Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan
tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para
penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan
para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan
pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan
dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga
dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih
efektif dan efisien.
Penafsiran konsep krikulum dapat didevinisikan sebagai suatu spesifik
rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada
siswa. Penafsiran lain konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan
siswa untuk belajar.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah
factor diantaranya : lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal disekolah;
pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan; dan peranan guru
sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan. Secara konseptual draf kurikulum
2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerder
2

komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi,
sosial, dan spritualnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah


sebagai berikut:
1. Konsep Kurikulum 2013
2. Strategi Pengembangan Pendidikan
3. Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
4. Permasalahan Dan Alasan Pengembangan Kurikulum 2013
5. Isu-Isu Penting Yang Menjadi Dasar Pertimbangan Pelaksanaan
Kurikulum 2013
6. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
7. Struktur Kurikulum 2013
8. Strategi Implementasi Kurikulum 2013
9. Penyiapan Dan Pembinaan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013
10. System Implementasi Kurikulum
11. Penerapan Kurikulum 2013
12. Inovasi Kurikulum 2013
13. Keunggulan Kurikulum 2013

1.3 Tujuan Makalah


Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui :
1. Dapat Mengetahui Konsep Kurikulum 2013
2. Dapat Mengetahui Strategi Pengembangan Pendidikan
3. Dapat Mengetahui Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
4. Dapat Mengetahui Permasalahan Dan Alas An Pengembangan Kurikulum
2013
3

5. Dapat Mengetahui Isu-Isu Penting Yang Menjadi Dasar Pertimbangan


Pelaksanaan Kurikulum 2013
6. Dapat Mengetahui Elemen Perubahan Kurikulum 2013
7. Dapat Mengetahui Struktur Kurikulum 2013
8. Dapat Mengetahui Strategi Implementasi Kurikulum 2013
9. Dapat Mengetahui Penyiapan Dan Pembinaan Guru Dalam Implementasi
Kurikulum 2013
10. Dapat Mengetahui System Implementasi Kurikulum
11. Dapat Mengetahui Penerapan Kurikulum 2013
12. Dapat Mengetahui Inovasi Kurikulum 2013
13. Dapat Mengetahui Keunggulan Kurikulum 2013
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kurikulum 2013


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem
pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkatan
pendidikan.
Istilah kurikulum telah dikenal dalam dunia pendidikan sebagai suatu istilah yang tidak
asing lagi. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani curir ’pelari’ dan curere
’tempat berpacu’. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
menuju garis finish (Hasan Langgulung, 1986: 176). Selanjutnya dalam bahasa Arab, kata
kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui manusia pada
berbagai kehidupan.
Istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna
sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar,
kurikulum dapat diartikan sebagai perangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan
kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Istilah ini kemudian
digunakan untuk sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar
penghargaan dalam dunia pendidikan yang dalam masyarakat sering dikenal dengan ijazah.

Sejak Indonesia merdeka kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan secara
berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun
1984, tahun 1994 dan tahun 2004, serta yang terbaru adalah kurikulum tahun 2006. Pada saat ini
telah dan sedang dilaksanakan Uji Publik kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari kurikulum
2006 atau KTSP. Dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis
sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
5

Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendicikan itu


dinamis. Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu
terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan. Kita berharap, perubahan dan pengembangan
kurikulum 2013 tak hanya perampingan mata pelajaran semata, tetapi juga harus mampu
menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.

Sejak diluncurkan tahun 2006 melalui Permendiknas No 22, 23, dan 24, Standar Isi yang
kemudian diimplementasikan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
capaian kompetensi peserta didik kurang jelas dan kurang terarah. Beragamnya kompetensi guru
di berbagai daerah dan wilayah, membuat implementasi Kurikulum 2006 menjadi sangat rentan
terhadap multitafsir, sehingga mutu kompetensi peserta didik sulit terstandarisasi. Dengan
diserahkannya penyusunan dan pengembangan kurikulum kepada satuan pendidikan, karena
kemampuan dan kesiapan satuan pendidikan yang beragam, maka fenomena copy-paste
kurikulum, baik pada buku Dokumen I maupun Dokumen II (Silabus dan RPP), menjadi
"budaya" baru yang menggejala di kalangan guru dan kepala sekolah. Akibatnya, pemberdayaan
potensi kearifan lokal yang seharusnya dikembangkan seiring dengan diterapkannya Kurikulum
2006 justru nyaris tak berdaya karena menggunakan kurikulum satuan pendidikan atau sekolah
dari daerah lain tanpa melalui proses adaptasi.

