Anda di halaman 1dari 21

K3 TRANSPORTASI SEPEDA

KELOMPOK 1 :
Monang David S Turnip 181000172
Sarah Letycia Manurung 181000259
Intan Meizuri Dharmawan 181000281
Pengertian
Sepeda
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan

sepasang pengayuh yang digerakan kaki untuk menjalankannya. Sepeda merupakan salah

satu alat transportasi yang paling penting di dunia, karena selain ramah lingkungan, sepeda

juga menjadi tonggak munculnya kendaraan-kendaraan lainya

- (Kurnia, 2015) -
Sejarah
Sepeda pertama ditemukan tahun 1818 oleh Baron Karl Drais von Sauerbronn atau lebih
Sepeda
sering dikenal Karl Drais –lahir pada tanggal 29 April 1785 di Karlsruhe, Jerman. 

Penyempurnaan sepeda dilakukan oleh dua orang Prancis, bernama Ernest Michaux (1855)

yang membuat engkol dan Pierre Lallement (1865) yang memperkuat roda dengan menambahkan

lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg).


Penggunaan Sepeda Di Dunia

Sepeda bukanlah sebuah alat transportasi baru. Serupa dengan Indonesia, di tengah pandemic Covid 19 bersepeda menjadi pilihan
transportasi bagi masyarakat dunia baik untuk melakukan aktivitas sehari –hari maupun menjaga kesehatan dengan berolahraga.

• Amerika : Penggunaan sepeda sebesar 40% di bulan Maret – Juni 2020 ( US Embassy Official Release
Pandemic impact on Transportation pg 7 Mo)
• Perancis : Anggaran untuk penyediaan fasilitas parker semula 20 juta naik menjadi 60 juta euro pada Mei 2020
(Forbes.com)
• Inggris : Pengguna sepeda pada masa pandemic miliki pribadi meningkat 33% dan bike sharing meningkat 12%
(globalwebinex.com)
• Indonesia : Permintaan sepeda di Indonesia meningkat hingga 100%. (ITDP)
Penggunaan Sepeda Di
Indonesia
Sepeda telah digunakan sejak dahulu kala. Berbagai sumber menyebutkan bahawa jalan di kota besar Hindia Belanda seperti

Batavia, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Medan ramai oleh pesepeda. Sepeda menjadi salah satu penggerak ekonomi.

Di Indonesia, sepeda digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan mulai dari untuk berjualan, berolahraga,

berekreasi, serta sebagai kendaraan menuju kantor/tempat bekerja


Kondisi pesepeda di
Indonesia
Pesepeda adalah pengguna jalan yang amat rentan. di Indonesia pesepeda hanya mendapat
sedikit fasilitas di jalan. Hanya sedikit jalur pesepeda yang baik atau bahu jalan yang diaspal
pesepeda di sepanjang jalan. Sulit memastikan jumlah pesepeda yang meninggal atau cedera
dalam tabrakan di jalan setiap tahun di Indonesia karena datanya tidak akurat. Demikian
pula, sedikit data tentang kelompok mana pesepeda yang paling banyak terlibat dalam
tabrakan, apakah usia muda, manula, lelaki, perempuan, juga di mana kejadiannya (perkotaan,
perdesaan, jalan lingkungan, jalan arteri), atau kapan terjadinya (siang, malam, saat hujan, saat
kering).
Regulasi Tentang
UndangSepeda
- Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 tentang
Lintas dan
Angkutan Jalan :

• pasal 25 ayat 1
• pasal 45 ayat 1
• pasal 62 ayat 1-2
• pasal 106 ayat 1
• pasal 122 ayat 1-2
• Pasal 25 • Pasal 122
• Setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan 1) Pengendara kendaraan tidak bermotor dilarang:
berupa:
• Dengan sengaja kendaraannya ditarik oleh kendaraan bermotor dengan
(g) Fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat.
kecepatan yang membahayakan keselamatan

• Mengangkut /menarik benda yang dapat merintangi/membahayakan pengguna


• Pasal 45

Fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi: jalan lain

(b) Lajur sepeda • Menggunakan jalur jalan kendaraan bermotor jika telah disediakan jalur jalan
khusus bagi kendaraan tidak bermotor
• Pasal 62

1. Pemerintah harus memberikan kemudahan lalu lintas bagi pesepeda


2)   Pesepeda dilarang membawa penumpang, kecuali jika sepeda tersebut telah
2. Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran
dilengkapi dengan tempat penumpang.
dalam berlalu lintas.
• Pasal 106
2)  Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan berhak wajib mengutamakan
keselamatan pejalan kaki dan pesepeda.
atas Kecepatan Sepeda

Kecepatan bersepeda tergantung kekuatan kaki mendayungnya, jika dayungannya kuat


maka akan melaju tinggi, jika dayungnya lambat maka laju juga akan melambat. Tetapi
untuk secara rata – rata pada:

• Jalan datar : - pesepeda biasa = 28 km/jam


- pro rider = 40 km/jam

• Jalan mendaki 8 persen : - pesepeda biasa = 12 km/jam


Persyaratan
Keselamatan Bersepeda
Dalam PM 59 Tahun 2020 tentang Keselamatan Pesepeda di jalan pasal 2 dan 3 disebutkan sepeda yang
beroperasi dijalan harus memenuhi persyaratan keselamatan sebagaimana yang dimaksud adalah :

• Spakbor
• Bel
• Sistem Rem
• Lampu
• Alat Pemantul Cahaya Bewarna Merah
• Alat Pemantul Cahaya Bewarna Putih dan Kuning
• Pedal
Pasal 4
dijelaskan lebih lanjut tentang adanya PENGECUALIAN SPAKBOR untuk sepda balap, Sepeda gunung, dan jenis
Sepeda lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian PENGGUNAAN LAMPU DAN
PEMANTUL CAHAYA dipasang pada malam hari dan kondisi tertentu. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud: a.
kondisi jarak pandang terbatas karena gelap; b. hujan lebat; c. terowongan; dan/ atau d. kabut.

Pasal 5
Selain kelengkapan alat penunjang keselamatan yang wajib dilengkapi sepeda yang dioperasikan
di Jalan harus berdasarkan Standar Nasional Indonesia.
Pasal 6 (Ketentuan Untuk
a. pada kondisi malamPesepeda)
hari, pesepeda menyalakan lampu dan menggunakan pakaian dan/ atau atribut yang dapat
memantulkan cahaya ;

b. Menggunakan alas kaki; dan


c. memahami dan mematuhi tata cara berlalu lintas
Pasal 8 (Larangan Untuk
Pesepeda)
• Dengan sengaja membiarkan Sepeda ditarik oleh kendaraan bermotor dengan kecepatan yang membahayakan keselamatan
• Mengangkut penumpang, kecuali Sepeda dilengkapi dengan tempat duduk penumpang di bagian belakang Sepeda;
• Menggunakan atau mengoperasikan perangkat elektronik seluler saat berkendara
• Menggunakan payung saat berkendara
• Berdampingan dengan kendaraan lain
Pasal 18 (Hak Fasilitas
Parkir Sepeda)
Harus disediakan oleh setiap penyelenggara fasilitas umum yang ditempatkan paling sedikit pada:
a. Simpul transportasi;

b. gedung perkantoran;

c. pusat perbelanjaan;

d. sekolah; dan

e. tempat ibadah.

Penyediaan fasilitas Parkir Sepeda di gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
dan huruf c ditetapkan sebanyak 10% (sepuluh persen) dari kapasitas Parkir.
Data kecelakaan Sepeda 6 bulan terakhir (per 6 november
2018)
Faktor Resiko penyebab Kecelakaan

Pesepeda
1. Faktor Manusia 3. Faktor lingkungan
2. Faktor Kendaraan
• Lengah •Jalan berlubang
• Rem tidak berfungsi
• Mengantuk •Jalan rusak
• Ban pecah
• Lelah •Jalan licin
• Kendaraan selip
• Tidak terampil •Jalan menikung
• Tidak tertib •Lampu jalan
• Kecepatan tinggi •Hujan
Masalah Pesepeda yang ada di
Jembatan
Jembatan sering menjadi titik jalur yang menyempit dan merupakan masalah bagi pesepeda dan pengendara sepeda motor. Padahal, sulit
untuk memperlebar jembatan. Maka pilihannya hanya:
• Beri marka penanda lebar di kedua sisi jembatan menghadap ke lalu lintas yang menghampiri. Hal ini akan memandu
pengemudi/pengendara.
• Gunakan garis tepi yang tebal untuk mendefinisikan tepi jalan di sepanjang jembatan.
• Hilangkan jalur pejalan kaki yang tinggi dan lebarkan bahu jalan di sepanjang jembatan.
• Larangan kepada setiap orang yang mengendarai Kendaraan Tidak Bermotor yang dengan sengaja berpegang
pada Kendaraan Bermotor untuk ditarik, menarik bendabenda yang dapat membahayakan Pengguna Jalan
lain, dan/atau menggunakan jalur jalan kendaraan
Upaya Pengendalian
Faktor Resiko
• Melakukan Pemeriksaan Terhadap Kondisi Sepeda
• Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan normal dan sehat
• Menyediakan fasilitas rambu jalan khusus pesepeda
• Menata/memperbaiki jalan yang rusak agar layak untuk dilalui berbagai
kendaraan
• Menggunakan APD bersepeda
• Menggunakan kunci dan gembok saat parker sebagai upaya keamanan
Alat Pelindung Diri Bagi Penggendara Sepeda

Helm Sarung Tangan Pelindung


Lutut
Persiapan Kendaraan Sebelum
Digunakan
Kesimpulan

Peraturan terkait dengan keselamatan sepeda/peseda sudah ada seperti pada UU No. 22
tahun 2009 dan PM 59 tahun 2020.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya penyediaan fasilitas sepeda seperti jalur khusus sepeda,
rambu- rambu jalan, lahan parkir khusus sepeda belum terlaksana dengan baik.
Jalur sepeda sudah terealisasi di daerah/perkotaan besar namun rute yang masih terbatas dan
di daerah/perkotaan lain belum terealisasikan. Edukasi tentang cara bersepeda yang baik dan
aman juga perlu dilakukan agar menjaga keselamatan para pesepeda.
THANK YOU
!!STAY SAFE &
HEALTHY

Anda mungkin juga menyukai