Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS RESIKO RASIO KEUANGAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Mata Kuliah “Manajemen Keuangan Pendidikan


Islam”

Dosen Pengampu

Arista Dwi Saputri, M.Pd.I

Kelas MPI VI-B

Disusun oleh kelompok 8

1. Izzahtun Nafsil Karimah (12207173043)


2. Indra Basuki (12207173074)
3. Septiana Putri (12207173078)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Manajemen Keuangan Pendidikan Islam yang
berjudul “Analisia Resiko Rasio Keuangan” dengan kemampuan yang kami
miliki. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah bagi semesta alam.
Pada kesempatan kali ini, tidak lupa kami mengucapkan banyak
berterimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag.,selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tulungagung.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Ma’unah, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
3. Bapak Dr. H. Masduki, M. Ag selaku kepala jurusan Manajemen Pendiikan
Islam.
4. Ibu Arista Dwi Saputri, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Manajemen
Keuangan Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas dan bimbingan
dalam penyusunan makalah ini.
5. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati penyusun mengharap kepada semua pihak atas segala saran dan
kritiknya demi kesempurnaan tugas makalah selanjutnya.
Akhirnya, dengan terselesaikannya makalah ini semoga dapat bermanfaat
dan berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tulungagung, 24 April 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Bagaimana Analisis Sumber Resiko..............................................................3


B. Bagaimana Penerapan Resiko Likuditas Jangka Pendek...............................4
C. Bagaimana Penerapan Resiko Likuditas Jangka Panjang..............................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................10
B. Saran ..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba
rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan
untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan
atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan
dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode
berikutnya.
Analisi rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indicator keuangan,
yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau
prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola
perubahan tersebut. Kemudian menunjukan resikodan peluang yang melekat
pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan
tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa
analisis tersebut dilakukan.
Pesatnya perkembangan yang terjadi telah mendorong dilakukannya
studi-studi yang menghubungkan rasio keuangan, dengan harapan akan dapat
ditemukan berbagai kegunaan objektif rasio keuangan. Beberapa yang telah
dilakukan diantaranya adalah yang menguji kegunaan rasio keuangan untuk
memprediksi kebangkrutan perusahaan, memprediksi keuntungan saham, dan
memprediksi perubahan laba.
Dari latar belakang masalah tersebut, kami mengulas lebih jauh
mengenai analisi resiko rasio keuangan guna menambah pengetahuan
tentangan resiko rasio keuangan di perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Analisis Resiko?
2. Bagaimana Analisis Sumber Resiko?
3. Bagaimana Penerapan Resiko Likuditas Jangka Pendek?
4. Bagaimana Penerapan Resiko Likuditas Jangka Panjang?

C. Tujuan
Mengetahui Pengertian Analisis Resiko
Mengetahui Analisis Sumber Resiko
Mengetahui Penerapan Resiko Likuditas Jangka Pendek
Mengetahui Penerapan Resiko Likuditas Jangka Panjang

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Sumber Resiko


Secara sederhana, analisis resiko atau risk analysis dapat diartikan
sebagai sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan,
kemudian menganalisisnya untuk memastikan hasil pembongkaran, dan
menyoroti bagaimana dampak-dampak yang ditimbulkan dapat dihilangkan
atau dikurangi.1 Analisis resiko juga dipahami sebagai sebuah proses untuk
menentukan pengamanan macam apa yang cocok atau layak untuk sebuah
sistem atau lingkungan (ISO 1779, “An Introduction to Risk Analysis”,
2012).
Adapun contoh sumber-sumber resiko yang timbul diperusahaan
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Internal : yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
2. Eksternal : yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan
luar perusahaan.
3. Keuangan : adalah resiko yang di sebabkan oleh factor-faktor ekonomi
dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang.
4. Operasional : adalah semua resiko yang tidak termasuk resiko keuangan.
Resiko operasional disebabkan oleh factor-faktor manusia, alam, dan
teknologi.
Menurut Godfrey (1996) terdapat sumber risiko yang harus diketahui dan
diidentifikasi sebagai langkah permulaan menangani risiko, yaitu:2
1. Politik (political)
Contoh: kebijaksanaan pemerintah, opini public, berubahnya ideology,
peraturan, kekacauan perang, terorisme, kerusuhan.
2. Lingkungan (Environment)
Contoh: pencemaran, kebisingan, perizinan,opini, public, kebijakan.

