Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MID

MATA KULIAH AZAS DAN METODE PERANCANGAN

1. ASAS PERANCANGAN :

1) Asas Estetika

a) Penjelasan Asas Estetika


Asas estetika sangatlah erat hubungannya dengan aspek
venustas dari arsitektur yang diungkapkan oleh Vitruvius.
Penekanannya terutama pada wujud arsitektur sebagai objek rupa
yang terkait dengan impresi visual. Sebuah objek arsitektur dibuat
estetis melalui penataan bentuk, bahan (warna/ tekstur), ukuran,
dan letak, dengan memperhatikan prinsip-prinsip unity, order, dan
coherence.
Contoh
1) Bird Nest Olympic Stadium Di Beijing
Beijing National Stadium atau yang lebih dikenal dengan nama Bird
Nest Stadium adalah salah satu ikon Olimpiade 2008. Kemegahan
dan kerumitan arsitekturnya menjadi keunikan yang membuat
stadion ini sangat khas. Bangunan ini juga berasas estetika.
2) Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar
Bangunan Pusat Pelayanan Akademik UNM merupakan
perwujudan dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi
yang ditransformasikan ke dalam sosok arsitektur. Kekayaan makna
tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur GPPA UNM menjadi
lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga memiliki keagungan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

3) Asas Fungsional
a) Penjelasan asas Fungsional
Asas fungsional arsitektur menurut pemikiran Mayall
mengedepankan fungsi dan peran arsitektur, bagaimana arsitektur
itu bertugas dan apa perannya bagi manusia dan dunia. Asas
fungsionalitas dalam hal ini sering dirancukan dengan asas
utilitarianism yang mengedepankan guna arsitektur. Padahal, fungsi
dan guna merupakan dua hal yang berbeda. Fungsi arsitektur lebih
cenderung kepada tujuan dibuatnya arsitektur itu sendiri, sebagai
contoh sebagai sebuah tempat berlindung, sebagai sebuah
pernyataan status, sebagai cerminan budaya, sebagai penanda
waktu, sebagai penanda kekuasaan, dsb. Sementara guna lebih
merujuk kepada bagaimana arsitektur itu dimanfaatkan oleh
manusia, apakah ia menjadi sebuah rumah tinggal, rumah sakit,
bank, kantor, sekolah, dsb. Asas fungsional sendiri meliputi sepuluh
prinsip perancangan, yakni principle of totality, time, value,
resources, synthesis, iteration, change, relationships, competence,
dan service.
Contoh

Gambar : villa savoye

1) Asas Rasional

a) Penjelasan asas rasional


Asas berikutnya, yakni asas rasional, menekankan pada
fungsi arsitektur sebagai sebuah wadah aktifitas manusia serta
mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas. Sebagai sebuah wadah,
maka ia dapat menjadi penyesuai perilaku manusia yang beraktifitas
di dalamnya. Pengolahan ruang yang terjadi banyak dipengaruhi
pemikiran bagaimana nantinya ruang itu akan digunakan dan
bagaimana arsitektur memenuhi kebutuhan ruang tersebut dengan
efektif dan efisien. Penerapan asas rasional sendiri sebagian besar
dapat ditemukan pada bangunan berlanggam modern.

Contoh.
1) Piramida Louvre

2) Mesjid

Gambar : masjid agung trans studio bandung


3) Asas Simbolik
.
a) Penjelasan Asas Simbolik
asas simbolik merupakan asas yang menyertakan sejarah dalam
proses merancangnya. Namun, sejarah yang dimaksud di sini
bukanlah sejarah yang terkait peristiwa maupun identitas lokal,
melainkan kenangan-kenangan akan arsitektur masa lalu yang
dibangkitkan lagi melalui karya-karya masa kini. Asas simbolik ini
erat hubungannya dengan fungsi arsitektur sebagai sebuah
penyampai pesan. Dan penyelesaiannya tentu tidak akan lepas dari
upaya agar pesan tersebut dapat ditangkap oleh orang yang
mengapresiasinya.Dengan demikian, salah satu penekanan pada asas
ini adalah wujud objek, bukannya bentuk seperti pada asas rasional
yang mengedepankan keefektifan ruang terkait guna bangunan.

Contoh
1) Candi Borobudur

Gambar : Candi borobudur


2) Reb building

Gambar : ren building

3) Asas Psikologi
a) Penjelasan asas psikologi
Asas ini berusaha menggabungkan antara asas rasional dan
simbologi. Dalam asas ini, pemakai karya rancangan dapat
berpartisipasi dalam rancangannya. Asas psikologik berupaya
menimbulkan respon dari pengguna dan merangsang fantasinya.
Gubahan-gubahan dalam asas ini akan turut mempengaruhi pola
perilaku manusia.

Meskipun ada banyak asas dalam perancangan arsitektur


yang kelihatannya terpisah, dalam penerapannya, masing-masing
asas tersebut tetap memiliki andil dalam membentuk suatu karya
arsitektur. Karena, penggunaan asas dalam merancang bukanlah
suatu pilihan, melainkan prioritas. Sehingga, bukan tidak mungkin
suatu karya arsitektur melibatkan masing-masing asas tersebut
dalam proses perancangannya, hanya saja dalam porsi yang
berbeda-beda, yang satu mungkin lebih menonjol daripada yang
lain.
Contoh
1) Bangunan sekolah anak anak (TK)

Gambar : bangunan TK
2) Gedung Kantor

Gambar : gedung kantor

2. METAFORA
1) Pengertian arsitektur metafora
Metafora adalah suatu gaya yang berkembang pada zaman
postmodern. Banyak yang mengatakan bahwa Arsitektur metafora
adalah sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui ungkapan
bentuk-bentuk visual yang dihasilkannya. Berikut ini merupakan
pengertian Konsep Metafora menurut para ahli.
 Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
Metafora adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal
tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga bisa mempelajari
pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan.
Singkatnya adalah menerangkan suatu subyek dengan subyek
lain dan berusaha melihat suatu subyek sebagai suatu hal yang
lain.
 Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam
“Introduction of Architecture” Metafora memperhatikan
pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan
paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan
analogi yang biasanya melihat secara literal.
2) Prinsip-prinsip Arsitektur Metafora
Arsitektur Metafora, pada umumnya memiliki karakter layaknya
gaya bahasa metafora yaitu perbandingan dan perumpamaan.
Karakter tersebut diterjemahkan dalam visual meliputi hal-hal
sebagai berikut ini :
 Berusaha untuk mentransfer suatu keterangan (maksud) dari
suatu subjek ke subjek lain.
 Berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan subjek
tersebut adalah sesuatu hal yang lain.
3) Jenis-jenis Metafora
Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan
perumpamaan, maka konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu Intangible Metaphor (metafora abstrak), Tangible
Metaphors (metafora konkrit) dan Combined Metaphors (metafora
kombinasi). Berikut penjelasan masing-masing jenis metafora
tersebut :
 Intangible Metaphor (metafora abstrak)
Intangible methaphors adalah metafora abstrak yang
berangkat dari sesuatu yang abstrak dan tak terlihat (tak
berbentuk). Misalnya seperti konsep, ide, hakikat manusia,
paham individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi,
budaya termasuk nilai religius.
 Tangible Metaphors (metafora konkrit)
Tangible methaphors adalah metafora nyata yang berangkat
dari bentuk visual serta spesifikasi atau karakter tertentu dari
sebuah benda nyata. Benda yang dijadikan acuan biasanya
merupakan benda yang memiliki nilai khusus bagi kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya sebuah rumah dengan
metafora buah labu, maka rumah tersebut akan dibuat mirip
buah labu.

Anda mungkin juga menyukai