Tafsir Tarbawi
MAKALAH
Disusun Oleh:
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Surat At-Taubah ayat 122 merupakan surat yang turun di Madinah. Surat itu
turun ketika Rasullulah SAW memerintahkan pasukan untuk mengikuti
perang. banyak sekali orang yang mengajukan diri kepada Nabi SAW untuk
ikut berperang, kemudian turunlah ayat ini yang memerintahkan kepada mereka
untuk sebagian memperdalam ilmu agama. Mereka yang memperdalam ilmu
agama agar dapat memberikan peringatan kepada kaum mereka apabila mereka
kembali dalam peperangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana materi pendidikan yang terkandung dalam Q.S at-
Taubah ayat 122?
2. Bagaimana materi pendidikan dari Q.S Ali Imran ayat 189-191 ?
3. Bagaimana materi pendidikan QS. Al Baqarah ayat 164 ?
2
C. TUJUAN
1. Mengetahui materi pendidikan yang terkandung dalam Q.S at-
Taubah ayat 122.
2. Mengetahui materi pendidikan Q.S Ali Imran ayat 189-191.
3. Mengetahui materi pendidikan QS. Al Baqarah ayat 164.
3
BAB II
PEMBAHASAN
َ فَلَ ْو ََل نَفَ َر َم ْن ُك ِل فِ ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم،ًَو َما َكانَ ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ ِل َي ْن ِف ُر ْوا َكافَّة
طائِفَةٌ ِليَتَفَقَّ ُه ْوا ِف ْي
122( َالديْنَ َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا َق ْو َم ُه ْم اِذَا َر َجعُ ْوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َع ِل ُه ْم َي ْحذَ ُر ْون
ِ )
Artinya: " tidak sepatutunya bagi mukminin itu pergi sepatutnya ( ke medan pe
rang). Menagpa tidak pergi dari tiap-
tiap golongan diantara mereka bebera orang utnuk memeperdalam pengetahu
an mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya kep
ada mereka telah kambali kapadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diriny
a. ( at-Taubah; 122).1
Dalam ayat ini, terdapat dua lafadz fi’il amr yang disertai lam amr, yakni (supaya
mereka memperdalam ilmu agama) dan lafadz (supaya mereka memberi peringatan),
yang berarti kewajiban untuk belajar dan mengajar.
Menyiapkan diri untuk memusatkan perhatian dalam mendalami ilmu agama dan
maksud tersebut adalah termasuk kedalam perbuatan yang tergolong mendapatkan
kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan tidak kalah derajatnya dari orang-orang
yang berjihat dengan harta dan dirinya dalam rangka meninggikan kalimat Allah,
bahkan upaya tersebut kedudukanya lebih tnggi dari mereka yang keadaanya tidak
sedang berhadapan dengan musuh.2
1
Mushaf Wakaf, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Forum Pelayan Al-Qur’an, 2013), 206.
2
Ahmad Mustafa al-Maraghi. Tafsir al-Maraghi jilid IV, (Beirut Dar al-fikr), 48
4
Maka Inti dari ayat diatas adalah tidak sepatutnya seluruh kaum muslimin pergi
berperang (jihad), namun harus ada juga yang harus belajar dan mengajar. Sebab
proses tarbiyah sangat penting bagi kukuhnya Islam.
Dari berbagai uraian di atas dapat dipahami, bahwa mencari jihad itu tidak
hanya berperang melawan musuh, tetapi mencari ilmu itu juga termasuk jihad.
karena seandainya tidak ada orang yang mencari ilmu maka generasi muda
Islam tidak akan tahu apa-apasoal ilmu. Dan perlu diketahui bahwa jihad yang
paling besar adalah melawan hawa nafsu tidak melawan orang kafir.
sebagaimana hadits Nabi SAW, yang berbunyi:
“Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat
bertanya, “Apa jihad besar itu?, Nabi SAW menjawab, “Jihaad al-qalbi (jihad
hati).’ Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-nafs”. (lihat Kanz al-
‘Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/265).
2. Hasil dari pembelajaran itu tidak siap hanya untuk dirinya sendiri diharapkan
mampu utnuk menyampaikan tehadap orang lain.
Artinya: barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan
memahamkannya dalam urusan Agama. (HR. Bukhori dan muslim)
Menuntut ilmu merupakan kewajiban laki-laki dan perempuan, tua dan muda,
orang dewasa dan anak-anak menurut cara-cara sesuai dengan keadaannya,
bakat dan kemampuan. Bahwa menuntut dan mencari ilmu merupakan
kewajiban setiap muslim dan muslimah.
5
Dasarnya terdapat didalam al-qur'an dan al-hadits. Memperdalam ilmu secara
umum, hukumnya fardlu kifayah sedangkan memperdalam ilmu agama
hukumnya fardlu ain. Kewajiban menuntut ilmu fardlu ain adalah ilmu yang
wajib dituntut, dicari dan diamalkan oleh setiap pemeluk agama islam.
Istilah fardlu kifayah merujuk pada hal-hal yang merupakan perintah ilahi yang
mengikat komunitas muslim.
ش ْيءٍ قَدِير
َ َّللاُ عَلى ك ُِل ِ ت َو ْاْلَ ْر
ض َو ه َو ِ هّلِلِ ُم ْلكُ ال ه
ِ سماوا
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu”. (189)3
ت
ِ س َم َاوا ِ ع َلى ُجنُو ِب ِه ْم َو َيت َ َف َّك ُرونَ ِفي خ َْل
َّ ق ال َّ َالَّذِينَ َي ْذ ُك ُرون
َ َّللاَ ِق َيا ًما َوقُعُودًا َو
ُ اط ًَل
َ َس ْب َحان ََك فَ ِقنَا َعذ
ِ َّاب الن
ار ِ َت َهذَا ب َ ض َربَّنَا َما َخلَ ْقِ َو ْاْل َ ْر
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan
3
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
Cet 2, hlm. 287
4
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
Cet 2, hlm. 288
6
ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.” (191)5
Pada QS. Ali-Imran ayat 189-191 di dalamnya memiliki kandungan hukum yaitu
Allah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu dan memerintahkan untuk
mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni
memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran Al-Khaliq,
pengetahuan) serta pergantian siang dan malam. Yang demkian ini menjadi tanda-
tanda bagi orang yang berpikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya.
Kemudian dari hasil berpikir tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan
menganalisa semua yang ada di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu
pengetahuan.
Aspek Tarbawi
5
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),
Cet 2, hlm. 289
6
M. Quraish Shihad, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan , Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an Volume 5,
Jkarta: Lentera Hati, 2001) ,146.
7
Dengan bekal akal, manusia bisa membaca, mengetahui, memikirkan, meneliti,
menelaah fenomena-fenomena yang ada kemudian menghasilkan suatu
pengetahuan atau ilmu.
Orang yang berakal untuk mensyukuri dan meyakini segala ciptaan Allah amat
bermanfaat dan tidak ada yang sia-sia.
ار َو ْالفُ ْل ِك الَّتِي تَجْ ِري فِي ْالبَحْ ِر بِ َما ِ ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه ْ ض َو
ِ اختِ ََل ِ ت َو ْاْل َ ْر ِ س َم َاواَّ ق ال ِ إِ َّن فِي خ َْل
ث ِفي َها ِم ْن ُك ِل َ اء ِم ْن َماءٍ فَأَحْ َيا بِ ِه ْاْل َ ْر
َّ ض َب ْعدَ َم ْو ِت َها َو َب ِ س َم
َّ َّللاُ مِنَ الَّ اس َو َما أ َ ْنزَ َلَ ََّي ْنفَ ُع الن
َت ِلقَ ْو ٍم يَ ْع ِقلُون
ٍ ض ََليَا ِ اء َو ْاْل َ ْر َّ س َّخ ِر بَيْنَ ال
ِ س َم َ ب ْال ُمِ س َحاَّ الريَاحِ َوال ِ يف ْ َ دَابَّ ٍة َوت
ِ ص ِر
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi
manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu
dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; (semua itu) sungguh, (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” (Q.S. Al-Baqarah :164)
Maksundnya yang satu datang dan yang lain pergi, yang satu mengikuti dan
menggantikan yang lain, tanpa terlambat sedetik pun, sebagaimana firman
allah dalam surah yasin ayat 40.
8
“Kapal yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia”
”Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, kemudian dengan air itu
Allah menghidupkan bumi setelah ia mati.”
Hal ini seperti firman Allah SWT “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang
besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan kami
keluarkan darinya biji-bijian, maka darinyalah mereka makan... dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”(Q.S.Yasin : 33-36). Dia
mengurus semua kebutuhan makhluk-Nya dan menunjukkan butuhnya
makhluk kepada-Nya dari berbagai sisi. Bukankah semua itu menunjukkan
agar Dia saja yang disembah oleh mereka?.
Maksudnya bergerak antara langit dan bumi dan ditaklukkan kepada wilayah
dan daerah yang dikehendaki Allah sebagai perkara yang dikelolanya.
9
Menunjukkan ke-esaan Allah SWT, sebagaimana firman allah,”sesungguhnya
dalam penciptaan langit, bumi, dan pergantian malam da siang merupakan
tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang yang mau bernalar.7
(Dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air) hujan, (lalu dihidupkan-
Nya bumi dengannya) yakni dengan tumbuhnya tanam-tanaman (setelah
matinya) maksudnya setelah keringnya (dan disebarkan di bumi itu segala jenis
hewan) karena mereka berkembang biak dengan rumput-rumputan yang
terdapat di atasnya.
Sebab Allah telah menciptakan segala sesuatunya sudah berada dalam keadaan
seimbang dan sempurna. Allah juga tetap memberi kebebasan manusia untuk
mengolah alam. Allah menciptakan berupa langit dan bumi yang dapat menjadi
perantara bagi kita untuk melihat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah.
Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad, KEMUDAHAN DARI ALLAH Ringkasan Tafsir IBNU KATSIR Jilid 1.(
Jakarta: GEMA INSANI,1999), 96.
8
Jalaluddin as-suyuthi, tafsir jalalain juz 1 (jakarta: pustaka al-kaustar),
10
kebesaran-NYA melalui ilmu pengetahuan. Dimana alam diciptakan untuk
kesejahteraan manusia dalam menjalani kehidupannya
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menuntut ilmu merupakan salah satu bentuk jihad dijalan Allah swt,
khususnya memperdalam ilmu agama. Tujuan dari memnuntut ilmu
agama adalah untuk memberikan peringatan kepada sesama muslim
agar selalu berhati-hati dan tidak menyimpang dari ajaran agama .
Selain itu memperdalam ilmu agama guna mengajarkannya kepada
orang lain agar sampai kepada keturunan kita nanti.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustafa al-Maraghi. Tafsir al-Maraghi jilid IV, Beirut Dar al-fikr
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, Semarang: PT. Karya
Toha Putra, 1993.
13