8f15060fe9f62125baf1 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

STANDARD OPERATING PROCEDURE

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

1 TUJUAN:
.
Memastikan bahwa perusahaan melaksanakan dan memelihara prosedur-prosedur
identifikasi bahaya, penilaian resiko, dan menentukan langkah pengendalian yang
diperlukan, meliputi :

1. Kegiatan-kegiatan rutin, tidak rutin dan keadaan darurat.

2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seluruh karyawan di tempat kerja, termasuk


mitra kerja

3. Fasilitas yang ada di tempat kerja, baik yang disediakan oleh perusahaan ataupun
pihak ketiga.

4. Perilaku, kemampuan dan faktor manusia lainnya

2 RUANG LINGKUP:
.
Seluruh Divisi PT. Sonni Karya

3 REFERENSI:
.

4 DEFINISI:
.
Bahaya : Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi untuk membahayakan dalam
artian cedera pada manusia atau gangguan kesehatan atau gabungan keduanya

Identifikasi Bahaya : proses untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan


karakteristiknya

Risiko : kombinasi dari kecenderungan dari kejadian dari kondisi bahaya atau paparan
kondisi bahaya dan keseriusan dari cedera atau gangguan kesehatan yang dapat
diakibatkan oleh kondisi atau paparan tersebut

Penilaian resiko : proses evaluasi resiko yang ditimbulkan oleh suatu bahaya dengan
mempertimbangkan kecukupan pengendalian yang ada dan memutuskan apakah resiko
dapat diterima atau tidak.

Pengendalian resiko : pemilihan dan penggunaan penanganan yang sesuai untuk


mengurangi resiko

Best HSE Practice : adalah tindakan/aktivitas untuk menjamin kondisi HSE yang baik
dan efektif berdasarkan pengalaman kerja, pengetahuan, pendidikan, kompetensi dan
referensi praktek-praktek HSE untuk kegiatan sejenis yang bisa di buktikan secara sah
atau di demonstrasikan.
STANDARD OPERATING PROCEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

5 PROSEDUR:
.
5.1 Setiap General Manajer / Senior Manajer / Manajer yang dibantu oleh
Superintendent/Supervisor/Engineer bertanggung jawab untuk melakukan
identifikasi bahaya-bahaya bersama-sama Dept. HSE yang ada di setiap unit
kegiatan yang akan dilaksanakan, menilai resiko-resiko dari bahaya-bahaya yang
ada dan menentukan kontrol yang dibutuhkan.

5.2 Untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan kontrol harus mengacu
kepada langkah-langkah sebagai berikut:

5.2.1 Identifikasikan aktifitas (activity):

- Aktifitas Rutin (Routine), Tidak Rutin (Non-Routine) dan Darurat


(Emergency)

- Aktifitas seluruh karyawan termasuk mitra kerja dan tamu (visitor).

- Fasilitas di tempat kerja, baik yang disediakan oleh perusahaan


ataupun pihak lain.

- Perilaku, kemampuan dan faktor manusia lainnya

- Bahaya dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan dampak


merugikan terhadap kesehatan dan keselamatan personil didalam
kendali organisasi dilingkungan tempat kerja

- Bahaya yang terjadi disekitar tempat kerja, hasil aktivitas kerja yang
terkait didalam kendali organisasi

- Perubahan atau usulan perubahan didalam organisasi, aktivitas atau


material

- Modifikasi sistem manajemen OH & S termasuk perubahan


sementara, dan dampaknya terhadap operasional, proses dan
aktivitas

- Kewajiban peraturan perundangan yang relevan

- Rancangan area kerja, proses, instalasi, mesin/ peralatan, SOP dan


organisasi, termasuk adaptasinya terhadap kemampuan manusia

5.2.2 Tentukan bahaya atas aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh Divisi /


Bagian / Departemen yang melaksanakan aktifitas-aktifitas tersebut.

