PEMBAHASAN
Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada beberapa
abad sebelum Masehi, yakni ketika Nabi Musa membebaskan umatnya dari
perbudakan di Mesir Kuno yang kemudian diteruskan oleh orang-orang generasi
berikutnya, hingga akhirnya berhasil melahirkan apa yang disebut dengan Universal
Declaration of Human Rights 3 (Deklarasi Umum tentang Hak-hak Asasi Manusia
Sedunia) oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Gagasan tentang globalisasi
dalam bidang demokrasi juga telah ada beberapa abad sebelum Masehi yakni ketika di
Yunani Kuno para pemikir, seperti Aristoteles ataupun Polybius memperkenalkan
teorinya dan dilaksanakannya dalam pemerintahan di polispolis (negara kota) Yunani.
Dan setelah itu diperjuangkan terus menerus oleh umat manusia hingga sekarang
menjadi isu penting dunia (Astrid S, 1995).
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya.
Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam
jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial (Hadari, 1992).
Istilah globalisasi sering diberi arti yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, sehingga di sini perlu penegasan lebih dahulu. Globalisasi pada prinsipnya
mengacu pada perkembangan-perkembangan yang cepat di dalam teknologi
komunikasi, transportasi, dan informasi yang bisa membawa bagian-bagian dunia
yang jauh dapat dijangkau dengan mudah. Kini dunia ini seolah tanpa memiliki lagi
batas-batas wilayah yang jelas (Qodri, 2003).
Sumber :
Astrid S. Susanto.1995. Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hadari. N. & hadari. M.1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Qodri Azizy. 2003. Melawan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.