MKM Final
MKM Final
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada kami
sehingga kami mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis
sebagai tugas kelompok mata kuliah Metode Kuantitatif Manajemen dengan
pembahasan mengenai “Linear Programming, Method of Transportation, & Critical
Path Method”.
1. Bapak Dr. Herman Sjahruddin, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah
ini yang telah banyak membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik;
2. Orang tua dan keluarga tercinta; serta
3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Linear Programming 5-6
Kasus 7
Penyelesaian 8-12
Referensi 13
2.2 Method of Transportation 14-15
Kasus 15
Penyelesaian 15-17
Referensi 17
2.3 Crithical Path Method 18-19
Kasus 20&22
Penyelesaian 20-25
Referensi 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Program linear atau Linear Programming (LP) berasal dari kata “programa” dan
“linear”. Programa yang berarti perencanaan dan linear yang mempunyai arti bahwa
seluruh fungsi matematis dalam model ini merupakan fungsi yang tidak mempunyai
fungsi kuadratik. Berdasarkan arti dari kedua tersebut maka program linier dapat
diartikan sebagai perencanaan guna menyelesaikan masalah atau persoalan tertentu
berdasarkan kaidah matematika dengan menyelidiki model matematikanya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Fungsi pada model ini ada dua macam, yaitu fungsi tujuan dan fungsi pembatas.
Fungsi tujuan dimaksudkan untuk menentukan nilai optimum yaitu nilai maksimal untuk
masalah keuntungan dan nilai minimal untuk masalah biaya. Fungsi pembatas
diperlukan berkenaan dengan adanya keterbatasan sumberdaya yang tersedia,
misalnya jumlah bahan baku yang terbatas, waktu kerja, jumlah tenaga kerja. Tujuan
utama dari LP ini adalah menentukan nilai optimum (maksimal/minimal) dari fungsi
tujuan yang telah ditetapkan.
5
merupakan fungsi linier variabel keputusan. Kendala bisa berupa suatu
persamaan atau pertidaksamaan.
Ada 2 metode yang sering digunakan dalam metode pemrograman linier ini,
yaitu:
1. Metode grafik
Metode grafik menggunakan grafik kendala sebagai alat untuk mencari titik
optimum. Kendala dalam program linier selalu akan membentuk bidang datar
segi-n yang merupakan himpunan konveks sehingga titik optimum pasti terjadi
pada titik sudut bidang datar yang terbentuk. Metode ini relatif mudah dikerjakan
secara manual, tetapi terbatas untuk 2 kendala saja.
Langkah-langkah penyelesaian program linier dengan metode grafik adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan fungsi tujuan dan memformulasikannya dalam bentuk matematis
b. Mengidentifikasi batasan-batasan yang berlaku dan memformulasikannya
dalam bentuk matematis
c. Menggambarkan masing-masing garis fungsi batasan dalam satu sistem salib
sumbu.
d. Mencari titik yang paling menguntungkan (optimal) dihubungkan dengan
fungsi tujuan.
2. Metode simpleks
Metode simpleks mengatasi masalah yang ada pada metode grafik. Prinsip
kerjanya sama, yaitu secara iterative mencari titik sudut bidang datar yang
menghasilkan nilai optimum. Akan tetapi pencarian tidak dilakukan secara grafik,
melainkan secara numerik sehingga dapat dilakukan untuk berapapun jumlah
variabel yang digunakan. Metode ini mampu menyelesaikan minimal 3 kendala.
Langkah-langkah penyelesaian program linier dengan metode simpleks adalah
sebagai berikut:
a. Mengubah fungsi tujuan menjadi fungsi implisit.
b. Mengubah pertidaksamaan pada fungsi batasan menjadi persamaan dengan
menambahkan Slack Variable.
c. Menyusun persamaan fungsi tujuan dan fungsi batasan ke dalam tabel
simpleks.
d. Memilih kolom kunci.
e. Memilih baris kunci
f. Mengubah nilai-nilai baris kunci.
g. Mengubah nilai-nilai selain baris kunci.
h. Melanjutkan perbaikan-perbaikan hingga diperoleh solusi optimal.
6
KASUS
Perusahaan tas PT. DMB membuat 2 jenis tas, yakni merk A1 dengan tas dari kulit, dan
merk A2 dengan tas dari kain.
a. 1 = 8 jam,
b. mesin 2 = 15 jam,
c. dan mesin 3 = 20 jam.
a. I1 = Rp 300.000/lusin, sedang
b. merk I2 = Rp 500.000/lusin.
7
Penyelesaian:
A. Metode Grafik
Summary Data
Batasan non-negatif:
X1 dan X2 ≥ 0
Fungsi Batasan:
X2
7X1 + 6X2 ≤ 42
7 2X1 ≤ 10
5 D C 3X2 ≤ 15
2
B
1
A X1
0 1 2 3 4 5 6 7
8
Nilai Z pada titik A, dimana X1 = 5 dan X2 = 0, Sehingga:
Z = 4X1 + 6X2
0X1 - 6X2 = -7
X2 = 7/6
7X1 + 6(7/6) = 42
7X1 = 42 – 7
X1 = 35/7 = 5
X1 = 12/7
7(12/7) + 6X2 = 42
6X2 = 42 – 12
X2 = 30/6 = 5
Z = 4X1 + 6X2
9
Summary of Z Value :
Conclusion :
Kombinasi produksi yang optimal adalah memproduksi tas merek A1 = 12/7 lusin per
hari dan tas A2 = 5 lusin per hari (pada titik C), dengan keuntungan sebesar Rp
3.685.000 per hari.
B. Metode Simpleks
Fungsi Batasan:
2X1 ≤ 10 2X1 + X3 = 10
3X2 ≤ 15 3X2 + X4 = 15
Menyusun persamaan fungsi tujuan dan fungsi batasan ke dalam tabel simpleks
Tabel I
10
Mengubah nilai-nilai baris kunci
X2 0 3 0 1 0 15
3 3 3 3 3 3 (bagi)
0 1 0 1/3 0 5
Z (-4 -6 0 0 0 0)
-6 (0 1 0 1/3 0 5) (-)
-4 0 0 6/3 0 30
X3 (2 0 1 0 0 10)
0 (0 1 0 1/3 0 5) (-)
2 0 1 0 0 10
X5 (7 6 0 0 1 42)
6 (0 1 0 1/3 0 5) (-)
7 0 0 -6/3 1 12
Tabel II
Variabel Z X1 X2 X3 X4 X5 Nilai
Dasar Kanan
Z 1 -4 0 0 6/3 0 30
X3 0 2 0 1 0 0 10
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X5 0 7 0 0 -6/3 1 12
Z = 4(0) + 6(5) = 30 atau Rp 3.000.000/hari
Tabel III
11
Mengubah nilai baris kunci
X1 7 0 0 -6/3 1 12
7 7 7 7 7 7 (bagi)
0 0 0 6/4 4/7 36 ½
X3 (2 0 1 0 0 10)
0 0 1 6/6 -1/7 6½
X2 (0 1 0 1/3 0 5)
0 1 0 1/3 0 5
Tabel IV
Variabel Z X1 X2 X3 X4 X5 Nilai
Dasar Kanan
Z 1 0 0 0 6/4 4/7 36 ½
X3 0 0 0 1 6/6 -1/7 6½
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X1 0 1 0 0 -6/21 1/7 12/7
Z = 4(12/7) + 6(5) = 36,85 atau Rp 3.685.000/hari
Conclusion:
Kombinasi produksi yang optimal adalah memproduksi tas merek A1 = 12/7 lusin per
hari dan tas merek A2 = 5 lusin per hari, dengan keuntungan sebesar Rp 3.685.000 per
hari.
12
REFERENSI
Siang, Jong Jek. 2011. Riset Operasi dalam Pendekatan Algoritmis. Penerbit: Andi,
Jakarta.
Sjahruddin, Herman. 2015. 3_Ch_HR_MKM_NITRO_ Linerar Programming - Grafik
– Copy.ppsx. Makassar
Sjahruddin, Herman. 2015. 4_Ch_HR_MKM_NITRO – Copy.ppsx. Makassar
Wikipedia. _. Pemrograman Linier. (Diakses 19 Juni 2015)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemrogramanlinier
_. 2010. Sejarah Penemuan Program Linier. (Diakses 22 Juni 2015)
https://www.scribd.com
Dwijanto. _. Bab II Pengenalan Program Linier. (Diakses 22 Juni 2015)
https://dwijanto77.files.wordpress.com
13
2.2 Method of Transportation
Metode transportasi dikembangkan oleh George B Dantzig, dan Program
Integer.
Metode transportasi adalah suatu metode dalam riset operasi yang digunakan
untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama,
ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal.
Alokasi produk harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-
biaya alokasi dari sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Disamping itu juga metode
transportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dunia usaha lainnya
seperti masalah yang meliputi periklanan, pembelanjaan modal dan alokasi dana untuk
investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta jadwal
produksi.
Asumsi dasar model transportasi adalah biaya transportasi pada suatu rute
tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirim.
Ada 3 metode penyelesaian masalah transportasi sebagai solusi dasar awal,
yaitu:
1. Metode Pojok Barat Laut (North-West-Corner Method)
Metode ini mengisi tabel awal transportasi dari sisi barat laut (kiri atas) dengan
kuantitas sebanyak-banyaknya. Pengisian dilakukan terus-menerus hingga
semua sumber dihabiskan.
Langkah-langkah penyelesaian NWC:
a. Mulai dari pojok barat laut Tabel dan alokasikan sebanyak mungkin pada X 11
tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan.
b. Jika baik kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahkanlah secara
diagonal ke kotak berikutnya.
c. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah
dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
2. Metode Biaya Terendah (Least-Cost Method)
Metode ini mengisi tabel awal transportasi dari sel yang biaya pengirimannya
terendah dengan kuantitas sebanyak mungkin. Jika ada beberapa sel yang biaya
terendahnya sama, maka pilihlah sembarang.
Langkah-langkah penyelesaian LCW:
a. Pilih variabel X11 dengan biaya transportasi yang terkecil dan alokasikan
sebanyak mungkin dengan memperhatikan kendala penawaran dan
permintaan.
b. Pada kotak-kotak sisanya yang layak dipiih nilai biaya transportasi terkecil
dan alokasikan sebanyak mungkin.
c. Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran telah dihabiskan dan
permintaan telah terpenuhi.
3. Metode Vogel (Vogels Approximation Method)
14
Perhitungan penyelesaian awal dengan metode ini lebih rumit dibandingkan
kedua metode terdahulu. Akan tetapi biasanya lebih mendekati penyelesaian
optimalnnya.
Langkah-langkah penyelesaian VAM:
a. Hitung opportunity cost untuk setiap baris dan kolom. Opportunity cost yang
terpilih adalah dengan mengurangi 2 biaya transportasi per unit yang terkecil.
b. Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai
kembar pilih secara sembarang).
c. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang
sudah dilakukan. Hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran telah
dihabiskan dan permintaan telah terpenuhi.
d. Jika semua penawaran dan permintaan belum terpenuhi, kembali ke langkah
awal dan hitung lagi opportunity cost yang baru, hingga diperoleh solusi awal.
KASUS
Penyelesaian:
A. Metode NWC
Y 15 10 12 80
30 50
Z 3 9 10 80
20 60
15
B. Metode LCM
Y 15 70 10 12 80
10
Z 3 9 10 80
80
C. Metode VAM
Z 3 9 10 80 6
80
Biaya Transportasi:
16
Biaya Transportasi: Vogels Approximation Method (VAM)
Umumnya pemecahan awal Vogels Approximation Method (VAM) lebih murah dari
metode yang lainnya.
REFERENSI
Siang, Jong Jek. 2011. Riset Operasi dalam Pendekatan Algoritmis. Penerbit: Andi,
Jakarta.
Sjahruddin, Herman. 2015. 5_Ch_HR_MKM_NITRO - Copy.ppsx. Makassar
_ ._ . Metode Transportasi. (Diakses 26 Juni 2015)
https://www.mdp.ac.id
_ ._ . Sekilas Pengertian dan Asal Mula Tentang Manajemen Sciense. (Diakses 26
Juni 2015) https://www.belonomi.com
17
2.3 Critical Path Method
Critical Path Method dikembangkan ditahun 1950 oleh DuPont Perusahaan dan
Remington Rand Corporation. Ini secara khusus dikembangkan untuk mengelola
proyek pembangkit listrik pemeliharaan.
Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item
pekerjaan dalam suatu proyek yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek
secara keseluruhan. Ini artinya, tidak terselesaikannya tepat waktu suatu pekerjaan
yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan proyek mengalami
keterlambatan karena waktu waktu finish proyek akan menjadi mundur atau delay.
Langkah standar dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:
1. Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat
dikatakan sejenis.
2. Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
3. Menentukan keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok pekerjaan
tersebut.
4. Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling
keterkaitannya.
5. Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.
Ada beberapa manfaat CPM bagi suatu proyek adalah sebagai berikut:
1. Memberikan uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat-
syarat pendahuluan, menentukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan.
2. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan,
menentukan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan berakhir, menentukan
keseluruhan proyek berakhir.
3. Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap
kegiatan.
Ada beberapa symbol diagram yang digunakan untuk mendeskripsikan urutan,
waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu proyek, yaitu sebagai berikut:
1. Anak panah (arrow)
- Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti khusus).
- Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan berakhir.
- Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu dengan
pemakaian sejumlah sumber (manusia, alat, bahan, dan dana).
- Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf a,b,c,dst.
18
2. Simpul (node)
- Menyatakan suatu kejadian atau peristiwa.
- Kejadian diartikan sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan.
- Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1,2,3,dst, yang disebut nomor
kejadian.
Gambar Simpul
1. Earliest Start Time (ES) adalah waktu tercepat untuk bisa memulai suatu kegiatan
dengan waktu normal, tanpa mengganggu kegiatan lain.
2. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk bisa memulai kegiatan
dengan waktu normal, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan lainnya.
3. Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling cepat untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam waktu normal, tanpa mengganggu kegiatan lain.
4. Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu
kegiatan dalam waktu normal, tanpa mengganggu kegiatan lain.
19
KASUS 1
Penyelesaian:
3 C 4 F 5
8 8
A
5 D H
1 9
17
9
B 23 17
2 6 7
E G
Menghitung ES
ES1 = 0
20
ES6 = max {ES5 + t56 = 34+ 0}= 34
= 34
max {ES2 + t26 = 9 + 23}=32
Menghitung LS
LS7 = 51
21
Network Value ES & LS
3 9 C 4 26 F 5 34
8 8
18 26 34
A
5 D H
1 0 Dummy 1 Dummy 2 9
17
0
9
B 23 17
2 9 6 34 7 51
E G
9 34 51
Conclusion:
KASUS 2
22
Jalur Penyelesaian Proyek
A – D – H = 13 + 25 + 11 = 49
A – D – J = 13 + 25 + 18 = 56
B – E – H = 11 + 30 + 11 = 52
B – E – J = 11 + 30 + 18 = 59 (Jalur Kritis)
B – F – I = 11 + 10 + 23 = 44
B – G – J = 11 + 18 + 18 = 47
C – G – J = 15 + 18 + 18 = 51
2 13 D - 21 5 41
16 41
A – 13 E – 30 H - 11
8 59
1 0 B-11 3 11 F – 10 6 21 I - 23
0 11 36 59
C – 15 J - 18
4 15 G – 18 7 41
23 41
Jalur Kritis = B – E – J
23
Penyelesaian ES
ES1 = 0
Penyelesaian LF
LF8 = 59
24
LF1 = min (LF2 – t12) = 16 – 13 =3
Slack / Float
F 10 11 36 26 21 15
G 18 15 41 23 33 8
H 11 41 59 48 52 7
I 23 21 59 36 44 15
J 18 41 59 41 59 0 Jalur Kritis
Jadi, jalur penyelesaian proyek untuk meminimumkan biaya adalah jalur B – F – I (44
minggu) karena waktu penyelesaiannya lebih cepat daripada jalur yang lainnya.
REFERENSI
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode transportasi adalah suatu metode dalam riset operasi yang digunakan
untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama,
ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi juga dapat
digunakan untuk memecahkan masalah dunia usaha lainnya seperti masalah yang
meliputi periklanan, pembelanjaan modal dan alokasi dana untuk investasi, analisis
lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta jadwal produksi.
Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek
yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Metode ini
digunakan untuk Memberikan uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian,
menentukan syarat-syarat pendahuluan, menentukan interelasi dan interpendensi
antara kegiatan, Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap
kegiatan, menentukan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan berakhir, menentukan
keseluruhan proyek berakhir.
26