Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

Analisa Sistem Proteksi dan Arc Flash pada


Sistem Kelistrikan Ladang Minyak
Firmansyah Rizal, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, Margo Pujiantara
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri - ITS
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: firmansyahr.its@gmail.com;didit@ee.its.ac.id;margo@ee.its.ac.id

Abstrak - Sistem electric submersible pump (ESP) memiliki Metodologi yang digunakan untuk menganalisa
arus hubung singkat yang khas jika dibandingkan system permasalahan tersebut ditunjukkan dalam diagram alir pada
pada fasilitas lain. Hal ini dikarenakan, pada sistem ESP gambar 1.
menggunakan kabel yang panjang untuk menyalurkan daya
dari bagian permukaan ke bagian dasar sumur. Panjang
START
kabel sistem ESP menyebabkan arus hubung singkat bagian
dasar sumur dengan bagian permukaan memiliki beda yang Pengumpulan Data dan Literatur
cukup besar yaitu pada lajur tipikal 3 sebesar 78.70%. Akibat
perbedaan arus hubung singkat yang besar menyebabkan Pemodelan Single Line Diagram Sistem
pengaman yang terletak dipermukaan tidak dapat
mengamankan hubung singkat minimum yang terjadi Simulasi dan Analisis Loadflow
didalam sumur. Sehingga diperlukan penambahan pengaman
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada sistem ini juga Simulasi dan Analisis Hubung Singkat
dianalisa mengenai bahaya arc flash kondisi pengaman
eksisting, setelah resetting dan setelah rekomendasi
Simulasi dan Analisa Koordinasi Sistem Proteksi
penambahan pengaman. Dari analisa ketiga kondisi tersebut,
kategori bahaya arc flash turun dari kategori melebihi Resetting/Add Protection
ketentuan NFPA 70E menjadi kategori 2. Kategori bahaya arc Sistem Koordinasi Aman?
flash digunakan untuk menentukan Personal Protective
Tidak
Equipment (PPE). Ya
Kata Kunci – Arus hubung singkat, bahaya arc flash,
electric submersible pump, sistem pengaman Simulasi Arc Flah

I. PENDAHULUAN Bahaya Arc Flash Aman?


istem Electric Submersible Pump (ESP) sering Tidak
S digunakan perusahaan minyak untuk memompa
Ya
Pembuatan Laporan
minyak dari dasar sumur ke permukaan. Penggerak utama
sistem ESP adalah motor listrik yang terletak pada dasar
STOP
sumur dengan kedalaman rata-rata lebih dari seribu meter
dari permukaan. Sumber listrik dan kontrol peralatan yang Gambar 1. Metodologi pelaksanaan tugas akhir
terletak dipermukaan dihubungkan dengan kabel yang
dimasukkan kedalam dasar sumur. Dengan panjangnya II. PENGAMAN SISTEM ESP
kabel penghubung, arus hubung singkat pada bus dasar Electric Submersible Pump adalah pompa yang
sumur dengan bus permukaan memiliki beda yang besar. digunakan untuk mengalirkan minyak dari dasar sumur ke
Pemasangan sistem pengaman ESP harus permukaan dengan cara pengangkatan buatan. Peralatan
memperhatikan ke khas-an arus hubung singkat tersebut, ESP terdiri dari dua bagian yaitu peralatan yang terdapat
sehingga sistem pengaman mampu mengamankan hubung pada permukaan yang terdiri dari wellhead, switchboard,
singkat dibagian dasar sumur maupun dipermukaan. transformer, dll. Sedangakn peralatan yang berada dalam
Selain itu, setting peralatan harus mampu mengamankan sumur terdiri dari motor listrik, pelindung, intake, unit
pekerja dari bahaya arc flash. Incident energi arc flash pompa dan kabel listrik serta alat penunjang lainnya.
digunakan untuk menentukan Personal Protective Pengaman motor listrik pada sistem ESP menggunakan
Equipment (PPE) bagi pekerja. Syarat sistem pengaman rele overload dan Low Voltage Circuit Breaker (LVCB)
tersebut harus dipenuhi dalam sistem ESP sehingga sistem yang terpasang pada LOAD-BUS. Bus LOAD-BUS terletak
tersebut aman untuk peralatan maupun pekerja. pada permukaan tanah dengan tipe bus motor control center
(MCC). LOAD-BUS terhubung pada BUS-TRAFO-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

DOWN yang bertipe switchboard. Pada switchboard TABEL I


DATA PENGAMAN KONDISI EKSISTING
terdapat fuse sebagai pengaman trafo dan rele arus lebih
ID peralatan pengaman Setting
sebagai pengaman jalur penghubung antar bus yang juga &
berfungsi sebagai back-up pengaman trafo. Gambar tipikal Model
koordinasi pengaman dapat dilihat pada gambar 2. OL-MOTOR 3 Type Class 10
Model: Trip Range 50-205 Primary
GEN-A GEN-B
Siemens Trip 118.8
3500 kW 3500 kW
3UF50 Trip Amps 118.8
BUS-GEN-A BUS-GEN-B
LVCB 4 Size 50
Model: Continous Amp 50
BUS-GEN-A- BUS-GEN-B-
MAIN-BUS MAIN-BUS Cutler-Hummer Interrupting kA 100
51 51 HMCP (050K2) Trip E
CB1 CB 2 FUSE Size 150E
MAIN-BUS
Model: Countinous Amp 150
CB 3 Gould Shawmut Interrupting 63
51 (Ferraz)
MAIN-BUS-BUS- CL-14
TRAFO-UP
BUS-TRAFO-UP RELAY 1 CT 200/5
4.16kV
LBS-DOWN Model: Curve Type C-Extremely
FUSE
= TIPIKAL 3
Basler Electric Inverse
CONTACTOR
TRAFO ESP
BE1-1051 Overcurrent
BUS-TRAFO-DOWN
500 KVA
Pickup Range 0.5 – 9.99 Sec – 5A
0.48kV
BUS-TRAFO- Pickup 7.5
DOWN-LOAD-BUS
LOAD-BUS
0.48kV
Time Dial 2
Instanteneous
LVCB 1 LVCB 2 LVCB 3 LVCB 4 LVCB 5
49 49 49 Pickup Range 10 – 99.9 Sec – 5A
TRAFO-1 TRAFO-2
50kV CABLE-
MOTOR 1
CABLE-
MOTOR 2 CABLE-
50kV Pickup 25
BUS-STATIC- MOTOR 3 MOTOR-LOAD BUS-STATIC-
LOAD-1
MOTOR 1- MOTOR 2- MOTOR 3- LOAD-2 Delay (Sec) 0.8
0.208kV 0.208kV
DOWNHOLE DOWNHOLE DOWNHOLE
STATIC-LOAD-1 0.48kV 0.48kV 0.48kV STATIC-LOAD-2

MOTOR 1 MOTOR 2 MOTOR 3


25 HP 40 HP 100 HP

Gambar 2. Tipikal koordinasi pengaman

Pada gambar 2 terdapat pengaman ESP yang terdiri


dari motor induksi dengan sistem pengamannnya. Data
eksisting pengaman dapat dilihat pada table 1 dan plot
kurva eksisting tipikal 3 pada gambar 3.
Dari hasil plot kurva koordinasi eksisting pengaman
tipikal 3 terdapat kekurang tepatan dalam mensetting rele
arus lebih, fuse dan LVCB. Dari plot kurva gambar 3, fuse
FUSE yang berfungsi melindungi trafo tidak tepat
spesifikasinya, rele RELAY 1 yang digunakan untuk
mengamankan jalur yang menghubungkan bus MAIN-BUS
dengan BUS-TRAFO-UP dan juga sebagai back up
pengaman trafo TRAFO ESP tidak mampu melindungi
trafo dari gangguan dan LVCB 4 tidak sesuai dengan
spesifikasi datasheet produk.
Resetting peralatan dibutuhkan untuk memperbaiki
kinerja peralatan sehingga mampu bekerja sesuai dengan
fungsinya. Data resetting koordinasi eksisting pengaman
dapat dilihat pada table 2 dan plot kurva resetting dapat
dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Plot kurva koordinasi eksisting pengaman tipikal 3


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

TABEL II minimum didaerah downhole, LVCB 4 tidak dapat


DATA PENGAMAN KONDISI RESETTING
mengamankan gangguan.
ID peralatan pengaman Setting
&
Model III. PENGARUH PANJANG KABEL PADA SISTEM
OL-MOTOR 3 Type Class 10 PENGAMAN
Model: Trip Range 50-205 Primary Panjang kabel daya pada sistem ESP berkisar sampai
Siemens Trip 118.8 seribu meter dan memiliki impedansi cukup besar. Jika
3UF50 Trip Amps 118.8 terjadi hubung singkat pada daerah downhole arus yang
LVCB 4 Size 150
Model: Continous Amp 150
dirasakan daerah permukaan jauh lebih kecil dari arus
Cutler-Hummer Interrupting kA 100 daerah downhole. Jika setting LVCB tidak tepat maka akan
HMCP (050K2) Trip H mengakibatkan LVCB terlambat trip atau tidak trip.
FUSE Size 65E Untuk menganalisa ke khas-an arus hubung singkat
Model: Countinous Amp 65 tersebut, pada sumur ESP ditambahkan bus wellhead yang
Gould Shawmut Interrupting 63
(Ferraz) ditujukan untuk mengetahui arus pada bagian permukaan.
CL-14 Gambar 5 menunjukkan ke khas-an arus hubung singkat
RELAY 1 CT 200/5 pada sumur ESP.
Model: Curve Type V1- Very Inverse
Basler Electric Overcurrent
BE1-1051 BUS-TRAFO-
Pickup Range 0.5 – 9.99 Sec – 5A
DOWN-LOAD-BUS LOAD-BUS
Pickup 1.9
0.48kV
Time Dial 3.575
Instanteneous
Pickup Range 10 – 99.9 Sec – 5A LVCB 2 LVCB 3 LVCB 4 6.48kA
Pickup 23.75 MOTOR 1- MOTOR 2- MOTOR 3-
Delay (Sec) 0.1 WELLHEAD WELLHEAD WELLHEAD
0.48kV 49 0.48kV 49 0.48kV 49
CABLE- CABLE-
MOTOR 1 MOTOR 2 CABLE-
MOTOR 3 1.38kA
MOTOR 1- MOTOR 2- MOTOR 3-
DOWNHOLE DOWNHOLE DOWNHOLE
0.48kV 0.48kV 0.48kV

MOTOR 1 MOTOR 2 MOTOR 3


25 HP 40 HP 100 HP

Gambar 5. Arus hubung singkat maksimum pada sumur ESP

Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa perbedaan arus


hubung singkat bus MOTOR 3-DOWNHOLE adalah
78.70% dari arus hubung singkat MOTOR 3-WELLHEAD.
Panjang kabel penghubung downhole dan wellhead sangat
berpengaruh pada arus hubung singkat yang dirasakan
daerah permukaan. Setting peralatan pengaman harus
memperhatikan ke khas-an arus hubung singkat tersebut
sehingga dapat mengamankan gangguan di daerah
downhole dan wellhead.
Pada koordinasi tipikal 3 terdapat ke khas-an arus
hubung singkat yang tidak mampu dilindung oleh LVCB 4.
Saat terjadi arus hubung singkat minimum arus yang
mengalir pada bus downhole adalah 1.054kA. Sedangkan
minimal clearing time LVCB 4 adalah 1.189 kA, sehingga
Gambar 4. Plot kurva resetting koordinasi eksisting pengaman tipikal 3
LVCB 4 tidak dapat mengamankan arus hubung singkat.
Dari plot kurva resetting peralatan pengaman Selain itu diperlukan pengaman tambahan untuk
koordinasi tipikal 3, fuse FUSE dan rele RELAY 1 mampu mengamankan saluran BUS-TRAFO-DOWN-LOAD-BUS
melindungi trafo jika terjadi ganguan. LVCB 4 sudah sesuai sehingga jika ada gangguan pada bus LOAD-BUS dapat
dengan datasheet namun jika terjadi hubung singkat diamankan dengan cepat. Pengaman tersebut juga berfungsi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

sebagai pengaman trafo, menurunkan bahaya arc flash dan Dengan penambahan pengaman, arus hubung singkat
sebagai back up untuk pengaman pada beban. minimum pada bus MOTOR 3-DOWNHOLE dapat
Sebagai rekomendasi, rele arus lebih (RELAY 2) dan diamankan dalam waktu 0.1 detik. Sedangkan jika terjadi
LVCB baru dipasang pada bus BUS-TRAFO-DOWN. hubung singkat minimum pada bus LOAD-BUS dan bus
Sedangkan rele arus lebih tambahan untuk hubung singkat BUS-TRAFO-DOWN dapat diamankan dalam waktu 0.3
bus MOTOR 3-DOWNHOLE (RELAY 3) dipasang pada detik.
bus LOAD-BUS pada lajur MOTOR 3. Spesifikasi
pengaman tambahan dapat dilihat pada tabel 3 dan plot IV. BAHAYA ARC FLASH
kurva penambahan pengaman dapat dilihat pada gambar 6. Bahaya arc flash adalah adalah kondisi bahaya yang
berhubungan dengan lepasnya energy akibat electric arc[3].
TABEL III Electric arc terjadi jika terjadi hubung singkat listrik antara
DATA PENAMBAHAN PENGAMAN
konduktor yang beraliran listrik dengan ground atau
ID peralatan pengaman Setting
& konduktor dengan konduktor lain yang beraliran listik.
Model Bahaya yang dihasilkan oleh arc flash dapat
RELAY 2 CT 1500/5 menyebabkan kerusakan pada peralatan dan cedera parah
Model: Curve Type V1- Very Inverse pada orang yang berada dekat dengan ledakan. Beberapa
Basler Electric Overcurrent
BE1-1051 cedera yang disebabkan oleh arc flash adalah kehilangan
Pickup Range 0.1 – 3.2 Sec – 1A
pendengaran, patah tulang, luka bakar, kematian, gagar
Pickup 2.205
Time Dial 3.48
otak, kebutaan sementara, luka bakar jaringan paru-paru.
Instanteneous Untuk menghitung besarnya incident energy digunakan
Pickup Range 0.5 – 9.99 Sec – 5A rumus berikut:
Pickup 3.4 Pertama kali digunakan log10 normalized. Persamaan
Delay (Sec) 0.3 ini berdasarkan data normalized untuk waktu arcing yaitu
RELAY 3 CT 1500/5 0.2 detik dan jarak dari titik arcing ke orang yaitu 610 mm.
Model: Instanteneous
Basler Electric Pickup Range 0.1 – 9.99 Sec – 1A
lg En = K1 + K2 + 1.081 lg Ia + 0.0011 G (1)
BE1-1051 Pickup 3
Delay (Sec) 0.1
dimana:

En = incident energy (J/cm2) normalized untuk waktu dan jarak


K1 = –0.792 untuk konfigurasi terbuka (no enclosure) dan
–0.555 untuk konfigurasi box (enclosed equipment)
K2 = 0 untuk sistem ungrounded and high-resistance grounded
–0.113 untuk sistem grounded
G = gap antara conductors (mm)
lg Ia = arus arcing (kA)

Selanjutnya.

En = 10lgEn (2)

Selanjutnya diconvert dari kondisi normalized

 t  610 
x
E = 4.184C f En   x 
 0.2  D  (3)
Dimana:

E = incident energy (J/cm2)


Cf = factor pengali
1.0 untuk tegangan diatas 1kV, dan
1.5 untuk tegangandibawah 1kV
t = waktu arcing (detik)
D = jarak dari kemungkinan titik arcing ke orang (mm)
x = jarak exponent
Gambar 6. Plot kurva rekomendasi pada lajur motor JWP-WHPB-5A
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

Pada studi kasus ladang minyak ini dianalisa bahaya Dari data table resetting koordinasi proteksi diatas, dapat
arc flash saat kondisi eksisting, resetting dan penambahan diketahui ada perbaikan dalam bahaya arc flash yang
rele. mungkin dialami oleh pekerja. Dari yang sebelumnya
terdapat kategori yang melebihi standart menjadi kategori 3.
1. Analisa bahaya arc flash ketika kondisi eksisting Untuk kategori 3 ini menurut IEEE tahun 2007 tentang Arc
TABEL IV Flash Hazard Assessment Requirements menyatakan bahwa
DATA ARC FLASH KONDISI EKSISTING
“10-20 cal/cm2: Blue Jeans will ignite and continue to
Flash
Ia at Total Protection burn, All commercial non-FR winter jacket shells will ignite
kV FCT Energy Boundary Hazard and continue to burn, Most lightweight FR shirts will
ID (kV) (kA) (cal/cm²) (ft) Category prevent burns if a cotton underlayer is worn. Faceshields
MOTOR 1- 0.25 with balaclava hoods reach their limit based on the
DOWNHOLE 0.48 1.284 0.065 Cat 0
MOTOR 2- 0.28
faceshield limits. [5].“
DOWNHOLE 0.48 1.331 0.076 Cat 0
MOTOR 3- 10.19 3. Analisa bahaya arc flash ketika kondisi penambahan
DOWNHOLE 0.48 1.582 27.868 Cat 4 rele arus lebih
28.21 TABEL VI
LOAD-BUS 0.48 4.803 148.035 > Cat 4
BUS- 36.52 DATA ARC FLASH KONDISI PENAMBAHAN RELE
TRAFO- Flash
DOWN 0.48 4.906 86.583 > Cat 4 Ia at Total Protection
3.04 kV FCT Energy Boundary Hazard
BUS- ID (kV) (kA) (cal/cm²) (ft) Category
TRAFO-UP 4.16 2.195 1.216 Cat 1
MOTOR 1- 0.25
DOWNHOLE 0.48 1.284 0.065 Cat 0
Terdapat dua bus yang memiliki kategori melebihi batas MOTOR 2- 0.33
dari yang diijinkan yaitu bus LOAD-BUS dan BUS- DOWNHOLE 0.48 1.331 0.102 Cat 0
TRAFO-DOWN. Hal ini sangat berbahaya bagi pekerja jika MOTOR 3- 0.95
terjadi hubung singkat, jika kategori bahayanya melebihi 4 DOWNHOLE 0.48 1.582 0.565 Cat 0
3.53
karena menurut IEEE tahun 2007 tentang Arc Flash Hazard LOAD-BUS 0.48 4.803 4.884 Cat 2
Assessment Requirements menyatakan bahwa “Total BUS- 3.87
TRAFO-
energy 40-100 cal/cm2: Most work should be done by DOWN 0.48 4.906 3.172 Cat 1
remote or not at all. NFPA 70E tables do not address PPE BUS- 1.27
for these levels. Arc Blast can become the major issue here. TRAFO-UP 4.16 2.195 0.522 Cat 0
Suits are designed to take the thermal portion of arcs with
<8 kA fault current. >8kA should use extreme caution[5].” Dari data rekomendasi penambahan pengaman
Oleh sebab itu sistem harus dikoreksi lagi sehingga didapatkan hasil kategori bahaya 3 turun menjadi kategori
hazard category tidak melebihi batas yang diperbolehkan. 2. Untuk kategori 2 ini menurut IEEE tahun 2007 tentang
Arc Flash Hazard Assessment Requirements menyatakan
2. Analisa bahaya arc flash ketika kondisi resetting bahwa “Total energy 2-6 cal/cm2: Most non-FR cotton
TABEL V shirt materials will ignite and cause life threatening injuries
DATA ARC FLASH KONDISI RESETTING (basically a 50% probability of death if a shirt ignites and
Flash
Ia at Total Protection burns off of a worker). Light weight FR shirts will prevent
kV FCT Energy Boundary Hazard most skin burns and will not ignite Additional face
ID (kV) (kA) (cal/cm²) (ft) Category protection is required by NFPA 70E based on task. [5].”
MOTOR 1- 0.25
DOWNHOLE 0.48 1.284 0.065 Cat 0 V. PENUTUP
MOTOR 2- 0.33
DOWNHOLE 0.48 1.331 0.102 Cat 0 A. Kesimpulan
MOTOR 3- 10.19 Berdasarkan analisis, terdapat beberapa permasalahan
DOWNHOLE 0.48 1.582 27.868 Cat 4
setting eksisting sistem pengaman yang menyebabkan
LOAD-BUS 0.48 4.803 14.193 6.76 Cat 3 pengaman tidak berfungsi sebagaimana fungsinya, oleh
BUS- 7.81
TRAFO-
karena itu perlu dilakukan resetting untuk memperbaiki
DOWN 0.48 4.906 8.926 Cat 3 kinerja sistem pengaman.
BUS- 1.27 Panjang kabel pada sistem ESP menyebabkan arus
TRAFO-UP 4.16 2.195 0.522 Cat 0 hubung singkat daerah DOWNHOLE jauh lebih kecil dari
daerah WELLHEAD dan menyebabkan LVCB 4 tidak
dapat mengamankan arus hubung singkat minimum pada
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

daerah DOWNHOLE, sehingga direkomendasikan untuk


menambahkan pengaman tambahan.
Dari analisa arc flash kondisi eksisting, terdapat kategori
incident energy yang melebihi standart NFPA 70E sehingga
membahayakan pekerja. Setelah dilakukan resetting sistem
pengaman, incident energy turun menjadi kategori 3 dan
memenuhi standart NFPA 70E. Penambahan rele arus lebih
pada sistem menyebabkan incident energy turun menjadi
kategori 2 dengan nilai total energi 2-6 cal/cm2.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hewitson, L.G. Brown, Mark. Balakrisnan, Ramesh., “Practical


Power System Protection” Elsevier, 2004
[2] Arindya, R, “Penggunaan Electric Submersible Pump (ESP) pada
sumur minyak bumi”, Buku Pintar Migas Indonesia.
[3] IEEE Std 1584-2002, “IEEE Guide for Performing Arc-Flash
Hazard Calculations”, The Institute of Electrical and Electronics
Engineers, Inc., New York, 2002
[4] IEEE std 242-2001, “IEEE Recommended Practice for Protection
and Coordination of Industrial and Commercial Power Systems”,
The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc., New
York, 2001, Ch. 15.
[5] Gary Zahalka, P.E. and Hugh Hoagland, “ARC Flash Hazard
Assessment Requirements”, IEEE Transactionon, Paper no 07 C5, 1
-4244-1 002-99/07, 2007.
[6] X. Liang and J. Lim, “Power Systems Protection in an Oil Field
Distribution System”, Industry Applications, IEEE Transactions on
, Vol. 46, pp. 340-348, 2010.
[7] NFPA 70E, “Electrical Safety Requirements for Employee
Workplaces”

Anda mungkin juga menyukai