Anda di halaman 1dari 5

1. Praktik keperawatan.

Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang


diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan
Keperawatan. ( UU no 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 4 )
2. Perlindungan Hukum
a. Pengertian hukum
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok masyarakat
dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur semua anggota masyarakat.
b. Tujuan
Tujuan hukum dalam keperawatan yaitu untuk mengendalikan cakupan praktek keperawatan,
ketentuaan, perizinan bagi perawat, dan standar asuhan adalah melindungi kepentingan
masyarakat .perawat yang mengetahui dan menjalankan undang-undang praktik perawat serta
standar asuhan akan memberikan layanan keperawatan yang aman dan kompeten.
c. Fungsi hukum dalam keperawatan
Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah
dalam asuhan klien, membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga propesional kesehatan
lain, serta membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri.
d. Sumber hukum
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan, hukum peraturan,
dan hukum umum.
 Perundang-undangan
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. Menggambarkan dan menjelaskan batasan legal
praktek keperawatan. Undang-undang ini melindungi hak-hak penyandang cacat di tempat kerja,
institusi pendidikan, dan dalam masyarakat.
 peraturan atau administratif pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administratif.
Salah satu contoh hukum peraturan adalah kewajiban untuk melaporkan tindakan keperawatan
yang tidak kompeten atau tidak etis.
e. Hukum umum
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang pengadilan saat kasus hukum individu
diputuskan. Contoh hukum umum adalah informed consent dan hak klien untuk menolak
pengobatan.

f. Tipe Hukum
1. Hukum Pidana (criminal laws) mencegah terjadinya kejahatan dalam masyarakat dan
memberikan hukuman bagi pelaku tindakan kriminal. Contohnya antara lain pembunuhan,
pembunuhan tidak direncana, dan pencurian.
2. Hukum Perdata melindungi hak-hak pribadi individu dalam masyarakat dan mendorong
perlakuan yang adil dan pantas di antara individu. (Praktik keperawatan profesional : konsep
dasar dan hukum / robert priharjo ;editor, yasmin asih – jakarta : EGC, 1995)

B. Masalah Dalam Praktek Keperawatan


Masalah kesehatan di Indonesia sangat memprihatinkan mulai dari munculnya penyakit –
penyakit degenaratif, bencana alam dan kemiskinan yang semuanya itu membuat masyarakat
harus dikelilingi oleh kondisi kesehatan yang kurang baik. Kondisi ini diperburuk oleh
kurangnya tenaga kesehatan perawat yang tersebar didaerah – daerah terpencil akibat tidak
rasionalnya penempatan tenaga kesehatan didaerah – daerah terpencil maupun daerah – daerah
sangat terpencil. Selain itu masalah – masalah sosial, ekonomi, politik dan keamanan yang
mempengaruhi penduduk, khususnya keluarga miskin untuk dapat menjangkau pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
Tumpang tindih pada tenaga keperawatan maupun dengan profesi kesehatan lainnya
merupakan hal yang sering sulit untuk dihindari dalam praktik, terutama terjadi dalam keadaan
darurat maupun karena keterbatasan tenaga di daerah terpencil. Dalam keadaan darurat, perawat
yang dalam tugasnya sehari-hari berada disamping klien selama 24 jam, sering menghadapi
kedaruratan klien, sedangkan dokter tidak ada. Dalam keadaan seperti ini perawat terpaksa harus
melakukan tindakan medis yang bukan merupakan wewenangnya demi keselamatan pasien.
Tindakan ini dilakukan perawat tanpa adanya delegasi dan protapnya dari pihak dokter dan atau
pengelola Rumah Sakit. Keterbatasan tenaga dokter terutama di Puskesmas yang hanya memiliki
satu dokter yang berfungsi sebagai pengelola Puskesmas, sering menimbulkan situasi yang
mengharuskan perawat melakukan tindakan pengobatan. Tindakan pengobatan oleh perawat
yang telah merupakan pemandangan umum di hampir semua Puskesmas terutama yang bearada
di daerah tersebut dilakukan tanpa adanya pelimpahan wewenang dan prosedur tetap yang
tertulis. Dengan pengalihan fungsi perawat ke fungsi dokter, maka sudah dapat dipastikan fungsi
perawat akan terbengkalai dan tentu saja hal ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
professional. (http://www.highlands.edu/academics/divisions/healthsciences/nursing/.ppt)

C. Alasan Perlunya Perlidungan Hukum Dalam Praktek Keperawatan


Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan
derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari
pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan.
Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan
hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan,
sikap rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif,
terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu, Undang-
Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan
bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya),
keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan.
Kedua alasan yuridis uud 1945 pasal 5 menyebutkan bahwa presiden memegang
kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat.
Ketiga alasan sosiologis, kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran paradigma dalam pemberian
pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis
penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagaik fokus pelayanan (cohen,1996).
(Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.)

D. Undang – Undang Dalam Praktek Keperawatan


1. Pasal 53 (1) UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya


sesuai dengan profesinya.
2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
dan menghormati hak pasien.
3) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan medis terhadap
seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien diatur dalam peraturan pemerintah.

2. Pasal 54 UU tahun 1992 tentang kesehatan

1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksankan tugas
profesinya dapat dikenakan tindakan sangsi.
2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
3) Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan ditetapkan dengan keputusan presiden.

3. Pasal 24 (1) PP 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan


‘’Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yg melakukan tugasnya sesuai dengan
standar profesi tenaga kesehatan.’’

4. Pasal 344 KUHP


“Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata & sungguh-sungguh dihukum penjara selama-lamanya duabelas
tahun.”

5. Pasal 299 KUHP


1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan
memberitahukan atau menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu kandungannya dapat
digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak
empat puluh lima ribu rupiah.
2) Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pekerjaan atau kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pekerjaannya, maka
haknya untuk melakukan pekerjaan itu dapat dicabut.

6. Pasal 1 ayat 4 uu no 38 tahun 2014 tentang keperawatan


‘’Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk
Asuhan Keperawatan.’’

7. Pasal 1 ayat 9 uu no 38 tahun 2014


‘’Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi
atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta telah diakui secara
hukum untuk menjalankan Praktik Keperawatan.’’

8. Pasal 1 ayat 11 uu no 38 tahun 2014


‘’Surat lzin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk
menjalankan Praktik Keperawatan.’’

9. Pasal 3 uu no 38 tahun 2014


Pengaturan Keperawatan bertujuan :
‘’meningkatkan mutu Perawat, meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan, memberikan
pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.’’

10. Pasal 17 UU no 38 tahun 2014


‘’Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Perawat, Menteri dan Konsil Keperawatan bertugas
melakukan pembinaan dan pengawasan mutu Perawat sesuai dengan kewenangan masing-
masing.’’

11. Pasal 36 ayat 1 uu no 38 tahun 2014


‘’Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak: memperoleh pelindungan hukum
sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar
prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundangundangan.’’

E. Strategi diberlakukan untuk melindungi perawat diantaranya:

1. Good Samaritan Act adalah undang-undang yang ditetapkan untuk melindungi penyediaan
layanan kesehatan yang memberikan bantuan pada situasi kegawatan terhadap tuduhan
malpraktek kecuali dapat dibuktikan terjadi penyimpangan berat dari standar asuhan normal atau
kesalahan yang disengaja di pihak penyedia layanan kesehatan.
2. Asuransi tanggung wajib profesi seiring meningkatnya tuntutan malpraktik terhadap para
propesional kesehatan, perawat dianjurkan mengurus asuransi tanggung wajib mereka.
Kebayakan rumah sakit memiliki asuransi pertanggungan bagi semua pegawai, termasuk semua
perawat. Dokter atau rumah sakit dapat dituntut karena tindak kelalaian yang dilakukan perawat
dan perawat juga dapat dituntut dan dianggap bertanggung jawab atas kelalaiam atau malpraktik
rumah sakit dapat menuntut balik perawat saat mereka terbukti lalai dan rumah sakit
mengharuskan untuk membayar. Oleh karna itu perawat dianjurkan mengurus sendiri jaminan
asuransi mereka dan tidak hanya mengandalkan asuransi yang disediakan oleh rumah sakit saja.
3. Melaksanakan program dokter para perawat diharap mampu menganalisis prosedur dan
medikasi yang diprogramkan dokter. Perawat bertanggung jawab mengklarifikasi program yang
tampak rancu atau salah dari dokter yang meminta.
4. Memberikan asuhan keperawatan yang kompeten praktik yang kompeten adalah upaya
perlindungan hukum utama bagi perawat. Perawat sebaiknya memberikan asuhan yang tetap
berada dalam batasan hokum praktik mereka dan dalam batasan kebijakan instansimaupun
prosedur yang berlaku.penerapan proses keperawatan merupakan aspek penting dalam
memberikan asuhan klien yang aman dan efektif.
5. Membuat rekam medis rekam medis klien adalah dokumen hukum dan dapat digunakan
dipengadilan sebagai barang bukti.
6. Laporan insiden adalah catatan instantsif mengenai kecelakaan atau kejadian luar biasa.laporan
insiden digunakan untuk memberikan semua fakta yang dibutuhkan kepada personel instansi.
(jurnal.com)

Daftar putaka
http://e-journal.uajy.ac.id/7404/1/JURNAL.pdf
http://www.highlands.edu/academics/divisions/healthsciences/nursing/.ppt
http://malangnews.com
Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ilmu keperawatan.Jilid 1 / P.J.M.Stevens,F.Bordui, W.E. van der Weyde; alih bahasa,J.A.
Tomasoa; Editor edisi bahasa indonesia, Mon ica Ester.-Ed. 2- Jakarta: EGC, 1999. Xix,423 hlm.
;ilus. :15,5x 24 cm.
Potter, Patricia A., dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Praktik keperawatan profesional : konsep dasar dan hukum / robert priharjo ;editor, yasmin asih
– jakarta : EGC, 1995.

Anda mungkin juga menyukai