Anda di halaman 1dari 13

MATERI PENDIDIKAN

(QS. AT-TAUBAH 122, QS. ALI IMRON 189-191, QS.


AL-BAQOROH 164)
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu: Abdullah Ma’ruf, MA

MAKALAH

Disusun Oleh:

1. Ach. Canggih Arif H. (117071)


2. Muhimmatul Khoiriyah (117087)
3. Siti ni’matul M. (117093)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

KELAS E JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menyerukan manusia untuk


memperhatikan, merenung dan memikirkan penciptaan Allah baik yang di
langit, bumi maupun diantara keduanya. Diantara ayat-ayat yang menerangkan
tentang hal tersebut yaitu Q.S Ali Imran ayat 189-191. Allah menyuruh manusia
untuk merenungkan alam, langit dan bumi.Langit yang melindungi dan bumi
yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian siang
dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tanda-tanda kebesaran Allah
SWT.

Surat At-Taubah ayat 122 merupakan surat yang turun di Madinah. Surat itu
turun ketika Rasullulah SAW memerintahkan pasukan untuk mengikuti
perang. banyak sekali orang yang mengajukan diri kepada Nabi SAW untuk
ikut berperang, kemudian turunlah ayat ini yang memerintahkan kepada mereka
untuk sebagian memperdalam ilmu agama. Mereka yang memperdalam ilmu
agama agar dapat memberikan peringatan kepada kaum mereka apabila mereka
kembali dalam peperangan.

Hinggasaat ini umat islam dianjurkan untuk memeperdalam ilmu agama.


Menuntut ilmu sangat penting bagi dalam ajaran islam,
karena perbuatan tanpa didasari dengan ilmu maka perbuatan itu akan siasia.
Selain itu, dengan ilmu kita dapat memperingati orang lain jika mereka
menyimpang dari ajaran agama. Manusia dikaruniai akal dan pikiran yang tidak
diberikan kepad makhluk lain agar dpat mempelajari ilmu apapun. Alangkah
ruginya manusia jiak tidak memanfaatkan anugrah itu dengansebaik-baiknya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana materi pendidikan yang terkandung dalam Q.S at-
Taubah ayat 122?
2. Bagaimana materi pendidikan dari Q.S Ali Imran ayat 189-191 ?
3. Bagaimana materi pendidikan QS. Al Baqarah ayat 164 ?

2
C. TUJUAN
1. Mengetahui materi pendidikan yang terkandung dalam Q.S at-
Taubah ayat 122.
2. Mengetahui materi pendidikan Q.S Ali Imran ayat 189-191.
3. Mengetahui materi pendidikan QS. Al Baqarah ayat 164.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. MATERI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM QS.AT-


TAUBAH AYAT 122

At-Taubah Ayat 122

َ ‫ فَلَ ْو ََل نَفَ َر َم ْن ُك ِل فِ ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم‬،ً‫َو َما َكانَ ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ ِل َي ْن ِف ُر ْوا َكافَّة‬
‫طائِفَةٌ ِليَتَفَقَّ ُه ْوا ِف ْي‬
122( َ‫الديْنَ َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا َق ْو َم ُه ْم اِذَا َر َجعُ ْوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َع ِل ُه ْم َي ْحذَ ُر ْون‬
ِ )

Artinya: " tidak sepatutunya bagi mukminin itu pergi sepatutnya ( ke medan pe
rang). Menagpa tidak pergi dari tiap-
tiap golongan diantara mereka bebera orang utnuk memeperdalam pengetahu
an mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya kep
ada mereka telah kambali kapadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diriny
a. ( at-Taubah; 122).1

Dalam ayat ini, terdapat dua lafadz fi’il amr yang disertai lam amr, yakni (supaya
mereka memperdalam ilmu agama) dan lafadz (supaya mereka memberi peringatan),
yang berarti kewajiban untuk belajar dan mengajar.

Menurut Al Maraghi ayat tersebut member isyarat tentang kewajiban memperdalam


ilmu agama (wujub al tafaqqub fi al din) serta menyiapkan segala sesuatu yang di
butuhkan untuk mempelajarinya di dalam suatu negeri yang telah di dirikan serta
mengajarkanya pada menusia berdasarkan kadar yang diperkirakann dapat
memberikan kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak membiarkan mereka tidak
mengetahui hukum-hukum agama yang apada umumnya yang harus dikerahui oleh
orang-orang yang beriman.

