics View project

digital citizenship View project

All content following this page was uploaded by Nur Aji Wibowo on 25 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya
Sabtu, 19 November 2016
Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor

EFEK PENUAAN TERHADAP KETAHANAN OTOT TANGAN


PADA MASYARAKAT LAKI-LAKI DEWASA DI SRAGEN

TOGA ARI HARMAWAN1, ALVAMA PATTISERLIHUN1,2, NUR AJI WIBOWO2*


1
Program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga 50711
2
Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga 50711

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penuaan terhadap ketahanan
dan kekuatan otot tangan. Sampel pengukuran adalah masyarakat laki-laki dewasa
Kabupaten Sragen berjumlah 350 orang dengan rentang usia 20-60 tahun. Penelitian
dilakukan dengan mengukur kekuatan dan daya tahan otot tangan kanan dan kiri
menggunakan hand-dynamometer. Uji One Way Anova digunakan untuk mengamati
perbedaan keduanya di setiap varian kelompok usia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penurunan daya tahan dan kekuatan otot terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Daya tahan dan kekuatan otot tangan mengalami puncaknya pada usia 20-30 tahun.
Sedangkan penurunan paling signifikan terjadi mulai dari kelompok usia 51-60 tahun
dengan nilai signifikan kurang dari 0.01 yang menunjukkan bahwa pada setiap kelompok
usia memiliki perbedaan daya tahan dan kekuatan otot tangan

Kata kunci :Hand-dynamometer, keelastisan otot, daya tahan otot, kekuatan otot, usia

Abstract. This study aims to find out the effect of aging towards the endurance and the
power of hand muscles. The samples are 350 male inhabitants in Sragen Regency aged
20-60 years old. The study was done by measuring the endurance and the power of their
left and right hand muscles by using hand-dynamometer. One Way Anova Test was used
to determine the differences between both hands muscles in each variant of age group.
The results of this study showed that the declining endurance and power of hand muscles
occured along with the aging process. The endurance and power of hand muscles
reached its highest point at the age of 20-30 years old. While the most significant decline
occured at the age group of 51-60 years old with the significant value was less then 0.01.
It showed that there was a difference of the endurance and power of hand muscles at
each age group.

Keywords : Hand-dynamometer, muscle elasticity, muscle endurance, muscle power, age

1. Pendahuluan
Otot merupakan salah satu komponen gerak manusia. Otot menjadi alat gerak aktif
manusia yang menggerakkan tulang. Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan
otot. Aktivitas menyebabkan otot berkontraksi dan berelaksasi. Otot dapat
berkontraksi dan berelaksasi karena otot memiliki elastisitas. Elastisitas otot

*
email : nurajiwibowo@gmail.com
Kode Artikel: FT-03
ISSN: 2477-0477
Efek Penuaan Terhadap Ketahanan Otot Tangan Pada Masyarakat Laki-Laki Dewasa di Sragen

merupakan kemampuan otot untuk berkontraksi dan kembali berelaksasi setelah


melakukan aktivitas. Elastisitas mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot.

Aktivitas yang dilakukan secara terus menerus dan dengan beban yang tinggi
menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot disebut muscle fatigue. Kelelahan otot
adalah ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan memetabolisme bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Kelelahan otot disebabkan oleh kontraksi otot
yang kuat dan lama. Kelelahan dapat menghasilkan keadaan yang berbeda-beda,
tetapi semuanya berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
[1].

Otot mempunyai elastisitas dan kelelahan otot yang berbeda-beda untuk setiap
tingkatan usia dan keadaan. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kelelahan otot.
Faktor pertama adalah pertambahan usia yang menyebabkan otot menjadi keras,
hilangnya redaman dan elastisitas material [2]. Faktor kedua yakni peningkatan
stress yang menyebabkan pembentukan rongga dalam bahan inti yang
mengakibatkan keretakan [3], sedangkan faktor yang ketiga adalah frekuensi beban
yang terus meningkat sehingga kelelahan juga meningkat [4].

