A. Aktualisasi Diri
1. Pengertian
System monitoring akan memberikan dampak yang baik bila dirancang dan
dilakukan secara efektif (Mercy, 2005);
a) Sederhana dan mudah dimengerti (user friendly). Monitoring harus dirancang
dengan sederhana namun tepat sasaran.
b) Focus pada beberapa indicator utama. Indicator diartikan sebagai titik kritis dari
suatu scope tertentu.
c) Perencanaan matang terhadap aspek-aspek teknis. Tujuan perancangan system
adalah aplikasi teknis yang terarah dan terstruktur.
d) Prosedur pengumpulan dan penggalian data.
4. Tujuan Sistem Monitoring
Adapun tujuan dari system monitoring adalah (Amsler, dkk:2009) yaitu:
1) Memastikan suatu proses dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Sehingga
proses berjalan sesuai jalur yang disediakan (on track)
2) Menyediakan probabilitas tinggi akan keakuratan data bagi pelaku monitoring.
3) Mengidentifikasi hasil yang tidak diinginkan pada suatu proses dengan cepat
(tanpa menunggu proses selesai)
4) Menumbuh kembangkan motivasi dan kebiasaan positif pekerja
5. Bentuk-bentuk Sistem Monitoring
Mengemukakan tujuh bentuk aktivitas dari system monitoring, yaitu (William,
1998):
1) Observasi proses kerja, misalnya dengan melakukan visit pada fasilitas kerja
2) Membaca dokumentasi laporan, berupa ringkasan kinerja dan progress repot
3) Melihat display data kinerja lewat layar computer
4) Melakukan inspeksi sampel kualitas dari suatu proses kerja
5) Melakukan rapat pembahasan perkembangan secara individual maupun grup
6) Melakukan survey klien/konsumen untuk menilai kepuasan akan produk atau
layanan jasa suatu organisai
7) Melakukan survey pasar untuk menilai kebutuhan konsumen sebagai pedoman
dalam tindak lanjut perbaikan
C. Evaluasi
1. Pengertian
4. Fungsi Evaluasi
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a) Memberi informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, program dan
kegiatan, yaitu mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah
dicapai.
b) Memberi sumbangan pada klarifiaksi dan kritik.
c) Memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan, termasuk
perumusan masalah dan rekomendasinya
D. Control/Pengawasan
1. Pengertian
Menurut seminar ICW pertanggal 30 Agustus 1970 mendefenisikan bahwa “
Pengawasan sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah suatu
pelaksaan pekerjaan / kegiatan itu dilaksanakan sesuai dengan rencana, aturan-aturan
dan tujuan yang telah di tetapkan”. Jika memperhatikan lebih jauh, yang menjadi
pokok permasalahan dari pengawasan yang dimaksud adalah, suatu rencana yang
telah di gariskan terlebih dahulu apakah sudah di laksanakan sesuai dengan rencana
semula dan apakah tujuannya telah tercapai.
Akan tetapi kalau di terjemahkan begitu saja istilah controlling dari bahasa
Inggris, maka pengertiannya lebih luas dari pengawasan yaitu dapat diartikan sebagai
pengendalian, padahal kedua istilah ini berbeda karena dalam pengendalian terdapat
unsur korektif. Istilah pengendalian berasal dari kata kendali yang berarti mengekang
atau ada yang mengendalikan. Jadi berbeda dengan istilah pengawasan, produk
langsung kegiatan pengawasan adalah untuk mengetahui sedangkan kegiatan
pengendalian adalah langsung memberikan arah kepada objek yang di kendalikan.
2. Prinsip Pengawasan
a) Objektif dan menghasilkan data.
b) Berpangkal tolak dari keputusan pimpinan.
c) Preventif.
d) Bukan tujuan tetapi sarana.
e) Apa yang salah
f) Membimbing dan mendidik.
3. Tujuan Pengawasan
a) Mengetahui lancar atau tidaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah
direncanakan.
b) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat dengan melihat kelemahan-
kelemahan, kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalan dan mengadakan
pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau
timbulnya kesalahan baru.
c) Mengetahui apakah penggunaan fasilitas pendukung kegiatan telah sesuai dengan
rencana atau terarah pada pasaran.
d) Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan semula.
e) Mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan dapatkah diadakan
perbaikan-perbaikan lebih lanjut sehingga mendapatkan efisiensi yang besar.
4. Jenis-Jenis Pengawasan
Saiful Anwar menyebutkan bahwa berdasarkan bentuknya pengawasan dapat
dibedakan sebagai berikut :
a) Pengawasan internal yaitu pengawasan yang dilakukan oleh suatu badan atau
organ yang secara organisatoris/struktural termasuk dalam lingkungan
pemerintahan itu sendiri.
b) Pengawasan eksternal dilakukan oleh organ atau lembaga-lembaga yang
secara organisatoris/struktural berada di luar pemerintah dalam arti eksekutif.
Penyelenggaraan pengawasan dapat dilakukan berdasarkan jenis-jenis
pengawasan yaitu :
1) Pengawasan dari segi waktunya
2) Pengawasan dari segi sifatnya
Pengawasan ditinjau dari segi waktunya dibagi dalam dua kategori yaitu
sebagai berikut :
a) Pengawasan a-priori atau pengawasan preventif
b) Pengawasan a-posteriori atau pengawasan represif
Pengawasan dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, dengan tinjauan dari
beberapa segi. Antara lain:
a. Pengawasan ditinjau dari segi cara pelaksanaanya dibedakan atas:
1. Pengawasan Langsung
2. Pengawasan tidak langsung
b. Pengawasan ditinjau dari segi hubungan antara subjek pengawasan dan
objek yang diawasi. Ditinjau dari segi pengawasan yang dilakukan
oleh subjek pengawas, pengawasan ini masih dibagi atas beberapa
bagian antara lain:
1) Pengawasan intern.
2) Pengawasan ekstern.
3) Pengawasan dilihat dari segi kewenangan
c. Pengawasan yang melihat dari segi pelaksanaan pekerjaan masih .
dibagi atas beberapa bahagian yaitu:
1. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan
sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan,
2. Pengawasan refresif
5. Tujuan Pengawasan
1) Diperolehnya data yang dapat diolah dan selanjutnhya dijadikan dasar bagi usaha
perbaikan kegiatan di masa yang akan datang dan meliputi berbagai aspek antara
lain : perencanaan, organisasi, bimbingan, pengarahan dan lainlain termasuk
kegiatan profesional.
2) Memperoleh cara bekerja yang paling efisien, tepat serta berhasil dengan cara
yang terbaik untuk mencapai tujuan.
3) Memperoleh data tentang adanya hambatan-hambatan dan kesukarankesukaran
yang dihadapi dapat dikurangi ataupun dihindari.
4) Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan carakerja
aparatur pemerintah dalam berbagai bidang.
5) Agar mudah diketahui sudah sejauhmana tujuan yang hendak dicapai sudah
dapat direalisasikan
6) Untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat.
6. Sistem dan Proses Pengawasan
Dalam proses pengawasan secara umum menurut M.Manullang terdiri dari
tiga fase, yaitu :
a. Menetapkan alat pengukur/standard
b. Mengadakan penilaian
c. Mengadakan perbaikan