Fungsi Etika
Oleh:
Drs. Sinar, M.Ag.
(Pengajar Mata Kuliah Etika Pendidikan di STAI Pati)
Pengertian
Etika adalah norma atau aturan yang digunakan sebagai sebuah pedoman dalam
berperilaku didalam masyarakat bagi seseorang yang terkait dengan sifat buruk dan baik.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Fungsi Etika
Fungsi etika yang perlu diketahui, antara lain :
1. Sebagai tempat untuk mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan berbagai
macam moralitas yang membingungkan.
2. Sebagai orientasi etis, maka diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang wajar
dalam suasana pluralisme.
3. Untuk menunjukan sebuah keterampilan intelektual yaitu suatu keterampilan untuk
dapat berargumentasi secara rasional dan secara kritis.
1
Etika adat
Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama berasal dari
agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin (etika). Norma sopan santun
berasal dari kehidupan sehari-hari.
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena
bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Adat istiadat dapat dimaksudkan dengan Etika perangai yang diartikan sebagai kebiasaan
yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di daerah-
daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku
karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku.
Bertolak dari pengertian tersebut, etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan
manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Berdasarkan perkembangan arti inilah kemudian dikenal adanya etika perangai.
Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan bermasyarakat di derah-daerah tertentu, pada waktu tertentu
pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat
berdasarkan hasil penilaian perilaku.
Contoh etika perangai: berbusana adat, memakai baju batik (batik adalah ciri khas
Indonesia), pergaulan muda mudi, perkawinan, upacara adat, dll
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma,
kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama.
Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan
tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.
Selain itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena
kesamaan tempat tinggal.
Hukum Adat dikemukakan pertama kali oleh Prof. Snouck Hurgrounje seorang Ahli Sastra
Timur dari Belanda (1894). Sebelum istilah Hukum Adat berkembang, dulu dikenal
istilah Adat Recht. Prof. Snouck Hurgrounje dalam bukunya de atjehers (Aceh) pada
tahun 1893-1894 menyatakan hukum rakyat Indonesia yang tidak dikodifikasi adalah de
atjehers.
Kemudian istilah ini dipergunakan pula oleh Prof. Mr. Cornelis van Vollenhoven, seorang
Sarjana Sastra yang juga Sarjana Hukum yang pula menjabat sebagai Guru Besar
pada Universitas Leiden di Belanda. Ia memuat istilah Adat Recht dalam bukunya yang
berjudul Adat Recht van Nederlandsch Indie (Hukum Adat Hindia Belanda) pada
tahun 1901-1933.
Perundang-undangan di Hindia Belanda secara resmi mempergunakan istilah ini pada
tahun 1929 dalam Indische Staatsregeling (Peraturan Hukum Negeri Belanda),
semacam Undang Undang Dasar Hindia Belanda, pada pasal 134 ayat (2) yang berlaku
pada tahun 1929.
Dalam masyarakat Indonesia, istilah hukum adat tidak dikenal adanya. Hilman
Hadikusuma mengatakan bahwa istilah tersebut hanyalah istilah teknis saja. Dikatakan
demikian karena istilah tersebut hanya tumbuh dan dikembangkan oleh para
ahli hukum dalam rangka mengkaji hukum yang berlaku dalam masyarakat Indonesia yang
kemudian dikembangkan ke dalam suatu sistem keilmuan.
2
Dalam bahasa Inggris dikenal juga istilah Adat Law, namun perkembangan yang ada
di Indonesia sendiri hanya dikenal istilah Adat saja, untuk menyebutkan sebuah sistem
hukum yang dalam dunia ilmiah dikatakan Hukum Adat.
Sedangkan pendapat Prof. Nasroe menyatakan bahwa adat Minangkabau telah dimiliki
oleh mereka sebelum bangsa Hindu datang ke Indonesia dalam abad ke satu tahun masehi.
Pengakuan Adat oleh Hukum Formal
Mengenai persoalan penegak hukum adat Indonesia, ini memang sangat prinsipil karena
adat merupakan salah satu cermin bagi bangsa, adat merupkan identitas bagi bangsa, dan
identitas bagi tiap daerah. Dalam kasus salah satu adat suku Nuaulu yang terletak di
daerah Maluku Tengah, ini butuh kajian adat yang sangat mendetail lagi, persoalan
kemudian adalah pada saat ritual adat suku tersebut, di mana proses adat itu
membutuhkan kepala manusia sebagai alat atau perangkat proses ritual adat suku Nuaulu
tersebut.
Dalam penjatuhan pidana oleh salah satu Hakim pada Pengadilan Negeri Masohi di Maluku
Tengah, adalah penjatuhan hukuman mati, sementara dalam Undang-undang Kekuasaan
Kehakiman Nomor 4 tahun 2004. dalam Pasal 28 hakim harus melihat atau mempelajari
kebiasaan atau adat setempat dalam penjatuhan putusan pidana terhadap kasus yang
berkaitan dengan adat setempat.
Dalam kerangka pelaksanaan Hukum Tanah Nasional dan dikarenakan tuntutan
masyarakat adat maka pada tanggal 24 Juni 1999, telah diterbitkan Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.5 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
Peraturan ini dimaksudkan untuk menyediakan pedoman dalam pengaturan dan
pengambilan kebijaksanaan operasional bidang pertanahan serta langkah-langkah
penyelesaian masalah yang menyangkut tanah ulayat.
Etika Yudaisme
Etika Yudaisme merupakan suatu norma atau aturan yang berlaku pada
masyarakat Yahudi dari dahulu hingga saat ini. Etika ini bersumber pada aturan-aturan
dalam hidup masyarakat Yahudi atau pandangan hidup masyarakat Yahudi.
Taurat menuntun orang kepada kesaksamaan, kesaksamaan kepada kerajinan,
kerajinan kepada kesucian, kesucian kepada kesalehan, kesalehan kepada kerendahan hati,
kerendahan hati kepada ketakutan akan dosa, dan akhirnya ketakutan akan dosa
4
kepada kekudusan”. Ucapan yang terdapat pada tulisan tersebut menunjukkan bahwa itu
merupakan jalan orang-orang saleh, di mana jalan orang-orang saleh itu ditunjukkan
sebagai sebuah jalan curam menuju suatu tingkat hidup yang semakin tinggi letaknya.
Tingkat tertinggi yang dimaksud adalah kekudusan. Kekudusan tersebut hanya dapat
dicapai oleh orang-orang yang bisa menciptakan keselarasan antara nafsu keinginan
kepada yang satu dan ketidakinginan pada yang lain.
Etika Yudaisme mempunyai dua sumber utama yaitu Etika yang bersumber dari Kitab
Suci (TANAKH) dan Literatur para Rabi.
Yang paling dikenal adalah kesepuluh Firman Allah, yang terdapat dalam Keluaran 20
dan Ulangan 5:|6-21. Dari kesepuluh perintah ini terdapat enam di antaranya yang
merupakan perintah langsung dalam kaitannya dengan sesama yaitu: Hormatilah ayahmu
dan ibumu, jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan
mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu, dan jangan mengingini milik sesamamu.
Sedangkan keempat lainnya adalah menyangkut hubungan dengan Allah. Tetapi semuanya
itu haruslah dilihat sebagai kesatuan dan harus dilaksanakan demi menjaga keterikatan
mereka dengan perjanjian bersama Allah.
Namun demikian, Yudaisme sebagai agama tradisi tidak hanya memiliki tradisi tertulis
yaitu Kitab Suci sebagai sumber ajaran. Sumber lain yakni tulisan-tulisan dari para Rabi
yaitu Mishna, Midrasy, Talmud dan Targum. Baik dalam KitabSuci ataupun literatur Rabani
sama-sama menekankan pada moral.
