Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
ق لليد م
ِ.ِ أحمشهحدد احمن لح اللحهح اللل اد املحوالحدد املحملناَلن.ظلهحرهد حعلحى حساَئللر مالحمدحياَلن ق ماللمنحساَحن حوحعللحمهد مالبححياَحن حوأحمرحسحل حردسمولحهد لباَملهدحدىَ حولدميلن املحح قاحملححممدد لل الللذيِ حخلح ح
ِ فححياَلعحباَحد.ِ اماَ بعد.صححاَبلله حعحلى حمحمقر الددهدمولر حواملحلياَلم صقل حعحلى دمححلمدد حوحعحلى آللله حواح م ِ الللهدلم ح.ث الحلى حكاَفحلة مالححناَلم
حوأحمشهحدد احلن دمححلمددا حعمبددهد حوحردسمولدهد مالحممبدعمو د
حياَأحييحهاَ اليحذميحن آحمندموا اتيدقوا اح حح ي:ِ قاَل ا تعاَلى فى كتاَبه الكريم.طاَحعلة ال حوحردسموللله فلى دكقل حزحماَدن
ق ال التلدقوا اح لفى دكقل حمحكاَدن حوادمو ل
صميدكمم حونحمفلسمي بل ح
د م م
ت لمحن الهدحدىَ حوالفمرحقاَلن ل د م م د ل م ح ي
تدحقاَتلله حولح تحدمموتين إلل حوأنتمم دممسللدمموحن وقاَل حشمهدر حرحم ح
د د
ضاَحن اللذيِ أنلزحل فلميله القمرآدن هدددىَ لللناَ ل
س حوبحيقحناَ د
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan terus berusaha menjalankan
apa-apa yang menjadi perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya
dengan demikian, dampaknya akan kembali pada diri kita, yakni kita akan memperoleh ketenangan,
kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan dan keselamatan di hadapan Allah, baik di dunia maupun di
akhirat.
Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan selalu kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya yang setia memegang
sunnahnya, hingga akhir zaman kelak, termasuk kita yang hadir ini.
Alhamdulillah hingga pertengahan bulan suci Ramadhan ini kita masih diberi kesempatan dan kekuatan
untuk menunaikan ibadah puasa di siang hari dan shalat tarawih di malam harinya, semata-mata karena
“iimaanan wah tisaaban”. Yakni penuh keyakinan, semata karena Allah, dan penuh pengharap akan
ridha-Nya. Hingga kita pun melakukan aktivitas, amaliyah sehari-hari, dalam bingkai iman dan takwa.
Tidak ada sesuatu yang sia-sia juga tak ada waktu yang terbuang percuma. Semuanya diisi dengan amal
shalih, pekerjaan terbaik, prestasi kebajikan.
Dan itulah wujud atau aplikasi dari tanda kita memahami dan menghayati Al-Quran sebagai pedoman
hidup kita. Al-Quran yang bukan sekedar bacaan tekstual, tapi ia lebih dari itu, adalah pengamalan
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
Terlebih pada momentum bulan suci Ramadhan ini. Al-Quran hendaknya menjadi daya dorong kita,
sumber motivasi dan pengawal kita dalam melangkah mengarungi kehidupan yang fana ini.
Allah pun menyebut di dalam ayat kaitan antara bulan Ramadhan dengan Al-Quran :
Artinya: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan
yang bathil)……”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).
Karenanya, memaknai Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan penuh berkah ini adalah dengan
menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, sumber informasi dan motivasi, obat penguat jiwa,
penyebar kasih sayang serta bacaan kegemaran sehari-hari.
حوندنحقزدل لمحن ٱرلقدررحءالن حماَ هدحو لشحفاَءةء حوحررححم ءةة لقرلدمرؤلملنيحنۙ حوحل يحلزيدد ٱلظلــلللميحن إللل حخحساَءدرا
Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari Al-Quran ayat-ayat Suci yang menjadi obat
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) Al-Quran tidak
menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua”. (QS Al-
Isra [17]: 82).
Makna lainnya bahwa Ramadhan bulan tadarus Al-Quran bermakna mendidik kita dan keluarga kita, agar
selalu menyuarakan bacaan Al-Quran di rumah kita sepanjang harinya. Jangan jadikan rumah kita sepi
dari ayat-ayat suci-Nya.
