Dengan demikian gambar mistar dapat diartikan membuat suatu gambar baik
berupa hiasan atau bangun-bangun geometris melalui konstruksi matematis dengan
bantuan mistar.
KERTAS GAMBAR
A0 841 x 1189
A1 594 x 841
A2 420 x 594
A3 297 x 420
A4 210 x 297
A5 148 x 210
A6 105 x 148
A7 74 x 105
2. Penggaris (mistar)
Penggaris yang paling sering diperlukan dalam menggambar mistar adalah
sepasang penggaris segi-tiga yang terdiri dari segi-tiga siku sama sisi dengan masing-
masing sudut miringnya 450 dan pengaris segi-tiga siku dengan masing-masing sudut
miringnya 300 dan 600. Selain itu diperlukan juga penggaris dengan tepi atau sisi
miring, siku, atau sisi lebih tipis dari tengah mistar. Penggaris ini diperlukan untuk
menggambar garis dengan rapido atau trekpen agar tidak terjadi rembesan tinta.
a. Pensil yang baik untuk memulai menggambar sebaiknya pensil selalu dalam
keadaan runcing. Sedangkan pensil yang digunakan dari jenis yang keras (H).
Tingkat kekerasan pensil dalam menggambar dinyatakan dengan kode huruf dan
angka yang terdapat pada pensil tersebut :
H = Hard (Keras); B = Black (Hitam and Lunak); HB = Hard and Black (Keras dan
Hitam); dan F = Fine (Baik kekerasan maupun warnanya bersifat sedang)
Untuk gambar perspektif dapat digunakan pensil dengan kekeraan maksimum 6H
dan kelunakan minimum 2B, namun untuk memulai menggambar sebaiknya
digunakan yang berinisial huruf HB (sedang). Berikut ini rincian dari tingkat
kekeraan pensil:
Keras = 4H, 5H, H, 7H, 8H, 9H
Sedang = 3H, 2H, H, F, HB, B
Lunak = 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B
b. Rapido/drawing pen, adalah alat tulis/gambar bertinta. Rapido tersedia ukuran dari
0,1 mm sampai 1,2 mm.
Gambar 3. Jangka
Menggambar ornamen mistar atau dalam istilah kesenirupaan sering disebut juga
Menggambar Mistar Ornamen (MMO) merupakan kegiatan menggambar ornamen atau ragam
hias dengan menggunakan alat bantu mistar atau penggaris. Selain itu digunakan pula alat
bantu berupa jangka, penggaris segitiga (segitiga siku-siku yang mempunyai sudut 900, 600, 450,
dan 300), mal, trekpen, rapido (dapat pula menggunakan drawing pen) yang memiliki ukuran
ketebalan garis yang tepat, maupun alat bantu lainnya guna mempermudah pengerjaan
gambar.
Dalam perkembangannya, gambar ornamen mistar saat ini banyak dibuat dengan
teknik digital melalui beberapa program yang ada dalam komputer seperti program CorelDraw,
Paint, Autocad, dan lain-lain. Akan tetapi proses pembuatan secara manual tetap diperlukan
karena tidak semua motif atau jenis gambar ornamen mistar dapat ditempuh melalui
komputer.
Gambar ornamen mistar banyak diterapkan pada desain interior seperti desain tegel
keramik, desain plafon, kaca hias, desain teralis sebuah pagar atau jendela, wallpaper, dan lain-
lain. Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak dikembangkan dari bentuk-
bentuk geometris seperti, lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya.
Namun, dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya tetap
menggunakan alat bantu yang telah disebutkan di atas.
Berikut ini akan dijelaskan teknik menggambar bentuk-bentuk dasar geometris yang
dapat dikembangkan menjadi motif gambar ornamen mistar:
TUGAS - 1
1. Halaman pertama, buatlah segi tiga beraturan dan segi lima beraturan. Jari-jari lingkaran
pembantu adalah 8 cm. ( Lihat contoh membuat segi banyak beraturan di atas).
2. Halaman ke-dua, buatlah segi enam beraturan dan segi tujuh beraturan. Jari-jari
lingkaran pembantu adalah 8 cm. ( Lihat contoh membuat segi banyak beraturan di
atas).
3. Halaman ke-tiga , buatlah desain motif keramik lantai atau motif hiasan tekstil (kain)
atau motif hiasan ventilasi bangunan. Bidang dasar dapat menggunakan segi empat, segi
enam, atau lingkaran. Diameter lingkaran pembantu = 26 cm.
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam
bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan arah garis
pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah yang sejajar terdiri atas
sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan tetapi miring terhadap bidang
gambar.
Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi.
Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar
proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi
Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar
menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang memusat (sentral)
terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.
Berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan sebagai sarana
komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya meja atau kursi,
digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (khayalan
penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian
rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan
perspektif lebih banyak menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam
bidang perencanaan. Di bawah ini adalah bagan proyeksi dan cabang-cabangnya.
Proyeksi Paralel adalah apabila cara memproyeksikan objek dengan bantuan garis
sejajar atau sinar sejajar, dengan demikian hasil gambarnya akan sama besar dengan
bendanya.
Proyeksi Orthogonal adalah gambar suatu objek dengan skala yang tepat,
sedangkan ukuran yang dicantumkan adalah ukuran yang nyata atau sebenarnya.
Proyeksi Orthogonal juga disebut proyeksi tegak lurus, sebab cara memproyeksikan
benda dengan menarik garis tegak lurus terhadap bidang proyeksi melalui setiap titik
sudut benda. Pandangan mata kita juga satu arah tegak lurus terhadap benda
tersebut. Kadang tidak jarang hanya disebut dengan proyeksi saja.
Arah pandang mata di dalam proyeksi orthogonal system Eropa cukup tiga
dan hasil gambarnya pun tiga (3) buah sudut pandang yaitu ;
• Tampak atas,
• Tampak depan
• Tampak samping (kiri atau kanan saja).
Hasil gambarnya disebut gambar Proyeksi I (tampak atas), gambar Proyeksi II
(tampak depan), gambar Proyeksi III (tampak samping).
• Tampak depan
• Tampak atas
• Tampak bawah
• Tampak kanan
• Tampak kiri
• Tampak belakang
a. Bidang Proyeksi
Gambar 9. Ruang dengan tiga bidang serta bentangan bidang I dan III
b. Proyeksi Titik
Titik A terletak :
Sebuah titik A koordinat (1,3,2) dan titik B (4,3,2). Carilah proyeksi titik A dan titik
B dalam satu gambar (dalam bidang proyeksi yang sama).
c. Proyeksi Garis
Membuat proyeksi suatu garis (lurus), dengan teknik menghubungkan kedua titik
pada ujung garis tersebut.
Gambar proyeksi pada bidang I, II dan III. Jika diketahui sebuah garis KL panjang 6
cm tegak lurus bidang III. Koordinat K (1,2,4).
Dalam proyeksi titik dan garis, sudut sudah dapat digambar dengan
demikian proyeksi bidang dapat digambar apabila diketahui ukuran, bnetuk dan
kedudukannya. Proyeksi bidang ini sudah dibatasi oleh garis-garis lurus yang tiap
ujungnya mempunyai titik dan tiap titik membentuk sudut.
Di dalam gambar proyeksi dengan tinta ada beberapa ketentuan tentang besar
garis :
’ ’
T3 T3 T2 T2
S3 P3 Q2P2
R3 R2Q2
Q3
C3’ D3’ B3’ D2’ C2’ B2’
C3D3 B3A3 D2A2 C2B2
Y X
P1 Q1
A1 B1
B1’
’ T1
T1
D1’
D1 C1
C1’
Y S1 R1
Proyeksi Oblique atau Proyeksi Miring, posisi benda terhadap bidang proyeksi
sama dengan proyeksi orthogonal, hanya arah pandang mata berpindah kesamping
atau miring.
3. Proyeksi Axonometri
Gambar 13. Benda sebelum diputar (kiri) dan setelah di putar (kanan)
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam penampilan
tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan tampak atas,
depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa
yang terpisah oleh bidang-bidang.
b. Proyeksi Dimetri
c. Trimetri
Gambar 18. Bidang hasil pembentangan bidang mata dan bidang tanah
menjadi sejajar bidang tafrir.
Gambar 19. Posisi mata, distansi, tinggi tafrir, garis horizon, dan garis tanah.
Gambar 20. Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif
Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah
atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah.
Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba
tinggi. Jika kita mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan
titik pertemuan garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus ke garis
tanah kemudian diteruskan ke P sebagai titik hilang.
Cara pertama:
Cara kedua:
Cara ketiga:
Perspektif Garis
Di bawah ini adalah gambar perspektif sebuah garis AB yang posisinya tegak lurus
terhadap garis tanah.
Gambarkan perspektif sebuah balok dengan alas ABCD dan atap EFGH. Sisi AB= 5
cm, sisi BC=3 cm. Tinggi benda=8 cm. Koordinat titik A (-1,2,0). Sisi AB membentuk sudut
300 terhadap tafrir bukaan kanan. Distansi = 6 cm, Tinggi horison=5 cm, garis GT=15 cm dari
tepi bawah kertas ukuran Folio. Letak M = 11 cm dari tepi kertas sebelah kiri.
Distansi
8 cm
Tinggi
horison
PERSPEKTIF BENDA
Diketahui sebuah benda dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar proyeksi orthogonal
di bawah ini, gambarkan benda tersebut secara perspektif !