Hanya saja Literatur Rabanik melanjutkan penekanannya pada tindakan etis. Untuk
itulah para Rabi membuat formulasi terhadap sistem tradisi yang tertuang
dalam Mishna dan diperluas menjadi Talmud.
Kumpulan-kumpulan besar tulisan para rabi ini pada dasarnya memberikan perhatian
pada satu pokok persoalan yaitu: bagaimana seharusnya manusia menjalani hidupnya
untuk memenuhi perintah Allah sehingga diri mereka menjadi suci dengan berjalan sesuai
dengan jalan Tuhan.
Etika Kristen
Etika Kristen (Yunani: ethos, berarti kebiasaan, adat) adalah suatu cabang ilmu teologi
yang membahas masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang Kekristenan. Apabila
dilihat dari sudut pandang Hukum Taurat dan Injil, maka etika Kristen adalah segala
sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik.
etika Perjanjian Lama adalah anugerah Allah terhadap umatnya dan tuntutan perintahnya
yang terikat pada tindakannya demi keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, bentuk
etika Perjanjian Lama berkisar pada tindakan Allah dalam sejarah umatnya dan juga yang
menuntut respon yang serasi. Hal ini juga menyebabkan konsep etika Perjanjian Lama
selaras dengan sebuah etika yang dinamakan etika teonom yang berlandaskan hubungan
antara Allah dan umatnya.
Sesuai dengan konsep ini, maka dasar etika Perjanjian Lama dapat disoroti dari empat sisi.
Pertama, menanggapi perbuatan Allah dimana bangsa Israel harus memiliki dorongan
untuk mengarah pada kelakuan etis dalam wujud tanggapan akan tindakan-tindakan
Allah dalam sejarah kehidupan mereka.
Kedua, mengikuti teladan Allah, dimana bangsa Israel wajib untuk memperlihatkan sifat
Allah melalui kelakuan mereka.
Ketiga, hidup dibawah pemerintahan Allah, maksudnya adalah kedaulatan dan
kewibawaan Allah sebagai Raja ilahi yang karenanya manusia harus tunduk sebagai
makhluk ciptaan dan hamba.
Keempat adalah menaati perintah Allah.
5
Contoh etika pada adam dan hawa
Pada waktu Adam dan Hawa telah diciptakan, Allah memberikan sebuah perintah kepada
Adam yaitu berupa larangan untuk memetik dan memakan buah dari pohon
pengetahuan yang baik dan yang jahat yang berada dalam taman Eden. Namun, perintah
dari Allah tidak dihiraukan oleh Adam dan Hawa dan mereka mengambil sebuah
keputusan etis yaitu dengan memetik dan memakan buah tersebut. Ketika Allah
mengetahui perbuatan tersebut ada sebuah tindakan yang dilakukan oleh Allah dan hal ini
merupakan ethos Allah (ethos:sikap dasar dalam berbuat sesuatu). Tindakan Allah ini
merupakan inisiatif dari Allah sendiri yang mencerminkan sikap kasihNya pada manusia.
Terdapat dua hal yang dilakukan Allah:
1. Ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa yang kemudian telanjang dan merasa
malu dan bersembunyi di antara pohon-pohon dalam taman, Allah mencarinya dan
lebih dahulu menyapanya, dimanakah engkau?(Kej 3:9).
2. Untuk menutupi ketelanjangan manusia, Allah membuatkan pakaian dari kulit
binatang, lalu mengenakannya pada kedua manusia berdosa, Adam dan istrinya
Hawa (Kej 3:21).
Ethos yang ditunjukkan Allah menunjukkan bahwa Allah mau merendahkan diriNya dan
memperlihatkan sikap kasihnya kepada manusia berdosa. Namun, sikap dan respon
manusia terhadap kebaikan Allah justru semakin meningkatkan perbuatan dosanya. Hal ini
dapat terlihat pada anak Adam yaitu Kain yang begitu tega dan kejam membunuh
adiknya Habel, hanya karena iri terhadap soal persembahan. Tidak hanya itu saja, ketika
manusia bertambah banyak, perbuatannya semakin dipenuhi kejahatan, sampai Tuhan
menyesal telah menciptakan manusia (Kej 6:5-6).
Etika dan moral Abraham dapat terlihat ketika ia dipanggil Allah dalam usianya yang ke
75. Saat itu, ia bersama istrinya Sarai dan keponakannya yang bernama Lot. Mereka bertiga
menuju Kanaan melalui Sikhem dan Betel sekitar tahun 2091 SM (Kej 12:1-5).
Abraham yang pada waktu itu bernama Abram pergi hanya dengan berbekal iman kepada
Tuhan dan ia sendiri tidak mengetahui bagaimana sebetulnya daerah Kanaan
tersebut. Ketika ia sampai di Kanaan, ternyata negri itu sedang mengalami bencana
kelaparan, oleh karena itu ia bersama dengan keluarganya pergi ke Mesir melalui Negep.
Peristiwa Abraham yang menuruti perintah Allah memperlihatkan beberapa sikap iman
dan moralnya, antara lain:
1. Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju ke negeri yang belum
diketahui keadaannya.
2. Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara yang penuh suka duka
serta ancaman bahaya.
3. Ketika Abraham mencapai tempat yang ia tuju, ada bencana kelaparan disana,
namun Abraham tidak meninggalkan tempat itu melainkan tetap percaya dan setia
pada Tuhan.
4. Percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dan hal itu terjadi
hingga Abraham menjadi Bapa orang beriman bagi segala bangsa.
Selain dari sikap iman dan moral yang ditunjukkan Abraham, ada juga moral buruk yang ia
tunjukkan ketika menghadapi permasalahan hidupnya, yaitu:
1. Ketika ia berada di Mesir dimana ia kuatir dirinya akan dibunuh supaya orang bisa
mengambil istrinya.
2. Abraham berbohong demi menyelamatkan dirinya dengan mengakui istrinya
sebagai adik.
6
3. Sikap egois dan tidak mengasihi istri dimana Abraham tidak melindungi istrinya
dan membiarkan istrinya rela diambil orang.
4. Abraham tidak menyerahkan perlindungannya pada Allah tetapi ia tenggelam pada
perasaan takutnya yang bisa mengancam nyawanya.
Etika Perjanjian Baru adalah sebuah petunjuk-petunjuk sikap dan perilaku orang-orang
Kristen. Oleh karena itu, etika Perjanjian Baru saling terkait dengan perilaku orang-orang
Kristen yang pertama dan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Etika Protestan
Dalam abad pertengahan, hal-hal yang berhubungan dengan etika diterangkan dalam
kumpulan-kumpulan tulisan yang disebut kitab-kitab pengakuan dosa. Tokoh-tokoh yang
berperan pada saat itu antara lain Luther, Calvin, Zwingli, dan Beza. Tokoh-tokoh ini
seringkali menuliskan tulisan tentang permasalahan etika yang saat itu muncul seperti
masalah kesusilaan, masalah perang, etika politik, etika jabatan, serta tentang pengajaran
iman yang terdapat dalam hukum taurat.
Salah satu tokoh dalam perkembangan etika abad 20 adalah Reinhold Niebuhr. Niebuhr
memberikan sebuah ajaran etis mengenai dosa asal atau dosa warisan. Ia berpendapat
bahwa dosa warisan itu adalah sifat universal manusia yang cenderung memilih untuk
berdosa. Hal itu dikarenakan manusia kekurangan kebebasan dalam mengambil keputusan
yang bermoral. Selain itu, Karl Barth juga memberikan pandangannya mengenai etika, ia
menyatakan etika bersumber dari kasih karunia Tuhan yang ditunjukkan melalui Yesus
Kristus. Oleh karena itu manusia tidak dapat menghindar dari keputusan bebas dari kasih
Allah yang meletakkan Yesus Kristus ke dalam hubungan dengan manusia
Etika Islam
Etika Islam (bahasa Arab: )أخالق إسالميةatau "Adab dan Akhlak Islamiyah" adalah etika
dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan
Sunnah, dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi Muhammad , yang di dalam akidah
Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya. Akhlak memiliki
makna yang sama dengan Adab, dan terbagi menjadi dua yaitu akhlak yang terpuji (akhlaq
mahmudah) dan akhlak yang tercela ("akhlaq madzmumah").
7
Pengertian akhlak menurut Imam Al-Qurthubi: "Akhlaq adalah sifat-sifat seseorang,
sehingga dia dapat berhubungan dengan orang lain. Akhlak ada yang terpuji dan ada yang
tercela. Secara umum makna akhlak yang terpuji adalah engkau berhias dengan aklak yang
terpuji ketika berhubungabn dengan sesama, dimana engkau bersikap adil dengan sifat-
sifat terpuji dan tidak lalim karenanya. Sedangkan secara rinci adalah memaafkan,
berlapang dada, dermawan, sabar, menahan penderitaan, berkasih sayang, memenuhi
kebutuhan hidup orang lain, mencintai, bersikap lemah lembut dan sejenis itu. Sedangkan
Akhlak yang tercela adalah sifat-sifat yang berlawanan dengan itu.
Sedangkan pengertian Adab (Akhlak) yang tercela adalah kebalikannya.
Dari Al-Qur'an:
“ الذين ينفقون في السراء والضراء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس وهللا يحب المحسنين ”
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
— QS.Ali-Imran: 134[
Berikut ini adalah sekelumit ayat-ayat tentang moral dan akhlak dalam Al-Qur’an :
1. Sabar
َْ يَاْأَيُّهَاْالَّذِينَْْآ َمنُواْْاص ِب ُروا
ْْْوصَا ِب ُروا
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu.” (QS.Ali Imran:200)
2. Amanah
تْْإِلَىْأَه ِلهَا
ِ نَّْْللاْْيَْأ ُم ُركُمْْأَنْتُْؤدُّواْْاأل َ َمانَا
َ ّ ِإ
“Sungguh, Allah Menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya.” (QS.an-Nisa’:58)
3. Memberi Maaf
َْس ِنين
ِ ْح ُّبْْال ُمح َ ّ ْْوْاصفَحْْ ِإ
ِ ُنَّْْللاْْي ُ فَاع
َ فْْعَن ُهم
“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah Menyukai orang- orang
yang berbuat baik.” (QS.al-Ma’idah:13)
4. Kejujuran
ْ سد
ِيدا َ ْْْْوقُولُْواْقَول َ واْللا
َ َّ ُيَاْأَيُّهَاْالَّذِينَْْآ َمنُواْاتَّق
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar.” (QS.al-Ahzab:70)
َْْْوكُونُواْْ َْم َعْْالصَّا ِد ِقين َ ّ َياْأَ ُّيهَاْالَّذِينَْْآ َمنُواْْاتَّقُوا
َ ْْللا
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu
dengan orang-orang yang benar.” (QS.at-Taubah:119)
5. Istiqomah
َ فَاست َ ِقمْْ َك َماْأ ُ ِمر
َ َ تَْْو َمنْت
َْابْْ َم َعك
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu.” (QS.Huud:112)
6. Syukur
ِ يْولَْْتَكفُ ُر
ْون َ فَاذك ُُرو ِنيْأَذكُركُم
َ ْْوْاشك ُُرواْْ ِل
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS.al-Baqarah:152)
8
7. Lemah Lembut
ولْْلَهُْْقَْولْْلَّ ِيّناْْلَّْعَلَّهُْْيَتَذَك َُّرْْأَوْْيَخشَى
َ ُفَق
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS.Thaha:44)
8. Tawadhu’
ِ ََواخ ِفضْْ َج َناحَكَِْْْل َم ِنْْاتَّبَع
َْكَْْمنَْْال ُمؤ ِمنِين
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang
mengikutimu.” (QS.asy-Syuara’:215)
9. Menebar Kebaikan
َْنَْْللاُْْ ِإلَيك
َّ س َ سنْ َك َماْأَح
ِ َوأَح
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik
kepadamu.” (QS.al-Qashas:77)
Arti Bijaksana
Apa yang dimaksud dengan bijaksana? Secara umum, arti bijaksana adalah sikap
seseorang yang selalu bertindak berdasarkan akal sehat dan logis sehingga dapat bersikap
tepat dalam menghadapi setiap keadaan dan peristiwa.
Pendapat lain mengatakan arti bijaksana adalah suatu sikap dimana seseorang dapat
menyesuaikan atau menempatkan diri dan segala sesuatunya terhadap keadaan yang
sedang terjadi. Pada umumnya, orang yang bijaksana dapat mengambil keputusan yang
adil, baik untuk dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Bijaksana bukanlah suatu bentuk kepandaian. Namun demikian, kepandaian seseorang
turut membantu dalam bersikap bijaksana. Orang yang cerdas seringkali dianggap
bijaksana karena kemampuannya dalam mengambil keputusan yang tepat dengan kepala
dingin dan sesuai dengan keadaaan.
Arti Posesif
Apa yang dimaksud dengan posesif (possessive)? Secara umum, arti posesif adalah suatu
keadaan mental dimana seseorang merasa memiliki secara total dan ingin mengendalikan
atau mendominasi sesuatu atau seseorang.
Dalam hubungan antar manusia, arti posesif adalah sikap seseorang dengan perasaan
memiliki yang tinggi serta menuntut perhatian dan cinta total dari pasangan atau anggota
keluarganya. Berbeda dengan perasaan cemburu, posesif umumnya mengarah kepada hal
yang negatif.
Seorang psikolog bernama Alexander Sriewijono mengatakan bahwa pengertian posesif
adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak aman dengan dirinya sendiri dan
hubungan yang sedang dijalani. Individu dengan keadaan mental yang posesif cenderung
tidak percaya diri dan takut bila keluarga, pasangan, atau miliknya direbut oleh orang lain.
Pengertian Disiplin
Apa yang dimaksud dengan disiplin (discipline)? Secara umum, pengertian disiplin adalah
suatu bentuk tindakan mematuhi dan melakukan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai dan
aturan yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya.
9
Pendapat lain mengatakan, arti disiplin adalah suatu sifat atau kemampuan seseorang
dalam mengendalikan diri dan mematuhi aturan atau nilai-nilai yang telah disepakati.
Dalam hal ini, sikap disiplin sangat berhubungan dengan norma, prosedur, aturan, dan lain
sebagainya yang ada di masyarakat.
Kata “disiplin” diadaptasi dari bahasa Inggris “Disciple” yang artinya pengikut atau murid.
Dan secara etimologis, kata tersebut berasal dari bahasa Latin “discere” yang artinya
belajar.
Pengertian Jujur
Apa yang dimaksud dengan jujur (honest)? Secara umum, pengertian jujur adalah suatu
aspek karakter dan moral manusia yang berbudi luhur dimana seseorang yang memiliki
karakter tersebut pasti memiliki integritas, kejujuran, adil, tulus, setia, dan dapat dipercaya
oleh orang lain.
Pendapat lain mengatakan arti jujur adalah suatu bentuk kesesuaian sikap antara
perkataan yang diucapkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Dengan kata
lain, seseorang dapat dikatakan jujur ketika ia mengucapkan sesuatu sesuai dengan yang
sebenarnya, dan bertindak sesuai dengan yang seharusnya.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat jujur di dalam dirinya. Namun, untuk
membentuk perilaku jujur, setiap orang harus dilatih sejak masih kanak-kanak sehingga
perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan.
10