MAKALAH
Dosen Pengampu
APRIL 2020
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................10
B. Saran ..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba
rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan
untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan
atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan
dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode
berikutnya.
Analisi rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indicator keuangan,
yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau
prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola
perubahan tersebut. Kemudian menunjukan resikodan peluang yang melekat
pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan
tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa
analisis tersebut dilakukan.
Pesatnya perkembangan yang terjadi telah mendorong dilakukannya
studi-studi yang menghubungkan rasio keuangan, dengan harapan akan dapat
ditemukan berbagai kegunaan objektif rasio keuangan. Beberapa yang telah
dilakukan diantaranya adalah yang menguji kegunaan rasio keuangan untuk
memprediksi kebangkrutan perusahaan, memprediksi keuntungan saham, dan
memprediksi perubahan laba.
Dari latar belakang masalah tersebut, kami mengulas lebih jauh
mengenai analisi resiko rasio keuangan guna menambah pengetahuan
tentangan resiko rasio keuangan di perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Analisis Resiko?
2. Bagaimana Analisis Sumber Resiko?
3. Bagaimana Penerapan Resiko Likuditas Jangka Pendek?
4. Bagaimana Penerapan Resiko Likuditas Jangka Panjang?
C. Tujuan
Mengetahui Pengertian Analisis Resiko
Mengetahui Analisis Sumber Resiko
Mengetahui Penerapan Resiko Likuditas Jangka Pendek
Mengetahui Penerapan Resiko Likuditas Jangka Panjang
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lokobal Arif, Manajemen resiko pada perusahaan jasa pelaksanaan konstruksi di
propinsi Papua, Jurnal Ilmiah Media Engineering. Vol.4 No.2, September 2014
2
Ibid,
3
3. Perencanaan (palnning)
Contoh: syarat-syarat perizinan, kebijakan dan, praktik, tata guna lahan.
4. Pemasaran (market)
Contoh: permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan
5. Ekonomi (ekonomic)
Contoh: kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bungan, nilai tukar.
6. Keuangan (financial)
Contoh: kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share.
7. Manusia (human)
Contoh: kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan
berkomunikasi, budaya.
8. Proyek (project)
Contoh: definisi, strategi, pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar
kepemimpinan.
9. Teknis (technic)
Contoh: kelengkapan desain, efisiensi operasional, kendala.
4
penjualan yang tertentu: perputaran piutang, perputaran persediaan, dan
perputaran hutang dagang.4
1. Rasio lancar
Rasio lancar adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam
membayar seluruh kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh
asset lancarnya. Menurut Irham Fahmi, rasio lancar adalah ukuran umum
yang digunakan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan
ketika jatuh tempo.5
Berkaitan hal tersebut diatas, Irham Fahmi memberikan contoh yaitu
rasio lancar sebesar 8,00 dapat mengindikasikan adanya penimbunan kas,
banyaknya piutang yang tidak tertagih, penumpukan persediaan, tidak
efisiennya pemanfaatan “pembiayaan” gratis dari pemerintah dan
rendahnya pinjaman jangka pendek. Bagi pihak manajer, rasio lancar yang
tinggi dianggap baik bergutu juga dengan kreditur karna dianggap semakin
aman dalam membayar atau melunasi kewajiban jangka pendeknya, akan
tetapi bagi para pemegang saham dianggap kurang baik karena,
sebagiaman dilihat dari uraian diatas, bahwa tingginya rasio lancar , ada
indikasi perusahaan terutama manajer perusahaan kurang mampu
mengelola asset lancar secara baik dan efektif dalam menghasilkan laba
perusahaan.
2. Rasio Quick
Rasio cepat adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva jangka
pendek dikurangi persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diuangkan atau berubah
menjadi cash asset. Rasio cepat ini standarnya adalah 1:1 atau 100% dapat
dikatakan likuid. maka jika dibawah 100%, maka dapat dikatakan il-
likuid.6
4
Irham fahmi. Analisis Laporan Keuangan (Bandung : Alfabeta, 2014), hal. 116
5
Ibid, hal. 117
6
Bambang Riyanto, Dasar -dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta : BPFE, 2001),
hal. 27
5
3. Rasio aliran kas terhadap hutang lancar
Rasio kas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas. Rasio
ini dikatakan sehat jika tidak dibawah 50%. Selain itu jika terlalu tinggi
sebagaimana telah dijelaskan diatas yaitu ada indikasi, salah satunya
penimbunan kas artinya kas tidak digunakna secara baik dan efektif dalam
menghasilkan laba. Maka, untuk dapat memperkuat atau memperjelas
kewajaran dari tinggi atau rendahnya rasio cepat dapat digunakan salah
satunya rasio perputaran kas.7
7
Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal.
