PEMBAHASAN
1
M. Hasbullah, Kebijakan Pendidikan: Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, Dan Kondisi Pendidikan
Di Indonesia, (Jakarta :Rajawali Pers, 2015), h. 80
dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.”
Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencari
solusi permasalahan termasuk dalam lembaga pendidikan hendaknya
dilakukan dengan jalan musyawarah. Kerena dengan musyawarah setiap
orang memiliki persamaan hak untuk mengeluarkan pendapat dan dengan
musyawarah banyak menghasilkan pandangan-pandangan baru sebagai
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan.
Kemudian untuk menghasilkan rumusan kebijakan pendidikan
yang baik ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu rumusan
kebijakan pendidikan tidak mendiktekan keputusan spesifik atau hanya
menciptakan lingkungan tertentu, rumusan kebijakan dapat dipergunakan
untuk menghadapi masalah atau situasi yang timbul secara berulang.
berarti bahwa waktu, biaya, dan tenaga yang banyak dihabiskan tidak
hanya sekedar dipergunakan memecahkan satu masalah.2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa formulasi kebijakan adalah salah-
satu cara untuk memecahkan suatu masalah yang dibentuk oleh para aktor
pembuat kebijakan dalam menyelesaikan masalah yang ada dan dari
seleksi sekian banyaknya alternative maka dipilih kebijakan yang paling
baik untuk memecahkan masalah yang ada.
2
Ibid, h. 81
3
BN. Marbun, Kamus Politik, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2004), h. 144
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.4
Disebutkan pula dalam pasal di atas bahwa pendidikan nasional
merupakan pendidikan yang berlandaskan pancasila dan UUD RI tahun
1945 yang berakarkan pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Dalam konteks ini,
politik pendidikan nasional dimaksudkan sebagai pendekatan atau metode
yang didasarkan pada kebudayaan bangsa Indonesia guna mempengaruhi
pihak-pihak tertentu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.5
Oleh karenanya, sebelum lebih jauh membicarakan pendidikan, maka
perlu diperjelas dulu apakah itu politik pendidikan. Menurut Ki Supriyoko,
ada empat definisi mengenai politik pendidikan: 6 Pertama, ia adalah
metode mempengaruhi pihak lain untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kedua, ia lebih bereontasi pada bagaimana tujuan pendidikan dapat
dicapai. Ketiga, ia berbicara mengenai bagaimana metode untuk mencapai
tujuan pendidikan, misalnya tentang anggaran pendidikan, kebijakan
pemerintah, partisipasi masyarakat, dll. Keempat, ia berbicara sejauh mana
pencapaian pendidikan sebagai pembentukan manusia Indonesia yang
berkualitas, penyanggah ekonomi nasional, pembentukan bangsa yang
berkarakter, dll.
Dengan demikian, politik pendidikan dimaknai sebagai sebuah
endapan politik negara, penjabaran dari tradisi bangsa dan nilai-nilai serta
system konsepsi rakyat mengenai bentuk negara dalam system pendidikan.
Politik pendidikan bertujuan untuk memperjelas arah kemajuan
pendidikan demi pembangunan bangsa yang lebih baik kedepannya. 7 Ia
menjadi panduan utama dalam perjalanan pendidikan kebangsaan. Dengan
4
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I ,
Bagian I
5
Ali Mahmudi Amnur, Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Fahima,
2007), h. 4
6
Ibid, h. 5
7
Kartini Kartono, Tinjauan Politik Mengenai System Pendidikan Nasional, (Bandung: Mandor
Maju, 1997), h. 28
adanya politik pendidikan yang jelas, maka konsep pendidikan yang akan
dibentuk dan dicapai pun akan berada dalam bangunan konsep yang tepat,
kuat dan kokoh. Sehingga mampu melahirkan tatanan pendidikan yang
mencerahkan. Pendidikan pun mampu melahirkan produk-produk
pendidikan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara
intelektual maupun sosial.
Bagi pemerintah selaku pemegang kebijakan pendidikan, maka
dengan adanya konsep politik pendidikan yang terarah, maka aka nada
kebijakan-kebijakan pendidikan yang menorehkan dan memberadakan.
Namun apabila saat ini, masih banyak kebijakan pendidikan yang tidak
mencerahkan dan justru menjadikan pendidikan sebagai proyek
komersialisasi tertentu, ini disebabkan oleh politik pendidikan yang
dijalankan oleh pemerintah lebih cenderung memihak kepada golongan
tertentu.