Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PSIKOSOSIAL BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

TENTANG
ANALISIS KASUS STRESS-KOPING
Dosen Pengampu : Fitra Yeni, S.Kp, M.A

OLEH :
SUCI AJENG SAFITRI
KELAS 2 A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
CASE STUDY

Ibu A, usia 20 th, menikah dg bpk M usia 20 th. Pernikahan ini terjadi karena ibu A
telah hamil 2 bln. Saat ini usia perkawinan mereka telah memasuki bln ke 6, dari pengkajian
struktur klg didapatkan data :
Ibu A merasa bpk M tidak pernah mencintainya karena bpk M tdk peduli terhadap
dirinya dan kehamilannya, tidak pernah menanyakan kehamilannya serja jarang sekali
berbicara dengan ibu A. Bpk M sering pulang larut malam ( bpk M punya kunci rumah
sendiri ), bpk M mengatakan “bekerja” kalau ditanya mengapa pulang larut malam, tetapi bpk
M tdk mau mengatakan dimana dia bekerja. Bpk M sering menghindar bila ibu
membicarakan tentang kehamilannya. Hal ini membuat ibu A emosi setiap berbicara dengan
bpk M dan selalu berakhir dengan pertengkaran . Akhirnya bpk M menyerahkan keputusan
kepada ibu A apakah mau bercerai atau tidak.
Keputusan bercerai membuat ibu A sangat bingung, dia tidak ingin anak yang
dikandungnya lahir tanpa bpk tetapi di tidak sanggup menghadapi perilaku bpk M. Dia tidak
menceritakan kepada keluarga karena dia tidak mau menambah beban keluarganya. Saran
dari teman-temannya berbeda sehingga membuat membuat ibu A semakin sulit utk
mengambil keputusan. Dia mengatakan sdh tdk mampu lagi mempertahankan rumah
tangganya tetapi ibu diam sambil menundukkan kepala ketika ditanya apakah dia akan
bercerai.
Saat pengkajian ibu sering menangis, sering menarik nafas dalam, menghindari kontak
mata/memandang kearah lain, sering menanyakan kembali apa yang ditanyakan perawat dan
jawaban kadang-kadang jawaban tidak jelas. Ibu sering mengatakan kalau tidak ada lagi
yang bisa dilakukan, lebih baik mati daripada harus menanggung malu melahirkan tanpa
suami dan akan merepotkan orang lain.
Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis, Hb 8,5 g/dL, TD 130/90 mmHg biasanya
110/70 mmHg, N 90 x /mnt, porsi makanan yg dihabiskan ½ - ¼ porsi, TB 160 cm, BB 56 kg
( BB sebelum hamil 50 kg ).
Saat bertemu dengan bpk M, dia mengatakan bahwa dia belum siap menikah apalagi
menjadi seorang suami dan yang paling menakutkan tidak lama lagi dia akan menjadi
seorang ayah. Dia tidak menceritakan masalahnya kepada orangg tuanya karena takut orang
tuanya akan marah. Akhirnya untuk menenangkan diri, bpk M sering nongkrong bersama
teman-temannya sambil minum-minum, tetapi ibu A tidak pernah tahu kalu dia minum-
minum. Dia kadang-kadang kasihan melihat ibu A tetapi dia sendiri tidak tahu harus berbuat
apa.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari dibantu oleh klg ibu A maupun bpk M.
1. Indikator pada kasus
 Sistem fisik
1) Kardiovaskuler
 Peningkatan tekanan darah dari 110/70 mmHg menjadi 130/90 mmHg
2) Gastrointestinal
 Perubahan nafsu makan menjadi ½ sampai ¼ porsi
 Berat badan bertambah lebih dari 10 pound namun tidak sesuai dengan berat
badan untuk usia kehamilan 8 bulan
 Sistem psikososial
1) Kognitif
 Apatis dibuktikan dengan kurangnya kepedulian terhadap diri dan perkembangan
janinnya
 Berfikir dan bereaksi lama dibuktikan ketika pasien sering menanyakan kembali
apa yang ditanyakan oleh perawat dan kadang-kadang jawaban yang diberikan
tidak jelas
 Kebingungan. Pasien kebingungan untuk memutuskan kelanjutan
rumah tangganya apakah akan bercerai atau tidak
2) Emosional
 Kecendrungan menangis. Pasien sering menangis ketika ditanya perawat
 Kurangnya ketertarikan. Pasien kurang minat untuk makan
 Lekas marah. Pasien emosi setiap berbicara dengan suaminya yang terkesan tidak
peduli terhadap diri dan kehamilannya
3) Tingkah laku/Kebiasaan
 Kecemasan. Pasien cemas akan melahirkan anaknya tanpa bapak jika ia
memutuskan untuk bercerai dengan suaminya.
 Penurunan asupan makanan. Pasien hanya makan ½ sampai ¼ porsi perharinya

