Anda di halaman 1dari 15

01-Aug-19

MANAJEMEN KEGAWATAN ARDS


(ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

Ns. Frana Andrianur, S. Kep., M. Kep

Prodi Sarjana Terapan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim
Tahun 2019

RIVIEW ANFIS SISTEM PERNAFASAN

Alveolus terletak di zona pernapasan paru-paru, di


ujung distal dari saluran alveolar. Kantung udara ini
berada di titik akhir saluran pernapasan.

Ada sekitar 700 juta alveoli di paru-paru, yang


meliputi total luas permukaan sekitar 70 m2, yang
merupakan luas permukaan yang relatif lebih besar
dibandingkan volume. Area permukaan yang besar
membuat pertukaran gas dengan aliran darah lebih
efisien.

Alveoli sangat elastis, sehingga alveoli dapat


meregang karena diisi dengan udara selama inhalasi
dan kembali selama pernafasan untuk mengeluarkan
udara (exhalation) yang kaya karbon dioksida.

1
01-Aug-19

RIVIEW ANFIS SISTEM PERNAFASAN


 Keseimbangan yang secara terus menerus antara
anabolisme dan katabolisme merupakan unsur yang
kompleks dengan membebaskan energi.
 Pada masa pertumbuan anabolisme akan bekerja lebih
banyak, sedangkan waktu kelaparan atau sakit katabolisme
lebih dominan

Penderita penyakit kritis atau


mengalami cidera cukup parah

Usia Penderita
Tingkat Keparahan ARDS

Sembuh total atau Kematian

2
01-Aug-19

ARDS (ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)


 Kondisi yang muncul ketika carian mengumpul di alveoli,
yaitu kantung kecil dan elastin paru- paru yang biasanya
dari cairan yang merembes dari dari pembuluh darah kecil
 Kumpulan cairan ini membuat paru- paru tidak cukup
terisi udara dan pasokan oksigen ke aliran darah menjadi
berkurang  organ ginjal dan otak tidak dapat bekerja
normal atau bahkan berhenti berfungsi karena tidak
mendapat cukup oksigen

ARDS (ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

ARDS merupakan perlukaan inflamasi paru yang


bersifat akut dan difus, yang mengakibatkan
peningkatan permeabilitas vaskular paru,
peningkatan tahanan paru, dan hilangnya
jaringan paru yang berisi udara, dengan
hipoksemia dan opasitas bilateral pada
pencitraan, yang dihubungkan dengan
peningkatan shunting, peningkatan dead space
fisiologis, dan berkurangnya compliance paru.

3
01-Aug-19

EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI


Data pada tahun 2016 menunjukkan, dari 50 negara, prevalensi
ARDS mencapai 10,4% dari total pasien yang dirawat di Intensive
Care Unit (ICU). Faktor risiko umum ARDS dibagi menjadi faktor
risiko langsung dan tidak langsung. Berikut adalah tabel faktor
risiko umum pada ARDS.

CAUSES ARDS

The mechanical cause of ARDS is fluid


leaked from the smallest blood vessels
in the lungs into the tiny air sacs where
blood is oxygenated.

Normally, a protective membrane


keeps this fluid in the vessels. Severe
illness or injury, however, can cause
damage to the membrane, leading to
the fluid leakage of ARDS.

4
01-Aug-19

PENYEBAB ARDS
 SEPSIS : Merupakan hal serius dan penyebaran infeksi dari
aliran darah.
 Menghirup zat berbahaya, spt asap pekat atau uap kimia
 Pneumonia berat
 Cidera kepala, dada atau bagian tubuh lainya
 Kejadian spt jatuh atau tabrakan mobil  merusak bagian
paru dan otak yang berperan pada control pernafasan.
 Pankreatitis, menerima tranfusi terlalu banyak (massive)

Beberapa Faktor Resiko Seseorang Terkena ARDS ?

 Ketergantungan alkohol
 Berusia diatas 65 tahun
 Perokok
 Menderita penyakit paru- paru
kronis

5
01-Aug-19

Gambar 1. Multiple Hit Model antara faktor predisposisi, faktor modifier dan pengobatan dengan
terjadinya ARDS 6

6
01-Aug-19

PATOFISIOLOGI ARDS
Kerusakan karena inflamasi terjadi di alveoli dan endotel kapiler paru karena
produksi mediator proinflamasi lokal atau yang terdistribusi melalui arteri pulmonal

hilangnya integritas barier alveolar-kapiler sehingga terjadi transudasi


cairan edema yang kaya protein.