Kurikulum 2006 atau KTSP sudah memasuki usia ke-7 tahun, dikaitkan dengan semangat
dan tantangan zaman memang sudah saatnya diubah dan direvisi. Jika Kurikulum 2006 tidak
dilakukan perubahan dan pengembangan, tidak bisa dipastikan bagaimana mutu pendidikan serta
kualitas keluarannya, hasil dan dampaknya juga dipertanyakan karena para lulusan yang lahir
dari sistem pendidikan yang capaian kompetensi peserta didiknya kurang jelas dan kurang
terarah.

Dalam penjelasan UU No. 20 Tahun 2003, bagian umum: antara lain ditegaskan bahwa
salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi. Penjelasan Pasal 35, UU No. 20 Tahun 2003; menyatakan
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Kurikulum
2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
6

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill,


dan pendidikan yang berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi
dan presentasi serta memiliki sopan santun , disiplin yang tinggi. Kurikulum 2013 menyandang
harapan tinggi untuk mampu membentuk karekter bangsa Indonesia dan menyelesaikan masalah-
masalah dalam dunia pendidikan Indonesia.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian


pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama siswa bersekolah;
lama siswa tinggal di sekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan
atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.

Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara


kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Sejalan dengan
amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Sejalan pula dengan
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Secara konseptual draft Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan


generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi
juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan terintegrasikannya nilai-nilai
karakter ke dalam proses pembelajaran, tidak lagi menjadi suplemen seperti dalam Kurikulum
2006. Pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan dengan memberikan ruang kepada
peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar yang
diperoleh dari kelas, lingkungan sekolah, dan masyarakat juga akan mampu mendekatkan peserta
didik pada kultur masyarakat dan bangsanya. Kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi
menghadapi perubahan zaman yang kelak akan mengutamakan kompetensi yang disinergikan
dengan nilai-nilai karakter.

Meskipun demikian, draft yang bagus hanya akan berada pada tataran konsep apabila
tidak diimbangi dengan pemberdayaan para pemangku kepentingan pendidikan, khususnya guru.
Kita sudah memiliki pengalaman yang berharga ketika KBK diterapkan. Guru yang selama ini
7

kurang terberdayakan untuk menurunkan standar isi kedalam rencana pembelajaran yang
kemudian diimplementasikan ke dalam pembelajaran. Akibatnya, mutu pendidikan tidak bisa
terstandarkan, copy-paste pun menjadi budaya bau di kalangan guru akibat ketidaksiapan mereka
dalam menerapkan standar isi.

Belajar dari pengalaman itu, posisi guru harus diposisikan sebagai "aktor utama" dalam
implementasi Kurikulum 2013. Para guru harus benar-benar disiapkan secara matang, mulai dari
penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian, analisis, hingga tindak
lanjutnya. Dengan memberdayakan pemangku kepentingan utama implementasi kurikulum dan
berlangsung sebagaimana yang diharapkan.

2.2 Strategi Pengembangan Pendidikan

Strategi pengembangan pendidikan dengan melaksanakan pembelajaran siswa aktif


berbasis kompetensi dan efektivitas pembelajaran (Kurikulum, Guru, dll), pelaksanaan Wajar
Dikdas 9 Tahun SD,SMP dan Pendidikan Menengah Universal (PMU) periode 1994-2012
dimulai 2013.

2.2.1 Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran

Kurikulum 2013 dikermbangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dilakukan


dengan dua strategi utama yaitu peningkatan waktu pembelajaran di sekolah. Efektivitas
8

pembelajaran dicapai melalui tiga tahanan yaitu efektivitas interaksi, efektivitas pemahaman, dan
efektivitas penyerapan.

