Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Proses Terjadinya Globalisasi

Globalisasi digambarkan sebagai “semua proses yang merujuk kepada


penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global”.
Merupakan sesuatu yang sangat ideal apabila penyatuan warga dunia menjadi sebuah
kelompok masyarakat global tercapai. Namun globalisasi pada kenyataannya
merupakan penyatuan yang bersifat semu, karena nilai-nilai sosial, ekonomi dan
budaya didominasi oleh nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi mayoritas warga dunia.
Persoalan lain yang cukup mendasar apakah globalisasi dimungkinkan, jika secara
psikologis mayoritas warga dunia terkucil dari pergaulan internasional dan
keterlibatan mereka hanya sebatas menjadi obyek dan bukan sebagai pemeran (Astrid
S, 1995).

Dengan didukung teknologi komunikasi yang begitu canggih, dampak


globalisasi tentu akan sangat komplek. Manusia begitu mudah berhubungan dengan
manusia manusia lain di manapun di dunia ini. Berbagai barang dan informasi dengan
berbagai tingkatan kualitas tersedia untuk dikonsumsi. Akibatnya akan mengubah
pola pikir, sikap dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat
mengakibatkan perubahan aspek kehidupan yang lain seperti hubungan kekeluargaan,
kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya
bangsa. Disinilah kembali muncul persoalan, bagaimana lembaga pendidikan mampu
membina wawasan budaya sehingga bangsa Indonesia dapat berkembang mengikuti
tuntutan budaya zaman, namun tetap mampu menjaga nilai-nilai dasar dan nilai-nilai
luhur sebagai kepribadian bangsa (Astrid S, 1995).

Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada beberapa
abad sebelum Masehi, yakni ketika Nabi Musa membebaskan umatnya dari
perbudakan di Mesir Kuno yang kemudian diteruskan oleh orang-orang generasi
berikutnya, hingga akhirnya berhasil melahirkan apa yang disebut dengan Universal
Declaration of Human Rights 3 (Deklarasi Umum tentang Hak-hak Asasi Manusia
Sedunia) oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Gagasan tentang globalisasi
dalam bidang demokrasi juga telah ada beberapa abad sebelum Masehi yakni ketika di
Yunani Kuno para pemikir, seperti Aristoteles ataupun Polybius memperkenalkan
teorinya dan dilaksanakannya dalam pemerintahan di polispolis (negara kota) Yunani.
Dan setelah itu diperjuangkan terus menerus oleh umat manusia hingga sekarang
menjadi isu penting dunia (Astrid S, 1995).

Globalisasi digambarkan sebagai “semua proses yang merujuk kepada


penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global”.
Merupakan sesuatu yang sangat ideal apabila penyatuan warga dunia menjadi sebuah
kelompok masyarakat global tersebut dapat tercapai. Namun globalisasi pada
kenyataannya merupakan penyatuan yang bersifat semu, karena nilai-nilai sosial,
ekonomi dan budaya didominasi oleh nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi mayoritas
warga dunia. Persoalan lain yang cukup mendasar apakah globalisasi dimungkinkan,
jika secara psikologis mayoritas warga dunia terkucil dari pergaulan internasional dan
keterlibatan mereka hanya sebatas menjadi obyek dan bukan sebagai subyek (Astrid
S, 1995).

Dengan didukung teknologi komunikasi yang begitu canggih, dampak


globalisasi tentu akan sangat komplek. Manusia begitu mudah berhubungan dengan
manusia manusia lain di manapun di dunia ini. Berbagai barang dan informasi dengan
berbagai tingkatan kualitas tersedia untuk dikonsumsi. Akibatnya akan mengubah
pola pikir, sikap dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat
mengakibatkan perubahan aspek kehidupan yang lain seperti hubungan kekeluargaan,
kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya
bangsa. Disinilah kembali muncul persoalan, bagaimana lembaga pendidikan mampu
membina wawasan budaya sehingga bangsa Indonesia dapat berkembang mengikuti
tuntutan budaya zaman, namun tetap mampu menjaga nilai-nilai dasar dan nilai-nilai
luhur sebagai kepribadian bangsa (Astrid S, 1995).

B. Dampak positif dan negatif globalisasi bagi Indonesia


Dampak Globalisasi di Indonesia ada yang berdampak positif dan ada yang
berdampak negatif dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dampak tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia
adalah :
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi


Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih
maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik


Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat (Hadari, 1992).

1.1. Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah:


a. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan :
 Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan
terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
 Regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
 Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang
lebih profesional, transparan, dan akuntabel (Hadari, 1992).

b. Globalisasi bidang sosial budaya :


 Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara
hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari
bangsa lain yang telah maju.
 Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin,
mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya
(Hadari, 1992).
c. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :
 Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi
peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan
luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan
tambang.
 Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan
nasional.

d. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :


Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi
produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan
keuntungan geografis (Hadari, 1992).

2. Dampak negatif pengaruh globalisasi dalam kehidupan Bangsa Indonesia adalah


sebagai berikut :
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya.
Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan


Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.
Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam
jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial (Hadari, 1992).

2.1 Dampak negatif globalisasi menurut bidangnya adalah:


a. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan :
 Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban
negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung
jawab pihak tentara dan polisi.
 Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir
masyarakat secara global. Sifat – sifat masyarakatnya adalah
pragmatisme, hedonisme, primitif,dan konsumerisme.
 Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu (Hadari, 1992).

b. Globalisasi bidang sosial budaya :


 Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui
internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh
masyarakat.
 Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang
melahirkan gaya hidup berikut ini. Individualisme (mengutamakan
kepentingan diri sendiri) (Hadari, 1992).

C. Kaitan antara modernisasi, westerinisasi, maupun liberalisasi dengan globalisasi


Menurut Daniel Lerner dan Grabriel Almond bahwa modernisasi identik
dengan westernisasi, sekularisasi, demokratisasi dan pada akhirnya liberalisasi.
Selanjutnya modernisasi berdampak pada terjadinya industrialisasi. Industrialisasi
menghasilkan kemajuan ilmu dan teknologi yang akhirnya memproduksi alat-alat
canggih yang mampu mewujudkan era komunikasi dan era informasi, atau yang lebih
dikenal dengan era internet, yang mampu bekerja tanpa mengenal batas-batas waktu
dan wilayah. Dan era semacam inilah yang disebut era globalisasi (Qodri, 2003).

Istilah globalisasi sering diberi arti yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, sehingga di sini perlu penegasan lebih dahulu. Globalisasi pada prinsipnya
mengacu pada perkembangan-perkembangan yang cepat di dalam teknologi
komunikasi, transportasi, dan informasi yang bisa membawa bagian-bagian dunia
yang jauh dapat dijangkau dengan mudah. Kini dunia ini seolah tanpa memiliki lagi
batas-batas wilayah yang jelas (Qodri, 2003).

Era globalisasi merupakan era teknologi informasi dan telekomunikasi, yang


tidak ada lagi batas ruang dan waktu antara satu bangsa dengan bangsa lain, atau satu
negara dengan negara lainnya. Demikian pula majunya teknologi transportasi
menyebabkan mobilitas manusia yang tinggi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Manusia apakah secara individu atau secara berkelompok sebagai bangsa dalam era
globalisasi ini akan sangat mudah untuk saling mengenal dan bertemu dalam waktu
yang relatif singkat. Akibat lebih lanjut era globalisasi bercirikan ekonomi pasar
bebas, dan ditandai juga dengan keterbukaan informasi (Qodri, 2003).

Globalisasi dimunculkan oleh negara-negara maju, karena mereka merasa


telah lebih maju dalam menguasai teknologi, telah merasa memperoleh kemajuan
yang sangat pesat terutama dibidang informasi, komuniksi dan transportasi. Dampak
teknologi informasi dan komunikasi antara lain setiap peristiwa penting yang terjadi
dimanapun akan segera tersebar secara mengglobal keseluruh penjuru dunia dengan
sangat cepat. Dampak informasi yang mengglobal tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap berbagai macam aspek kehidupan. Informasi dari budaya atau kultur dari
negara-negara maju akan cepat dapat dibaca oleh masyaakat luas dengan tanpa batas.
Hal ini telah dapat kita rasakan bersama (Qodri, 2003).

Globalisasi di bidang ekonomi, akan menyebabkan terjadinya mobilitas yang


sangat tinggi, barang, jasa dan juga investasi. Barang-barang dari negara maju,
termasuk tenaga kerja yang berkualitas akan masuk ke negara-negara lain. Faktor
kunci yang sangat menentukan dalam persaingan ini adalah teknologi dan informasi.
Siapa yang menguasai teknologi dan informasi merekalah yang akan memenangkan
persaingan. Perdagangan kan sangat ditentukan oleh kemampuan nyata dalam
menghasilkan dan mendistribusikan serta memasarkan, berbagai produk yang dapat
diterima oleh konsumen. Persaingan bebas akan terjadi, pasar akan semakin
membesar dan mengglobal. Produsen akan berusaha agar produknya kompetitif,
karena konsumen mencari harga yang relatif murah dengan kualitas yang tinggi.
Akibatnya sisem produksi dan distribusi menjadi berskala global juga. Untuk era ini
jelas memerlukan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional serta memiliki
dedikasi, perilaku, dan moral yang baik. Disinilah peran penting lembaga pendidikan
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan (Qodri, 2003).

Sumber :
Astrid S. Susanto.1995. Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hadari. N. & hadari. M.1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Qodri Azizy. 2003. Melawan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai