Anda di halaman 1dari 32

MENGGAMBAR MISTAR

A. Pengertian Menggambar Mistar

Menggambar mistar sebenarnya hampir mirip dengan menggambar bentuk.


Menggambar bentuk adalah menggambar kemiripan bentuk/model suatu benda dengan
mengunakan keterampilan tangan (tanpa bantuan mistar), ukuran-ukuran perbandingan
dari benda yang kita gambar hanya dibuat berdasarkan perkiraan kemampuan
pengamatan.

Mengenai menggambar mistar adalah menggambar ketepatan bentuk suatu


benda dengan menggunakan penggaris (mistar) dan alat bantu lainnya seperti jangka,
trekpen, rapido, dll. Perbandingan ukuran skala sangat diperhatikan dalam menggambar
mistar, selain itu juga harus memperhatikan ketepatan ketebalan garis, kerataan garis dan
juga sambungan atau hubungan garis.

Dengan demikian gambar mistar dapat diartikan membuat suatu gambar baik
berupa hiasan atau bangun-bangun geometris melalui konstruksi matematis dengan
bantuan mistar.

B. Fungsi dan Tujuan Menggambar Mistar

Berdasarkan fungsinya, menggambar mistar juga sering disebut dengan


menggambar teknik, menggambar konstruksi, atau gambar kerja, hal itu karena gambar
mistar memiliki fungsi atau tujuan untuk :

1. Membuat hiasan berupa bangun-bangun geometris yang banyak digunakan dalam


kegiatan perancangan tekstil dan tata ruang.
2. Sebagai gambar kerja yang dapat menjelaskan bagian-bagian konstruksi dari suatu
bangun atau benda secara rinci, misalnya gambar konstruksi bangunan, rancangan
furniture, rancangan mesin, dan sebagainya.
3. Sebagai gambar penjelasan dari wujud suatu benda atau bangun dengan
perbandingan ukuran yang akurat sehingga mendekati wujud yang sebenarnya.

C. Media dan Peralatan Menggambar Mistar

Media yang diperlukan dalam menggambar mistar adalah sebagai berikut:


1. Kertas
Kertas yang digunakan biasanya kertas gambar putih atau kertas kalkir. Ukuran-
ukuran atau format kertas yang lazim dipakai adalah sebagai berikut:

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 1


Tabel Ukuran Kertas

KERTAS GAMBAR

Ukuran Satuan dalam mm

A0 841 x 1189
A1 594 x 841
A2 420 x 594
A3 297 x 420
A4 210 x 297
A5 148 x 210
A6 105 x 148
A7 74 x 105

2. Penggaris (mistar)
Penggaris yang paling sering diperlukan dalam menggambar mistar adalah
sepasang penggaris segi-tiga yang terdiri dari segi-tiga siku sama sisi dengan masing-
masing sudut miringnya 450 dan pengaris segi-tiga siku dengan masing-masing sudut
miringnya 300 dan 600. Selain itu diperlukan juga penggaris dengan tepi atau sisi
miring, siku, atau sisi lebih tipis dari tengah mistar. Penggaris ini diperlukan untuk
menggambar garis dengan rapido atau trekpen agar tidak terjadi rembesan tinta.

Gambar 1. Penggaris Segitiga.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 2


3. Pensil, rapido / drawing pen, dan trekpen

a. Pensil yang baik untuk memulai menggambar sebaiknya pensil selalu dalam
keadaan runcing. Sedangkan pensil yang digunakan dari jenis yang keras (H).
Tingkat kekerasan pensil dalam menggambar dinyatakan dengan kode huruf dan
angka yang terdapat pada pensil tersebut :
H = Hard (Keras); B = Black (Hitam and Lunak); HB = Hard and Black (Keras dan
Hitam); dan F = Fine (Baik kekerasan maupun warnanya bersifat sedang)
Untuk gambar perspektif dapat digunakan pensil dengan kekeraan maksimum 6H
dan kelunakan minimum 2B, namun untuk memulai menggambar sebaiknya
digunakan yang berinisial huruf HB (sedang). Berikut ini rincian dari tingkat
kekeraan pensil:
Keras = 4H, 5H, H, 7H, 8H, 9H
Sedang = 3H, 2H, H, F, HB, B
Lunak = 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B

b. Rapido/drawing pen, adalah alat tulis/gambar bertinta. Rapido tersedia ukuran dari
0,1 mm sampai 1,2 mm.

c. Trekpen merupakan perlengkapan jangka yang gunanya sama dengan rapido.


Trekpen dapat diatur penggunaan tebal-tipisnya tinta sesuai dengan keperluan.
Hanya saja dalam menggunakan alat ini harus lebih hati-hati karena riskan
terhadap rembesan tinta. Tetapi kalau mampu menguasai terkpen tersebut maka
hasil gambarnya lebih rapih.

Gambar 2. Drawing Pen, Pinsil, dan trekpen.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 3


4. Jangka
Selain digunakan untuk membuat garis lingkaran, jangka juga dapat digunakan
untuk membagi sudut, memindahkan panjang garis tertentu dan sebagainya. Jangka
yang baik memiliki bagian-bagian yang dapat diatur/distel sesuai dengan keperluan
penggambaran dan juga dengan jarum penusuk yang kecil dan runcing.

Gambar 3. Jangka

D. Menggambar Mistar Ornamen

Menggambar ornamen mistar atau dalam istilah kesenirupaan sering disebut juga
Menggambar Mistar Ornamen (MMO) merupakan kegiatan menggambar ornamen atau ragam
hias dengan menggunakan alat bantu mistar atau penggaris. Selain itu digunakan pula alat
bantu berupa jangka, penggaris segitiga (segitiga siku-siku yang mempunyai sudut 900, 600, 450,
dan 300), mal, trekpen, rapido (dapat pula menggunakan drawing pen) yang memiliki ukuran
ketebalan garis yang tepat, maupun alat bantu lainnya guna mempermudah pengerjaan
gambar.

Dalam perkembangannya, gambar ornamen mistar saat ini banyak dibuat dengan
teknik digital melalui beberapa program yang ada dalam komputer seperti program CorelDraw,
Paint, Autocad, dan lain-lain. Akan tetapi proses pembuatan secara manual tetap diperlukan
karena tidak semua motif atau jenis gambar ornamen mistar dapat ditempuh melalui
komputer.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 4


Dalam menggambar ornamen mistar dituntut ketelitian menggunakan teknik yang
benar dan ukuran-ukuran yang tepat karena gambar seperti ini merupakan bagian dari
menggambar teknik, seperti gambar arsitektur (interior maupun eksterior). Dengan kata lain,
menggambar ornamen mistar merupakan langkah awal untuk belajar gambar teknik seperti
gambar proyeksi dalam desain arsitektur.

Gambar ornamen mistar banyak diterapkan pada desain interior seperti desain tegel
keramik, desain plafon, kaca hias, desain teralis sebuah pagar atau jendela, wallpaper, dan lain-
lain. Motif yang dipakai dlam gambar ornamen mistar banyak dikembangkan dari bentuk-
bentuk geometris seperti, lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam dan seterusnya.
Namun, dapat pula menggunakan motif lain, asalkan proses pembuatannya tetap
menggunakan alat bantu yang telah disebutkan di atas.

Gambar 4. Motif Hias Keramik

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 5


Gambar 5. Gambar Ornamen Karya Siswa.

Berikut ini akan dijelaskan teknik menggambar bentuk-bentuk dasar geometris yang
dapat dikembangkan menjadi motif gambar ornamen mistar:

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 6


| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 7
Langkah-langkah mengerjakan bentuk-bentuk geometris :

1. Membagi garis datar menjadi dua sama panjang


- Tariklah sebuah garis A – B
- Tariklah garis silang C dan D dari A dan B
- Tariklah garis tegak C dan D
2. Membagi sudut menjadi dua sama besar
- Tariklah garis A – B dan A – C.
- Tariklah garis lengkung D – E dari A
- Tariklah garis silang F dari D dan E
- Tariklah garis A – F
3. Membuat lingkaran
- Tariklah garis A – B
- Buka jangka selebar garis itu dan tariklah lingkaran
4. Segitiga dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung
- Tariklah garis C – D – B
5. Segiempat miring dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis A – C – D – B

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 8


6. Segiempat tegak dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis silang E dari A dan D
- Tariklah garis silang F dari D dan B
- Tariklah garis silang E dan F melalui titik tengah
- Tariklah garis G – H – I – J
7. Segilima dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah lingkaran kecil dalam separoh lingkaran itu
- Tariklah garis lengkung G ke H dari E ( itulah garis yang menentukan segi-seginya).
- Tariklah garis G – H – I – J – K
8. Segienam dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung dari C ke F
- Pindahkan jarum jangka ke B dan tariklah garis lengkung dari D ke E
- Tariklah garis A – C – D – B – E – F
9. Segitujuh dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 7 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C – D melalui titik pembagian kedua, (itulah yang menetukan segi-seginya)
- Tariklah garis A –D – E – F – G – H – I
10. Segi delapan dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah garis silang E dari A dan D
- Tariklah garis silang F dari dari D dan B
- Tariklah garis A – J – D – G – B – H – C – I
11. Segi sembilan dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 9 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C – D melalui titik pembagian kedua ( itulah yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis A – D – E – F – G – H – I – J – K
| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 9
12. Segi sepuluh dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Tariklah lingkaran kecil dalam separoh lingkaran itu
- Tariklah garis lengkung G ke H dari F, ( garis G – F – H itulah yang menentukan segi-
seginya)
- Tariklah garis G – F – H – I – J – K – L – M – M – N – O
13. Segi sebelas dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Garis pertolongan tegak dibagi 11 sama panjang
- Tariklah garis silang C dari A dan B
- Tariklah garis C – D melalui titik pembagian kedua, ( itulah yang menentukan segi-seginya)
- Tariklah garis A – D – E – F – G – H – I – J – K – L – M
14. Segi dua belas dalam lingkaran
- Tariklah lingkaran
- Pindahkan jarum jangka ke A dan tariklah garis lengkung I – J
- Pindahkan jarum jangka ke B dan tariklah garis lengkung K – L
- Pindahkan jarum jangka ke C dan tariklah garis lengkung G – H
- Pindahkan jarum jangka ke D dan tariklah garis lengkung E – F
- Pindahkan garis A – E – I – D – K – F – B – H – L – C – J – G
15. Ellips ( dua lingkaran )
- Tariklah dua lingkaran yang sama besar dan saling melalui titik tengahnya.
- Tariklah garis A – B , A – C , dan A – D
- Tariklah garis B – E dan B – F
- Tariklah garis lengkung C – D dari A
- Tariklah garis lengkung E – F dari B.
16. Ellips ( tiga lingkaran )
- Tariklah tiga lingkaran yang sama besar dan saling melalui titik tengahnya
- Tarik garis A – G, B – H, C – I, D – J, dan E – F.
- Tariklah garis lengkung I – J dari E.
- Tariklah garis lengkung G – H dari F
17. Bulat telur
- Tariklah lingkaran
- Tarikalah garis silang A – E dan B – D melalui C
| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 10
- Tariklah garis lengkung E – D dari C
- Tariklah garis lengkung D – A dari B
- Tariklah garis lengkung E – B dari A
18. Ellips ( empat lingkaran )
- Tariklah empat lingkaran yang sama besar
- Yang kedua melalui titik tengah yang pertama
- Yang ketiga mengenai garis tepi yang kedua
- Yang keempat melalui ttitik tengah yang ketiga
- Tariklah garis G – C – F dan F – D – H
- Tariklah garis I – A – E dan E – B – J
- Tariklah garis lengkung G – H dari F
- Tariklah garis lengkung I – J dari E.

TUGAS - 1

Siapkan buku gambar ukuran A3

1. Halaman pertama, buatlah segi tiga beraturan dan segi lima beraturan. Jari-jari lingkaran
pembantu adalah 8 cm. ( Lihat contoh membuat segi banyak beraturan di atas).

2. Halaman ke-dua, buatlah segi enam beraturan dan segi tujuh beraturan. Jari-jari
lingkaran pembantu adalah 8 cm. ( Lihat contoh membuat segi banyak beraturan di
atas).

3. Halaman ke-tiga , buatlah desain motif keramik lantai atau motif hiasan tekstil (kain)
atau motif hiasan ventilasi bangunan. Bidang dasar dapat menggunakan segi empat, segi
enam, atau lingkaran. Diameter lingkaran pembantu = 26 cm.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 11


Contoh-contoh gambar rencana motif hias yang dibuat dengan cara menggambar mistar:

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 12


| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 13
GAMBAR PROYEKSI

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam
bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan arah garis
pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah yang sejajar terdiri atas
sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan tetapi miring terhadap bidang
gambar.

Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi.
Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar
proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi
Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar
menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang memusat (sentral)
terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.

Berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan sebagai sarana
komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya meja atau kursi,
digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (khayalan
penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian
rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan
perspektif lebih banyak menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam
bidang perencanaan. Di bawah ini adalah bagan proyeksi dan cabang-cabangnya.

Gambar 6. Bagan menggambar proyeksi dan cabang-cabangnya

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 14


A. PROYEKSI PARALEL

Proyeksi Paralel adalah apabila cara memproyeksikan objek dengan bantuan garis
sejajar atau sinar sejajar, dengan demikian hasil gambarnya akan sama besar dengan
bendanya.

Gambar 7. Bayangan benda

Proyeksi paralel dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :


1. Proyeksi Orthogonal

Proyeksi Orthogonal adalah gambar suatu objek dengan skala yang tepat,
sedangkan ukuran yang dicantumkan adalah ukuran yang nyata atau sebenarnya.
Proyeksi Orthogonal juga disebut proyeksi tegak lurus, sebab cara memproyeksikan
benda dengan menarik garis tegak lurus terhadap bidang proyeksi melalui setiap titik
sudut benda. Pandangan mata kita juga satu arah tegak lurus terhadap benda
tersebut. Kadang tidak jarang hanya disebut dengan proyeksi saja.

Gambar 8. Proyeksi ortogonal

Di dalam proyeksi orthogonal sistem Eropa, kedudukan bidang proyeksi


terletak di belakang benda. Apabila arah pandang mata yaitu :

1. Dari atas, gambar terletak di bidang proyeksi bawah


2. Dari depan, gambar terletak di bidang proyeksi belakang
3. Dari samping kiri, gambar terletak di bidang proyeksi kanan
4. Dari samping kanan, gambar terletak di bidang proyeksi kiri

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 15


Sedangkan proyeksi orthogonal sistem Amerika kedudukan bidang proyeksi
terletak di depan benda, sehingga hasil gambar akan selalu tampak sesuai dengan arah
pandang mata. apabila arah pandang mata dari atas, gambarnya terletak di bidang
proyeksi atas, dan seterusnya.

Arah pandang mata di dalam proyeksi orthogonal system Eropa cukup tiga
dan hasil gambarnya pun tiga (3) buah sudut pandang yaitu ;

• Tampak atas,
• Tampak depan
• Tampak samping (kiri atau kanan saja).
Hasil gambarnya disebut gambar Proyeksi I (tampak atas), gambar Proyeksi II
(tampak depan), gambar Proyeksi III (tampak samping).

Sedangkan di dalam proyeksi orthogonal system Amerika dihasilkan enam (6)


buah sudut pandang, yaitu :

• Tampak depan
• Tampak atas
• Tampak bawah
• Tampak kanan
• Tampak kiri
• Tampak belakang

a. Bidang Proyeksi

Bidang proyeksi atau bidang gambar adalah bidang datar tempat


menggambar benda-benda atau penampang-penampang benda dari berbagai
pandangan. Di dalam proyeksi Eropa menggunakan tiga bidang gambar, yaitu
bidang mendatar (bidang proyeksi I), bidang tegak lurus dengan bidang I (bidang
proyeksi II), dan bidang yang tegak lurus dengan bidang proyeksi I dan bidang
proyeksi II ( bidang proyeksi III).

Gambar 9. Ruang dengan tiga bidang serta bentangan bidang I dan III

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 16


Gambar 10. Sumbu vertikal dan horisontal

b. Proyeksi Titik

Kedudukan titik dalam ruang harus kita perhatikan sebelum kita


menggambar proyeksi orthogonal titik. Kedudukan titik dalam ruang dapat
dikatakan sebagai berikut :

Titik A terletak :

X - satuan dari bidang III (bidang samping)


Y - satuan dari bidang II (bidang tegak)
Z - satuan dari bidang I (bidang datar)
Dengan demikian titik A berada pada koordinat (X, Y, Z) , sehingga X dapat diukur
pada sumbu OX, Y dapat diukur pada sumbu OY, dan Z dapat diukur pada sumbu
OZ.

Gambar 11. Kedudukan titik A dalam ruang

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 17


Sebuah titik A berkedudukan (5,3,2) carilah gambar proyeksi I, II, dan III.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kedudukan titik A
adalah :

5 cm dari bidang III ( 5 cm pada sumbu ox )


3 cm dari bidang II ( 3 cm pada sumbu oy )
2 cm dari bidang I ( 2 cm pada sumbu oz )

Sebuah titik A koordinat (1,3,2) dan titik B (4,3,2). Carilah proyeksi titik A dan titik
B dalam satu gambar (dalam bidang proyeksi yang sama).

c. Proyeksi Garis

Membuat proyeksi suatu garis (lurus), dengan teknik menghubungkan kedua titik
pada ujung garis tersebut.

Gambar proyeksi pada bidang I, II dan III. Jika diketahui sebuah garis KL panjang 6
cm tegak lurus bidang III. Koordinat K (1,2,4).

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 18


Sebuah garis PQ panjang 7 cm sejajar bidang II dan membentuk sudut 30 0
terhadap bidang I. Koordinat P (0,2,1). Gambar proyeksi I, II, III.

Sebuah garis RS panjang 5 cm melekat pada bidang II dan membentuk sudut 45 0


terhadap bidang I. Koordinat R ( 2,0,1 ). Gambar proyeksinya!

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 19


d. Proyeksi Bidang

Dalam proyeksi titik dan garis, sudut sudah dapat digambar dengan
demikian proyeksi bidang dapat digambar apabila diketahui ukuran, bnetuk dan
kedudukannya. Proyeksi bidang ini sudah dibatasi oleh garis-garis lurus yang tiap
ujungnya mempunyai titik dan tiap titik membentuk sudut.

Bidang ABCD sejajar bidang II

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 20


e. Proyeksi Benda

Benda dalam gambar proyeksi meliputi benda tunggal dan benda


bersusun. Sebuah benda sering merupakan gabungan dari beberapa bentuk ,
missal sebuah balok dengan silinder atau sebuah prisma dengan sebuah kerucut
dan bahkan bukan hanya terdiri dari dua benda, tetapi terdiri dari beberapa
benda. Benda disini meliputi : kubus, piramida (limas), prisma, kerucut, balok dan
benda geometris lainnya.

Suatu susunan benda yang tidak sama besarnya mengakibatkan ada


bagian benda yang tidak nampak dari suatu arah pandang mata. Demikian pula
semua rusuk benda mungkin tidak nampak dari suatu arah pandang mata, dan ada
sebagian rusuk benda yang tidak nampak. Dalam hal ini rusuk benda yang tidak
nampak atau tertutup oleh bagian benda yang lain dinyatakan dengan garis maya
(hidden line).

Memproyeksikan benda suatu benda sama dengan proyeksi titik yaitu


memproyeksikan titik-titik sudut benda tersebut, baru kemudian dihubungkan
sesuai dengan garis benda.

Di dalam gambar proyeksi dengan tinta ada beberapa ketentuan tentang besar
garis :

a. Garis sumbu proyeksi 0,6 mm

b. Garis benda untuk membatasi bidang 0,8 mm

c. Garis maya (hidden line) putus-putus 0,4 mm

d. Garis untuk memproyeksikan benda 0,2 mm

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 21


TUGAS - 2

Kerjakan gambar proyeksi benda, di samping ini, pada


kertas gambar ukuran A3. Skala 1 : 1,5.

Diketahui sebuah limas segi empat T.ABCD. Dengan


panjang sisi AB=CD=BC=DA= 4 cm. Tinggi limas (T) dari
pusat alas ABCD ) = 7 cm. Koordinat A (2,2,1). P Q

Gambarkan proyeksinya jika :


a. Bidang alas sejajar bidang I dan sisi AB sejajar sumbu X ke kanan. S R
b. Limas diputar searah jarum jam sehingga sisi AB membentuk sudut 200 terhadap sumbuRX
(bidang II) dengan titik A sebagai pusat putaran.
c. Limas dipotong oleh bidang segi empat PQRS. Sisi SP menempel di bidang III. Segi empat
PQRS membentuk sudut 200 terhadap bidang I. Koordinat P (0,1,5). Sisi PQ=RS=8cm. Sisi
QR=SP= 7 cm. PQ sejajar sumbu O-X.

’ ’
T3 T3 T2 T2

S3 P3 Q2P2

R3 R2Q2
Q3
C3’ D3’ B3’ D2’ C2’ B2’
C3D3 B3A3 D2A2 C2B2
Y X

P1 Q1

A1 B1

B1’
’ T1
T1

D1’
D1 C1

C1’

Y S1 R1

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 22


2. Proyeksi Oblique (Miring)

Proyeksi Oblique atau Proyeksi Miring, posisi benda terhadap bidang proyeksi
sama dengan proyeksi orthogonal, hanya arah pandang mata berpindah kesamping
atau miring.

Gambar 12. Proyeksi Miring

3. Proyeksi Axonometri

Proyeksi Axonometri merupakan kebalikan dari proyeksi oblique, yaitu arah


pandang mata tetap seperti pada proyeksi orthogonal, namun yang berubah adalah
kedudukan bendanya dengan cara memutar atau menggeser benda tersebut dengan
sumbu putar pada salah satu rusuknya, yang berkedudukan tetap pada posisi semula.
Sehingga bidang belakang benda membentuk suatu sudut terhadap bidang proyeksi.

Gambar 13. Benda sebelum diputar (kiri) dan setelah di putar (kanan)

Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam penampilan
tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan tampak atas,
depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa
yang terpisah oleh bidang-bidang.

Gambar proyeksi Aksonometri menampilkan objek gambar baik yang kongkret


maupun imajiner ke dalam bayangan tiga dimensi, oleh karena itu aksonometri
tergolong jenis proyeksi piktorial. Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 23


a. Proyeksi Isometri

Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga


dimensi atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan
perbadingan masing-masing ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar
sudut sumbu 1200 dapat digunakan alternatif dibuat sudut 300 terhadap
horisontal (baik sudut kanan maupun kiri).

Gambar 14. Tampilan gambar Isometri.

b. Proyeksi Dimetri

Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang


ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi
dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama
panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan
panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan
ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar terhadap garis
horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2 derajat untuk sudut
sebelah kiri.

Gambar 15. Tampilan gambar Dimetri.

c. Trimetri

Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi,


oleh karena itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu
dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau
6:5:4.

Gambar 16. Tampilan gambar Trimetri.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 24


B. SENTRAL PROYEKSI

Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat


dengan mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh dengan mata
terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita, benda itu akan terlihat
semakin kecil hingga akhirnya hanya tampak sebagai titik saja. Demikian juga dua benda
atau lebih yang letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata,
keduanya akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya saling berimpit dan akan
menjadi satu titik.

Gambar 17. Konstruksi gambar perspektif

Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektifpun


diupayakan agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus dibentangkan
menjadi bidang datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar di bawah
ini. Bidang mata dibentangkan ke atas menjadi sejajar dengan bidang tafrir, begitu juga
dengan bidang tanah yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar dengan bidang tafrir.

Gambar 18. Bidang hasil pembentangan bidang mata dan bidang tanah
menjadi sejajar bidang tafrir.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 25


Selanjutnya, untuk kepentingan menggambar perspektif bidang itu menjadi
disederhanakan seperti di bawah ini

Gambar 19. Posisi mata, distansi, tinggi tafrir, garis horizon, dan garis tanah.

Gambar 20. Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 26


1. Perspektif satu titik lenyap (one point perspective)

Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang


terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya
mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan
menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus
terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab
banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Penerapan
gambar ini banyak digunakan pada gambar rancang bangun (desain) interior.

2. Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)

Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang


letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat.
Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar,
akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan.
Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 27


3. Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective)

Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah
atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah.
Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba
tinggi. Jika kita mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan
titik pertemuan garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus ke garis
tanah kemudian diteruskan ke P sebagai titik hilang.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 28


Cara menggambarkan perspektif sebuah titik dapat melalui beberapa cara seperti
di bawah ini:

Cara pertama:

Cara kedua:

Cara ketiga:

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 29


Cara keempat:

Perspektif Garis

Di bawah ini adalah gambar perspektif sebuah garis AB yang posisinya tegak lurus
terhadap garis tanah.

Untuk benda-benda yang memiliki dimensi tinggi perhatikan gambar di bawah


ini. Garis ketinggian benda diukur dari garis tanah tepat pada perpanjangan garis
benda di garis tanah. Ukuran garis tinggi benda diukur dengan ukuran sebenarnya.

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 30


Perspektif Benda

Gambarkan perspektif sebuah balok dengan alas ABCD dan atap EFGH. Sisi AB= 5
cm, sisi BC=3 cm. Tinggi benda=8 cm. Koordinat titik A (-1,2,0). Sisi AB membentuk sudut
300 terhadap tafrir bukaan kanan. Distansi = 6 cm, Tinggi horison=5 cm, garis GT=15 cm dari
tepi bawah kertas ukuran Folio. Letak M = 11 cm dari tepi kertas sebelah kiri.

Distansi

8 cm

Tinggi
horison

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 31


TUGAS - 3

PERSPEKTIF BENDA
Diketahui sebuah benda dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar proyeksi orthogonal
di bawah ini, gambarkan benda tersebut secara perspektif !

Ketentuan : * Kertas HVS folio polos posisi tegak


* GT = 15 cm dari tepi bawah kertas
* Posisi M = 11 cm dari tepi kiri kertas
* Tinggi horizon = 6 cm
* Distansi = 7 cm

Kedudukan : * Pada perspektif, titik A terletak pada (1, ½, 0) B


* AB membentuk sudut 450 terhadap tafrir
bukaan kanan
A

| Seni Rupa- SMA Negeri 2 Brebes 32

Anda mungkin juga menyukai