Sel tipe I (90 %) epitel alveolar) rusak  masuknya cairan ke dlm alveoli & penurunan
pembersihan cairan dari rongga alveolus

Sel tipe II tidak mudah rusak namun berperan multipel seperti produksi surfaktan,
transport ion, proliferasi dan diferensiasi menjadi sel tipe I setelah trauma

Kerusakan pada kedua sel ini  penurunan surfaktan dan penurunan komplains

PATOFISIOLOGI ARDS
Kerusakan pada kedua sel ini  penurunan surfaktan dan penurunan komplains

Disfungsi selular dan kerusakan  perburukan V/Q matching dengan shunting terlihat dari
hipoksia arterial, hipertensi pulmonal, penurunan komplain paru (stiff lungs)
dan hiperinflasi alveoli tersisa

Gangguan pada proses normal perbaikan paru yang menjadi


fibrosis paru stadium lanjut

7
01-Aug-19

Pathophysiology Of Acute Respiratory Distress Syndrome

 Akumulasi cairan di paru-paru bukan karena gagal


jantung (edema paru non-kardiogenik). Akibat cidera
pada paru menyebabkan kantung udara terendam
sehingga mengganggu pertukaran gas : oksigen dan
CO2 dengan kapiler paru
 Temuan lain collapse of the lung (atelectasis) dan
penurunan kadar oksigen darah (hypoxemia)
 Temuan Klinis yang dihubungkan dengan patologi
seperti pneumonia, eosinofilik, pneumonia
kriptogenik, fibrosis akut dan kerusakan difuse
alveolar.
 Pemicu jaringan menghasilkan pelepasan awal sinyal
kimia dan mediator inflamasi lainnya dari sel epitel
dan sel endotel

MANIFESTASI KLINIS
 Manifestasi klinik tergantung predisposisi, derajat injuri, dan ada
tidaknya disfungsi organ lain selain paru
 Gejala yang dikeluhkan: sesak nafas  membutuhkan usaha
untuk menarik nafas dan hipoksemia
 Infiltrat bilateral pada poto polos abdomen menggambarkan
edema pulmonal.
 Multiple organ dysfunction syndrome (MODS) akibat
abnormalitas biokimia sistemik
 ARDS dalam hitungan jam- hari setelah onset kondisi
predisposisi. Batasan waktu adalah satu minggu dari onset baru
atau dari membruknya suatu gejala pernafasan

8
01-Aug-19

PROGNOSIS

Faktor mempengaruhi mortalitas adalah usia


pasien >65 tahun, adanya penyakit hepar
kronik, dan disfungsi organ multipel. Lebih dari
setengah pasien akan bertahan dengan sisa
kerusakan paru walaupun masalah fungsi
neuromuskular atau depresi dapat menyertai.

PENGOBATAN ARDS
 PEMBERIAN OKSIGEN. Meningatkan kadar oksigen dalam aliran darah
penderita dengan pemberian O2 canulle atau masker
 ALAT BANTU NAPAS ATAU VENTILATOR. Ventilaor membantu
memberikan tekanan udara tambahan ke paru- paru penderita
 MENGATUR ASUPAN CAIRAN. Pemberian infus dan nutrisi, sesuai uji
klinis dan keadaan umum pasien
 PEMBERIAN OBAT- OBATAN. Obat untuk mencegah dan mengatasi
infeksi, nyeri dan ketidaknyamanan, mencegah gumpalan pada kaki
dan paru, dan minimalkan refluks asam lambung dan isi lambung. Bila
diperlukan obat tidur, terutama pasien yang menggunakan alat bantu
napas
 REHABILITASI PARU. Tindakan memperkuat sistem pernafasan dan
meningkatkan kapasitas paru- paru saat pemulihan ARDS

9
01-Aug-19

KOMPLIKASI ARDS
 PENGGUMPALAN DARAH. Berbaring terus menerus di RS dapat
meningkatkan resiko terjadi penggumpalan darah di tungkai,
terutama pembuluh darah vena (deep vein thrombosis).
 gumpalan berpindah ke satu atau kedua paru  emboli paru
 KOLAPS PARU-PARU (pneumothorax). Penggunaan ventilator
berfungsi memberikan tekanan udara tambahan untuk
meningkatkan aliran oksigen dalam darah dan membersihkan
cairan keluar paru. Penggunaan ventilator beresiko membuat
robekan kecil pada kantung udara paru-paru menyebabkan paru
collapse.

KOMPLIKASI ARDS
 INFEKSI. Menyalurkan udara  tenggorokan ke paru- paru
melalui pipa atau selang dengan mesin ventilator, ini membuat
mudahnya infeksi. Selang ini juga merupakan benda asing yang
melukai, mengiritasi dari saluran nafas.
 FIBROSIS PARU. Pembentukan dan penebalan jaringan parut
pada kantong udara (air sacs) membuat kesulitan mengalirkan
udara dari air sac ke aliran darah

10
01-Aug-19

KOMPLIKASI LAINNYA...

Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi


nosokomial yang terjadi pada hampir setengah
pasien, miopati yang berkaitan dengan blokade
neuromuskular jangka panjang, tromboemboli
vena, perdarahan traktus GI, serta nutrisi
inadekuat

DIAGNOSIS ARDS
 Tidak ada metode spesifik
 Di curigai ARDS didasarkan pem. fisik, foto rotgen dada, AGD 
untuk melihat kadar O2 darah
 Pemeriksaan darah untuk melihat anemia atau infeksi
 Selain foto rotgen, bisa dilakukan CT scan untuk diagnosa ARDS
 Pemeriksaan Jantung disarankan: Elektrokardiogram (EKG) untuk
melihat aktivitas listrik dalam jantung. Ekokardiografi untuk
mendeteksi gangguan pada struktur dan fungsi jantung.