Pertama: efektivitas interaksi akan tercipta dengan adanya harmonisai iklim akademik
dan budaya sekolah. Iklim akademik dan budaya sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan
manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah dan jajarannya. Efektivitas interaksi dapat terjaga
apabila kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan. Tantangan saat
ini adalah sering dijumpai pergantian manajemen dan kepemimpinan kepala sckolah secara cepat
sebagai akibat adanya otonomi pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh politik daerah atau
politik lokal.

Kedua: Efektivitas pemahaman menjadi bagian penting dalam pencapaian efektivitas


pembelajaran. Efektivitas tersebut dapat dicapai apabila pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal siswa melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, dan mendengar),
asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengomunikasikan. Oleh karena itu penilaian dilakukan
berdasarkan proses dan hasil pekerjaan serta kemampuan menilaidiri sendiri.

Ketiga: efektivitas penyerapan dapat tercipta ketika adanya kesinambungan pembelajaran


secara horizontal dan vertikal. Kesinambungan pembelajaran secara horizontal bermakna adanya
kesinambungan mata pelajaran dari kelas I sampai dengan kelas VI, VII sampai dengan kelas IX
pada tingkat SMP, dan kelas X sampai dengan kelas XII untuk tingkat SMA. Selanjutnya
kesinambungan pembelajaran vertikal bermakna adanya kesinambungan antara mata pelajaran
pada tingkat SD, SMP sampai dengan SMA/SMK.

Sinergitas dari ketiga efektivitas pembelajaran tersebut akan menghasilkan suatu


transfornmasi nilai yang bersifat universal nasional dengan tetap menghayati kearifan lokal yang
berkembang dalam masyarakat Indonesia yang berkarakter mulia.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian


pendidikan. Di samping kurikulum, terdapat sejumlah faktor lain di antaranya lama bersekolah,
lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, huku pegangan
dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan materi pembelajaran
9

2.3 Model Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang


kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pemelajar (learner), prosedur penilaian, kegiatan
belajar dan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. KBK berorientasi pada
pencapaian hasil yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi. KBK bertitik tolak dari kompetensi
yang harus dimiliki pemelajar. Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas, dan
kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan diversifikasi, yakni
lembaga pendidikan dapat mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan
standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional.

Kurikulum memiliki empat dimensi yaitu beupa gagasan, suatu rencana tertulis, suatu
kegiatan dan hasil. Kurikulum dianggap sebagai pengalaman atau seluruh aktivitas peserta didik,
maka untuk memahami kurikulum sekolah tidak cukup hanya dengan melihat dokumen
kurikulum sebagai suatu program tertulis, juga bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan
peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini harus dipahami sebab kaitannya
sangat erat dengan evaluasi keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum yaitu bahwa pencapaian
target pelaksanaan suatu kurikulum tidak hanya diukur dari kemampuan peserta didik menguasai
seluruh isi atau materi pelajaran seperti yang tergambar dari hasil tes sebagai produk belajar,
tetapi juga harus dilihat proses atau kegiatan peserta didik sebagai pengalaman belajar.

Jadi kurikulum itu bukan sekedar ide yang tertuang dalam kertas menjadi sebuah
dokumen, tapi dikatakan kurikulum jika dokumen tadi menjadi sebuah aktivitas yang mampu
menghasilkan sesuatu. Implementasinya di sekolah, kurikulum harus tersusun secara sistemik
agar proses yang dilalui peserta didik itu mengacu pada tujuan pendidikan

2.4 Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara
guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen
yang tidak dapat dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling
menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
10

Pola pembelajaran yang efektif adalah pola pembelajaran yang di dalamnya terjadi
interaksi dua arah antara guru dan siswa, artinya guru tidak harus selalu menjadi pihak yang
lebih dominan. Pada pola pembelajaran ini guru tidak boleh hanya berperan sebagai pemberi
informasi tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana yang harus menciptakan
situasi memimpin, merangsang dan menggerakkan siswa secara aktif.