Menyiapkan diri untuk memusatkan perhatian dalam mendalami ilmu agama dan
maksud tersebut adalah termasuk kedalam perbuatan yang tergolong mendapatkan
kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan tidak kalah derajatnya dari orang-orang
yang berjihat dengan harta dan dirinya dalam rangka meninggikan kalimat Allah,
bahkan upaya tersebut kedudukanya lebih tnggi dari mereka yang keadaanya tidak
sedang berhadapan dengan musuh.2

1
Mushaf Wakaf, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Forum Pelayan Al-Qur’an, 2013), 206.
2
Ahmad Mustafa al-Maraghi. Tafsir al-Maraghi jilid IV, (Beirut Dar al-fikr), 48

4
Maka Inti dari ayat diatas adalah tidak sepatutnya seluruh kaum muslimin pergi
berperang (jihad), namun harus ada juga yang harus belajar dan mengajar. Sebab
proses tarbiyah sangat penting bagi kukuhnya Islam.

Dari berbagai uraian di atas dapat dipahami, bahwa mencari jihad itu tidak
hanya berperang melawan musuh, tetapi mencari ilmu itu juga termasuk jihad.
karena seandainya tidak ada orang yang mencari ilmu maka generasi muda
Islam tidak akan tahu apa-apasoal ilmu. Dan perlu diketahui bahwa jihad yang
paling besar adalah melawan hawa nafsu tidak melawan orang kafir.
sebagaimana hadits Nabi SAW, yang berbunyi:

“Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat
bertanya, “Apa jihad besar itu?, Nabi SAW menjawab, “Jihaad al-qalbi (jihad
hati).’ Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-nafs”. (lihat Kanz al-
‘Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/265).

Surat at-Taubah ayat 122 merupakan ayat yang menjelaskan tentang


Pentingnya menuntut ilmu agama.
Nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah sebagi berikut:

1. Kewajiban mendalami agama dan kesiapan untuk mengajarkannya


Maksudnya, tidaklah patut bagi orang-orang mukin.
Dan juga tidak dituntut supaya mereka seluruhnya berangakat
menyertai setiap utusan perang yang keluar yang menuju medan
perjuangan. Kareana menuntut ilmu itu merupakan suatu kewajiban
sehingga menuntut ilmu memepunyai derajat yang sangat tinggi,
sehingga disejajarkan dengan orang yang perang dijalan Allah.

2. Hasil dari pembelajaran itu tidak siap hanya untuk dirinya sendiri diharapkan
mampu utnuk menyampaikan tehadap orang lain.

Allah Swt memerintah umat muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan

Dalam sebuah hadist dijelaskan, yang artinya sebagai berikut:

Artinya: barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan
memahamkannya dalam urusan Agama. (HR. Bukhori dan muslim)

Menuntut ilmu merupakan kewajiban laki-laki dan perempuan, tua dan muda,
orang dewasa dan anak-anak menurut cara-cara sesuai dengan keadaannya,
bakat dan kemampuan. Bahwa menuntut dan mencari ilmu merupakan
kewajiban setiap muslim dan muslimah.

5
Dasarnya terdapat didalam al-qur'an dan al-hadits. Memperdalam ilmu secara
umum, hukumnya fardlu kifayah sedangkan memperdalam ilmu agama
hukumnya fardlu ain. Kewajiban menuntut ilmu fardlu ain adalah ilmu yang
wajib dituntut, dicari dan diamalkan oleh setiap pemeluk agama islam.

Istilah fardlu kifayah merujuk pada hal-hal yang merupakan perintah ilahi yang
mengikat komunitas muslim.

B. MATERI PENDIDIKAN Q.S ALI IMRON 189-191

Lafal dan Terjemah Q.S Ali Imran Ayat 189-191

‫ش ْيءٍ قَدِير‬
َ ‫َّللاُ عَلى ك ُِل‬ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬
‫ض َو ه‬ ‫َو ِ هّلِلِ ُم ْلكُ ال ه‬
ِ ‫سماوا‬
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu”. (189)3

‫ت ِْلُو ِلي ْاْل َ ْلبَاب‬ ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬


ٍ ‫ار ََليَا‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫إِ َّن فِي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
(190)4

‫ت‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫ع َلى ُجنُو ِب ِه ْم َو َيت َ َف َّك ُرونَ ِفي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬ َّ َ‫الَّذِينَ َي ْذ ُك ُرون‬
َ ‫َّللاَ ِق َيا ًما َوقُعُودًا َو‬
ُ ‫اط ًَل‬
َ َ‫س ْب َحان ََك فَ ِقنَا َعذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ ِ َ‫ت َهذَا ب‬ َ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْق‬ِ ‫َو ْاْل َ ْر‬
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan

3
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
Cet 2, hlm. 287

4
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
Cet 2, hlm. 288

6
ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.” (191)5

Pada QS. Ali-Imran ayat 189-191 di dalamnya memiliki kandungan hukum yaitu
Allah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu dan memerintahkan untuk
mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni
memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran Al-Khaliq,
pengetahuan) serta pergantian siang dan malam. Yang demkian ini menjadi tanda-
tanda bagi orang yang berpikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya.
Kemudian dari hasil berpikir tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan
menganalisa semua yang ada di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu
pengetahuan.