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegur kita di dalam hadits:
Artinya: “Janganlah kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan”. (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan Ath-
Thabrani dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘Anhu).
Yakni sepi dari tadarus, dzikrullah, doa dan shalat, seperti tempat kumpulan orang-orang mati saja dalam
kuburan. Bahkan kuburan saja seringkali rame dikunjungi orang untuk berziarah, berdoa, dan tak sedikit
yang membaca Al-Quran di sana.
Makna lainnya dari Nuzulul Quran adalah menjadikan isinya benar-benar sebagai pedoman kehidupan,
yang mampu mengangkat manusia dari kegelapan, kebodohan, keterbelakangan dan kemunduran.
Artinya: “Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu”. (Q.S. Al-hadiid [57]: 9).
Imam Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat “supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya” artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan
jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju
kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.
Imam Al-Qurthubi memaknakan, sebagai mengeluarkan dari dzulumat yaitu syirik dan kekafiran kepada
iman kepada Allah.
Dalam hal kebodohan, misalnya terjadinya kerusakan alam, bencana, kebobrokan moral, kriminalitas,
pergaulan bebas, itu akibat jauh dari Al-Quran, akibat nilai-nilai petunjuk Al-Quran tidak diterapkan
dalam kehidupan nyata. ل
Karenanya, dengan selalu bersama Al-Quran, yang ditekankan pada bulan Ramadhan ini, dan itu menjadi
pesan Nuzulul Quran, maka marilah kita mentadarusi dan mentadaburinya, sehingga akan senantiasa
terhubung dengan Allah. Dan dengan demikian, dengan hal itu akan mampu memberikan spirit, inspirasi,
dan motivasi dalam kehidupan. Di sinilah Al-Quran dikatakan sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia
dan alam. Aamiin ya robbal ‘aalamiin. (P4/P2)
ِ أحقدمودل قحموللمي هححذا حوأحمستحمغفلدر اح املحعلظميحم للمي حولحدكمم حوللحساَئللر.ت حوالقذمكلر املححلكميلم
ِ حونحفححعنلمي حوإللياَدكمم بلحماَ فلميله لمحن مالْحياَ ل،ك اد للمي حولحدكمم لفي املقدمرآلن املحعلظميلم
حباَحر ح
ت حفاَمستحمغفلدرموهد إلنيهد هدحو املحغفدمودر اليرلحميلم َمال م
س مل
د لل ح د لح لم وا ن
ح م
ي مل م
س م م
ل ا .
Khutbah Kedua:
*Khutbah Pertama:
________________________
صلقحوحسلقممحعحلىَحعمبلدحكحوحردسموللحكدمححلمددحوحعحلىَاَلللهحوأح م
صححاَبللهحوحممنتحبلحعهدممبلإ لمححساَندإ لحلىَيحمولماَلقدميلن .الللهدلم ح
حياَأحديحهاَالللذميحناَحمدنوااتلدقوااللهحححقلتدحقاَتللهحولحتحدمموتدنلإ لللحوأحمنتدممدممسللدمموحن
حياَأحديحهاَاللناَدساَتلدقواحربلدكدماَلللذيحخلحقحدكمملممننحمفدسحوالححددةحوحخلحقحلممنحهاَحزموحجحهاَحوبحثَللممنهدحماَلرحجاَدلحكلثَيدراحونلحساَدءحواتلدقوااللحهاَلللذيتححساَحءدلونحبللهحومالحمرححاَحمإ للناَللهححكاَنححعلحميدكممحرلقيدباَ
صللمحلحدكممأ حمعحماَلحدكممحويحمغفلمرلحدكممدذدنوبحدكممحوحممنيدلطلعاَللهححوحردسولحهدفحقحمدحفاَحزفحمودزاحعلظيدماَ
حياَأحديحهاَالللذيحناَحمدنوااتلدقوااللهححودقودلواقحمودلحسلديددايد م
Marilah senantiasa kita bertakwa kepada Allah subhanahau wataala dan terus berusaha
meningkatkannya dengan cara menguatkan iman di hati kita dan kemudian berbuat, memperbaiki dan
memperbanyak amal-amal shalih dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Karena hanya dengan itulah, ketakwaan terbangun dan terawat didalam jiwa kita.
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صحولردكممحوأحممحواللدكممحولحلكمنيحمنظددرإلحلىَقدلدموبلدكممحوأحمعحماَللدكمم
إللناَلللهحلحيحمنظددرإلحلىَ د
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah
memperhatikan hati dan amal-amal kalian”.(HR. Muslim no. 415)
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahau wataala yang dengan kasih dan sayang-Nya telah
memberi kita nikmat yang banyak yang tidak terhitung. Dan diantara semua nikmat yang dianugerahkan
kepada kita, nikmat iman dan Islam adalah nikmat yang terbesar. Segala puji bagi-Nya yang telah
memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa beribadah, beramal shalih dan berbuat kebajikan.
Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi kita, kekasih kita, penyejuk hati kita,
Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarga beliau, sahabat, dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia. Para sahabat bertanya: “Siapakah mereka
ya Rasulullah?” Rasul menjawab: “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-
Nya.”(HR. Ahmad).
Siapakah ahlul Qur'an yang disebut sebagai keluarga Allah di antara manusia itu? Hakikatnya semua
orang yang menerima al-Qur’an kemudian mengimaninya, semestinya layak untuk disebut sebagai ahlul
Qur’an. Yakni mereka yang beriman dan senantiasa berinteraksi dengan al-Qur’an dengan selalu
membacanya (tilawah), menghafalnya (tahfidz), mempelajari dan menghayati maknanya (tadabbur) serta
yang terpenting lagi adalah mereka juga mengamalkannya.
Yang pertama;Mereka senantiasa membaca al-Qur’an, maka kehidupannya dipenuhi kebaikan dan
pahala dari Allah subhanahau wataala. Mereka ahlul Qur’an kehidupannya senantiasa dipenuhi taburan
kebaikan. Bisakah kita bayangkan konversi kebaikan dari ayat-ayat al-Qur’an yang senantiasa membasahi
bibirnya sebagai dzikir kepada Allah? Mari kita simak sabda Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi
wasallam:
:حقاَلححردسودلللللهصلىَاَللهعليهوسلم:حعمنحعمبداللللهمبنححممسدعوددرضىَاَللهعنهيحدقودل
ِحواملحححسنحةدبلحعمشلرأحممحثَاَللحهاَلحأحدقودللمحمرفةحولحلكمنأ حللفةححمرفةحولحةمححمرفةحولميةمححمر ة.حممنقححرأحححمردفاَلممنلكحتاَلباَللللهفحلحهدبللهحححسحنة.
ف
“Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan المsatu
huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
“Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu
taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya
bacaan tersebut maka baginya dua pahala.”(HR. Muslim).
Yang kedua;Mereka menghafal al-Qur’an, maka para Malaikat yang mulia lagi taat akan senantiasa
membersamainya. Ketika menjelaskan hadis di atas,Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim
menerangkan bahwa yang dimaksud dengan al-Mahir adalah orang yang mampu membaca al-Qur’an
dengan baik dan benar, faham isinya, dan mengamalkan isinya serta hafal ayat-ayatnya. Hal ini dikuatkan
dengan hadits senada yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dengan redaksi:
حوحمثَحدللللذييحمقحردأاملقدمرآنححوهدحوححاَفلظةلحهدحمحعاَللسحفرلةاللكحرالماَلبححرحرلة
“Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an dan dia hafal, maka ia akan bersama para Malaikat yang
mulia lagi taat.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Yang ketiga; Mereka yang mempelajari dan mentadabburi al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
لكحتاَبةأ حمنحزملحناَهدإ للحميحكدمحباَحرةكلليحلدبلدرواآححياَتللهحولليحتححذلكحردأودلواملحملحباَ ل
ب
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
(QS. Shaad: 29)
Inilah tujuan utama diturunkannya al-Quran, agar kita memperhatikan, mempelajari, merenungi dan
memahami kandungan ayat-ayatnya. Rabb semesta alam, Rabb yang menciptakan kita semua, yang
memberi rezeki, yang kita sembah, dan sangat kita cintai, telah memberikan petunjuk bagaimana agar
kita hidup sukses di dunia dan bahagia di akhirat, dalam sebuah kumpulan surat-surat yakni al-Qur'an
yang berbahasa Arab. Tidakkah kita mau sedikit belajar dan mencoba memahami isi surat dari Rabb
semesta alam ini? Padahal kita sangat menginginkan kebahagiaan dunia akhirat, tetapi kenapa
kebanyakan kita masih tidak mau mempelajari dan memahami petunjuk-petunjuk-Nya? Semoga Allah
jadikan kita termasuk orang-orang yang mau membaca, menghafal, mempelajari dan mentadabburi al-
Quran.
حمثَحدللللذينحدحقمدلواالتلموحراةحثدلملحمميحمحلمدلوحهاَحكحمثَحللمللححماَلريحمحلمدلحمسحفاَدرابلمئحسحمثَحدلملقحمولماَلللذينححكلذدبوابلحئاَحياَلتاَلللهحواللهدلحيحمهلدياَملقحموحماَل ل
ظاَلللميحن
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya
(tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah
buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim.”(QS. Al-Jumu’ah: 5)
Dalam surat Al-Fatihah, bahkan Allah menyebut orang-orang Yahudi ini sebagai golongan yang
“maghdub” atau "yang dimurkai" dan Allah melarang kita meniru mereka. Yang demikian itu karena
mereka membaca, mempelajari dan mengerti Taurat tapi mereka tidak mengamalkannya, bahkan
mereka melakukan penolakan dan perlawanan atas kebenaran kitab mereka sendiri. Na'udzubillahi min
dzalik, kita berlindung kepada Allah dari sikap yang sedemikian buruk itu..
ِ أحقدمولدحماَتحمسحمدعمونححوأحمستحمغفلدراللهحللميحولحدكمم.ِحونحفححعنلميحوإللياَدكممبلحماَفلميلهلمحناَملْحياَتلحوالقذمكلراملححلكميلم،حباَحرحكاَللهدللميحولحدكمملفياَملقدمرآلناَملحعلظميلم
________________________
**Khutbah Pertama:
ك لحهد تحمعلظميدماَ للحشأملنه ِ،وحأشهدد ألن نحبليلحناَ دمحلمددا حعبددهد املححممدد ل حعحلى إلمححساَنلله ِ،حوالدشمكدر لحهد حعحلى تحموفلميقلله حواممتلحناَلنه ِ،حوحأشهحدد حأن ل إللحهح لإل ل
اد حومححدهد ل حشلري ح
ضحوالنه ِ،أحلماَ بحمعدد
:حوحردسولدهد اللدالعي لإلى لر م
Marilah kita berdoa kepada Allah agar senantiasa diberikan hidayah dan taufik untuk bisa menjadi
keluarga Allah yakni ahlul Qur'an, yang selalu membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi dan
mengamalkan al-Qur'an.
صللميتححعحلىَإ لمبحرالهميحمحوحعحلىَاَ ل للمبحرالهميحمِ،إلنلحكححلمميةدحملجميةد
صلقحعحلىَدمححلمددحوحعحلىَاَللدمححلمددحكحماَ ح
اللهدلم ح
طاَقحةحلححناَبللهحوامعفدحعيناَحوامغفلمرلححناَحوامرححممحناَأحمنتححممولححناَحفاَمن د
صمرحناَحع حربيحناَلحتدحؤلخمذحناَإلمننحلسميحناَأحموأحمخطحأمحناَحربيحناَحولحتحمحلمملحعلحميحناَإل م
صدراحكحماَحححمملتحهدحعلحىَاَليلذمينحلممنقحمبللحناَحربيحناَحولحتدححيمملحناَحماَلح ح
.لحىَاَملقحمولماَملحكاَفللرميحن
حربيحناَآتلحناَلفياَليدمنحياَحححسنحةدحولفياَملحلخحرلةحححسنحةدحوقلحناَحعحذاحباَليناَلر ِ.حواملححممددللهحريباَملحعاَلحلمميحن
حواملححممدد لللل حر ق
ب الحعاَحلـلممين
...أحقلميدموا ال ل
صحلة