Selain itu guru harus dapat menimbulkan keberanian siswa baik untuk mengeluarkan
idenya atau sekedar hanya untuk bertanya. Mengajar bukanlah suatu aktivitas yang sekedar
menyampaikan informasi kepada siswa, melainkan suatu proses yang menuntut perubahan peran
seorang guru. Perubahan dari informator menjadi pengelola belajar yang bertujuan untuk
membelajarkan siswa agar terlibat secara aktif sehingga terjadi perubahan-perubahan tingkah
laku siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran tergambar adanya
suatu aktivitas belajar yang akan menghasilkan perubahan perilaku sebagai keluaran (output) dan
hasil belajar (outcome).

2.5 Permasalahan dan Alasan Pengembangan Kurikulum 2013

Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan
proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian
(dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam
pelajaran; (b) Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran (KIPP dan
MELT di AS, Korea Selatan); (c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam
pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan (d) pembelajaran di Finlandia relatif singkat,
karena didukung dengan pembelajaran tutorial.

Penyusunan kurikulum 2013 menitik beratkan pada penyederhanaan, tematik-integratif


mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya;

a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata
pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak.
11

b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan softskills
dan hardskills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional, maupun global.
f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru
g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan
hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
h. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir

Adapun faktor-faktor lainnya yang menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013


adalah pertama, tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan
hidup kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis
pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektorpendidikan serta
hasil TIMSS dan PISA.

Kedua, kompetensi masa depan yang meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan


berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan,
kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan
toleran terhadap pandangan yang berbeda.

Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (socialunrest). Yang
keempat adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu erat, dan kurang bermuatan karakter.
12

2.6 Isu-Isu Penting Yang Menjadi Dasar Pertimbangan Dilaksanakan Kurikulum 2013
1. Tantangan Internal
Menurut Kemendikbud (2012) antara lain:
a. Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 standar nasional pendidikan yang
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar penilaian pendidikan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif.
2. Tantangan Eksternal
Menurut Kemendikbud antara lain:
a. Globalisasi : WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA.
b. Masalah lingkungan hidup
c. Kemajuan teknologi informasi
d. Konvergensi ilmu dan teknologi
e. Ekonomi berbasis pengetahuan
f. Kebangkitan industry kreatif dan budaya
g. Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
h. Pengaruh dan imbas teknosains
i. Mutu, investasi dan transformasi pada sector pendidikan
3. Kompetensi masa depan
Menurut kemendikbud antara lain :
a. Kemampuan berkomunikasi
b. Kemampuan berfikir jernih dan kritis
c. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
d. Kemampuan menjadi warga Negara yang efektif
e. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
4. Fenomena negative yang mengemuka
a. Perkelahian pelajar
b. Narkoba
c. Korupsi
13

d. Plagiarism
e. Kecurangan dalam ujian
5. Persepsi masyarakat
a. Pendidikan terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
b. Pendidikan memberi beban yang terlalu berat bagi siswa
c. Pendidikan kurang bermuatan karakter

2.7 Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Hal-hal yang baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri Kurikulum 2013
adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh
elemen sebagai berikut:

1. Kompetensi Lulusan.

2. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI).

3. Pendekatan (ISI)

4. Struktur Kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI).

5. Poses Pembelajaran Penilaian

6. Penilaian

7. Ekstrakurikuler.

Berikut uraian keempat elemen perubahan dimaksud yang masuk dalam bahan Uji Publik
Kurikulum 2013

1. Kompetensi Lulusan
14

Adanya peningkatan dan keseimbangan softskills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2 Kedudukan Mata Pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran
yang dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui

a. SMP: Mata pelajaran.

b. SMA: Mata pelajaran wajib dan pilihan.

c. SMK: Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi.

4 Struktur Kurikulum (ISI)

a. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1) TIK menjadi media semua mata pelajaran.

2) Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler.

3) Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10

4) Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan

b. Sekolah Menengah Atas (SMA)

1) Perubahan sistem: ada mata pelajaran wajib dan ada mata pelajaran pilihan

2) Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti pendekatan pembelajaran.

3) Jumlah jam bertambah 2 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.


15

e. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

1) Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan

2) Penyeragaman mata pelajaran dasar umum.

3) Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industri.