Aspek Tarbawi

1. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.


2. Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa, dan
menafsirkan segala ciptaan Allah.
3. Dalam belajar tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah, karena
manusia mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut dan dikhawatirkan akan
terjerumus dalam berpikir yang tidak sesuai.
4. Jika seseorang memiliki renungan, ia memiliki pelajaran dalam segala
perkara.
5. Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Allah tidak
ada yang sia-sia.6

Seorang mukmin yang mau menggunakan akal pikirannya, selalu menaruh


pengharapan hanya kepada Allah, melalui ujian, do'a, dan ibtihal.

Setelah melihat bukti-bukti keagungan Allah yang menunjukkan keindahan.


Mereka tahu bagaimana berbicara dengan Tuhan ketika telah mendapatkan
hidayah.

5
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
Cet 2, hlm. 289
6
M. Quraish Shihad, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan , Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an Volume 5,
Jkarta: Lentera Hati, 2001) ,146.

7
Dengan bekal akal, manusia bisa membaca, mengetahui, memikirkan, meneliti,
menelaah fenomena-fenomena yang ada kemudian menghasilkan suatu
pengetahuan atau ilmu.

Orang yang berakal untuk mensyukuri dan meyakini segala ciptaan Allah amat
bermanfaat dan tidak ada yang sia-sia.

C. MATERI PENDIDIKAN QS. AL-BAQOROH 164

Ayat Al Quran surah Al Baqarah ayat 164

‫ار َو ْالفُ ْل ِك الَّتِي تَجْ ِري فِي ْالبَحْ ِر بِ َما‬ ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َاوا‬َّ ‫ق ال‬ ِ ‫إِ َّن فِي خ َْل‬
‫ث ِفي َها ِم ْن ُك ِل‬ َ ‫اء ِم ْن َماءٍ فَأَحْ َيا بِ ِه ْاْل َ ْر‬
َّ ‫ض َب ْعدَ َم ْو ِت َها َو َب‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫َّللاُ مِنَ ال‬َّ ‫اس َو َما أ َ ْنزَ َل‬َ َّ‫َي ْنفَ ُع الن‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَ ْع ِقلُون‬
ٍ ‫ض ََليَا‬ ِ ‫اء َو ْاْل َ ْر‬ َّ ‫س َّخ ِر بَيْنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫ب ْال ُم‬ِ ‫س َحا‬َّ ‫الريَاحِ َوال‬ ِ ‫يف‬ ْ َ ‫دَابَّ ٍة َوت‬
ِ ‫ص ِر‬

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi
manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu
dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; (semua itu) sungguh, (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” (Q.S. Al-Baqarah :164)

“Sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi”

Maksudnya yaitu dalam hal ketinggian, kelembutan dan keluasannya serta


bintang-bintangnya yang bergerakdan yang tetap pada orbitnya; dan dalam
ketebalan serta kerendahan bumi, gunung, laut, kesunyian kesenyapan, dan
keramaiannyaserta segala manfaat di dalamnya yang Allah SWT atur
sedemikian rupa untuk kemaslahatan makhluk ciptannya.

“Silih bergantinya malam dan siang”

Maksundnya yang satu datang dan yang lain pergi, yang satu mengikuti dan
menggantikan yang lain, tanpa terlambat sedetik pun, sebagaimana firman
allah dalam surah yasin ayat 40.

8
“Kapal yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia”

Maksudnya dalam perbuatan allah menaklukkan lautan melalui penggerakan


kapal dari satu sisi ke sisi yang lain adalah demi penghidupan manusia dan
perolehan manfaat dari musim tersebut, serta pengangkutan barang ini kepada
mereka dan pengangkutan barang mereka kepada pihak lain.

”Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, kemudian dengan air itu
Allah menghidupkan bumi setelah ia mati.”

Hal ini seperti firman Allah SWT “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang
besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan kami
keluarkan darinya biji-bijian, maka darinyalah mereka makan... dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”(Q.S.Yasin : 33-36). Dia
mengurus semua kebutuhan makhluk-Nya dan menunjukkan butuhnya
makhluk kepada-Nya dari berbagai sisi. Bukankah semua itu menunjukkan
agar Dia saja yang disembah oleh mereka?.

“Dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan”

Dalam segala perkara dengan berbagai keragamannya. Dia mengetahui semua


itu, memberinya rezeki, dan tidak ada satu binatang pun yang tidak
diketahuinya, sesuai dengan firmannya Q.S.Hud ayat 6. Dia menundukkan
hewan-hewan itu untuk mannusia sehingga mereka bisa memanfa'atkannya.
Ada di antara hewan itu yang mereka makan, mereka minum susunya, ada
yang mereka tunggangi dan membantu maslahat mereka.

“Dan perkisaran angin”

Yakni kadang-kadang angin itu membawa rahmat, terkadang membawa azab,


dan terkadang membawa kegembiraan dan sebaliknya.

“Dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi”

Maksudnya bergerak antara langit dan bumi dan ditaklukkan kepada wilayah
dan daerah yang dikehendaki Allah sebagai perkara yang dikelolanya.

“sungguh, (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi orang-


orang yang mengerti”

9
Menunjukkan ke-esaan Allah SWT, sebagaimana firman allah,”sesungguhnya
dalam penciptaan langit, bumi, dan pergantian malam da siang merupakan
tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang yang mau bernalar.7

(Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) yakni keajaiban-keajaiban


yang terdapat pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan
datang dan pergi, bertambah serta berkurang, (serta perahu-perahu) atau kapal-
kapal (yang berlayar di lautan) tidak tenggelam atau terpaku di dasar laut
(dengan membawa apa yang berguna bagi manusia) berupa barang-barang
perdagangan dan angkutan.

(Dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air) hujan, (lalu dihidupkan-
Nya bumi dengannya) yakni dengan tumbuhnya tanam-tanaman (setelah
matinya) maksudnya setelah keringnya (dan disebarkan di bumi itu segala jenis
hewan) karena mereka berkembang biak dengan rumput-rumputan yang
terdapat di atasnya.

(Serta pengisaran angin) memindahkannya ke utara atau ke selatan dan


mengubahnya menjadi panas atau dingin (dan awan yang dikendalikan) atas
perintah Allah Taala, sehingga ia bertiup ke mana dikehendaki-Nya (antara
langit dan bumi) tanpa ada hubungan dan yang mempertalikan (sungguh
merupakan tanda-tanda) yang menunjukkan keesaan Allah Taala (bagi kaum
yang memikirkan) serta merenungkan.8

Manusia diminta untuk selalu melakukan observasi sebelum melakukan


pembangunan, agar tidak ada kekeliruan.

Sebab Allah telah menciptakan segala sesuatunya sudah berada dalam keadaan
seimbang dan sempurna. Allah juga tetap memberi kebebasan manusia untuk
mengolah alam. Allah menciptakan berupa langit dan bumi yang dapat menjadi
perantara bagi kita untuk melihat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah.

Allah menciptakan alam untuk manusia, kemudian Allah menerapkan hukum


Allah secara teliti, agar manusia dapat meneliti dan melihat tanda-tanda

Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad, KEMUDAHAN DARI ALLAH Ringkasan Tafsir IBNU KATSIR Jilid 1.(
Jakarta: GEMA INSANI,1999), 96.

8
Jalaluddin as-suyuthi, tafsir jalalain juz 1 (jakarta: pustaka al-kaustar),

10
kebesaran-NYA melalui ilmu pengetahuan. Dimana alam diciptakan untuk
kesejahteraan manusia dalam menjalani kehidupannya

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk jihad dijalan Allah swt,
khususnya memperdalam ilmu agama. Tujuan dari memnuntut ilmu
agama adalah untuk memberikan peringatan kepada sesama muslim
agar selalu berhati-hati dan tidak menyimpang dari ajaran agama .
Selain itu memperdalam ilmu agama guna mengajarkannya kepada
orang lain agar sampai kepada keturunan kita nanti.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mushaf Wakaf, Al-Qur’an Terjemah, Jakarta: Forum Pelayan Al-Qur’an, 2013.

Ahmad Mustafa al-Maraghi. Tafsir al-Maraghi jilid IV, Beirut Dar al-fikr

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, Semarang: PT. Karya
Toha Putra, 1993.

M. Quraish Shihad, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan , Kesan, dan Keserasian Al-


Qur'an Volume 5, Jakarta: Lentera Hati, 2001.

Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad, KEMUDAHAN DARI ALLAH Ringkasan Tafsir


IBNU KATSIR Jilid 1. Jakarta: GEMA INSANI,1999.

13

Anda mungkin juga menyukai