Anda di halaman 1dari 12

Tugas Akuntansi Sektor Publik

“PENGANGGARAN PUBLIK”

OLEH:
Manikam Aprilani
Marwah Razak
Naurah Atifah
Eko Hardianyah
Sudirman
Hisbullah
Misrad

AKUNTANSI 7.8 ( D )

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA – GOWA
2015
BAB 7

PENGANGGARAN PUBLIK

A. TEORI PENGANGGARAN PUBLIK


1. Pengertian Anggaran Publik
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan penerimaan dan
pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. Contoh jenis
anggaran publik antara lain :
a. Anggaran Negara dan Daerah/APBN/APBD (Budged of State)
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Yaitu anggaran usaha setiap
BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik-privat.
National Committe on Governmental Accounting (NCGA), yang saat ini telah diubah menjadi
Govermental Accounting Standards Boards (GASB), mendefinisikan anggaran (budget) sbb :
.....rencana operasi keuangan , yang mencakup etimasi pengeluaran yang disusulkan, dan sumber
pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.

2. Fungsi Anggaran publik


Anggaran berfungsi sebagai berikut :
a. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja.
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan dimasa mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antaratasan serta bawahan.
d. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif serta efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
f. Anggaran merupakan instrumen politik.
g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

Tabel 7.1. Identifikasi Kebutuhan Anggaran


Sebagai alat Anggaran digunakan sebagai alat untuk menetapan kehendak pemerintah guna
perencanaan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (public welfare), dengan jalan
memanfaatkan sumber daya dan dana untuk mendukung kegiatan pembangunan
jangka panjang dalam bentuk anggaran tahunan (annual budget)
Sebagai alat Anggaran digunakan sebagai alat pengendalian yang efektif, yang harus
pengendalian dilakukan secara melekat (built in control), dalam tubuh organisasi dalam
berlangsungnya pelaksanaan kegiatan.
Sebagai alat Kinerja setiap pelaksanaan kegiatan dapat diukur dan dievaluasi secara periodik
evaluasi maupun insidentil, yaitu:
(1) Apakah sudah sesuai dengan rencana kegiatan anggaran?
(2) Apakah tidak menyimpang darimperaturan perundang-undangan?
(3) Apakah sudah dilaksanakan secara efisien dan efektif berdasarkan
pembanding yang sejenis?

3. Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik


Anggaran publik selalu dikaitkan dengan akuntabilitas eksekutif organisasi. Konflik yang terjadi
dalam penentuan anggaran sangat berpengaruh terhadap kapabilitas eksekutif organisasi untuk
mengendalikan pengeluaran. Pada prakteknya, pihak eksekutif akan menggunakan daftar tahunan
tentang pengeluaran dan pendapatan beserta tujuan aktivitasnya. Jadi, karakter agnggaran adalah
keseragaman, keseluruhan transaksi organisasi, keteraturan penyerahan rancangan anggaran per
tahunnya, akurasi prakiraan pendapatan sertaa pengeluaran yang didasari oleh persetujuan/konsensus,
dan terpublikasi. Jika kita perhatikan tabel 7.1, tujua anggaran dapat dirumuskan sebagai alat
akuntabilitas, alat manajemen, dan instrumen kebijakn ekonomi.
4. Karakteristik Anggaran Publik
Karakteristik anggaran publik terdiri dari:
a. Anggaran yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan nonkeuangan.
b. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau beberapa tahun.
c. Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
d. Usulan anggran yang telaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
e. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Tabel 7.2. Karakteristik Anggaran yang Baik


Karakteristik Anggaran yang Baik
1. Berdasarkan program.
2. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban (pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi).
3. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.

5. Prinsip-prinsip Anggarn Publik


secara tradisional, prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah adalah apa yang dikenal dengan
“The Three Es”, yaitu Ekonomis, Efisien, dan Efektif (Jones dan Pendlebury, 1988).
Dalam perkembangannya, prinsip-prinsip penganggaran bersifat sangat dinamis. Munculnya konsep
‘good governance’ sangat menekankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi (Agere,
2000).
Dalam bukunya yang berjudul Introducing Public Administration, Shafritz dan Russell meneyubutkan
sejumlah prinsip sistem penganggaran sudah megacu pada perkembangan terakhir dalam masyarakat,
yaitu (Shafritz dan Russell, 1997)ndemokratis, adil, transparan, bermoral tinggi, berhati-hati, dan
akuntabel.

Tabel 7.3. Prinsip-prinsip Penganggaran


Prinsip-prinsip Penganggaran
Prinsip pertama, demokratis, mengandung makna bahwa anggaran, baik yang berkaitan dengan
pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapan melalui suatu proses
yang mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masayarakat, selain harus dibahas dan
mendapatkan persetujuan dari legislatif.
Prinsip kedua, adil, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan secara optimal bagi
kepentingan orang banyak dan secara proporsional dialokasikan kesemua kelompok dalam
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
Prinsip ketiga, transparan, adalah proses perencanaan, pelaksanaan, seta pertanggungjawaban
anggaran negara yang harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga masyarakat umum.
Prinsip keempat, bermoral tinggi, berarti bahwa pengelolaan anggaran negara berpegang pada
peraturan perundangan yang berlaku, serta senantiasa mengacu pada etika dan moral yang tinggi.
Prinsip kelima, berhati-hati, berarti pengelolaan anggaran negara juga harus dilakukan secara
berhati-hati, karena posisi sumberdaya kumlahnya terbatas dan mahal harganya. Hal ini semakin
terasa penting jika dikaitkan dengan unsur hutang organisasi.
Prinsip keenam, akuntabel, berarti bahwa pengelolaan keuangan organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan setiap saat secara internal maupun eksternal kepada rakyat.

Pada dasarnya, keseluruhan prinsip-prinsip tersebut harus dapat diakomodasi secara utuh dalam
sistem penganggaran publik. Namun, sesuai perkembangan zaman, sistem penganggaran harus
mampu mengakomodasi dinamika prinsip-prinsip tersebut diatas.

B. SISITEM PENGANGGARAN PUBLIK


Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dimasyarakat dapat dilaukan paling tidak melalui dua
mekanisme, yaitu melalui mekanisme pasar (market mechanism) dan mekanisme birokrasi
(bureaucratic mechanism). Dengan sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap
sebagai mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya secara efisien (musgrave dan
musgrave, 1984) serta (Brown and Jackson, 1987). Namun, kegagalan pasar (market failures) juga
dapat terjadi dalam mengalokasikan sejumlah barang dan jasa. Penyebabnya adalah karena adanya
‘public goods’, beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah, beserta sejumlah ‘mixed goods’,
yang kemudian didistribusikan melalui mekanisme birokrasi.
Dalam perkembangannya, mekanisme birokrasi menjadikan mekanisme yang sangat penting karena
besarnya semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan melaui porsinya dibanding produk domestik bruto.
Mekanisme birokrasi itu sendiri mempunyai instrumen yang disebut sistem penganggaran yang
berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada
dimsyarakat sesuai perkembangan sistem administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat
dalam konteks sistem sosial seta politik tertentu, sistem penganggaran dapat berkembang. Dalam
sejarah perkembangannya beberapa jenis sistem penganggaran mulai dikenal.
1. Line Item Budgeting
Line item budgetting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana dana berasal
(pos-pos penerimaan) dan untuk apa dan tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran ). Jenis anggaran
ini dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut “Traditional
Budgeting”. Walupun tidak dapat disangkal, ‘Line-item budgetting’ sangat populer penggunaannya
karena dianggap mudah untuk dilaksanakan (wildavsky, 2000)
Dalam prakteknya, semua karakteristik tersebut mengandung banyak kelemahan. Sebagai contoh,
dalam organisasi publik yang rentang dengan KKN, karakteristik yang berkaitan dengan tujuan
melakukan pengendalian keuangan sering kali dilaksanakn hanya sebatas aspek administratifnya saja.
Hal ini mungkin saja mengingat karakter lainnya, yaitu sangat berorentasi pada input organisasi.
Kelemahan lainnya terkait dengan karakteristik penetapan anggaran melalui pendekatan inkremental,
yaitu menetapkan rencana anggaran dengan cara menaikkan sejumlah tertentu pada jumlah anggaran
yang lalu atau sedang berjalan. Melalui pendekatan ini, analisis yang mendalam tentang tingkat
keberhasilan setiap program tidak perlu dilakukan. Akibatnya, tidak ada informasi yang logis dan
rasional tentang rencana alokasi anggaran tahun yang akan datang.
Akibat dari berbagai kelemahan tersebut diatas adalah sistem line-item budgeting akan menghadapi
masalah besar berupa masalah efektivitas, efisiensi dan kuntabilitas. Jika sitemnya sudah transparan,
maka informasi yang dapat diterima masyarakat tidak terlalu penting – karena hanya berkaitan dengan
input organisasi.

Tabel 7.4. Sistem Line-Item Budgeting


Karakteristik Keunggulan Kelemahan:
1. Titik utama perhatian 1. Relatif mudah 1. Perhatian terhadap
tertuju pada segi menelusurinya laporan pelaksanaan
pelaksanaan dan 2. Mengamankan komitmen anggaran penerimaan dan
pengawasan. diantara partisipan sehingga pengeluaran sangat
2. Penekanan hanya pada segi dapat mengurangi konflik sedikit
administrasi. 2. Diabaikannya pencapaian
kinerja, realisasi
penerimaan dan
pengeluaran yang
dianggarkan.
3. Para penyusun anggaran
tidak memiliki alasan
yang rasional dan dalam
menetapkan target
penerimaan dan
pengeluaran

2 Incremental Budgeting
Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi
selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan
datang.
Angka pada pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari angak periode sebelumnya.
Permasalahan yang harus dipecahkan adalah metode kenaikan/ penurunan (incremental) dari anggaran
tahun sebelumnya. Logika sistem penganggaran ini adalah seluruh kegiatan yang dilaksanakan
merupaan kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya.

Tabel 7.5. Sistem Penganggaran Incremental Budgeting


Keunggulan Kelemahan
1. Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran. Sama seperti sistem line-item
2. Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit budgeting
untuk memahami program-program baru.
3. Dapat mengurangi konflik.

3 Planning Progamming Budgeting System


Sebagai reaksi terhadap berbagai masalah fundamental yang dihadapi line-item budgeting, muncul
sistem penganggaran baru, yaitu Planning Progamming Budgeying System (PPBS), Zero Based
Budgeting (ZBB), dan Perfomance Budgeting. Planning Progamming Budgeting System adalah
proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai
kesatuan yang bulat dan tidak terpisah, yang didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi
serta permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian , pengoordinasian, dan
pengawasan terhadap semua kegiatan yang diperlukan, serta pertimbangan atas implikasi keputusan
terhadap berbagai kegiatan dimasa yang akan datang.
Pada hakikatnya, berbagai jenis anggaran yang muncul belakangan memiliki karakter yang lebih
rasional dibandingkan line-item budgeting. PPBS berusaha merasionalkan proses pembuatan
anggaran dengan cara menjabarkan rencana jangka panjang kedalam program-program, sub-program,
serta berbagai proyek.
Dalam prakteknya, PPBS murni dinilai mengandung kelemahan seperti yang dikemukakan diatas
(Jones dan Pendlebury, 1988, sera Shafritz dan Russell, 1997). Kedua jenis anggaran tersebut
ditinggalkan oleh banyak pihak dan saat ini yang berkembang secara pesat adalah performance
budgeting.

Tabel 7.6. Planning Programming Budgeting System


Keunggulan Kelemahan
1. Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata 1. Merupakan proses
dan membantu pimpinan dalam membuat multikompleks, dan
keputusan yang menyangkut usaha pencapaian memerlukan banyak
tujusn. perhitungan serta analisis.
2. Menghindarkan adanya pertentangan dan 2. Memerlukan pengelelola
overlaping program, serta mewujudkan yang ahli dan memiliki
sinkronisasi dan integrasi antar aparat organisasi kualitas yang tinggi.
dalam proses perencanaan. 3. Terlalu kompleks, baik
3. Alokasi sumber daya yang lebih efisien dan efektif secara teknis maupun
berdasarkan analisis biaya manfaat untuk mencapai praktis.
tujuan.

Konsepsi pokok PPBS adalah sebagai berikut:


(1) Tujuan: menjadi pengarah menuju hasil yang akan diperoleh ataupun pelayanan dan jasa-jasa
yang akan diberikan.
(2) Alternatif cara : menyajikan pilihan dari serangkaian cara ataupn tindakan.
(3) Hasil guna: berkaitan dengan pengukuran atas tingkat keberhasilan tindakan dalam rangka
pencapaian tujuan.
(4) Dimensi waktu: memperkirakan perspektif secara tahunan dalam mempertimbangkan akibat
dari tuntutan yang diproyeksikan pada masa mendatang.
(5) Prioritas: berkaitan dengan penentuan tindakan yang diutamakan, akan diambil kriteria
pilihan tertentu.
(6) Pengendalian/pengawasan: pengendalian/pengawasan ketatalaksanaan yang terintegrasikan,
berkaitan dengan sistem pelaporan dan aliran balik informasi.
(7) Daya guna: berkaitan dengan pengukuran atas tingkat hasil tindakan pencapaian tujuan, jika
tujuan dan tindakan itu dpat dinyatakan serta dinilai secara kuantitatif.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Lahirnya ZBB merupakan jawaban terhadap rasionalisme proses pembuatan anggaran. Dalam sistem
ZBB, muncul apa yang disebut sebagai unit keputusan (decision units), yang menghasilkan berbagai
paket alternatif anggaran yang dibuat sebagai motivasi atas anggaran organisasi yang lebih respontif
terhadap kebutuhan masyarakat dan terhadap fluktuasi jumlah anggaran. Dalam prakteknya, ZBB
membutuhkan banyak kertas kerja (paper work), data, serta menuntut penerapan sistem manajemen
informasi yang cukup canggih. Hal ini dianggap sebagai hambatan utama dalam penerapan ZBB.

Zero Based Budgeting


Kelebihan kekurangan
Muncul unit keputusan(dicision units) yang Membutuhkan banya kertas kerja, data, serta
menghasilkan berbagai paket alternatif anggaran menuntut penerapan sistem manajemen
yang dibuat sebagai motivasi bagi terciptanya informasi yang cukup canggih.
anggaran organisasi yang lebih reponsif
terhadap kebutuhan masyarakat dan fluktuasi
anggaran.

Zero Based budgeting (ZBB) merupakan sistem sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan
kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara
terpisah. Ini berarti berbagai program akan dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga
langkah penyusunan ZBB adalah :
(1) Mengidentifikasi unit keputusan.
(2) Membangun paket keputusan.
(3) Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan.

Contoh Penerapan
Prosedur penganggaran berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi. Karena itu, penentuan
tujuan menurut ZBB dapat dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi unit keputusan – seluruh organisasi dilakukan dibebagai unit kerja / unit
organiasi.
2. Mengembangkan paket keputusan.

Ada 2 jenis paket keputusan, yaiu :


a. Paket keputusan Matually Exlusive – Paket keputusan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi beberapa alternatif yang sesuai dengan fungsi manajemen.
b. Paket keputusan Inkremental – Paket keputusan ini mengidentifikasi jenis kegiatan, biaya,
serta dampak kegiatan fungsi manajemen.

Contoh Format Paket Keputusan


Nama Paket : Peringkat :
Departemen : Manajer :
Kegiatan :

Pernyataan Pendahuluan :
Gambaran Kegiatan :
Hasil Kegiatan :
Kuantitatif Penilaian Paket :
Sumber yang Dibutuhkan :
Konsekuensi Tidak Menyetujui Paket :
Paket Inkremental :
Tingkat lain dari Usaha (dan Biaya) :

Paket saling menguntungkan :


Jalan lain untuk menampilkan fungsi yang sama

5. Performance Budgeting
Sebenarnya, performance budgeting diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1949,
namun dalam prakteknya mengalami kegagalan (Schiavo-Campo dan Tommasi, 1999). Pada
reformasi anggaran yang dilakukan pada tahun 1990-an, beberapa karakteristik penting dari
porfermance budgeting masih dianggap sangat bermanfaat, dan kemudian dikembangkan bersama
dalam konteks reformasi administrasi publik.
Performance budgeting (anggara yang berorioentasi kinerja) adalah sistem penganggaran yang
berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, serta rencana strategis
organisasi.
Tabel 7.7 Sistem Peanggaran Performance Budgeting
Karakteristik Utama Keunggulan Kelemahan
1. Secara umum, sistem ini A. Memungkinkan 1. Tidak semua
mengandung tiga unsur pokok pendelegasian kegiatan dapat
yaitu pengeluaran organisasi wewenang dalam distandardisasik
yang diklasifikasian menurut pngambilan an.
program dan kegiatan, keputusan/ 2. Tidak semua
pengukiran kinerja B. Merangsang kinerja diukur
(performance measurement) dan partisipasi dan unit secara
pelaporan program (program kerja melalui kuantitatif.
reporting). proses pengusulan 3. Tidak semua
2. Lebih berfokus pada dan penilaian jelas mengenai
pengukuran kinerja bukan pada anggaran yang siapa pengambil
pengawasan. bersifat faktual. keputusan dari
3. Setiap kegiatan harus dilihat dan C. Membantu fungsi siapa yang
maksimalisasi output. perencanaan dan menanggung
4. Bertujuan menghasilkan mempertajam beban keputusan
informasi biaya dan kinerja perbuatan tersebut.
yang dapat digunakan untuk keputusan.
menyusun target dan evaluasi D. Memungkinkan
pelaksanaan kerja. alokasi dana secara
optimal dengan
didasarkan pada
efisiensi unit kerja.
E. Menghindarkan
pemborosan.

Osborn dan Gaebler (1993), mengemukakan keunggulan pengukuran kinerja (the power of
performance measurement) sbb:
Tabel 7.8 The Power of Performance Measurement
Menurut Osborn Gaebler
What gets measured gets done Pada dasarnya, orang atau pegawai akan merespons tindakan
yang positive segera setelah ditetapkannya ukuran kinerja.
If you don’t measure result, you Jika hasil tidak diukur, maka ‘mana organisasi yang berhasil
can’t tell succes from failure dan mana yang gagal’ tidak dapat dibedakan. Akhirnya,
pengambilan keputusan sering kali dapat menjadi salah.
If you can’t see succes, you can’t Pemeberian penghargaan kepada pegawai yang berhasil
reward it. merupakan hal yang penting dalam memacu pencapaian
tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Karenanya, sangatlah
penting untuk dapat mengidentifikasi keberhasilan.
If you can’t reward succes you’re Sekali lagi ditekankan bahwa jika tidak dapat
probably rewarding failure mengidentifikasi keberhasilan, maka mungki ada kesalahan
dalam pengambilan keputusan, yaitu pemberian insentif bagi
oihak yang mengalami kegagalan.
If you can’t see succes, you can’t Ukuran kinerja juga sangat diperlukan agar dapat belajar dari
learn from it. keberhasilan yang ada.
Iif you can’t recognize failure, Demikian pula, ketidakberhasilan dapat dihindari dan
you can’t correct it. diperbaiki dimasa yang akan datang, jika mempunyai
informasi tentangnya.
If you can demonstrate resut, you Pada akhirnya, jika mampu mendemontrasikan hasil, apalagi
can win publik support hasil yang baik, niscaya bisa mendapatkan dukungan publik.

Dengan demikian, karakteristik dari sistem penganggaran yang berorientasi kinerja ini sangat bertolak
belakang dengan sistem traditional budgeting, yang banyak diterapkan pada negara-negara yang
menganut juga sistem administrasi publik tradisional.
Seperti telah disebutkan diatas, performance budgeting berkaitan erat dengan visi, misi, dan rencana
strategis organisasi. Hal ini berarti dalam proses perencanaan anggaran, visi,misi, dan recana strategis
menjadi acua utama.
Salah satu tujuan strategis yang ditetapkan adalah memanfaatkan dan menerapkan secara optimal
teknologi inovatif yang telah diketahui banyak orang. Hasil yang diharapkannya adalah sbb:
 Peningkatan produktivitas tenaga kerja negara bagian.
 Perbaikan penyelenggaraan pemerintah.
 Penyediaan layanan publik dengan proses yang lebih sederhana.
 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap program dan layanan negara bagian.
 Peningkatan kemampuan untuk mengaitkan rencana strategis, penganggaran, ukuran kinerja, dan
dampak dalam masyarakat.
6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
Medium Tern Budgeting Framework (MTBF) adalah kerangka strategi kebijakan tentang anggaran
belanja unit organisasi. Kerangka ini melimpahkan tanggung jawab yang lebih besar kepada unit
organisasi menyangkut penetapan alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan.
Tingkat kesiapan membangu MTBF tergantung pada kondisi keuangan organisasi. Ketidakstabilan
kebijakan fiskal akan menyebabkan tidak tepatnya alokasi sumber daya keberbagai prpgram atau
proyek.
Tabel 7.9 Tujuan dan Sasaran MTBF
Tujuan dan MTBF Sasaran dari MTBF
1. Keseimbangan makroekonomi dngan 1. Menciptakan keseimbangan ekonomi
mengembangkan konsistensi dan makro dngan cara mengembangkan
kerangka kerja sumber daya secara kerangka sumber daya yang konsisten
realistis. dan realistis.
2. Alokasi penggunaan sumberdaya untuk 2. Meningkatkan alokasi sumber daya
prioritas strategi antar sektor dan dalam melaui strategi prioritas lintas sektoral.
sektor. 3. Meningkatkan kemampuan untuk
memperkirakan kebijakan pembiayaan
sehingga departemen dapat lebih awal
merencanakan program yang
berkelanjutan.
4. Memberikan anggaran yang ketat
terkait kewenangan unit kerja dalam
menggunakan sumber daya secara
efektif dan efisien.
C. Siklus Penganggaran Publik
1. Penetapan Prosedur dan Tim Penganggaran Tahun Terkait
Tahapan pertama dari siklus anggaran adalah penetapan prosedur atau aturan dalam pembuatan
anggaran sekaligus penetapan tim penganggaran tahun terkait. Hal ini merupapkan bagian yang
penting dalam proses penganggaran, karena dibutuhkan prosedur untuk memberikan arahan yang jelas
dan sebagai pengendalian agar anggaran yang disusun tidak mengandung kesalahan yang materia.
Sedangkan tim penganggaran nantinya akan bertugas menyusun anggaran tahun terkait.
2. Penetapan Dokumen Standar Harga
Dokumen standar harga di tujukan untuk mengendaliakan harga berbagai kebutuhan organisasi
(barang dan jasa).
3. Penyebaran Dan Pengisian Formulir Rencana Kerja Dan Anggaran
Pada tahapan ini akan di sebarkan formulir program kerja dan anggaran tahun terkait. Pedoman
pengisian formulir rencana kerja dan anggaran adalah dokumen standar harga serta draft atau
dokumen perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
4. Rekapitulasi Kertas Kerja
Tahapan selanjutnya setelah proses pembahasan kertas kerja adalah rekapitulasi kertas kerja tersebut.
Rekapitulasi adalah proses meringkas atau mengumpulkan data dari kertas kerja.
5. Pembahasan Perubahan Dan Penyelesaian Draft Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Tahapan selanjutnya adalah menyelesaikan draft anggaran pendapatan dan belanja. Pada tahapan ini
dilakukan pengecekan ulang terhadap draft anggaran yang dibuat, selain juga memastikan bahwa draft
anggaran telah sesuai dengan perencanaan dan tanpa kesalahan.
6. Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Draft anggaran yang telah selesai kemudian ditetapkan menjadi anggaran. Proses penetapan anggaran
ini adalah tahapan akhir dari proses penetapan anggaran. Dalam penyusunan anggaran periode
berikutnya, kita bisa kembali ke tahapan pertama di atas.

D. Tehnik Penganggaran Publik


1. Pendekatan fungsional
Karakter berpikir dari system of national accounts, telah merekomendasi pandangan pembatasan
karakter anggaran sebagai berikut:
a. Kemandirian penyelenggaraan fungsi organisasi sektor publik
b. Diawali dengan batasan kemampuan, organisasi menanggung pengeluaran untuk
kesejahteraan masyarakat. Apabila pengeliaran yang ditanggung adalah seluruhnya, maka
organisasi memegang kendali secara penuh. Sedangkan jika yang ditanggung hanya sebagian,
maka organiasi bekerja dalam mekanisme kolaborasi. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap
proses penyusunan aggaran dari berbagai kepentingan formal, kepentingan hukum, dan
kepentingan legislatif.
Kepentingan formal merupakan refleksi anggaran sebagai produk dari suatu entitas mandiri. Ini
berarti anggaran disusun melalui proses internal organisasi. Kepentingan hukum merupakan pemberi
makna yang solid bagi anggaran suatu entitas tertentu. Sebagai produk hukum, kepatuhan dalam
melaksanakan anggaran dapat dijamin.

Tabel 7.10 Faktor Penentu Efektifnya Suatu Anggaran


FAKTOR PENENTU EFEKTIFNYA SUATU ANGGARAN
KEBIJAKAN KELEMBAGAAN TEKNIK ANGGARAN
a. Pendapatan, tingkat a. Konsultasi dan koordinasi a. Teknik perhitungan
pengangguran, dan inflasi antar unit kerja prakiraan pendapatan dan
b. Kebijakan nilai tukar b. Koordinasi dalam unit kerja pengeluaran
c. Kebijakan moneter c. Birokrasi b. Fleksibiliitas fiskal
d. Kebijakan fiskal d. Pertimbangan non ekonomi c. Tingkat pengeluaran yang
e. Mobilitas sumber daya e. Kapabilitas administrasi diharapkan
f. Tingkat pertumbuhan d. Fasilitas dalam
pengeluaran pemberlakuan tingkat pajak
g. Pengeluaran investasi e. Batasa proses anggaran
h. Subsidi - Waktu
i. Defisit anggaran - Informasi
f. Manajemen keuangan
Waktu yang salah dalam
melepaskan dana
Biaya yang terlalu besar
Kurangnya fleksibilitas
dalam menggunakan dana
Hambatan sumber daya
manusia

2. Pendekatan pengambilan keputusan

PERBEDAAN PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


PERBEDAAN RASIONAL PENYESUAIAN/BERTAHA
P
keterkaitan Teori ekonomi tradisional Konsep pluralis organisasi
yang demokratis
Jenis pendekatan Pendekatan tujuan dan Proses penyesuaian antar
pengukuran alternatif tujuan. individu dan kelompok yang
mempunyai nilai ekonomi
serta tingkat kepuasan yang
berbeda.
kritik Survei alternatif tidak Proses negosiasi akan menjadi
dimungkinkan. Keputusan dasar pengambilan keputusan
akan meengurangi proses dan kompromi tujuan menjadi
penyesuaian dan ditentukan dasar penilaian kinerja.
melalui proses politik.

3. Pendekatan psikologi/motivasi
Pendekatan psikologi/motivasi merupakan salah satu teknik penganggaran publik yang sangat baik
untuk dilakukan. Dengan mempertimbangkan berbagai asumsi, kenyataan, dan tujuan yang ingin
dicapai, penggunaan pendekatan psikologi/motivasi dalam proses penganggaran akan membuat
anggaran yang tersusun benar-benar akan dilaksanakan dengan baik dan tujuan serta sasarannya dapat
dicapai secara efektifdan efisien.
4. Pendekatan lingkungan berkesinambungan
Pengenggaran berdasarkan lingkungan berkesinambungan dimulai dengan proses penyusunan
anggaran bagi program yang berwawasan lingkungan. Anggaran progran ini harus
mempertimbangkan sisi pemeliharaan dan perbaikan kondisi lingkungan sekitasnya. Dengan
demikian, tujuan anggaran dan program dapat tercapai tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap
kondisi lingkungan secara berkesilambungan.

E. Contoh Penganggaran Di Organisasi Sektor Publik


1. Pemerintah pusat
Anggaran negara selama satu tahun secara sederhana bisa diibaratkan sebagai anggaran rumah
tangga atau anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun
anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara, yang bertanggung jawab
menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN). Setidaknya ada enem
sumber ketidak pastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN, yakni :
- Harga minyak bumi di pasar internasional
- Kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC
- Pertumbuhan ekonomi
- Inflasi
- Suku bunga
- Nilai tukar rpiah terhadap dolar Amerika (USD).
2.Pemerintah daerah
Proses penyusunan APBD dimulai dengan pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum
APBD tahun anggaran berikutnya, yang sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan juni
tahun berjalan. Selanjutnya, DPRD akan membahas kebijakan umum APBD yang diajukan
oleh pemerintah daerah dalam pembicaraan pendahuluan mengenai RAPBD tahun anggaran
berikutnya. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD
pemerintah daerah bersama DPRD, akan membahas prioritas dan plafon anggaran sementara
untuk dijadiakan acuan bagi setiap satuan kerja perangkat daerah.
3. LSM
Bentuk Rancangan Anggaran Organisasi LSM:
a. Menentukan workplan yang berisi jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proyek,
beserta lama waktu pengerjaannya (disesuaikan dengan tujuan dan output yang ada dalam
visi serta misi organisasi)
b. Menentukan jenis biaya tetap dan biaya variabel yang tedapat dalam proyek
c. Menentukan standar biaya untuk setiap komponen biaya
d. Membuat tabel rancangan anggaran biaya secara sistematis (lebih baik dalam format excel),
yang berisi kolom deskripsi komponen biaya, berapa unit, periode pelaksanaan proyek, dan
total perhitungan.
e. Mengisi masing-masing kolom dalam tabel rencana anggaran.
4. Yayasan
Dilihat dari karakteristik anggaran, rencana anggaran yayasan dipublikasikan secara terbuka
kepada masyarakat untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran tidak boleh menjadi rahasia
internal yayasan yang bersangkutan tetapi harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,
didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran yayasan merupakan instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program yang dibiayai dengan uang publik.
Anggaran yayasan berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana,
anggaran merupakan dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan keuangan suatu
yayasan meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Anggaran berisi
estimasi mengenai ‘apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang’. Setiap anggaran
memberiakan informasi mengenai ‘apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode
mendatang’.
5. Partai politik
Salah satu kegunaan anggaran dalam partai politik adalah untuk kampanye, yang merupakan
momen khusus dalam rangakaian pemilu yang disediakan oleh KPU bagi para kontestan
pemilu.

F. Penganggaran Publik Di Berbagai Negara Maju Dan Berkembang


Implementasi pembaruan di negara-negara Industri:
1. Inggris
Terdapat tiga pertalian sistem pembuatan keputusan
a. Sistem komite survei pengeluaran publik (PESC)
b. Analisis program dan review (PAR)
c. Staf review kebijakan pusat (CPRS)
2. Swedia
Saat ini, sistem anggaran di Swedia mempunyai beberapa unsur yang mengombinasikan
perencanaan, ramalan jangka menengah, dan pengukuran efisiensi.
3. Negara lainnya
- Jepang aktif memberiakan pertimbangan untuk mengenalkan variasi PPBS.
- Austria, Denmark, Jerman, Selandia Baru, dan Belanda adalah di antara negara yang
memperkenalkan secara luas berbagai reformasi yang melibatkan pemilihan reklasifikasi
anggaran ke dalam program, ramalan jangka menengah, pengenalan terhadap teknik
penilaian, pengukuran produktivitas, dan kinerja pada beberapa bagian.
- Yunani selama tiga tahun telah memprakarsai implementasi bentuk ZBB dan program
penilaian produktivitas (produktivity assessment program). Usahanya diorientasikan pada
pemilihan mengadopsi beberapa bentuk ZBB, kemudian mentransplantasi sistem Amerika
Serikat.

Implementasi pembaruan di negara-negara berkembang:


- Pengenalan sistem PPSB di India, Indonesia, Malaysia, Nepal, dan Sri Lanka tidak membawa
perubahan dalam memfungsikan perencanaan dan penganggaran yang akan dilaksanakan
dengan basis rangkap dua.
- Cakupan dari sistem baru juga terbatas. Di Malaysia dan Indonesia, hal ini hanya terbatas pada
anggaran pembangunan, sementara di India, anggaran kinerja disiapkan sebagai dokumen
pendukung.

Anda mungkin juga menyukai