11
01-Aug-19

Manajemen Keperawatan
 Memantau pasien dengan cermat; frekuensi efektivitas
pengobatan (mis. oksigen, nebulizer, fisioterapi dada, suction,
broncoskopy)
 Pertimbangkan kebutuhan pasien (contoh: posisi, kecemasan,
istirahat).
 Identifikasi masalah dengan ventilasi yang bisa menyebabkan
kecemasan: Seperti saluran tersumbat, masalah pernafasan akut
lainnya (misal. pneumothorax, nyeri), penurunan tingkat
oksigen, sesak napas, tidak berfungsinya ventilator)
 Sedasi diperlukan untuk mengurangi komsumsi oksigen 
ventilator akan memberikan dukungan penuh.

Manajemen Keperawatan
 Jika sedatif (obat penenang) tidak bekerja, agen paralitik
(digunakan waktu sesingkat mungkin) dapat diberikan. Kemudian
yakinkan kelumpuhan pasien akibat dari pengobatan dan bersifat
sementara; memberikan gambaran maksud tujuan dan efek dari
paralitik kepada keluarga pasien
 Pantau pasien yang diberikan agen paralitik, yakinkan ventilator
tidak terputus dari pasien dan alarm pasien menyala, berikan
perawatan mata, minimalkan komplikasi yang berhubungan
dengan blok neuromuskular, antisipasi kebutuhan pasien
mengenai rasa sakit dan kenyamanan.

12
01-Aug-19

Manajemen Keperawatan Lainnya (Black, 2014)


 Prinsip manajemen keperawatan untuk klien dengan edema
paru dan perawatan klien dengan ventilasi mekanis sangat
tepat untuk pasien dengan ARDS
 Merawat pasien yang menderita ARDS
 Evaluasi respon terapi dan pemantauan ketat potensi
komplikasi
 Dukungan emosional keluarga dan orang yang terdekat
 Membantu kesiapan keluarga  perubahan keparahan
pasien cepat
 Komunikasi jelas dan informasi kondisi terbaru - penting
buat keluarga mendapatkan informasi

Pencegahan Untuk Menurunkan resiko ARDS?

 Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok.


 Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
 Rutin mendapatkan vaksin flu setiap tahun dan vaksin pneumonia
setiap lima tahun untuk mengurangi risiko infeksi paru-paru.

13
01-Aug-19

Gambaran Kasus
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). A severe form of
acute lung injury, with a PaO2:FiO2 ratio <200 and bilateral
infiltrates present on a chest X-ray.

Perhitungan rasio PaO2 / FiO2 dilakukan untuk mengetahui status


oksigenasi pasien. Rasio paO2 / FiO2 yang normal adalah > atau =300.
Apabila rasio paO2 / FiO2 < 300 maka pasien mengalami acute lung
injury ( ALI) dan apabila rasio PaO2 / FiO2 < 200 maka pasien mengalami
acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan memerlukan intervensi
segera.

Gambaran Kasus
Contoh:
di IGD pasien sadar penuh namun tampak lemas, pucat dengan membran mukosa kering. Tekana
darah 70/50 mmHg, nadi 65 kali per menit, pernafasan 16 kali per menit, temperature 34,9
derajat Celcius, saturasi oksigen 97% dengan oksigen 3 Liter/ menit via nasal canule. Akral teraba
dingin dengan Capillary refill time (CRT) memanjang, yaitu lebih lebih dari 3 detik dan turgor kulit
menurun. Pemeriksaan Analisa gas darah : pH : 7, 13, PaO2 : 82 mmHg, PaCO2 : 42 mmHg
HCO3- : 13 mmol/L

Cara menghitung rasio paO2 / FiO2 pasien diatas adalah:


•cari nilai FiO2: pasien menggunakan oksigen 3 liter per menit, jadi FiO2 adalah : 30% atau 0,3
•dari hasil AGD didapat paO2 pasien diatas adalah 82 mmHg

•Kemudian masukan ke rumus berikut:

•PaO2 / FiO2

•82 / 0.3 = 273, 3 maka dapat disimpulkan pasien mengalami acute lung injury tetapi belum
sampai pada distress pernafasan akut (ARDS).

14
01-Aug-19

PRINSIP PENANGANAN ARDS

Prinsip-prinsip dasar penangan ARDS adalah


pertama: pemberian oksigen, PEEP dan ventilasi
tekanan positif,
kedua: atasi infeksi, MODS dan penyebab
dasarnya,
ketiga: pengaturan ventilasi mekanik yang hati-
hati terutama volume tidal.

TERIMA KASIH,
SEMOGA BERMANFAAT

15

Anda mungkin juga menyukai