Seorang ilmuan politik terkenal yang secara mendalam mengkaji demokrasi Robert A.
Dahl, mengemukakan bahwa dalam budaya demokrasi terdapat tiga prinsip utama.
1. Kompetisi
Budaya demokrasi memberikan peluang yang sama untuk bersaing bagi setiap
individu, kelompok dan organisasi (khususnya partai politik) untuk menduduki posisi
kekuasaan dalam pemerintah. Kompetisi tentunya berlangsung dalam jangka waktu
yang teratur yang tertib dan damai. Dengan kata lain kompetisi itu berlangsung
melalui pemilihan umum (untuk Indonesia 5 tahun sekali, di Amerika Serikat 4 tahun
sekali) dan dilakukan tanpa adanya tindakan kekerasan.
2. Partisipasi
Budaya demokrasi memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang
untuk terlibat dalam pemilihan pemimpin melalui pemilihan yang bebas secara teratur
dan terlibat dalam pembuatan dan pelaksanakan kebijakan publik
3. Kebebasan
Budaya demokrasi memberikan jaminan kebebasan berpendapat, kebebasan
pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi yang dijamin dapat
menjadi saluran partisipasi dan berkompetisi. Demokrasi yang digambarkan oleh
Robert A. Dahl tersebut, tampak terbatas sebagai sistem politik. Bapak pendiri negara
kita atau proklamator Bung Karno dan Bung Hatta tidak membatasi makna demokrasi
terbatas sebagai sistem politik, tetapi juga sebagai sistem ekonomi dan sistem sosial.
Bung Karno memberikan istilah demokrasi yang demikian sebagai “socio
democratie”, sedangkan Bung Hatta menamakannya sebagai “demokrasi sosial”.
Di samping itu, perlu diingat bahwa negara Indonesia tercinta memiliki dasar
negara yaitu Pancasila. Pancasila yang telah dikembangkan dalam aturan dasar
kehidupan bernegara yaitu UUD 1945. Oleh karena itu pelaksanaan demokrasi di
Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Yang termasuk pelaksanaan
demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, misalnya dasar: Ketuhanan
Yang Maha Esa/relegius, kemanusiaan/ hak asasi manusia, persatuan/ pluralisme,
perwakilan/ langsung, keadilan dan kesejahteraan, dan negara hukum. Ini berarti
dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan prinsip-
prinsip tersebut di atas. Contohnya, ketika melakukan kompetisi, partisipasi dan
aktivitas yang mengekspresikan kebebasan tidak dibenarkan berakibat menimbulkan
perpecahan atau disintegrasi bangsa, karena hal ini bertentangan dengan dasar
persatuan. Atau dengan melanggar peraturan yang berlaku, karena bertentangan
dengan dasar negara hukum.