Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROJEK

EMG KONTROL MOTOR DENGAN SENSOR API


MATA KULIAH ELEKTRONIKA TERAPAN

Oleh :

SEPTI WINDY PRADINA


P27838018010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sinyal biomedis merupakan sinyal yang dapat diukur dan dianalisis untuk
mengetahui informasi mengenai struktur dan fungsi dari sistem biologis sebuah organ
tubuh (Santagati, et al., 2017). Electromyography (EMG) merupakan salah satu teknik
yang bisa digunakan untuk merekam sinyal biomedis dalam mengetahui informasi dari
pergerakan otot lengan. Sinyal EMG menghasilkan sinyal sesuai dengan gerakan yang
dilakukan oleh lengan, namun sinyal yang dihasilkan dari elektroda masih tercampur oleh
sinyal noise yang dihasilkan oleh beberapa sumber. Akibatnya pendeteksian sinyal EMG
menjadi kurang optimal. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah sistem yang
dapat melakukan pembacaan sinyal EMG dan menghilangkan noise yang ada pada sinyal.
Pada penelitian ini dirancang sebuah rangkaian pengkondisi sinyal yang terdiri dari
penguat instrumentasi, high pass filter (HPF) dan low pass filter (LPF). Rangkaian ini
digunakan untuk memproses sinyal yang dihasilkan oleh elektroda yang ditempatkan
pada lengan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Electromyography (EMG)?
2. Apa saja manfaat sinyal Electromyography (EMG)?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat mengetahui dan memahami tentang Electromyography (EMG)
serta pemanfaatan sinyal Electromyography (EMG).
1.3.2 Tujuan Khusus
Dapat mengetahui dan memahami sinyal Electromyography (EMG)
sebagai kontrol motor.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui dan memahami tentang Electromyography (EMG)
dan pemanfaatan sinyal EMG.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat membuat aplikasi sinyal Electromyography (EMG) sebagai
kontrol motor.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Electromyography (EMG)


EMG adalah sebuah proses deteksi, analisis dan pemanfaatan sinyal listrik
yang berasal dari kontraksi otot (C. De Luca, 2006). Sinyal yang diperoleh disebut
dengan elektromiogram atau sinyal mioelektrik (Khushaba, 2010). Elektromiografi
mencakup penyematan elektroda pada bagian tubuh tertentu untuk mendeteksi potensial
listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis
diaktifkan, kemudian aktivitas listrik otot direkam pada komputer. Prinsip kerja EMG
adalah mengukur potensial otot. Seperti diketahui adanya aktifitas otot akan
menimbulkan potensial aksi.

Gambar 2.1 Electromyograph (EMG)


Pada pergerakan lengan terdapat dua otot yang berperan dalam melakukan
gerakan, yaitu otot bisep dan otot trisep. Gerakan dasar yang bisa dilakukan oleh lengan
yaitu gerakan ekstensi dan fleksi. Gerakan ekstensi adalah gerakan pada saat lengan
dalam keadaan lurus. Sedangkan gerakan fleksi adalah gerakan pada saat lengan dalam
keadaan menekuk (Chabbra, et al., 2012).
Ada dua jenis EMG digunakan secara luas yaitu permukaan EMG dan
intramuskular (jarum dan kawat halus) EMG. Pada EMG yang menggunakan elektrode
permukaan cara kerjanya adalah ke dua elektrode permukaan (sebagai sensor)
ditempelkan pada bagian otot yang akan di monitor kemudian hasilnya akan ditampilkan
di monitor PC. Begitu pula dengan EMG intramuskular, cara kerjanya hampir sama
dengan EMG permukaan hanya saja EMG intramuskular ini menggunakan jarum sebagai
elektroda atau sensornya.
2.2. Penguat Instrumentasi
Sinyal yang dihasilkan oleh tubuh manusia memiliki amplitudo yang sangat
kecil yaitu berorde mikro Volt (Permana, 2014). Oleh karena itu sinyal tersebut perlu
dikuatkan. Fungsi utama suatu Penguat Instrumentasi adalah untuk memperkuat tegangan
yang langsung berasal dari suatu sensor atau tranduser secara akurat.

