1. ASAS PERANCANGAN :
1) Asas Estetika
3) Asas Fungsional
a) Penjelasan asas Fungsional
Asas fungsional arsitektur menurut pemikiran Mayall
mengedepankan fungsi dan peran arsitektur, bagaimana arsitektur
itu bertugas dan apa perannya bagi manusia dan dunia. Asas
fungsionalitas dalam hal ini sering dirancukan dengan asas
utilitarianism yang mengedepankan guna arsitektur. Padahal, fungsi
dan guna merupakan dua hal yang berbeda. Fungsi arsitektur lebih
cenderung kepada tujuan dibuatnya arsitektur itu sendiri, sebagai
contoh sebagai sebuah tempat berlindung, sebagai sebuah
pernyataan status, sebagai cerminan budaya, sebagai penanda
waktu, sebagai penanda kekuasaan, dsb. Sementara guna lebih
merujuk kepada bagaimana arsitektur itu dimanfaatkan oleh
manusia, apakah ia menjadi sebuah rumah tinggal, rumah sakit,
bank, kantor, sekolah, dsb. Asas fungsional sendiri meliputi sepuluh
prinsip perancangan, yakni principle of totality, time, value,
resources, synthesis, iteration, change, relationships, competence,
dan service.
Contoh
1) Asas Rasional
Contoh.
1) Piramida Louvre
2) Mesjid
Contoh
1) Candi Borobudur
3) Asas Psikologi
a) Penjelasan asas psikologi
Asas ini berusaha menggabungkan antara asas rasional dan
simbologi. Dalam asas ini, pemakai karya rancangan dapat
berpartisipasi dalam rancangannya. Asas psikologik berupaya
menimbulkan respon dari pengguna dan merangsang fantasinya.
Gubahan-gubahan dalam asas ini akan turut mempengaruhi pola
perilaku manusia.
Gambar : bangunan TK
2) Gedung Kantor
2. METAFORA
1) Pengertian arsitektur metafora
Metafora adalah suatu gaya yang berkembang pada zaman
postmodern. Banyak yang mengatakan bahwa Arsitektur metafora
adalah sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui ungkapan
bentuk-bentuk visual yang dihasilkannya. Berikut ini merupakan
pengertian Konsep Metafora menurut para ahli.
Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
Metafora adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal
tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga bisa mempelajari
pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan.
Singkatnya adalah menerangkan suatu subyek dengan subyek
lain dan berusaha melihat suatu subyek sebagai suatu hal yang
lain.
Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam
“Introduction of Architecture” Metafora memperhatikan
pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan
paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan
analogi yang biasanya melihat secara literal.
2) Prinsip-prinsip Arsitektur Metafora
Arsitektur Metafora, pada umumnya memiliki karakter layaknya
gaya bahasa metafora yaitu perbandingan dan perumpamaan.
Karakter tersebut diterjemahkan dalam visual meliputi hal-hal
sebagai berikut ini :
Berusaha untuk mentransfer suatu keterangan (maksud) dari
suatu subjek ke subjek lain.
Berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan subjek
tersebut adalah sesuatu hal yang lain.
3) Jenis-jenis Metafora
Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan
perumpamaan, maka konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu Intangible Metaphor (metafora abstrak), Tangible
Metaphors (metafora konkrit) dan Combined Metaphors (metafora
kombinasi). Berikut penjelasan masing-masing jenis metafora
tersebut :
Intangible Metaphor (metafora abstrak)
Intangible methaphors adalah metafora abstrak yang
berangkat dari sesuatu yang abstrak dan tak terlihat (tak
berbentuk). Misalnya seperti konsep, ide, hakikat manusia,
paham individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi,
budaya termasuk nilai religius.
Tangible Metaphors (metafora konkrit)
Tangible methaphors adalah metafora nyata yang berangkat
dari bentuk visual serta spesifikasi atau karakter tertentu dari
sebuah benda nyata. Benda yang dijadikan acuan biasanya
merupakan benda yang memiliki nilai khusus bagi kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya sebuah rumah dengan
metafora buah labu, maka rumah tersebut akan dibuat mirip
buah labu.