4) Pengelompokan mata pelajaran produktif sehingga tidak terlau rinci pembagiannya.

saat ini

5 Proses Pembelajaran

a. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi
dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.

c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

d Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

SMP: IPA dan IPS masing-masing dibelajarkan secara terpadu.

SMA: Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya.

SMK: Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri

6.Penilaian

a. Pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil
saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

b. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaiu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
16

c. Penilaian tidak hanya pada level ND, tetapi juga kompetensi inti dan SKL

d. Mendorong pemantaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

7 Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Sekolah Menengah

1) Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dll.

2) Perlunya ekstrakurikuler partisipatif.

Sebagai gambaran, berikut ini dikutipkan beberapa perubahan yang tampak dalam draft
Kurikulum 2013.
17

2.8 Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi
yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
terintegrasi dengan mata pelajaran yang relevan dan merupakan bagian integral dari struktur
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

a. Struktur Kurikulum 2013 SMP

Usulan Rancangan Struktur Kurikulum SMP

1. Sama dengan SD, akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik
SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2 Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran.


18

3 Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya, mencoba,


mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran.

4. Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangi menjadi 10
melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:

a. TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.

b. Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya, Prakarya dan Budidaya

c. Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.

5. IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social
studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi
aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial.

6. Bahasa Inggris dibelajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa

7. Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses
pembelajaran dan proses penilaian.
19

b Struktur Kurikulum 2013 SMA dan SMK

Struktur kurikulum SMA yang sekarang sedang berlangsung adalah penjurusan


dilaksanakan mulai kelas 11 terdiri atas jurusan IPA, IPS,Bahasa dan Keagamaan. Untuk kelas
10 jumlah mata pelajaran yang diajarkan adalah 16 mata pelajaran ditambah dengan Muatan
Lokal dan Pengembangan Diri dengan jumlah jam pelajaran per minggu sebanyak 38 jam
pelajaran. Untuk kelas 11 dan 12 baik IPA, IPS, maupun Bahasa maing-masing 15 mata
pelajaran dengan jumlah jam pelajaran masing-masing 39 jam pelajaran. Untuk jurusan
keagamaan terdiri dari 15 mata pelajaran dengan jumlah jam pelajaran 38 jam pelajaran per
minggu.

Kurikulum 2013 SMA yang diusulkan ke dalam 3 kelompok mata pelajaran. Kelompok
A terdiri atas mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah dan Bahasa Inggris.

Kelompok B terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Prakarya, Pendidikan Jasmani,Olahraga
dan Kesehatan wajib diikuti oleh siswa SMA dan SMK.

Mata pelajaran kelompok C (peminatan) terdiri atas peminatan akademik Matematika dan Sains
terdiri atas mata pelajaran matematika, biologi, fisika dan kimia.

Peminatan sosial terdiri atas mata pelajaran: Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Antropologi dan
Ekonomi.

Peminatan Bahasa terdiri atas mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra
Inggris, Bahasa dan Sastra Arab, Bahasa dan Sastra Mandarin.

Selain mata pelajaran wajib dan peminatan ditawarkan juga mata pelajaran pilihan meliputi;
literasi media, bahasa asing lain (Jepang, Korea, Jerman, Perancis dll), Teknologi Terapan dan
Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat. Alokasi waktu yang harus ditempuh 40 jam
pelajaran per minggu.
20
21

2.9 Strategi Implementasi Kurikulum 2013

Strategi Implementasi Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada pengertian


pengembangan kurikulum sebagai "... the process of planning, implementing, and evaluating
learnzing opportunities intended to produce desired changes in learners", strategi implementasi
pengembangan kurikulum berbasis kompeten memiliki tiga tahap, yaitu merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi

Adapun faktor-faktor yang menentukan dan mendukung keberhasilan implementasi


kurikulum dalam meningkatkan pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik sebagai lulusan
yang kompeten sebagai berikut:

a. Kesesuain kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku
teks.
22

b.Ketersediaan buku sebagai sumber belajar yang mengintergrasikan standar pembentuk


kurikulum.

c. Penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan

d. Penguatan manajemen dan budaya sekolah.