Gambar 2.2 Rangkaian Instrumentasi


2.3. Rangkaian Non Inverting
Penguat non inverting amplifier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana
input dimasukkan pada input non inverting sehingga polaritas output akan sama dengan
polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan
feedback dan hambatan input.

Gambar 2.3 Rangkaian Non Inverting


2.4 Low Pass Filter (LPF)
Low Pass Filter (LPF) adalah filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi yang
lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal dengan frekuensi
yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc).

Gambar 2.4 Rangkaian Low Pass Filter


2.5 High Pass Filter (HPF)
Filter frekuensi berfungsi untuk mengkodisikan keadaan sinyal sesuai dengan
yang diinginkan (Andriawan, et al., 2011). Fungsi High Pass Filter ialah untuk
menentukan batas bawah frekuensi, dengan nilai cut-off tertentu yang ditentukan.

Gambar 2.5 Rangkaian High Pass Filter


2.6 Komparator
Komparator adalah komponen elektronika yang berfungsi membandingkan dua
nilai kemudian memberikan hasilnya. Sebuah rangkaian komparator pada Op-Amp akan
membandingkan kedua input tersebut. Prinsip kerja rangkaian komparator adalah
membandingkan amplitudo dua buah input baik sebagai sinyal input membalik maupun
tak membalik.

Gambar 2.6 Rangkaian Komparator


BAB 3
METODOLOGI

3.1 Blok Diagram

Sinyal EMG

Penguat
Instrumentasi

High Pass Filter

Low Pass Filter

Non Inverting

Komparator

Driver Motor

Sensor Api Kipas


3.2. Cara Kerja
Sinyal EMG didapatkan dari elektroda yang dipasang pada lengan manusia.
Sinyal yang disadap oleh elektroda tersebut kemudian dikuatkan dengan penguat
instrumentasi. Digunakan penguat instrumentasi karena dalam hal ini yang diperlukan
adalah sebuah penguatan yang dapat memproses selisih tegangan yang ada pada dua
masukan, dalam hal ini adalah dua buah elektroda yang terpasang pada lengan. Setelah
itu masuk pada rangkaian filter. Rangkaian filter yang digunakan pada proses filtering
rangkaian ini yaitu high pass filter (HPF) dan low pass filter (LPF), dimana HPF dan LPF
berfungsi untuk membatasi frekuensi yang dihasilkan oleh gerakan lengan manusia.
Karena hanya frekuensi tertentu saja yang berisi informasi penting mengenai gerakan
lengan. Filter yang digunakan dalam penelitian ini merupakan filter aktif yang tersusun
dari resistor, kapasitor dan op-amp. Setelah itu, sinyal hasil filter dikuatkan menggunakan
rangkaian non inverting yang kemudian menjadi input pada rangkaian komparator. Di
rangkaian komparator inilah sinyal tersebut dibandingkan dan kemudian dapat
menggerakkan motor sesuai yang diinginkan (bergerak maju apabila kedua lengan
kontraksi, belok saat satu lengan kontraksi dan satu lengan relaksasi, serta akan berhenti
dan menyalakan kipas pada jarak 15 cm dari api sehingga motor ini dapat memadamkan
api).
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Altrayara R. 2016. Rancang Bangun Sistem Perekaman Sinyal EMG untuk Monitoring
Perkembangan Pasien Pasaca Stroke [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga.

[2]. Maulana, Rizal & Rekyan. (2018, Agustus). Pengkondisian Sinyal Electromyography
sebagai Identifikasi Jenis Gerakan Lengan Manusia. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer (JTIIK). [online]. Vol. 5,No. 3. hal. 297-304.

[3]. Multajam, R., Mada, S., Aceng, S., Nurul, S., Imamal, M. (2016). Desain dan Analisis
Electromyography (EMG) serta Aplikasinya dalam Mendeteksi Sinyal Otot. Alhazen
Journal of Physics. [online]. Vol. II,No. 2.

[4]. No Name. 2017. “Electromyography (EMG)”.


http://crivadeous03.blogspot.com/2017/09/elektromyograph-emg.html
Diakses pada: 20 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai