Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menggambar dalam bahasa inggris disebut drawing adalah suatu
kegiatan untuk membentuk image dengan menggunakan banyak pilihan
teknik atau metode dan alat gambar. Bias pula berarti membuat tanda-
tanda tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat
gambar. Gambar merupakan suatu produk atau hasil dari proses
menggambar. Dalam dunia seni dan desain produk gambar merupaan suatu
karya nyata yang tertuang dalam suatu media dan merupakan hasil
pemikiran gagasan atau ide dari sang penggambarny. Gambar dapat pula
merupakan suatu ungkapan dari pembuat gambar yang biasa dilakukan
oleh seorang pelukis untuk mengungkapkan persaannya dalam bentuk
gambar atau lukisan. Perasaan atau ungkapan perasaan bias berupapersaan
senang sedih atau lainnya. Namun bias juga gambar yang dibuat
merupakan obyek dari suatu tempat atau lokasi dapat pula menggambar
keadaan atau situasi nyata yang digambarkan oleh seorang seniman untuk
menceritakan kepada pihak lain dalam bentuk gambar.
Dalam dunia konstruksi, seorang arsitek akan menggunakan gambar
alat atau media penyampaian ide gagasannya. Ide karya desai berupa
bangunan dituangkan dalam bentuk gambar dengan menggunakan metode
menggambar yang juga merupakan kesepatan universal. Sebuah gambar
arsitektur atau gambar arsitek adalah gambar teknik dari sebuah bangunan
(atau proyek bangunan) yang termasuk dalam definisi arsitektur . Gambar

1
arsitektur digunakan oleh arsitek dan lain-lain untuk beberapa tujuan:
untuk mengembangkan ide desain ke dalam proposal yang koheren, untuk
mengkomunikasikan ide-ide dan konsep, untuk meyakinkan klien tentang
manfaat desain, untuk memungkinkan kontraktor bangunan untuk
membangun itu, sebagai catatan pekerjaan selesai, dan untuk membuat
catatan dari sebuah bangunan yang sudah ada.

B. Ruang Lingkup Pembahasan


Makalah ini membahas masalah tentang dasar-dasar dalam
menggambar arsitektur yang meliputi :
1. Pengenalan alat-alat gambar
2. Cara menarik garis dalam teknik arsiran
3. Menggambar huruf teknik
4. Menggambar bangun ruang
5. Menggambar proyeksi isometric, dimetrik dan obliq

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan
pemahaman kepada mahasiswa mengenai pengenalan dan cara-cara dasar
dalam menggambar arsitektur.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Alat-alat Gambar


Seorang prajurit pasti selalu membekali diri dengan senjata untuk bisa
bertahan dalam peperangan, entah itu pedang, tombak, panah, atau
berbagai jenis persenjataan lain. Demikian pula seorang arsitek, atau
dalam tahapan saya, mahasiswa arsitektur. Selayaknya seorang prajurit
yang “bertempur” di atas kertas gambar, sudah sepatutnya mahasiswa
arsitektur pun mempersenjatai diri dengan perlengkapan gambar yang
mumpuni.
Alat-alat gambar sendiri sebenarnya sangat beraneka macam jenisnya,
tergantung kebutuhan gambar yang ingin dihasilkan. Semakin bagus
gambar yang ingin dihasilkan, tentu alat gambar yang digunakan akan
semakin advance. Namun, perlu diingat, secanggih atau sebagus apapun
alat gambarnya, keterampilan pemakainya tetap menjadi kunci utama
dalam menghasilkan gambar yang ciamik.

1. Pensil dan Penghapus


Jenis pensil ada bermacam-macam, dibagi berdasarkan kekerasan
dan kehitaman isi pensilnya. Untuk membedakan jenis pensil yang satu
dengan yang lain digunakan kode berupa huruf dan angka. Kode huruf
untuk menunjukkan kekerasan isi pensil, seperti H (hard), B (bold),
atau F (firm). Sementara kode angka digunakan untuk menunjukkan
tingkatannya. Pensil 9H merupakan pensil yang paling keras, diikuti
8H, 7H, dan seterusnya sampai yang paling lunak adalah pensil 6B.