2.10 Sistem Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan- pesan kurikulum


kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi mereka
sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi
kurikulum adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, agar mereka
mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai
dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) danStandar Kompetensi Lulusan (SKL)

Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu,

a) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

b) Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi
seminar, penataran, lokakarya, penyedian buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat
mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

c) Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan keterampilan, nilai, dan sikap
guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam

pembelajaran

Implementasi kurikulum akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran yakni bagaimana


agar isi kurikulum (SK-KD) dapat dikuasai oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru
harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang
digariskan dalam kurikulum (silabus), sebagaimana dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga
23

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini tugas guru yang paling utama
adalah mengondisikan dan memfasilitasi lingkungan belajar agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku tersebut. Keterlaksanaan kurikulum juga perlu ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai dan manajemen serta kepemimpinan kepala sekolah.

2.11 Inovasi Kurikulum 2013

Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk
didiskusikan. Oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisis dalam konteks yang luas,
demikian halnya dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap Kurikulum 2006, serta
sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan
teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Dengan demikian, Kurikulum 2013
diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia
pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai
macam tantangan.

2.12 Keunggulan Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif,


kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena Kurikulum ini berbasis karakter dan
kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.

Pertama: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual),


karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan
berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik
merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja
dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer
ofknowledge).

Kedua: Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari
pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian
24

tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapal dilakukan secara optimal berdasarkan
standar kompetensi tertentu

Ketiga; ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekat kompetensi, terutama yang berkaitan
dengan keterampilan.
25

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kurikulum 2013 untuk sekolah menengah ini ialah :
1. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill,
dan pendidikan yang berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun , disiplin yang tinggi. Kurikulum
2013 menyandang harapan tinggi untuk mampu membentuk karekter bangsa Indonesia
dan menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia pendidikan Indonesia.
2. Strategi pengembangan pendidikan dengan melaksanakan pembelajaran siswa aktif
berbasis kompetensi dan efektivitas pembelajaran (Kurikulum, Guru, dll), pelaksanaan
Wajar Dikdas 9 Tahun SD,SMP dan Pendidikan Menengah Universal (PMU) periode
1994-2012 dimulai 2013.
3. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pemelajar (learner), prosedur penilaian,
kegiatan belajar dan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. KBK
berorientasi pada pencapaian hasil yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
4. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara
guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan belajar.
5. Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan
proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses
penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan
penambahan jam pelajaran; (b) Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah
jam pelajaran (KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan); (c) Perbandingan dengan negara-
26

negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan (d)
pembelajaran di Finlandia relatif singkat, karena didukung dengan pembelajaran tutorial.
6. Isu penting dasar dilaksanakan kurikulum 2013 Tantangan Internal, Tantangan Eksternal,
Kompetensi masa depan , Fenomena negative yang mengemuka, dan Persepsi
masyarakat.
7. perubahan kurikulum yang menjadi ciri Kurikulum 2013 adalah menyangkut empat
standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar
Isi, dan Standar Penilaian.
8. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri terintegrasi dengan mata pelajaran yang relevan dan
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
9. Strategi Implementasi Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada pengertian
pengembangan kurikulum sebagai "... the process of planning, implementing, and
evaluating learnzing opportunities intended to produce desired changes in learners",
strategi implementasi pengembangan kurikulum berbasis kompeten memiliki tiga tahap,
yaitu merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi
10. Implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan- pesan kurikulum
kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi
mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.
11. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam
haluan negara.
12. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena Kurikulum ini berbasis karakter dan
kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.
27

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluar wawasan
keilmuan kita sebagai pembaca yang haus akan ilmu pendidikan. Marilah kita menjadikan diri
yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-insan yang terdidik, berbudi pekerti yang baik
serta dan bermoral yang berpegang teguh pada agama masing-masing.
28

DAFTAR PUSTAKA
Aqdwirida, R. 2016. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Magelang. Jurnal
Kebijakan Pendidikan Edisi I Vol. 5.
Hidayat,S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Ismawati,E. 2012. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Penerbit
Ombak
Mulyasa, E. 2015. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan
Profesional. Vol. 5. No. 3

Anda mungkin juga menyukai