5.2.3 Tentukan angka keparahan (severity score) dari setiap potensi bahaya
yang merugikan, seperti tabel di bawah ini :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

Severity Score

Score Definisi/Definition
1 Tidak terjadi kecelakaan/sakit
No Accident / Sickness
3 Kecelakaan ringan/sakit, pertolongan pertama atau tidak kehilangan waktu kerja
Minor Accident / Sickness, First Air or No Lost Time
5 Hilang waktu karena kecelakaan/sakit tanpa cacat permanen
Lost Time due to Accident / Sickness without permanent disability
9 Mati, cacat permanen/sakit tidak dapat disembuhkan
Death, permanent disability /non-incurable sickness

5.2.4 Menentukan angka kemungkinan (Probability score) kejadian, seperti


tabel di bawah ini :

Probability Score

Score Definisi/Definition
1 Hampir tidak mungkin terjadi
Almost Impossible
3 Kemungkinan terjadinya kecil
Small Probability
9 Sangat mungkin terjadi
High Probability

5.2.5 Menentukan angka kejadian (Occurence score) kejadian, seperti tabel di


bawah ini :

Occurrence Score

Score Definisi/Definition
1 Tidak pernah terjadi
Never Occurs
3 Pernah terjadi dalam 5 (lima) tahun terakhir
Occured within the last 5 (five) years
5 Pernah terjadi dalam 1 (satu) tahun terakhir
Occured within the last 1 (one) year
9 Sering terjadi
Frequently Occurs

5.2.6 Menentukan angka persyaratan peraturan perundangan (Legal score)


kejadian, seperti tabel di bawah ini :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

Legal Score

Score Definisi/Definition
1 Tidak ada peraturan perundangan
No laws and regulation
3 Tidak ada peraturan perundangan, tetapi ada aturan internal grup Elnusa
No laws and regulations, but internal regulations of Elnusa Group
9 Ada peraturan perundangan
Laws and Regulations

5.2.7 Hitung tingkat resiko (risk level) dengan rumus seperti berikut :

Risk Level = Severity X Probability X Occurence X Legal

5.2.8 Analisa dan tentukan langkah pengendalian terhadap bahaya-bahaya


tersebut sesuai tabel penentuan langkah pengendalian .

5.2.9 Langkah pengendalian (control measure) untuk resiko rendah dapat


dilakukan dengan safety briefing

5.3 Hasil dari pada identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya
yang telah dilakukan di setiap proyek ditabulasikan ke dalam formulir FHSE-01
yang kemudian ditandatangani oleh DD atau VP yang bersangkutan dan disahkan
oleh HSE.

5.4 Dari hasil tabulasi, ditentukan tingkat prioritas dari masing-masing resiko sebagai
berikut :

• Tinggi, bila nilai total diatas 405 atau ada persyaratan peraturan perundangan,
peraturan PT Elnusa Tbk, dan klien

• Medium, bila nilai total antara 273-405

• Rendah, bila nilai total dibawah 273

5.5 Bila tingkat prioritas resiko tinggi, maka tindakan segera untuk mengendalikan
bahaya harus diambil dan hasilnya, termasuk tanggal penyelesaian (harus
dibawah 1 minggu) harus didokumentasikan dalam formulir HIRADC (FHSE-01).
Tindakan pencegahan terhadap bahaya resiko tinggi harus dilaporakan kepada
HSE.

5.6 Khusus untuk tingkat prioritas resiko tinggi yang memiliki nilai Severity ,
Probability dan salah satu dari Legal atau Occurance tinggi (9), dikategorikan
sebagai kondisi darurat yang harus dibuatkan Rencana Tanggap Darurat sesuai
prosedur Kesiapan dan Tanggap Darurat.