3
Selain itu ada juga pensil EE yang isi pensilnya arang, sehingga
kehitaman yang dihasilkan pun berbeda.. Sementara penghapus yang
bagis adalah penghapus yang disesuaikan dengan masing-masing jenis
atau merek dari pensil yang akan kita gunakan misalnya, jika kita
menggunakan pensil merek Faber Castle maka penghapus yang
sebaiknya digunakan adalah merek Faber castle juga.

Gambar Ketebalan garis sesuai jenis dan uuran pensil

Gambar 2.1 Pensil dan Penghapus

2. Drawing Pen
Sama seperti pensil, drawing pen pun ada bermacam-macam
jenisnya, dibedakan berdasarkan ukuran ujung penanya. Untuk
membedakan, digunakan kode berupa angka, mulai dari 0.05, 0.1, 0.2,
dst. Semakin besar angkanya, maka garis yang dihasilkan semakin
tebal atau besar pula. Selain ukuran pensil, tebal-tipisnya garis juga
ditentukan oleh penekanan tangan kita ketika menggunakan pena. alat

4
gambar arsitektur, drawing pen, tip size, ink pen, ukuran pena gambar,
drwing pen hitam, jenis-jenis drawing pen alat gambar arsitektur,
drawing pen 0.3
Selain drawing pen, di pasaran ada juga caligraphy pen. Saya dulu
sempat salah beli caligraphy pen karena bentuknya yang nyaris sama.
Bedanya, ujung pena caligraphy pen agak memipih karena digunakan
untuk membuat efek garis tebal tipis yang menerus seperti halnya pada
kaligrafi. Untuk menggambar arsitektur, terutama gambar teknik, tentu
caligraphy pen ini tidak dibutuhkan. Jadi, telitilah membaca label pena
terlebih dahulu supaya tidak salah beli. Berikut gambar salah satu jenis
drawing pen.

Gambar 2.2 Drawing pen

3. Penggaris
Di pasaran, ada banyak penggaris beraneka bentuk dan bahan yang
ditawarkan. Untuk menggambar, yang paling pas dipakai adalah
penggaris dari bahan mika. Penggaris berbahan besi baik dipakai untuk
mengerjakan maket, terutama sebagai alat bantu memotong bahan. alat
gambar arsitektur, pensil dan penggaris, ujung pensil, penggaris mika
Penggaris biasa yang lurus biasanya memiliki beberapa pilihan
ukuran, mulai dari yang kecil 10 atau 15 cm sampai ada juga yang
mencapai 1 m. Sedikit berbagi pengalaman pribadi, awalnya saya

5
cuma membeli penggaris ukuran 60 cm dengan pertimbangan kalau
ada yang ukurannya lebih panjang, kenapa beli yang pendek juga, toh
sudah ter-cover ukurannya. Tapi, setelah dipakai, baru saya sadari
bahwa menggunakan penggaris yang terlalu panjang untuk membuat
garis yang pendek ternyata tidak efektif juga. Selain lebih repot,
kadang-kadang garisnya pun jadi tidak akurat lurus karena penggaris
yang kepanjangan tadi suka bergeser saat kita menarik garis. Jadi, yang
paling aman adalah memiliki beberapa penggaris bermacam ukuran
untuk membuat garis dengan jangkauan panjang yang berbeda-beda
pula.
cara membuat sudut menggunakan penggaris segitiga, sudut
penggaris, how to make angle using triangular ruler Selain penggaris
lurus biasa, ada juga penggaris segitiga siku-siku (dengan sudut 45-45
atau 30-60 derajat) untuk memudahkan membuat sudut siku atau garis
sejajar, ada juga penggaris segitiga dengan pegangan (grip) yang cocok
digunakan ketika harus menggambar di area gambar yang kritis
(misalnya di tepi kertas), juga ada penggaris mal yang membantu
memudahkan kita membuat template bentuk-bentuk geometris.

6
Gambar 2.3 Penggaris Segitiga dan lurus

4. Kertas
Media atau kertas lazim dipakai oleh seorang seniman dan arsitek
dalamnya meyampaikan idea tau gagasannya. Bahan yang dapat
dipakaisebagaimedia atau kertas gambar sangat beragam jenis maupun
ukurannya, biasanya sangat tergantung darimateri gambar yang akan
disajikan.
 Jenis kertas
Jenis kertasa yang dipakai sangat tergantung dari materi gambar
yang aan disajikan, jenis alat gambar yang dipakai seperti pensil
atau rapido dan besarnya gambar serta skala. Hasil gambar teknik
yang nantinya akan dipakai unutuk menjelaskan gambar konstruksi
( perencanaan dan perancangan ) menggunakan media kertas
berupa kertas polos putih ( HVS )
 Ukuran kertas
Ukuran kertas yang digunakan sangat beragam tergantung dari
besarnya gambar yang akan dihasilkan. Penggunaan ukuran kertas
yang dipakai merupakan standar internasional dan untuk gambar-
gambar biasanya menggunakan ukuran standar “A”. Ukuran kertas
‘A” sangat berwariasi mulai dari A7 sampai A0 yang berukuran
besar.

7
No Nama kertas Ukuran ( mm )
1 A7 74 x 105
2 A6 105 x 148
3 A5 148 x 210
4 A4 210 x 297
5 A3 297 x 420
6 A2 420 x 594
7 A1 594 x 841
8 A0 841 x 1189
Gambar 2.4 Ukuran Kertas

5. Tabung Gambar
Yang ini memang bukan termasuk alat gambar, malah buat orang-
orang malah sering dibuat guyonan sebagai bom. Tabung gambar ini,
buat yang belum tahu, semacam alat simpan, tasnya gambarlah
gampangnya. Tabung gambar ini cukup praktis untuk membawa kertas
gambar sampai ukuran yang cukup besar (A0, A1, A2, dst.). Saya juga
lebih memilih tabung ini untuk membawa kertas ukuran A3 karena
biasanya agak sulit nemu tas yang muat kertas atau sketch book A3.
Jadi, saya ambil saja beberapa lembar A3 dari sketch book sesuai
kebutuhan lantas saya gulung dan masukkan ke dalam tabung.
Selain kertas, tabung gambar ini juga bisa digunakan untuk
membawa penggaris yang ukurannya cukup panjang sekalian.
Misalnya malas bawa tas lagi, kalau memang masih muat, tabung ini
bisa digunakan untuk membawa beberapa alat gambar lainnya seperti
pensil, pena, dsb.

8
Gambar 2.5 Tabung gambar
6. Jangka
Jangka merupakan alat gambar yang digunaan untuk membuat
lingkaran dengan cara menggunaan salah satu ujung batang pada kertas
sebagai pusat lingakaran, dan ujungnya yang lain berfungsi sebagi
pensil untuk menggambar garis lingkaran.

Gambar 2.6 Jangka

7. Meja Gambar

Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak
melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras
misalnya kayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila
permukaannya diraba, tidak terasa ada sambungan atau tonjolan. Meja

9
gambar sebaiknya dibuat miring dengan bagian sebelah atas lebih
tinggi supaya tidak melelahkan waktu menggambar. Meja gambar yang
dapat diatur kemiringannya secara manual atau hidrolik.
Manual pergerakan kemiringan dan naik turunnya dengan sistem
mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan naik
turunnya meja gambar menggunakan sistem hidrolik.

Gambar 2.7 Meja Gambar

Ukuran papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar, sesuai


dengan standar yang telah ditentukan. Tetapi dapat juga disesuaikan
dengan kebutuhan, umumnya ukuran papan gambar:

- Lebar : 90 cm
panjang
- : 100 cm
- Tebal : 3 cm

10
B. Kepala Gambar

Gambar 2.8 Etiket Gambar


1.
Sumber : http://danirayana21.blogspot.com
 Etiket gambar adalah bagian dari gambar yang memuat tentang data data atau
informasi dari gambar tersebut. Didalam kepala gambar terdapat:
a) Nama instansi/perusahaa
b) Nomor gambar
c) Judul gambar
d) Ukuran kertas
e) Proyeksi gambar
f) Skala dan satuan gambar
g) Tanggal pembuatan gambar
h) Nama penggambar dan pemeriksa 
i) Jurusan/NRP
j) Peringatan
2.  Skala Gambar

11
Gambar 2.9 Skala Gambar
2.
Sumber : http://danirayana21.blogspot.com
 Besar kecilnya skala mempengaruhi efisiensi kerja dan faktor ekonomis. Semakin
besar skala akan menyebabkan kertas untuk menggambar menjadi banyak,
sehingga di perlukan biaya yang lebih mahal untuk membeli kertas, tinta dan
pengkopiannya dan sebaliknya jika skala terlalu kecil dikhawatirkan tidak
efisiensi kerja dan lama dalam pengerjaan nantinya

C. Cara Menarik Garis Dalam Bentuk Arsiran


Untuk membuat garis dengan kualitas yang baik yaitu dengan cara
menempatkan pensil atau pena pada posisi miring terhadap arah tarikan
garis bukan di dorong. Kualitas garis yang dihasilkan dengan menarik
pensil hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan cara mendorong
pensil. Untuk jenis pensil biasa yang akan tumpul setelah dipakai beberapa
kali akan mengakibatkan kualitas garis yang terjadi tidak sama. Untuk
menghindari permukaan pensil yang menumpul tidak merata, sebaiknya
posisi pensil diputar sejak awal menarik satu garis hingga selesai satu garis
1. Membuat garis dengan jarak 2 mm menggunakan mistar sepasang
Cara membuat garis sejajar dapat dilakukan dengan menggunakan dua
buah penggaris. Salah satu penggaris (penggaris pertama) dibuat dalam

12
kondisi satatis sebagai acuan sedangkan penggaris yang kedua
bergeser sesuai dengan jarak garis yang kita inginkan misalnya 2 mm.

Gambar 2.10 Cara membuat garis


Untuk membuat kita mahir membuat garis maka kita perlu latihan dalam menarik
garis salah satu cara misalnya adalah dengan membuat garis arsiran di dalam
kotak dengan jarak 2 mm dimana garis yang dibuat adalah garis vertical,
horizpntal diagonal, titik putus dan gelombang dengan menggunakan mistar
sepasang. Kemudian ulangi arsiran tersebut dikertas yang baru dengan tidak
menggunakan penggaris ( free hand ) karna seorang arsitek kadang menggambar
dengan tidak menggunakan mistar. Perhatikan gambar hasil arsiran dibawah ini.

Gambar 2.11 Arsiran dengan menggunakan mistar

13
Gambar 2.11 Arsiran dengan tidak menggunakan mistar

D. Huruf Tipografi
Informasi yang diserahkan pada gambar seringkali dilengkapi dengan
notasi huruf dan jenis tipografi. Jenis huruf/ tipografi dalam arsitektur
dipakai dengan sejumlah macam jenis font dan ukuran. Dalam
menggambar kiat penulisan notasi dan tipografi memakai huruf kapital
(besar). Sementara dalam pembuatannya dapat diserahkan garis tolong
(ketebalan garis lebih tipis) supaya tulisan yang dibuat sejajar dan lebih
rapih.
Jenis tipografi dapat beragam, cocok dengan karakter huruf yang
diharapkan atau dicocokkan dengan tingkat keperluan informasi yang
diperlukan. Demikian halnya dengan tinggi huruf, bisa berbeda-beda
cocok dengan kebutuhan. Tinggi huruf seringkali relatif dengan jarak
huruf. Jenis huruf dan angka tipografi bisa pula ditulis dengan posisi
miring. Letak dan urutan tipografi secara umum pada posisi horizontal,
namun tidak menutup bisa jadi akan ditaruh secara vertikal. Ada dua
macam perletakan tipografi secara vertikal.Salah satu manfaat dari
tipografi ialah untuk menyerahkan informasi tentang sebuah nama gambar,
ukuran (dimensi), jarak atau keterangan lainnya pada satu obyek gambar
tertentu. Bagi itu, dibutuhkan pemilihan jenis tipografi, tinggi font, serta
jarak spasi antar huruf / angka yang baik dan gampang dibaca.
Pengaturan letak tipografi juga ditata dan dicocokkan keberadaannya
terhadap gambar yang menjadi obyek keterangan dari tipografi tersebut.
Proporsi tipografi di samping terhadap gambar yang menjadi obyek
penjelasan, pun proporsional terhadap besaran lembar/kertas gambar..
Salah satu jenis huruf yang bias kita buat adalah huruf balok atau

14
standart dan kita juga bisa memodivikasi huruf menjadi huruf yang bagus
misalnya diberi bayangan pada bagian belakang huruf.
Perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar 2.12 Huruf Teknik

Gambar 2.13 Huruf Jerman

E. Gambar Bangun Ruang


Bangun ruang merupakan bangunan matematika yang memiliki isi
atau volume. Bangun ruang memiliki banyak bentuk misalnya kubus, bola,
prisma limas dan lain sebagainya. Dalam dunia arsitektur menggambar
bangun ruang sanagat penting karena mampu memberikan pengetahuan
dan imajinasi bentuk ketika sudah mulai menggambar bangunan. Salah
satu cara agar kita mampu memiliki imajinasi dari bangun ruang adalah
dengan mengombinasikan beberapa bangun ruang yang kita gambar
menjadi satu dengan model atau bentuk yang menarik. Setelah
dikombinasikan tambahkan arsiran pada bangun ruang yang telah kamu

15
kombinasikan beriakn jarak arsiran sesuai dengan perletakan pencahayaan
agar gambar yang kamu hasilkan terlihat tiga dimensi dan nyata. Misalnya
jarak arsiran lebih dekat pada bagian yang agak sulit terlihat dan jarak
arsiran lebih rentan pada bagian yang tampaknya lebih jelas kita lihat.
Perhatiakan gambar dibawah ini.

Gambar 2.14 Bangun Ruang

F. Proyeksi
1. Proyeksi Eropa
Proyeksi eropa disebut juga proyeksi sudut pertama atau
proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang
letaknya terbalik dengan arah pandangnya. Coba kita perhatikan
kembali gambar dibawah ini, dengan model yang sama kita
proyeksikan gambar tersebut kedalam proyeksi eropa.

16
Gambar 2.15 Proyeksi Eropa

Pada gambar diatas tata letak proyeksi terbalik dengan arah pandang kita, tapi bila
kita sudah memahami proyeksi amerika, membaca gambar dengan proyeksi eropa
tidak begitu sulit, karena kita hanya menukar posisi saja.
Biasanya dalam sebuah gambar teknik, untuk mengetahui gambar
yang disajiakan apakah proyeksi amerika atau proyeksi eropa ditandai oleh sebuah
simbol yang ditaruh di etiket gambar. Berikut adalah simbol untuk masing-masing
proyeksi.

17
Gambar 2.16 Perbedaan proyeksi Amerika dan Eropa

2. Proyeksi Amerika
Proyeksi amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi
kwadran III, perbedaan istilah ini tergantung dari masing-masing
pengarang yang menjadi refernsi. Proyekasi Amerika merupakan
proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya. Coba
perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 2.17 Proyeksi Amerika

18
Proyeksi amerika merupakan proyeksi yang mudah dipahami, karena
tata letaknya sama dengan arah pandang kita.

Isometrik, Dimetrik dan Obliq


1. Isometrik
Proyeksi Isometri adalah suatu proyeksi yang mempunyai
perbandingan panjang ketiga sumbunya X : Y : Z adalah 1 : 1 : 1.
Jarak antar sumbu membentuk sudut 120 derajat dan besar sudut yang
dibentuk antara sumbu x dan sumbu y terhadap garis mendatar adalah
30 derajat
2. Dimetrik
Proyeksi Dimetri mempunyai perbandingan panjang antara ke tiga
sumbunya X : Y : Z adalah 1 : 1/2 : 1. Sudut yang dibentuk sumbu X
dengan garis mendatar sebesar 7 derajat atau perbandingan 1:8 dengan
panjang sisinya = a. Sedangkan sudut antara sumbu Y dengan garis
mendatar sebesar 40 derajat atau perbandingan 7 : 8 dengan panjang
sisinya = 1/2 a. Dan tinggi sisinya = a.
3. Obliq
Pada Proyeksi Miring (Oblique), sumbu X berimpit pada garis
mendatar dan sumbu Y membengtuk sudut 45 derajat terhadap garis
mendatar. Skala pada proyeksi miring yaitu skala pada sumbu X = 1 : 1
dan pada sumbu Y = 1 : 2 sedangkan pada sumbu Z =1 : 1.

G. Perspektif

19
Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya
lebih dekat dengan mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak
lebih jauh dengan mata terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari
mata kita, benda itu akan terlihat semakin kecil hingga akhirnya hanya
tampak sebagai titik saja. Demikian juga dua benda atau lebih yang
letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata,
keduanya akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya saling
berimpit dan akan menjadi satu titik.

Gambar 2.18 Konstruksi gambar perspektif


Sumber : Buku Teknik Gambar Bangunan

Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektifpun


diupayakan agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus
dibentangkan menjadi bidang datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat
seperti pada gambar di bawah ini. Bidang mata dibentangkan ke atas
menjadi sejajar dengan bidang tafrir, begitu juga dengan bidang tanah
yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar dengan bidang tafrir.

20
Gambar 2.19 Bidang hasil pembentangan bidang mata
Sumber : Buku Teknik Gambar Bangunan

Gambar 2. 20 bidang tanah menjadi sejajar bidang tafrir


Sumber : Buku Teknik Gambar Bangunan
Selanjutnya, untuk kepentingan menggambar perspektif bidang itu
menjadi disederhanakan seperti di bawah ini

Gambar 2.21 Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif
Sumber : Buku Teknik Gambar Bangunan

21
1. Perspektif satu titik lenyap (one point perspective)
Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang
terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat,
akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis
batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan
horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut
dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang
sejajar horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada
gambar rancang bangun (desain) interior.
2. Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)
Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang
letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata
pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang
mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap
sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior.
3. Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective)
Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di
bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke
segala arah. Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur
bangunan yang serba tinggi.
Jika kita mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan
titik pertemuan garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus
ke garis tanah kemudian diteruskan ke P sebagai titik hilang. Memproyeksikan
titik sebenarnya dapat melalui 4 cara seperti di bawah ini:

22
 cara pertama

BAB III

Cara kedua

Cara ketiga

23
Cara keempat

Gambar 2. 22 Proyeksi sebuah garis yang tegak lurus dengan garis tanah
Sumber : Buku Teknik Gambar Bangunan
Untuk benda-benda yang memiliki dimensi tinggi perhatikan gambar di bawah
ini. Garis ketinggian benda diukur dari garis tanah tepat pada perpanjangan
garis benda di garis tanah. Ukuran garis tinggi benda diukur dengan ukuran
sebenarnya

24
H. Macam Proyeksi Perspektif
Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat
dengan mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh
dengan mata terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita,
benda itu akan terlihat semakin kecil hingga akhirnya hanya tampak sebagai
titik saja. Demikian juga dua benda atau lebih yang letaknya sejajar dan
membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata, keduanya akan terlihat
semakin berdekatan hingga akhirnya saling berimpit dan akan menjadi satu
titik. Secara umum garis perspektif bisa diartikan penggambaran ruang 3
dimensi dam bidang gambar 2 dimensi dimana garis dalam gambar
menjelaskan keberadaan jauh dekat , besar kecil sebuah benda sebagai object
dalam sebuah penggambaran.
Macam-macam proyeksi perspektif Dalam gambar teknik, yaitu :
1.    Perspektif dengan satu titik hilang 
2.    Perspektif dengan dua titik hilang 
3.    Perspektif dengan tiga titik hilang

a. Perspektif Satu Titik Hilang (one point perspective)


Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang
terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat,
akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis

25
batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan
horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut
dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang
sejajar horizon dan vertikal. 
Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang
paling mudah, karena keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur
dengan skala. Walaupun cara ini yang termudah, gambar perspektif satu titik
hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah terdistorsi. Konstruksi
perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal
digambarkan secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal,
dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu
pada satu titik hilang (kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut
selain 0 derajad dan 90 derajad terhadap garis normal/cakrawala). Perspektif
satu titik hilang menggambarkan sebuah objek dengan satu titik pedoman
yang menghubungkan dengan bidang gambar. Metode ini menggunakan hanya
satu titik hilang di mana semua garis perspektif tersebut akan tertuju, serta
satu titik ukur yang berperan pula sebagai titik diagonal.

Gambar 2. 23 Perspektif Satu Titik Hilang


Sumber : Buku Teknik Gambar Banguna

26
b. Perspektif Dua Titik Hilang (two point perspective)
Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang
letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata
pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang
mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap
sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior.
Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua
titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis
cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk
menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan.
Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek
digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal
dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang. Seperti dalam
perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan
ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan
elemen-elemen yang terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal
yang ditemukan pada perspektif dua titik hilang – kecuali pada objek-objek
yang memiliki kemiringan 45 derajad, semua garis yang secara nyata terlihat
sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang.
Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala
pengukuran, yaitu garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau
terjauh dari objek tersebut (dianjurkan menggunakan garis pada sudut terjauh
dari objek tersebut). Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar
secara terukur. Bagaimanapun, perspektif dua titik hilang menampilkan
gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding metode
perspektif yang lainnya.

27
Gambar 2.26 Perspektif dua Titik Hilang
Sumber : Buku Teknik Gambar Banguna

c. Perspektif Tiga Titik Hilang (three point perspective)


Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di
bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar
ke segala arah.nPerspektif ini banyak digunakan untuk menggambar
arsitektur bangunan yang serba tinggi. Perspektif tiga titik hilang sangat
tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior.
Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang
yang terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang
terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal
dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik
hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang
memiliki sudut yang sama, yaitu 60 derajat.

28
Gambar 2.25 Perspektif tiga Titik Hilang
Sumber : Buku Teknik Gambar Banguna

Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi


yang berlebihan karena hampir semua garis tertuju pada titik hilang-
titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif tiga titik
hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik.
Walaupun begitu, perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu
dengan menggunakan titik diagonal yang berjumlah tiga buah yang
terletak di antara ketiga titik hilang.
Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda
arsitektural yang berukuran sangat besar, seperti gedung-gedung
bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa
disebut ‘penglihatan mata burung’ bila titik hilang berada di bawah
garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan mata
kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala

29
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Cara belajar mahasiswa pada di Program Studi Pendidikan Teknik


Arsitektur tergolong pada kategori kurang baik persentase 32,08%.
Artinya cara belajar mahasiswa yang dilihat dari aspek mengikuti kuliah,
belajar di ruang studio, mengelola waktu belajar, mengerjakan tugas,
menghadapi asistensi dengan dosen, mencari literatur tambahan, dan
melakukan studi banding belum maksimal.

2. Hasil belajar mahasiswa pada di Program Studi Pendidikan Teknik


Arsitektur tergolong pada kategori baik dengan persentase 43,40%.
Artinya mahasiswa melaksanakan dengan baik apa yang menjadi
tanggung jawab mahasiswa dalam melengkapi tugas dan mengikuti ujian
yang diberikan dosen. Selain itu mahasiswa dengan baik dapat membuat
arsiran, metode bayangan pada desain ruang, merancang bangun ruang,

30
proyeksi, tampak, serta kehadiran mahasiswa dalam mengikuti kuliah
lebih dari 80%.

3. Besarnya pengaruh cara belajar mahasiswa terhadap hasil belajar di

Progam Studi Pendidikan Teknik Arsitektur menunjukkan pada kategori

sedang (23%). Dengan kata lain, terdapat pengaruh cara belajar

mahasiswa yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.

B. Saran

Saran-saran yang dikemukakan mengenai apa yang telah diperoleh dari


hasil analisis data sebagai suatu pertimbangan dan mudah-mudahan dapat
meningkatkan cara belajar terhadap hasil belajar mahasiswa. berikut
saran yang peneliti uraikan:
1. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan cara belajar dengan


mengikuti petunjuk-petunjuk cara belajar. Dengan melaksanakan petunjuk-
petunjuk cara belajar dengan baik maka proses belajar mahasiswa akan lebih
teratur, terarah dan hasil belajar yang mahasiswa peroleh menjadi lebih baik.
Selain itu diharapkan mahasiswa lebih disiplin dalam belajar dan mempunyai
motivasi belajar yang tinggi.

2. Bagi Dosen

Bagi dosen diharapkan membimbing dan mengarahkan serta menerapkan


kepada mahasiswa Pendidikan Teknik Arsitektur cara belajar yang baik
sehingga dapat membantu mahasiswa dalam memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Selain itu dosen juga memberikan motivasi belajar kepada
mahasiswa dalam mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 1.

31
3. Bagi Penulis Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yan mempunyai
permasalahan serupa mengenai cara belajar mahasiswa terhadap hasil belajar,
sebaiknya gunakan instrumen yang berbeda dari yang sebelumnya seperti
menggunakan observasi untuk mengetahui cara belajar mahasiswa bertujuan
untuk lebih memperkuat hasil penelitian yang diperoleh. Selain itu peneliti
selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar selain cara belajar seperti minat, bakat, fasilitas belajar, keadaan
ekonomi, bimbingan orang tua dan keadaan lingkungan.

32

Anda mungkin juga menyukai