Kelelahan otot teridentifikasi sebagai faktor penyebab resiko kecelakaan dan


berhubungan dengan kekuatan genggaman tangan. Pentingnya mengetahui
genggaman tangan adalah untuk memprediksi kemampuan otot atau kemampuan
fisik dalam beraktivitas [5], sebagai prediktor kuat dan konsisten dari semua
penyebab kematian orang yang lanjut usia [6] dan untuk mendiagnosa cacat
terutama yang berkaitan dengan otot tangan sehingga dapat merencanakan
pencegahan [7]. Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan genggaman tangan
diantaranya posisi saat pengukuran, jenis kelamin, tangan dominan, usia, tinggi dan
berat badan.

Selama ini belum adanya data tentang efek usia terhadap daya tahan dan kekuatan
otot masyarakat laki – laki di Sragen. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengukur kekuatan dan ketahanan otot tangan untuk menetapkan data dasar efek
penuaan pada laki-laki. Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
informasi data klinis tentang efek penuaan terhadap daya tahan otot tangan.

2. Metode Penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah warga Kabupaten Sragen yang berjenis kelamin
laki-laki sejumlah 350 warga. Sampel yang dipilih adalah warga yang secara
sukarela terlibat dalam penelitian ini. Teknik Sampling Cluster digunakan untuk
menentukan sampel yang diambil. Margin of error yang digunakan dalam
penelitian ini sebesar 5% agar jumlah sampel dapat mendekati jumlah penduduk
sesungguhnya. Kriteria sampel yang diambil adalah warga yang berusia 20 – 60
tahun, masuk ke dalam IMT ideal (18-25), dalam keadaan sehat dan tidak memiliki
cidera otot. Teknik Purposive Sampling digunakan untuk mendapatkan sampel
sesuai kriteria.

Pengambilan data dilakukan dengan posisi sampel duduk dan bahu sejajar dengan
tangan, siku tertekuk 90 derajat, pergelangan tangan dalam posisi netral menghadap

281
Toga Ari Harmawan, dkk.

ke dalam seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1. Sampel diberi perintah untuk
menekan gagang hand-dinamometer sekuat-kuatnya selama 30 detik dengan tangan
kanan. Setelah itu, sampel diminta untuk mengulang langkah yang sama dengan
tangan kiri.

Gambar 1. Posisi sampel saat pengambilan data.

SPPS jenis One Way Anova digunakan untuk menentukan perbedaan antar
kelompok usia. Terdapat 4 kelompok usia yakni 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50
tahun, dan 51-60 tahun. Jika terdapat perbedaan statistik, maka tes Bonferroni post-
hoc digunakan untuk menentukan kelompok yang berbeda dari kelompok lain
dengan tingkat alfa ditetapkan pada angka 0,05. Regresi Linier Sederhana
digunakan untuk menentukan sifat dan tingkat hubungan antara kekuatan
genggaman tangan dan umur.

3. Hasil dan Pembahasan


Tabel 1 menyajikan data daya tahan tangan kanan dan tangan kiri untuk setiap
kelompok umur. Sedangkan Tabel 2 menyajikan data kekuatan genggaman tangan
kanan dan kiri untuk setiap kelompok usia. Daya tahan tubuh diukur dari
penghitungan impuls yang dilakukan selama menggenggam. Diperoleh bahwa daya
tahan dan kekuatan genggaman tangan mengalami penurunan pada tiap
penambahan usia. Analisis uji varian menunjukkan perbedaan pada tiap kelompok
usia (P<0,001). Kelompok usia 20-30 tahun memiliki daya tahan paling maksimal
baik tangan kanan maupun tangan kiri. Tangan kanan diasumsikan sebagai tangan
dominan. Daya tahan otot mengalami penurunan paling signifikan dimulai pada
kelompok usia 41-50 tahun dan 51-60 tahun. Kelompok usia 51-60 tahun
merupakan kelompok usia dengan daya tahan paling kecil baik tangan kanan
maupun kiri. Begitu juga dengan gaya topang yang terus menurun seiring
bertambahnya usia. Usia 20-30 tahun memiliki gaya topang yang paling besar.
Besarnya gaya topang terus menurun seiring bertambahnya usia. Usia 51-60 tahun
merupakan kelompok usia dengan gaya topang terkecil dari semua golongan usia.