2. Koping yang digunakan


1) Konversi. Pasien merepresentasikan rasa cemas dan kebingungan yang
dialaminya sehingga nafsu makan pasien berkurang.
2) Displacement. Pasien melampiaskan marahnya dengan menangis
3. Askep berdasarkan kasus tersebut dengan diagnosa koping tidak efektif
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN : PADA IBU A


DIAGNOSA : KOPING TIDAK EFEKTIF
TEMPAT : RUMAH SAKIT KITA BERSAMA
TANGGAL : 7 NOVEMBER 2020

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ibu A
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Nias
Alamat : Lubuk Buayo, Sungai Balang
Tanggal Masuk : 7 November 2020
Tanggal Pengkajian : 7 November 2020
No. Register 07112020

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Nn. B
Umur : 20 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Sahabat
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Tabiang Koto Tangah

2. Status KesehatanPola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-


spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien kurang mengetahui dampak dari perilakunya terhadap anak dalam
kandungannya.

b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Nafsu makan pasien normal, pasien makan 3 kali sehari. Berat badan
sebelum hamil 50 kg.
 Saat sakit :
Nafsu makan berkurang, pasien hanya makan ½ smpai ¼ porsi. Berat badan
saat hamil 56 kg.

c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Bab teratur, konsistensi lunak, bau khas feses.
Saat sakit :
Bab teratur, konsistensi lunak, bau khas feses.
2) BAK
 Sebelum sakit :
Bak teratur 3 kali sehari, berwarna kuning transparan, bau khas urin
(amoniak)
Saat sakit :
Bak lebih sering 5 kali sehari, berwarna kuning transparan, bau khas urin
(amoniak)

d. Pola aktivitas dan latihan


1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
 Sebelum sakit
Beraktivitas normal
 Saat sakit
Beraktivitas terganggu karena sedang mengandung 8 bulan

e. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien sulit berkonsentrasi, kebingungan, berpikir dan bereaksi lama.

f. Pola Persepsi-Konsep diri


Pasien beranggapan tidak ada lagi yang bisa ia dilakukan, ia memilih lebih baik
mati daripada menanggung malu melahirkan tanpa suami dan merepotkan orang
lain

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit
Pasien tidur dengan cukup nyenyak, pasien tidur 8-9 jam perharinya
 Saat sakit
Pasien sering terbangun dimalam hari, pasien hanya tidur 4-5 jam perhari
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien adalah seorang ibu muda yang hamil 8 bulan, pasien tidak memiliki
hubungan yang baik dengan suaminya, pasien juga tidak cukup terbuka kepada
keluarganya

i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit
Tidak ada gangguan pada pola seksual dan reproduksi
 Saat sakit
Tidak ada gangguan pada pola seksual dan reproduksi

j. Pola Toleransi Stress-Koping


Pasien selalu menangis ketika ditanya tentang masalahnya, pasien emosi setiap
berbicara dengan suaminya dan selalu berakhir dengan pertengkaran

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien kurang memiliki nilai spiritual

3. Pengkajian Fisik
 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : pasien tampak lelah, letih, lesu
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal 5 Psikomotor 6 Mata 4
b. Tanda-tanda Vital : TD 130/90 Nadi 90x/i Suhu 36,5 RR 18x/i
c. Keadaan fisik
 Kepala dan leher :
Inspeksi: kepala simetris, rambut tersebar merata berwarna hitam,
distribusi normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat lesi, tidak ada perdarahan, tidak
ada lesi.
 Dada :
 Paru
Bentuk dada simetris, suara paru sonor, tidak ada otot bantu pernapasan,
tidak ada suara napas tambahan
 Jantung
Ictus kordis teraba (normal), bunyi jantung reguler, tidak ada bunyi
tambahan, murmur (-), gallop (-)

 Payudara dan ketiak :


Payudara simestris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

 Abdomen :
Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bising usus

 Genitalia :
Normal

 Ekstremitas :
 Atas
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, simetris
 Bawah
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, simetris

 Neurologis :
 Status mental dan emosi :
Merasa tertekan, sedih, emosi tidak terkontrol, kebingungan, cemas
 Pengkajian saraf kranial :
Normal
Pemeriksaan refleks :
Normal
 Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak ada

b. Pemeriksaan radiologi
Tidak ada

c. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain


Tidak ada
ANALISIS DATA

DATA MAYOR DATA MINOR DIAGNOSIS

Subjektif Keterangan Subjektif Keterangan KOPING


TIDAK EFETIF
1. Mengungkapkan tidak mampu  Konflik yang terjadi 1. Tidak mampu  Pemenuhan nutrisi ibu
mengatasi masalah antara Ibu A dan Bapak memenuhi kebutuhan A terganggu dibuktikan Ketidakmampuan
https://www.tehsariwangi.com/artike M tidak memiliki dasar dengan porsi makan menilai dan
l/cara-mengatasi-konflik-dalam- kejelasan, dikarenakan https://www.sehatq.co yang sedikit yaitu ½ - merespons
keluarga tidak adanya m/artikel/mengenal- ¼ porsi. Hal ini stressor dan/atau
(konflik tidak jelas, tidak adanya komunikasi yang baik konsep-kebutuhan- mengakibatkan berat ketidakmampuan
diskusi yang tenang, tidak adanya diantara keduanya. dasar-manusia badan ibu A termasuk mengguankan
solusi yang didapat untuk  Ibu A mengatakan (kebutuhan fisiologis, berat badan yang sumber-sumber
menyelesaikan masalah, kondisi dan bahwa bapak M selalu kebutuhan rasa aman tergolong kurus untuk yang ada untuk
situasi selalu memanas, tidak menghindari dan keselamatan, ukuran ibu hamil mengatasi
terdapat solusi terbaik untuk pembicaraan tentang kebutuhan kasih saying dengan usia kehamilan masalah
permasalahan dan tidak ada tindakan kehamilannya. Hal ini 8 bulan.
dan rasa memiliki,
nyata dari solusi) membuat ibu A emosi kebutuhan  Ibu A yang tidak
setiap berbicara dengan penghargaan, dan mendapatkan perhatian
Bapak M. kebutuhan aktualisasi dari bapak M
 Ibu A memutuskan diri) cenderung tidak
untuk tidak memiliki rasa aman dan
memberitahu keselamatan.
keluarganya tentang  Ibu A merasa bapak M
masalah yang sedang ia tidak mencintainya
hadapi karena tidak karena bapak M tidak
ingin menjadi beban pernah menanyakan
untuk keluarga. Tetapi tentang diri dan