140
8
Ibid, hal. 140
6
Perputaran hutang = pembelian/ rata-rata hutang
Pembelian = harga pokok penjualan + persediaan akhir –
persediaan awal Setelah perputaran tersebut dihitung, langkah selanjutnya
adalah menghitung jangka waktu rata-rata untuk tiap aktiva atau hutang
tersebut.
Rata-rata umur piutang = 365 / perputaran piutang
Rata-rata umur persediaan = 365 / perputaran persediaan
Rata-rata umur hutang = 365 / perputaran hutang
Rumus Siklus kas :
rata-rata umur piutang + rata-rata umur persediaan – rata-rata umur
hutang.
Kuswadi, MBA, Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam, ( Jakarta: PT Elex
9
7
dibandingkan dengan modal perusahaan. Semakin baik rasio maka
semakin baik sebuah perusaaan. Rasio utang yang tinggi terhadap
pemegang saham atau harta menunjukan keadaan yang serius untuk segera
dibenahi.
3. Rasio utang terhadap ekuitas
Rasio ini menunjukan struktur permodalan perusahaan dengan
membandingkan apa yang tertuang dengan perusahaan oleh apa yang
dimiliki perusahaan tersebut, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
untuk menutup kewajibannya terhadap kreditor dan pemilik apabila terjadi
likuidasi. Semakin tinggi rasio ini maka banyak utang yang dimanfaatkan
perusahaan, dan semakin rendah tingkat keamanan apabila bisnis ini
gagal10.
4. Rasio kewajiban terhadap aktiva
Rasio ini menunjukan seberapa besar utang yang digunakan untuk
membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin
besar pula resiko yang dihadapi perusahaan. Demikian juga sebaliknya,
semakin kecil rasio perusahaan maka semakin kecil pula resiko yang
dihadapi perusahaan.
5. Rasio cakupan bunga
Menunjukan bahwa pendapatan hanya cukup untuk memenui batasan
bunga, generalisasi terhadap cakupan bunga yang tepat tidaklah hanya
sekali kecuali dibuat referensi mengenai jenis bisnis yang dilakukan
perusahaan. Dalam bisnis yang sangat stabil, rasio bunga yang relative
rendah mungkin tepat untuk perusahaan11.
6. Rasio aliran kas oprasional
Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari kegiatan operasi untuk menutupi atau
memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan aliran kas untuk menutup kewajibannya. Aliran
10
Tomas W. Zimmerer, Kewirausahaan danManajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), hal. 128
11
James C. Van Horne, Fundamental Of Financial Management, (Jakarta: Salemba Empat,
2007), hal. 207
8
kas dari operasi bisa dilihat dari laporan aliran kas, yaitu dalam komponen
operasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
1. Analisis resiko adalah sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan
kerentanan, kemudian menganalisisnya untuk memastikan hasil
pembongkaran, dan menyoroti bagaimana dampak-dampak yang
ditimbulkan dapat dihilangkan atau dikurangi. Adapun sumber-sumber
9
resiko perusahaan terdiri dari internal, eksternal, keuangan dan
operasional.
2. Resiko likuiditas adalah resiko ketidakmampuan perusahaan untuk
melikudasi secara tepat waktu dengan harga yang wajar. Resiko likuiditas
terjadi apabila perusahaan tidak melikudasi asset mereka pada harga yang
wajar. Aset ditawarkan dengan harga jual murah, sementara kebutuhan
melikuidasi asset perusahaan mendesak sehingga mengakibatkan kerugian
dan penurunan yang signifikan dalam pendapatan.
3. Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio
aktivitas modal kerja menghitung seberapa cepat modal kerja berputar,
atau menghitung seberapa lama dana tertanam di modal kerja. Beberapa
rasio: Rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rata-rata umur
hutang.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca agar sekiranya mau member kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah kami. Kami
sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan.
Oleh karena itu dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengoreksi diri dan menjadikan makalah kedepannya lebih baik dan
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
10
Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
11