TANAMAN
PERSILANGAN MENDEL SECARA TIRUAN
OLEH :
NAMA : I MADE WAHYU WIDIA PUTRA
NIM : 186541093
Matkul : Pemuliaan Tanaman (C)
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Apakah persilangan tiruan antara dua individu yang heterozigot pada salah
satu gennya mendekati kebenaran Hukum Mendel?
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Individu-individu yang mempunyai dua alel yang sama pada gennya disebut
homozigot dan individu yang mempunyai alel yang berbeda pada gennya disebut
heterozigot. Penampakan atau penampilan suatu organisme disebut fenotipe
sedangkan susunan genetik yang mempengaruhinya disebut genotipe.
4
5. Alel ini tidak berubah atau hilang selama pemindahan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Sehingga dari sini lahir Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Untuk menguji hasil atau data yang didapat apakah sesuai dengan
perbandingan yang diharapkan maka digunakan Chi-square Test (X2).
X2 = Σ (d2/E)
Keterangan :
Σ = jumlah
d = deviasi (O-E)
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Cara Kerja :
1. Ambil dua buah kantong, masing-masing kantong diisi dengan 200 butir
kancing baju berwarna merah dan 200 butir kancing baju berwarna putih.
Masing-masing kantong ini kita anggap sebagai individu yang akan
dikawinkan dan biji-biji jagung merupakan gamet-gamet yang dibentuk.
6
Bila yang terambil merah dan merah beri kode MM
(kedua butir kancing baju yang terambil menggambarkan dua gamet masing-
masing dari gamet jantan dan gamet betina yang membentuk zigot)
7
BAB IV
Percobaan di lakukan dalam 4x persilangan. Yaitu 60x, 80x, 100x dan 120 x
8
Kesimpulan : Jadi, X2 hitung < X2 tabel sesuai dengan perbandingan 1 : 2 : 1
maka data tersebut sesuai dengan nisbah ( 1,1 < 5,99 )
9
4.2 Pembahasan
Dominasi tak penuh maksudnya adalah persialangan yang salah satu tetuanya
tidak mendominasi tetua yang lainnya, atau salah satu tetua tidak mewariskan
secara total sifat yang dimiliki kepada keturunannya. Peristiwa persilangan yang
seperti ini dapat dikatakn bahwa kedua tetua saling mempengaruhi filialnya dengan
penggabungan sifat yang dimiliki.
Setiap individu bersifat haploid, yakni ditandai dengan memiliki sepasang alel
untuk satu sifat. Alel itu ada yang Merah (M) dan ada yang Putih (m). Ketika proses
pembentukan gamet, dua alel ini memisah. Masing-masing alel berada pada gamet
yang berbeda. Karena gamet bersifat haploid maka gamet hanya memiliki satu alel
untuk warna bunga (M-saja atau m-saja). Ketika gamet jantan dan betina bersatu
dalam proses fertilisasi akan membentuk individu baru yang bersifat diploid.
Individu ini mewarisi sifat warna bunga dengan alel yang diwariskan dari induknya.
10
Dominan parsial (dominasi tak penuh) atau incomplete dominance. Pada tipe
ini tidak terjadi dominansi karena fenotipe heterozigot terletak diantara 2 induk
homozigot (intermediet). Tanaman heterozigot akan menghasilkan segregasi zuriat
dengan nisbah 1:2:1. Pada tingkat molekuler, tipe ini umumnya disebabkan oleh
pengaruh kuantitatif sejumlah alel normal yang mengakibatkan terjadinya proses
transkripsi yang menghasilkan banyak protein, sedangkan yang sedikit alel normal
maka transkripsi akan menghasilkan sedikit pr otein. Jika tidak memiliki alel
yang normal maka terhambat terjadi transk ripsi dan mungkin tidak akan atau hanya
sedikit sekali terbentuk protein. Alel gen warna bunga merah tidak dominan penuh
terhadap alel gen warna bunga putih sehingga tanaman be rgenotipe heterozigot
akan menampakkan warna intermediet (merah muda). Jika dibiarkan tanaman
tersebut menyerbuk sendiri maka akan menghasilkan zuriat tanaman yang
bersegregasi dengan nisbah bunga merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Serta
perbandingan genotipnya adalah 1:2:1.. Setelah melakukan uji Chi-square untuk
fenotip dan kami mendapatkan hasil yaitu semua ulangan sesuai dengan hukum
Mendel 1.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14