ibu A menerima saran kehamilannya.
dari teman-temannya,  Ibu A merasa rendah
namun ia tidak diri (malu) jika
mendapatkan solusi melahirkan anaknya
untuk tanpa seorang suami
permasalahannya. jika ia memutuskan
 Tidak dijumpai suasana untuk bercerai dengan
yang tenang dalam bapak M.
keluarga ibu A dan
bapak M. ibu A merasa 2. Kekhawatiran kronis  Ketika dilakukan
bapak M tidak https://www.liputan6.com/ pengkajian, ibu A
mencintainya dan lifestyle/read/2864523/jan hanya bisa menangis,
Bapak M yang selalu gan-sampai-terlambat- tidak focus terhadap
menghindar setiap saat kenali-5-tanda-tanda- pertanyaan yang
ketika ibu A kecemasan-kronis diajukan perawat dan
membicarakan (Kecemasan adalah hal terlihat bingung harus
kehamilannya yang yang mungkin saja dialami berbuat apa.
berujung pada emosi dalam kehidupan sehari–  Ibu A tidak ingin
dan pertengkaran. hari. Rasa cemas yang anaknya lahir tanpa
 Baik itu ibu A dan diketahui penyebabnya seorang ayah dan tidak
bapak M mereka akan lebih mudah ingin merepotkan orang
memutuskan untuk diredakan, ketimbang lain.
tidak menceritakannya dengan rasa cemas yang  Ibu A merasa lebih
kepada keluarga berlebihan dan berdampak baik mati daripada
mereka karena takut buruk ke depannya. harus menanggung
akan menjadi beban Kecemasan kronis yang malu.
keluarga sehingga hadir karena kekhawatiran
solusi dari keluarga atas dan ketakutan untuk
masalah yang dihadapi sesuatu yang belum tentu
tidak ditemukan. terjadi, bisa saja
mengakibatkan orang yang
mengalaminya menjadi
depresi dan frustasi)
Objektif Keterangan Objektif Keterangan
1. Tidak mampu memenuhi peran  Bapak M selalu pulang 1. Perilaku tidak asertif  Ibu A emosi setiap
yang diharapkan larut malam dengan http://ayumegadarmaberlia berbicara dengan bapak
https://rsmelinda2.com/artikel/3851/ alasan pekerjaan nlestari.blogspot.com/2013 M tentang
Konflik-Peran-Dalam-Keluarga.html sehingga ibu A merasa /06/dampak-prilaku- kehamilannya dan
(Konflik peran keluarga atau work kurang mendapat asertif.html berakhir dengan
family conflict merupakan suatu perhatian dari bapak M (Menumbuhkan perilaku pertengkaran.
bentuk konflik peran yang terjadi  Ibu A merasa bapak M asertif dapat dilakukan
karena adanya tuntutan peran dalam tidak mencintainya dengan cara merespons
keluarga. Hal ini terjadi karena karena Bapak M emosi dengan baik untuk
bertentangan dengan tuntutan peran terkesan tidak peduli menghindari perilaku
dalam pekerjaan. dengan diri dan agresif)
Jenis-jenis work family conflict, kehamilan ibu A. bapak
yaitu: M juga tidak pernah
Waktu. Waktu yang dibutuhkan menanyakan kehamilan
untuk menjalankan salah satu ibu A dan jarang sekali
tuntutan dapat mengurangi waktu berbicara dengan ibu
untuk menjalankan tuntutan lainnya. A.
Perilaku. Perilaku yang efektif  Ibu A merasa bingung
untuk satu peran namun tidak efektif apakah akan bercerai
untuk peran lainnya. dengan bapak M atau
Stres. Tekanan yang ditimbulkan tidak. Dia tidak ingin
saat menjalankan satu peran anaknya lahir tanpa
mempengaruhi dalam pemenuhan seorang ayah akan
tuntutan peran lainnya. tetapi ibu A merasa
tidak sanggup lagi
menghadapi perilaku
bapak M. Stress yang
dialami ibu A membuat
kesehatannya
terganggu.

2. Menggunakan mekanisme  Pertengkaran yang


koping yang tidak sesuai sering terjadi antara ibu
https://www.sehatq.com/artikel/stra A dan bapak M
t egi-coping-dan-jenisnya-untuk- menyebabkan ibu A
hadapi-masalah-duniawi yang sedang hamil stres
(Strategi coping dapat berupa dan bapak M
strategi yang berasaskan masalah menyerahkan
dan strategi yang fokus untuk keputusan kepada ibu
memulihkan emosi. Tidak ada yang A apakah mau
lebih baik di antara keduanya karena bercerai
atau tidak (koping yang
jenis strategi akan bergantung pada berfokus pada masalah)
situasi dan masalah yang sedang  Dalam mengatasi
dihadapi. Mungkin perlu masalah yang dihadapi,
menggabungkan kedua jenis strategi ibu A hanya bisa
coping agar masalah segera selesai) menangis dan merasa
lebih baik mati
daripada harus
menanggung malu
melahirkan anak tanpa
suami. Sedangkan
bapak M menenangkan
dirinya dengan cara
nongkrong dan minum-
minum dengan teman-
temannya (koping yang
berfokus pada emosi)
Lampiran 8

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Koping tidak efektif Koping Pengkajian


Indikator dipertahankan ditingkatkan berkelanjutan
Tanda Mayor : Aktivitas :
 Ibu A diam sambil menundukkan kepala ketika 1. Berikan penilaian
1. Mengidentifikasi 2 4 dan diskusikan
ditanya apakah dia akan bercerai
pola koping yang respon alternative
 Ibu A sering mengatakan kalau tidak ada lagi
tidak efektif terhadap situasi
yang bisa dilakukan, lebih baik mati daripada
harus menanggung malu melahirkan tanpa 2. Konfrontasi
suami dan akan merepotkan orang lain terhadap perasaan
2. Menyatakan butuh 2 4 ambivalen pasien.
 Konflik yang terjadi antara ibu A dan bapak
M tidak memiliki kejelasan karena tidak bantuan
adanya komunikasi yang baik diantara kedua. Intervensi
keperawatan mandiri
Aktivitas :
Tanda Minor : 1. Dukung
 Ibu A merasa rendah diri (malu) jika 3. Menghindari stress 3 4 kemampuan
melahirkan anaknya tanpa seorang suami jika yang terlalu banyak mengatasi situasi
ia memutuskan untuk bercerai dengan bapak secara berangsur-
M. angsur.
 Pemenuhan nutrisi ibu A terganggu dibuktikan 2. Dukung
dengan porsi makan yang sedikit yaitu ½ atau keterlibatan
¼ porsi. Hal ini mengakibatkan berat badan ibu keluarga dengan
A termasuk berat badan yang tergolong kurus cara yang tepat.
untuk ukuran ibu hamil dengan usia kehamilan
8 bulan.
 Ibu A merasa lebih baik mati daripada harus
menanggung malu dan merepotkan orang lain.

55
Intervensi Rencana Kegiatan

Pengajian Berkelanjutan Aktifitas:


1. Berikan penilaian dan Menunjukkan penerimaan
diskusikan respon Membangun hubungan yang saling percaya
alternative terhadap Berikan pendapat yang bersifat mendukung
situasi
2. Konfrontasi terhadap Membangun hubungan yang saling percaya
perasaan ambivalen pasien. Beri penjelasan setiap kondisi pada pasien

Intervensi keperawatan mandiri Jelaskan situasi yang akan dialami pasien secara sistematis
1. Dukung kemampuan Berikan arahan pasien ketika mengatasi situasi yang akan dialami
mengatasi situasi secara Dukung segala keputusan pasien
berangsur-angsur.

Beri penjelasan tentang pentingnya peran keluarga


2. Dukung keterlibatan Lakukan pendekatan dengan keluarga
keluarga dengan cara yang
tepat.

56

Anda mungkin juga menyukai