282
Efek Penuaan Terhadap Ketahanan Otot Tangan Pada Masyarakat Laki-Laki Dewasa di Sragen

Tabel 1. Hubungan usia terhadap impuls pada tangan kanan dan kiri untuk beberapa golongan
usia.

Usia Impuls (Ns)


N
(tahun) Kanan Std Kiri Std
20-30 87 5898,0 1663,2 4961,7 1597,1
31-40 86 5540,8 1729,2 4643,0 1792,9
41-50 83 4701,5 1800,4 4139,8 1780,6
51-60 76 3558,8 1628,5 2956,7 1508,6
N = Jumlah orang, std = standar deviasi

Tabel 2. Hubungan usia terhadap gaya topang pada tangan kanan dan kiri untuk beberapa
golongan usia.

Usia Gaya Topang (N)


N
(tahun) Kanan Std Kiri Std
20-30 87 334,8 195,7 270,2 73,18
31-40 86 297,0 69,69 260,6 73,82
41-50 83 249,7 79,61 222,0 74,12
51-60 76 188,6 67,09 160,9 69,74
N = Jumlah orang, std = standar deviasi

Makalah ini menyajikan data keterkaitan usia terhadap daya tahan otot tangan.
Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa pertambahan usia mengakibatkan
daya tahan otot dan gaya topang tangan menurun. Kelompok usia 20-30 tahun
memiliki daya tahan otot dan gaya topang paling tinggi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas
bahwa daya tahan otot mengalami peningkatan pada usia 20-30 tahun. Penambahan
usia memiliki dampak yang cukup besar bagi daya tahan otot (r2=0,11-0,15) yang
menunjukkan bahwa usia memiliki pengaruh sebesar 11%-15%. Penurunan daya
tahan otot paling signifikan terjadi pada rentang usia 51-60 tahun. Hal ini
disebabkan oleh berkurangnya massa otot, kinerja otot serta aktivitas akibat
pertambahan usia. Pengurangan morfologi otot dan aktivitas ditandai dengan
mudah merasakan kelelahan dan hilangnya sebagian kekuatan otot. Sejumlah
penelitian juga menyatakan bahwa orang tua mudah mengalami kelelahan daripada
orang muda [8-10]. Pada orang usia tua saat mengalami kelelahan yang tinggi
mengakibatkan otot mengalami kerusakan dan akan semakin buruk oleh aktivitas
yang berlebihan.

283
Toga Ari Harmawan, dkk.


Gambar 2. Keterkaitan usia dengan daya tahan otot tangan.

Gambar 3. Keterkaitan usia dengan gaya maksimum yang sanggup diberikan oleh otot tangan.

Penambahan usia juga berakibat pada kegiatan sehari – hari, kegiatan keseharian
orang usia tua akan mengalami penurunan yang mengakibatkan kekuatan otot mulai
menurun dan fungsi organ tubuh juga mulai menghilang. Penurunan kekuatan otot
berkorelasi dengan morfologi otot. Hal ini berkaitan dengan penurunan massa otot
dan jumlah serat otot yang mencapai maksimal pada usia 25 tahun dan menurun
seiring pertambahan usia.

Gambar 2 dan Gambar 3 juga menunjukkan bahwa tangan dominan memiliki daya
tahan otot dan kekuatan tangan lebih besar dibandingkan dengan tangan non-
dominan. Tangan non-dominan jarang digunakan sehingga daya tahan otot dan
keelastisan otot berkurang (Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Puskesmas).

Penurunan daya tahan otot diperlihatkan dengan penurunan gaya saat tangan
mengalami kontraksi. Saat otot mengalami kontraksi dengan durasi yang panjang
maka otot menegang dan menjadi kaku sehingga terjadi penurunan daya tahan otot.
Penambahan usia seseorang mengakibatkan kecepatan kontraksi mengalami
perubahan. Kecepatan kontraksi berhubungan dengan serat otot tipe II. Serat otot
tipe II merupakan jenis serat yang dapat berkontraksi dalam selang waktu yang
singkat. Pada umumnya jenis serat otot ini lebih mudah lelah. Kecepatan kontraksi
orang usia muda akan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang usia tua. Hal
ini disebabkan karena pada serat otot tipe II mengalami perubahan komposisi akibat
penambahan usia, di mana jumlah serat dan ukuran serat otot mengalami

284
Efek Penuaan Terhadap Ketahanan Otot Tangan Pada Masyarakat Laki-Laki Dewasa di Sragen

penurunan. Penurunan kecepatan kontraksi ini merupakan salah satu penyebab


orang usia tua lebih mudah merasakan lelah dibandingkan orang usia muda. Rasa
lelah yang dirasakan orang usia tua karena menurunnya kapasitas fungsi otot,
kekuatan otot, fleksibilitas otot serta waktu reaksi otot yang disebabkan
berkurangnya jumlah dan ukuran serat otot [11]. Pada saat otot mengalami cidera
respon perbaikan akan menurun karena kapasitas otot melakukan perbaikan dan
pemeliharaan mengalami penurunan [12]. Hal ini berakibat otot mulai rentan
terhadap cidera, adanya disfungsi otot dan semakin lama kapasitas fungsi otot akan
mulai hilang [13-15]. Penyebab penurunan kekuatan dan daya tahan otot adalah
penambahan usia, gaya hidup dan aktivitas fisik yang sering dilakukan. Hilangnya
fungsi fisiologis otot sering disebut Sarcopenia. Sarcopenia ditandai dengan
berkurangnya massa otot, kekuatan otot dan performa otot yang mulai rendah.
Sarcopenia berkaitan dengan cacat fisik yang disebabkan hilangnya kekuatan dan
morfologi otot [16].

Berkurangnya aktivitas fisik berdampak pada mulai menurunnya massa otot. Hal
ini karena aktivitas fisik dan penambahan usia merupakan faktor utama dalam
pengembangan massa otot. Berkurangnya massa otot mengakibatkan orang tua
lebih mudah jatuh saat beraktivitas. Hal itu menyebabkan para orang tua merasa
terhambat dalam melakukan aktivitas[17-18].

Olahraga diikuti dengan program latihan kekuatan otot dan gaya hidup yang
seimbang disarankan untuk menjaga kekuatan dan daya tahan otot tidak cepat
menurun. Jika daya tahan dan kekuatan otot tidak cepat menurun maka pada usia
tua masih mampu beraktivitas dengan baik. Usia 30 tahun merupakan awal
penurunan daya tahan dan kekuatan sehingga muncul resiko keterbatasan fisik dan
fungsional.

4. Kesimpulan
Pertambahan usia pada laki-laki dewasa masyarakat Sragen menyebabkan
penurunan daya tahan dan kekuatan otot tangan. Daya tahan dan kekuatan otot
tangan mengalami puncak pada usia 20-30 tahun lalu menurun seiring
bertambahnya usia. Usia 51-60 tahun memiliki daya tahan dan kekuatan paling
kecil. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah serat dan massa otot yang mulai
hilang seiring dengan bertambahnya usia sekaligus berkurangnya aktivitas otot
tangan.

Ucapan terima kasih

Terima kasih kepada warga Kabupaten Sragen yang bersedia menjadi responden.

Daftar Pustaka
[1] Tecky Indriana, Pengaruh Kelelahan Otot Terhadap Ketelitian Kerja,
Stomatognatic (J.K.G. Unej), Vol. 7 No. 3 2010 : 49-52

285
Toga Ari Harmawan, dkk.

[2] Jae Hyeok C, Heat Aging Effect On The Material Property and the Fatigue
life of Vulcanized Natural Rubber, and Fatigue life Prediction Equation.
Journal Of Mechanical Science and Technology. 2005
[3] Kanchanomai C., Limtrakan W, Effect Of Residual Stress on Fatigue Failure
of Carbonitrided Low Carbon Steel. Journal Of Material Engineering and
Performance. 2008
[4] Benjamin G., Akira U.,Tatsuo S, Effect of Loading Freequency in Fatigue
Properties and Micro-Plasticity Behavior of JIS S15C Low CarbonSteel. 13th
International Conference on Fracture. 2013
[5] Abzar T, Nasiri M, Khodamoradi A, Ebrahimi K, The Effect of Aging on
Hand Grip Strenght in The Adults Iranian Popultion. Australian Journal of
Basic and Applied Science, 5(12):970-973,2011
[6] Sasaki H, Kasagi F, Yamada M, Fujita S, Grip Strength Predicts Cause-
Spesific Mortality in Middle-Aged and Erderly Persons. The American
Journal of Medicine (2007) 120,337-342
[7] Shymal K, Sing A. P, Effect of Hand Dominance in Grip Strength in
Collegiate Population of Amritsar, Punjab, India. Antropholigist 12(1) : 13-
16 (2010).
[8] Dalton BH, Power GA, Vandervoort AA, Rice CL, Power Loss Is Greater
In Old Men Than Young Men During Fast Plantar Flexion Contractions, J
Appl Physiol , 2010;109:1441e7.
[9] Power GA, Dalton BH, Rice CL, Vandervoort AA, Power Loss Is Greater
Following Lengthening Contractions In Old Versus Young Women, Age,
2012;34:737e50.
[10] Petrella JK, Kim JS, Tuggle SC, Hall SR, Bamman MM, Age Differences
In Knee Extension Power, Contractile Velocity, And Fatigability, J Appl
Physiol , 2005;98:211e20.
[11] Pujiastuti, Sri Surini, Budi Utomo, Fisioterapi Pada Lansia, Jakarta : EGC,
2003.
[12] Karsten Keller, Martin Engelhardt, Strength And Muscle Mass Loss With
Aging Process.Age And Strength Loss, Muscles, Ligaments and Tendons
Journal, 2013; 3 (4): 346-350
[13] Deschenes MR, Effect Of Aging On Muscle Fibre Type And Size, Sport Med,
2004;34:809-824.
[14] Thompson LV, Age-Related Muscle Dysfunction, Experimental gerontology,
2009;44:106-111.
[15] Lin J, Lopez EF, Jin Y, Van Remmen H, Bauch T, Han HC, Lindsey ML,
Age-Related Cardiac Muscle Sarcopenia: Combining Experimental And
Mathematical Modeling To Identify Mechanisms, Experimental gerontology,
2008;43:296-306.
[16] Cruz-Jentoft AJ, Baeyens JP, Bauer JM, et al, Sarcopenia: Europan
Consensus On Definition And Diagnosis: Report Of The Europan Working
Group On Sarcopenia In Older People, Age and ageing, 2010;39:412-423.

286
Efek Penuaan Terhadap Ketahanan Otot Tangan Pada Masyarakat Laki-Laki Dewasa di Sragen

[17] Snow-Harter, C., M. Bouxsein, B. Lewis, S. Charter, P. Weinstein, R. Marcus,


Muscle Strength As A Predictor Of Bone Mineral Density In Young Women,
J Bone Miner Res., 5: 589-95. 1990.
[18] Abzar T, Nasiri M, Khodamoradi A, Ebrahimi K, The Effect of Aging on
Hand Grip Strenght in The Adults Iranian Popultion. Australian Journal of
Basic and Applied Science, 5(12):970-973,2011

287

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai