Anda di halaman 1dari 51

ETIKA DAN TATA CARA

BERLALU LINTAS
INSTRUKTUR

Tim Mengemudi Pusdik Lantas

Serpong, September 2023


Dasar Hukum

a. Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Polri


b. Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ

STIN T.A 2021


2. Pengertian-pengertian terkait Tata cara berlalu lintas

a. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas


kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor

b. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh


peralatan mekanik berupa mesin selain keendaraan yang berjalan
di atas rel
c. Kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang
digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan di
pungut bayaran
d. Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau Kendaraan dari
gangguan perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam
berlalu lintas.

e. Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan


terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu
lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau
lingkungan.

f. Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan


berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak
dan kewajiban setiap Pengguna Jalan.
g. Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan
dan kemacetan di Jalan.
ETIKA MENGEMUDI

Ketertiban dan Keselamatan

Pasal 105 UU No 22 Tahun 2009

Setiap orang yang menggunakan Jalan wajib:


a. berperilaku tertib; dan/atau
b. mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan
Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau
yang dapat menimbulkan kerusakan Jalan
Pasal 106 UU No 22 Tahun 2009

(1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib


mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.

(2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib


mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib


mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan laik jalan.

(4) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib


mematuhi ketentuan:
a. rambu perintah atau rambu larangan;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. gerakan Lalu Lintas;
e. berhenti dan Parkir;
f. peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain.
Pasal 106 UU No 22 Tahun 2009

(5) Pada saat diadakan pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan setiap


orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor wajib menunjukkan:
a. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba
Kendaraan Bermotor;
b. Surat Izin Mengemudi;
c. bukti lulus uji berkala; dan/atau
d. tanda bukti lain yang sah.

(6). Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat


atau lebih di Jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib
mengenakan sabuk keselamatan.

(7) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat


atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah di Jalan dan
penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk
keselamatan dan mengenakan helm yang memenuhi standar nasional
Indonesia.
Pasal 106 UU No 22 Tahun 2009

(8) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda
Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional
Indonesia.

(9) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor tanpa kereta samping
dilarang membawa Penumpang lebih dari 1 (satu) orang.
1. Ketertiban Berlalu Lintas

Ketertiban lalu lintas merupakan suatu keadaan berlalu lintas yang


berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban setiap
pengguna jalan. ( Pasal 1 Angka 32 UU Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan). ... Seluruh pengguna jalan
memiliki kewajiban untuk mentaati peratuan berlalu lintas.

1. Tata Tertib Lalu Lintas


2. Wajib membawa kelengkapan surat berkendaraan bermotor (SIM dan
STNK).
3. Wajib memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu dan marka
jalan yang ada.
4. Wajib mengemudikan kendaraan pada kecepatan maksimal 40
km/jam.
5. Wajib memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang telah
ditentukan
manfaat tata tertib berlalu lintas?
Manfaat mematuhi aturan lalu lintas​yaitu : Menjaga
keselamatan di jalan raya. Menjaga ketertiban di jalan raya.
Mencegah terjadinya kemacetan

Apakah yang terjadi ketika melanggar tata tertib lalu lintas?


 Dapat menimbulkan kemacetan yang dapat menghambat
perjalanan orang lain
 bisa saja terjadi kecelakaan lalu lintas yang membahayakan
diri sendiri maupun orang lain.
Bagaimana cara untuk tertib berlalu lintas

1. Memiliki SIM.
2. Mematuhi rambu, marka dan Apil
3. dilarang bertelepon saat berkendara.
4. Tidak melawan arus.
5. dilarang melewati jalan untuk pejalan kaki.
6. dilarang membuang sampah di jalan raya.
7. sudah memiliki sim.
8. tdk mengemudi di jalur pejalan kaki
2. Keselamatan Berlalu Lintas

Keselamatan berlalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu


keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan
selama berlalu lintas yang disebabkan oleh, Kendaraan, Jalan, dan/
atau lingkungan, hal ini tertuang dalam UU no 22 tahun 2009

Keselamatan jalan raya adalah suatu upaya mengurangi


kecelakaan jalan raya dengan memperhatikan faktor – faktor
penyebab kecelakaan, seperti: prasarana, faktor sekeliling, sarana,
manusia dan rambu atau peraturan
Program keselamatan dalam
berkendara di jalan raya?

1. Menggunakan Perlengkapan Berkendara


2. Membawa Surat-Surat Kendaraan Lengkap
3. Prioritaskan Pejalan Kaki
4. Taati Peraturan Lalu Lintas
5. Pastikan Kendaraan Anda Memenuhi Standar.
Penggunaan Lampu Utama

Pasal 107 UU No 22 Tahun 2009

(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib menyalakan


lampu utama Kendaraan Bermotor yang digunakan di
Jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu.

(2) Pengemudi Sepeda Motor selain mematuhi ketentuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan
lampu utama pada siang hari
Penggunaan Lampu Utama

Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib menyalakan lampu utama


Kendaraan Bermotor yang digunakan di Jalan pada malam hari dan
pada kondisi tertentu.

Lampu rendah Lampu jauh

 Sinar lampu kiri lebih tinggi dari sebelah kanan.


 Untuk penambahan lampu kabut (Fog Lamp) jumlahnya harus GENAP,
maksimal sejumlah lampu yang terdapat pada mobil tersebut
 Tinggi lampu tambahan tidak diperbolehkan melebihi tinggi lampu utama.
 TIDAK MEMODIFIKASI
Isyarat sinyal atau alat komunikasi yang
digunakan pada kendaraan harus sesuai
dengan peruntukannya

Lampu belakang Lampu warna kuning


Lampu depan warna
warna putih.
putih.

Lampu warna merah Isyarat suara /


klakson
Penggunaan Jalur dan Lajur Lalu Lintas
Jalur atau Lajur Lalu Lintas

Pasal 108 UU No 22 Tahun 2009

(1) Dalam berlalu lintas Pengguna Jalan harus menggunakan jalur


Jalan sebelah kiri.

(2) Penggunaan jalur Jalan sebelah kanan hanya dapat dilakukan


jika:
a. Pengemudi bermaksud akan melewati Kendaraan di
depannya; atau
b. diperintahkan oleh petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia untuk digunakan sementara sebagai jalur kiri.
Jalur atau Lajur Lalu Lintas

Pasal 108 UU No 22 Tahun 2009

(3) Sepeda Motor, Kendaraan Bermotor yang kecepatannya lebih


rendah, mobil barang, dan Kendaraan Tidak Bermotor berada
pada lajur kiri Jalan.

(4) Penggunaan lajur sebelah kanan hanya diperuntukkan bagi


Kendaraan dengan kecepatan lebih tinggi, akan membelok
kanan, mengubah arah, atau mendahului Kendaraan lain.
Jalur atau Lajur Lalu Lintas

Pasal 109 UU No 22 Tahun 2009

(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan melewati


Kendaraan lain harus menggunakan lajur atau jalur Jalan
sebelah kanan dari Kendaraan yang akan dilewati,
mempunyai jarak pandang yang bebas, dan tersedia ruang
yang cukup.

(2) Dalam keadaan tertentu, Pengemudi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan lajur Jalan
sebelah kiri dengan tetap memperhatikan Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jalur atau Lajur Lalu Lintas

Pasal 109 UU No 22 Tahun 2009

(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan melewati


Kendaraan lain harus menggunakan lajur atau jalur Jalan
sebelah kanan dari Kendaraan yang akan dilewati,
mempunyai jarak pandang yang bebas, dan tersedia ruang
yang cukup.

(2) Dalam keadaan tertentu, Pengemudi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan lajur Jalan
sebelah kiri dengan tetap memperhatikan Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

(3) Jika Kendaraan yang akan dilewati telah memberi isyarat


akan menggunakan lajur atau jalur jalan sebelah kanan,
Pengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang
melewati Kendaraan tersebut.
Penggunaan Jalur dan Lajur Lalu Lintas

1. Jalur Jalan
Jalur bisa diartikan sebagai bagian jalan yang
dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. Lalu lajur
adalah bagian jalur yang memanjang dengan atau
tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk
satu kendaraan bermotor sedang berjalan selain
sepeda motor
Bahu jalan adalah bagian tepi yang dipergunakan sebagai tempat untuk
kendaraan yang mengalami kerusakan, berhenti, atau digunakan oleh
kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran, polisi yang
sedang menuju tempat yang memerlukan bantuan kedaruratan
dikala jalan sedang mengalami tingkat macet yang tinggi.

Jalur cepat digunakan untuk kendaraan roda empat,


sementara jalur lambat untuk kendaraan roda dua, Sepeda
Motor, Kendaraan Bermotor yang kecepatannya lebih rendah,
mobil barang, dan Kendaraan Tidak Bermotor berada pada lajur
kiri Jalan.

jalur lambat adalah jalan yang diperuntukkan bagi kendaraan yang


dikemudikan dengan kecepatan rendah
Jalur kendaraan adalah
Jalur lalu lintas, atau biasa disingkat jalur, merupakan keseluruhan
perkerasan jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas kendaraan,
bisanya ditandai dari bagian jalan yang diaspal atau dibeton pada
jalan dengan perkerasan kaku/rigid pavement. Didaerah pusat
perkotaan bisanya dibatasi dengan kerb untuk melindungi

Jalur dalam tol terdiri dari dari beberapa lajur

Jalur di jalan tol sendiri terdiri atas empat jenis.


1. Ada lajur kiri,
2. Lajur kanan,
3. Bahu jalan, dan
4. Bahu dalam
kecepatan maksimal di jalan tol
Pemerintah telah menetapkan batas maksimal kecepatan mengemudi
yang aman saat melintas di jalan tol yaitu 100 km per jam. Hal
tersebut sudah disesuaikan berbagai pertimbangan

Berapa batas kecepatan di Indonesia?


Paling rendah 60 (enam puluh) km/jam dalam kondisi arus
bebas dan paling tinggi 100 (seratus) km/jam untuk jalan bebas
hambatan; Paling tinggi 80 (delapan puluh) km/jam untuk jalan
antarkota; Paling tinggi 50 (lima puluh) km/jam untuk kawasan
perkotaan; dan. Paling tinggi 30 (tiga puluh) km/jam untuk
kawasan permukiman
1. Lajur Jalan
Lajur adalah bagian jalur yang memanjang dengan
atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup
untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan,
selain sepeda motor.

lajur kiri
Lajur yang sebelah kiri diperuntukkan untuk kendaraan yang berjalan
dengan kecepatan rendah dan yang sebelah kanannya untuk
kendaraan yang berjalan dengan kecepatan lebih tinggi, atau di jalan
tol antar kota yang memiliki dua lajur, lajur kanan hanya
diperuntukkan untuk kendaraan yang menyalib.
RAMBU, MARKA DAN APIL
RAMBU – RAMBU LALU LINTAS
ADALAH SALAH SATU
DARI PERLENGKAPAN – PERLENGKAPAN JALAN
YANG BERUPA
LAMBANG, HURUF, ANGKA, KALIMAT,
DAN ATAU PERPADUAN DIANTARANYA
SEBAGAI PERINGATAN,
LARANGAN, PERINTAH, ATAU PETUNJUK
BAGI PEMAKAI JALAN
Rambu Peringatan

Digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat


Berbahaya di bagian jln didepannya.

Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak 50 meter atau pd


Jarak tertentu sebelum tempat bahaya dgn memperhatikan Lalu Lintas, cuaca &
Keadaan jalan yg disebabkan oleh faktur geografis, geometris, permukaan jalan,
dan Kecepatan rencana jalan.

Rambu peringatan dapat dilengkapi dengan papan tambahan.

Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dgn lambang atau tulisan
Hitam.

CONTOH
CONTOH RAMBU
LARANGAN
 Digunakan untuk menyatakan perintah yang
wajib dilakukan oleh Pemakai jalan.

 Rambu perintah ditempatkan sedekat mungkin


dengan titik kewajiban dimulai.

 Rambu perintah dpt dilengkapi dgn papan


tambahan.

 Warna dasar biru dgn lambang atau tulisan


berwarna putih serta merah utk garis serong
sebagai batas akhir perintah.
 Digunakan untuk menyatakan petunjuk jurusan, jalan,
situasi, kota, tempat pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai
jalan.

 Untuk menyatakan jarak dapat digunakan papan tambahan atau


dicantumkan pada rambu itu sendiri.
 Digunakan utk memuat keterangan yg
diperlukan utk menyatakan hanya
berlaku pd waktu-waktu tertentu, jarak &
jenis kendaraan tertentu ataupun perihal
lainnya.
 Papan tambahan menggunakan warna
dasar putih dgn tulisan dan bingkai
berwarna hitam.
 Papan tambahan tdk boleh menyatakan
suatu keterangan yg tidak berkaitan dgn
rambunya sendiri.
Adalah rambu Lalu Lintas yang tidak
dipasang secara tetap dan digunakan
dalam keadaan dan kegiatan tertentu.

Untuk kemudahan penggunaan rambu


sementara dapat dibuat dalam bentuk
Portabel atau variabel.
MARKA JALAN
MARKA JALAN
SUATUTANDA
SUATU TANDAYANG
YANGBERADA
BERADADI
DIPERMUKAAN
PERMUKAANJALAN
JALANATAU
ATAUDIATAS
DIATASJALAN
JALAN
YANGMELIPUTI
YANG MELIPUTI
PERALATANATAU
PERALATAN ATAUTANDA
TANDAGARIS
GARISMEMBUJUR,GARIS
MEMBUJUR,GARISMELINTANG,
MELINTANG,
GARISSERONG
GARIS SERONGSERTA
SERTALAMBANG
LAMBANGLAINNYA
LAINNYA
YANGBERFUNGSI
YANG BERFUNGSI
UNTUKMENGARAHKAN
UNTUK MENGARAHKANARUS
ARUSLALU
LALULINTAS
LINTASYANG
YANGMEMBATASI
MEMBATASI
DAERAHKEPENTINGAN
DAERAH KEPENTINGANLALU
LALULINTAS
LINTAS
WARNA MARKA JALAN : P U T I H

MARKA MEMBUJUR
MARKA MELINTANG
MARKA SERONG
MARKA LAMBANG
MARKA LAINNYA
MARKA JALAN
GARIS PUTUS-PUTUS DAN GARIS
MENERUS
FUNGSI :

1. Arahkan lalu lintas


2. Peringatan ada marka
didepan
3. Pembatas Lajur/Jalur
jalan
( Lampiran I Tabel 2A No.1a dan 1c s/d 1f KEPMEN NO.61/1993)
( Rambu larangan sesuai dengan :
Lampiran I Tabel 2A No.1a dan 1c s/d 1f KEPMEN NO.61/1993)
GARIS UTUH YANG BERARTI DAERAH DIMANA MARKA ITU DIBUAT
DILARANG UNTUK DILINTASI KENDARAAN,
KECUALI
KENDARAAN PETUGAS ATAU INST BERWENANG

• Pemberitahuan awal/akhir pemisah jalan pengarah lalu lintas


• Marka serong yang dibatasi dgn rangka garis utuh berarti :
daerah tdk boleh dimasuki kendaraan
• Marka serong yg dibatasi dgn garis putus-2digunakan utk menyatakan
kendaraan tdk boleh memasuki daerah tsb sampai mendapat kepastian
selamat
Beritahu awal pemisah jalan Beritahu awal dan akhir pemisah jalan
BENTUKNYA BERUPA : PANAH, SEGITIGA ATAU TULISAN
DIPERGUNAKAN UTK MENGULANGI MAKSUD RAMBU-2 LALU LINTAS
`
ATAU UNTUK MEMBERITAHU pemakai jalan yg tdk dinyatakan dg rambu

KHUSUS UNTUK :
• Menyatakan tempat perhentian bus
• Menyatakan pemisahan arus lalu lintas sblm mendekati
persimpangan yg tanda lambangnya berbentuk panah
contoh : Arah pintu keluar UKI di Tol Jagorawi
• Marka garis berliku-liku kuning artinya dilarang parkir
• Marka garis utuh kuning pd bingkai jalan artinya dilarang
berhenti / grs putus-2 di luar bingkai jalan
c. Alat Pemberi Isyarat lalu lintas
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik
yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi
dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu Lintas orang
dan/atau Kendaraan di persimpangan atau pada ruas Jalan.
PSL 28 ULAJ PP NO. 42 / 93
BERFUNGSI UNTUK MENGATUR KENDARAAN / PEJALAN KAKI

LAMP 3 WARNA LAMP 2 WARNA LAMP 1 WARNA

MERAH
MERAH
KUNING MERAH atau
HIJAU HIJAU KUNING

MENGATUR KEND MENGATUR BERKEDIP


PEJL KAKI MEMBERI
PERINGATAN
BAHAYA
Terima Kasih
Jadilah
Pelopor keselamatan berlalu lintas

Anda mungkin juga menyukai