5.7 Bila tingkat prioritas resiko sedang, maka harus ada tindakan pencegahan untuk
STANDARD OPERATING PROCEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

mengendalikan bahaya tindakan sementara harus diambil, hasil dari rencana


tindakan semaentara termasuk tanggal penyelesaian harus didokumentasikan
dalam formulir HIRADC

5.8 Bila tingkat prioritas resiko rendah, tingkat bahaya dapat diterima dan dapat
segera diselesaikan secara efisien, tindak lanjut dapat dilakukan dan dicatat
dalam formulir HIRADC

5.9 Pengendalian terhadap bahaya harus dilakukan dengan urutan:

Eliminasi / Elimination

Substitusi / Substitution

Engineering Control

Administrative Control

PPE

• Pada sumber bahaya :

o Eliminasi, misalnya menyingkirkan alat kerja yang berbahaya

o Substitusi, misalnya mengganti bahan kimia berbahaya dengan yang


kurang tingkat bahayanya

• Engineering Control:

o Redesign, misalnya meredesign pegangan container

o Otomasi, misalnya otomasi detector H2S

o Isolasi, misalnya tempat khusus untuk Handak

o Barrier, misalnya pakaian pelindung untuk kegiatan las

o Pengenceran, misalnya penambahan ventilasi

o Absorpsi, misalnya busa tambahan pada penutup mesin untuk


menyerap kebisingan
STANDARD OPERATING PROCEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

• Penandaan/ Peringatan/ Administrative Control:

o JSA/Instruksi Kerja

o Supervise dan pelatihan

o Rotasi pekerjaan

o Program housekeeping, perbaikan dan pemeliharaan

o Higiene

• PPE

5.10 Pemilihan urutan pengendalian bahaya harus dilakukan dengan mengikuti


kaidah Best Safety Practice,oleh karena itu review HIRADC harus dilakukan
bersama oleh : Party Chief /Rig Supt, Maintenance, SO Project dan
Representative HSE divisi. Khusus untuk area non project, management
building, kantin, kantor, warehouse, digantikan oleh department management
building.

5.11 Jenis pengendalian yang dipilih dicatat dalam kolom counter measure pada
formulir HIRADC sesuai dengan kemampuan aplikasi yang dapat dilakukan
pada masing-masing proses dan kegiatan.

5.12 Dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya
yang telah dilakukan di setiap unit kegiatan, selanjutnya digandakan dan
dikendalikan oleh Dept. HSE.

5.13 Bila ada permintaan perubahan/revisi terhadap dokumen identifikasi bahaya,


penilaian resiko dan pengendalian bahaya yang sudah ada, Penanggungjawab
proses membahas bersama dengan Dept. HSE untuk kemudian diterbitkan
dokumen baru yang sudah direvisi dan didistribusikan kembali ke Unit kerja
yang bersangkutan.

5.14 Setiap permintaan perubahan/revisi dari lapangan wajib ditinjau terlebih dahulu
oleh Unit kerja yang bersangkutan.

5.15 Semua perubahan/revisi terhadap dokumen identifikasi bahaya, penilaian resiko


dan pengendalian bahaya harus disahkan terlebih dahulu oleh LEAD HSE dan
DD sebelum diterbitkan.

5.16 Pengendalian terhadap perubahan dokumen identifikasi bahaya, penilaian


resiko dan pengendalian bahaya dilakukan sesuai prosedur Dokumentasi (SOP-
HSE-08).

5.17 HIRADC terkait wajib di review ulang bila terjadi incident dan/atau accident
dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari kerja oleh fungsi yang sama dengan
yang melakukan penilaian resiko awal.

5.18 Hasil monitoring, audit, input, perkembangan teknologi baru, perubahan metode
STANDARD OPERATING PROCEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

kerja dan prosedur atas penilaian resiko dan pengendalian bahaya, Dept. HSE
memfasilitasi revisi HIRADC dan memperbaharui sesuai keadaan
(kondisi/situasi) yang ada minimum 3 bulan sekali.

5.19 Dept. HSE dan Unit kerja yang bersangkutan melaksanakan training/sosialisasi
atas HIRADC yang telah dibuat kepada anggota unit kerja masing-masing
sesuai SOP-HSE-06.

5.20 HSE Officer dan Superintendent/Party Chief/Supervisor/Engineer melakukan


monitoring atas pelaksanaan HIRADC.

Anda mungkin juga menyukai