1
Lokobal Arif, Manajemen resiko pada perusahaan jasa pelaksanaan konstruksi di
propinsi Papua, Jurnal Ilmiah Media Engineering. Vol.4 No.2, September 2014
2
Ibid,

3
3. Perencanaan (palnning)
Contoh: syarat-syarat perizinan, kebijakan dan, praktik, tata guna lahan.
4. Pemasaran (market)
Contoh: permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan
5. Ekonomi (ekonomic)
Contoh: kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bungan, nilai tukar.
6. Keuangan (financial)
Contoh: kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share.
7. Manusia (human)
Contoh: kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan
berkomunikasi, budaya.
8. Proyek (project)
Contoh: definisi, strategi, pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar
kepemimpinan.
9. Teknis (technic)
Contoh: kelengkapan desain, efisiensi operasional, kendala.

B. Resiko Likuiditas Jangka Pendek


Resiko likuiditas adalah resiko ketidakmampuan perusahaan untuk
melikudasi secara tepat waktu dengan harga yang wajar. Resiko likuiditas
terjadi apabila perusahaan tidak melikudasi asset mereka pada harga yang
wajar. Aset ditawarkan dengan harga jual murah, sementara kebutuhan
melikuidasi asset perusahaan mendesak sehingga mengakibatkan kerugian dan
penurunan yang signifikan dalam pendapatan.3
Adapun resiko likuiditas jangka pendek membutuhkan suatu pemahaman
tentang siklus operasi perusahaan. Ada enam rasio yang bisa dipakai untuk
memperkirakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka
pendeknya. Sementara itu, tiga rasio berkaitan dengan besarnya sumber daya
yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, yaitu: rasio lancar,
rasio quick dan rasio aliran kas operasional terhadap hutang lancar. Tiga rasio
lainnya berkaitan dengan besarnya modal kerja yang diperlukan untuk tingkat
3
A. Khairul Anam, Resiko Likuiditas dan Dampak Terhadap Kinerja Perbankan Di
Indonesia, Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol.10 No.1, 2013, hal. 3

4
penjualan yang tertentu: perputaran piutang, perputaran persediaan, dan
perputaran hutang dagang.4
1. Rasio lancar
Rasio lancar adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam
membayar seluruh kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh
asset lancarnya. Menurut Irham Fahmi, rasio lancar adalah ukuran umum
yang digunakan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan
ketika jatuh tempo.5
Berkaitan hal tersebut diatas, Irham Fahmi memberikan contoh yaitu
rasio lancar sebesar 8,00 dapat mengindikasikan adanya penimbunan kas,
banyaknya piutang yang tidak tertagih, penumpukan persediaan, tidak
efisiennya pemanfaatan “pembiayaan” gratis dari pemerintah dan
rendahnya pinjaman jangka pendek. Bagi pihak manajer, rasio lancar yang
tinggi dianggap baik bergutu juga dengan kreditur karna dianggap semakin
aman dalam membayar atau melunasi kewajiban jangka pendeknya, akan
tetapi bagi para pemegang saham dianggap kurang baik karena,
sebagiaman dilihat dari uraian diatas, bahwa tingginya rasio lancar , ada
indikasi perusahaan terutama manajer perusahaan kurang mampu
mengelola asset lancar secara baik dan efektif dalam menghasilkan laba
perusahaan.

Rumus rasio lancar = aktivitas lancar : kewajiban lancar

2. Rasio Quick
Rasio cepat adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva jangka
pendek dikurangi persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diuangkan atau berubah
menjadi cash asset. Rasio cepat ini standarnya adalah 1:1 atau 100% dapat
dikatakan likuid. maka jika dibawah 100%, maka dapat dikatakan il-
likuid.6

4
Irham fahmi. Analisis Laporan Keuangan (Bandung : Alfabeta, 2014), hal. 116
5
Ibid, hal. 117
6
Bambang Riyanto, Dasar -dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta : BPFE, 2001),
hal. 27

5
3. Rasio aliran kas terhadap hutang lancar
Rasio kas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas. Rasio
ini dikatakan sehat jika tidak dibawah 50%. Selain itu jika terlalu tinggi
sebagaimana telah dijelaskan diatas yaitu ada indikasi, salah satunya
penimbunan kas artinya kas tidak digunakna secara baik dan efektif dalam
menghasilkan laba. Maka, untuk dapat memperkuat atau memperjelas
kewajaran dari tinggi atau rendahnya rasio cepat dapat digunakan salah
satunya rasio perputaran kas.7

Rumus Rasio Kas = Kas : Kewajiban Lancar


4 . Rasio aktivitas modal kerja
Menghitung seberapa cepat modal kerja berputar, atau menghitung
seberapa lama dana tertanam di modal kerja. Beberapa rasio: Rata-rata
umur piutang, rata-rata umur persediaan, rata-rata umur hutang. Siklus
suatu bisnis bisa digambarkan sebagai berikut ini yaitu kas keluar kas
masuk untuk membayar bahan mentah dari pembeli pertama kali
perusahaan kas untuk membayar bahan mentah dan membayar karyawan.
Pembelian bisa dilakukan dengan kas, tetapi juga bisa dilakukan dengan
kredit yang berarti perusahaan memperoleh subsidi dari supplier. Setelah
itu barang diproduksi dan kemudian disimpan dalam persedian. Apabila
penjualan terjadi dan penjualan tersebut dalam bentuk kredit, maka timbul
piutang. Setelah piutang tersebut dibayar, perusahaan menerima kas
kembali.8
Adapun hutang dipakai sebagai pengurang karena dengan
menggunakan hutang perusahaan tidak perlu membayar kas terlebih dulu
(menunda kas keluar), dan ini akan memperpendek siklus kas. Untuk
melihat rata-rata umur piutang, hutang, dan persediaan, kita harus
menghitung perputaran aktiva-aktiva tersebut. Berikut ini perhitungannya.
Perputaran piutang = penjualan/rata-rata piutang
Perputaran persediaan = harga pokok penjualan / rata-rata persediaan

7
Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal.
140
8
Ibid, hal. 140

6
Perputaran hutang = pembelian/ rata-rata hutang
Pembelian = harga pokok penjualan + persediaan akhir –
persediaan awal Setelah perputaran tersebut dihitung, langkah selanjutnya
adalah menghitung jangka waktu rata-rata untuk tiap aktiva atau hutang
tersebut.
Rata-rata umur piutang = 365 / perputaran piutang
Rata-rata umur persediaan = 365 / perputaran persediaan
Rata-rata umur hutang = 365 / perputaran hutang
Rumus Siklus kas :
rata-rata umur piutang + rata-rata umur persediaan – rata-rata umur
hutang.

C. Resiko Likuiditas Jangka Panjang


Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio
aktivitas modal kerja menghitung seberapa cepat modal kerja berputar, atau
menghitung seberapa lama dana tertanam di modal kerja. Beberapa rasio:
Rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rata-rata umur hutang.
Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai resiko solvabilitas
jangka panjang adalah:
1. Rasio utang jangka Panjang
Rasio ini merupakan gambaran tentang berapa banyak persen dana
perusahaan yang berasal dari utang jangka Panjang dibanding dengan
utang perusahaan yang angka rasio yang rendah mengidentifikasikan
adanya perlindungan yang lebih banyak kepada kreditor jangka Panjang.
Oleh karena itu semua pinjaman mengandung risiko. Semakin besar
presentasenya maka semakin besar pula resiko yang ditanggung
perusahaan9.
2. Rasio kewajiban jangka Panjang atas modal
Sama halnya dengan rasio utang jangka Panjang, rasio ini bertujuan untuk
mengetahui berapa banyak persen utang jangka Panjang operasi

Kuswadi, MBA, Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam, ( Jakarta: PT Elex
9

Media Koputindo Kelompok Gramedia, 2006), hal. 184

7
dibandingkan dengan modal perusahaan. Semakin baik rasio maka
semakin baik sebuah perusaaan. Rasio utang yang tinggi terhadap
pemegang saham atau harta menunjukan keadaan yang serius untuk segera
dibenahi.
3. Rasio utang terhadap ekuitas
Rasio ini menunjukan struktur permodalan perusahaan dengan
membandingkan apa yang tertuang dengan perusahaan oleh apa yang
dimiliki perusahaan tersebut, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
untuk menutup kewajibannya terhadap kreditor dan pemilik apabila terjadi
likuidasi. Semakin tinggi rasio ini maka banyak utang yang dimanfaatkan
perusahaan, dan semakin rendah tingkat keamanan apabila bisnis ini
gagal10.
4. Rasio kewajiban terhadap aktiva
Rasio ini menunjukan seberapa besar utang yang digunakan untuk
membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin
besar pula resiko yang dihadapi perusahaan. Demikian juga sebaliknya,
semakin kecil rasio perusahaan maka semakin kecil pula resiko yang
dihadapi perusahaan.
5. Rasio cakupan bunga
Menunjukan bahwa pendapatan hanya cukup untuk memenui batasan
bunga, generalisasi terhadap cakupan bunga yang tepat tidaklah hanya
sekali kecuali dibuat referensi mengenai jenis bisnis yang dilakukan
perusahaan. Dalam bisnis yang sangat stabil, rasio bunga yang relative
rendah mungkin tepat untuk perusahaan11.
6. Rasio aliran kas oprasional
Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari kegiatan operasi untuk menutupi atau
memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan aliran kas untuk menutup kewajibannya. Aliran

10
Tomas W. Zimmerer, Kewirausahaan danManajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), hal. 128
11
James C. Van Horne, Fundamental Of Financial Management, (Jakarta: Salemba Empat,
2007), hal. 207

8
kas dari operasi bisa dilihat dari laporan aliran kas, yaitu dalam komponen
operasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpuan
1. Analisis resiko adalah sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan
kerentanan, kemudian menganalisisnya untuk memastikan hasil
pembongkaran, dan menyoroti bagaimana dampak-dampak yang
ditimbulkan dapat dihilangkan atau dikurangi. Adapun sumber-sumber

9
resiko perusahaan terdiri dari internal, eksternal, keuangan dan
operasional.
2. Resiko likuiditas adalah resiko ketidakmampuan perusahaan untuk
melikudasi secara tepat waktu dengan harga yang wajar. Resiko likuiditas
terjadi apabila perusahaan tidak melikudasi asset mereka pada harga yang
wajar. Aset ditawarkan dengan harga jual murah, sementara kebutuhan
melikuidasi asset perusahaan mendesak sehingga mengakibatkan kerugian
dan penurunan yang signifikan dalam pendapatan.
3. Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio
aktivitas modal kerja menghitung seberapa cepat modal kerja berputar,
atau menghitung seberapa lama dana tertanam di modal kerja. Beberapa
rasio: Rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rata-rata umur
hutang.

B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca agar sekiranya mau member kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah kami. Kami
sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan.
Oleh karena itu dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengoreksi diri dan menjadikan makalah kedepannya lebih baik dan
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Arif. Lokobal. 2014. Manajemen resiko pada perusahaan jasa pelaksanaan


konstruksi di propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Media Engineering. Vol.4
No.2.

fahmi. Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta.

10
Kasmir. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

MBA. Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam.


Jakarta: PT. Elex Media Koputindo Kelompok Gramedia.

Riyanto. Bambang. 2001. Dasar -dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :


BPFE.

Van Horne. James. 2007 Fundamental Of Financial Management. Jakarta:


Salemba Empat.

W. Zimmerer. Tomas. 2009. Kewirausahaan danManajemen Usaha Kecil.


Jakarta: Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai