Anda di halaman 1dari 34

KECELAKAAN DAN FAKTOR PENYEBAB

LAKA LLAJ

Oleh :
Feri wisudawanto,st,mt

BAHAN AJAR KULIAH


Analisis Kecelakaan dan Keselamatan Jalan Raya
ILUSTRASI
Ilustrasi tertib berlalu lintas
ROCKOMOTIF, Jakarta – Tingkat fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2016
mencapai 25.869 jiwa. Berdasarkan data dari kepolisian, angka ini mengalami kenaikan dibandingkan
tahun 2015 (24.336 jiwa) namun menurun cukup signifikan dibandingkan tahun 2014 (28.297 jiwa).
Selain itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, perubahan beban penyakit kecelakaan lalu
lintas dari tahun 1990 hingga tahun 2015 telah berubah dari peringkat 5 meningkat menjadi peringkat
2 setelah penyakit stroke.
Data dan fakta tersebut menunjukkan bahwa Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) harus
tetap menjadi prioritas utama pemerintah dan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh lapisan
masyarakat.

Salah satu faktor penyebab tingginya angka kecelakaan LLAJ adalah peningkatan pertumbuhan
kendaraan pribadi terutama sepeda motor. Tingginya laju pertumbuhan kendaraan pribadi terutama di
perkotaan seperti DKI Jakarta tidak dapat dicegah. Kenaikannya dapat mencapai 12% per tahunnya.
Sedangkan jenis kendaraan pribadi yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016.
Berdasarkan data Korlantas Polri, didominasi oleh kendaraan roda dua yang mencapai angka 72%.
Keselamatan merupakan salah satu prinsip dasar
penyelenggaraan transportasi. Di Indonesia, prinsip ini
seringkali tidak sejalan dengan apa yang terjadi di
lapangan. Hal ini dapat diindikasikan dengan semakin
meningkatnya jumlah dan fatalitaskorban kecelakaan.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kepolisian
Republik Indonesia, pada tahun 2010 jumlah kematian
akibat kecelakaan telah mencapai 31.234 jiwa, yang artinya
dalam setiap 1 jam terdapat sekitar 3 – 4 orang meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas jalan.
 Secara nasional, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas jalan
diperkirakan mencapai 2,9 – 3,1 % dari total PDB Indonesia.
Memperhatikan hal tersebut, keselamatan jalan sudah sewajarnya
menjadi prioritas nasional yang mendesak untuk segera diperbaiki.
Permasalahan keselamatan jalan tidak hanya dihadapi dalam skala
nasional saja, tetapi juga menjadi masalah global. Setiap tahun,
terdapat sekitar 1,3 juta jiwa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas,
atau lebih dari 3.000 jiwa per harinya. Jika tidak ada langkah-langkah
penanganan yang segera dan efektif, diperkirakan korban kecelakaan
akan meningkat dua kali lipat setiap tahunnya.
 World Health Organization (WHO) telah mempublikasikan bahwa
kematian akibat kecelakaan di jalan diperlakukan sebagai salah satu
penyakit tidak menular dengan jumlah kematian tertinggi. Pada
tahun 2030, kecelakaan lalu lintas di jalan diperkirakan akan menjadi
penyebab kematian nomor 5 (lima) di dunia setelah penyakit jantung,
stroke, paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan. Menindaklanjuti
hal tersebut, pada Maret tahun 2010 Majelis Umum PBB
mendeklarasikan Decade of Action (DoA) for Road Safety 2011 – 2020
yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengurangi tingkat
fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan secara global dengan
meningkatkan kegiatan yang dijalankan pada skala nasional, regional
dan global.
PASAL 3 a
TUJUAN UU LLAJ

KAMSELTIBCAR

MENDORONG
PERE-KONOMIAN
NASIONAL
MEMAJUKAN MARTABAT
KESEJAH TERAAN BANGSA
UMUM
INTEGRASI
BANGSA
RINCIAN TUJUAN

KAMSELTIBCAR MENDORONG PEREKONOMIAN


NASIONAL
Bebas Kejahatan & Minat Investasi
kerusuhan di Ruang LL Kegiatan Usaha /Tidak Mematikan
Bebas / Berkurang Distribusi /Pemasaran Barang/produk
Potensi Lakalantas LL tdk menjadi penyebab high cost
Bebas Dari Perilaku angkutan
MEMAJUKAN barang
KESEJAHTERAAN
Berebut Ruang LL UMUM
Bebas kemacetan Materiil : Jaminan ketersediaan +
pemenuhan kebutuhan dasar
Immateriil : kebahagiaan, senang,
tidak stres = Bebas/Minimalisasi
MARTABAT BANGSA INTEGRASI NASIONAL/BANGSA
Lakalantas
 Image Bangsa yg tertib Mobilitas Sosial Di Ruang LL
 Menghargai nyawa di jalan Interaksi Sosial Antar Kelompok/Etnis
 Lalintasnya menyenangkan Saling Mengenal + Memahami
Pluralitas

Zero Traffic Accident : Bagian dari Upaya Mewujudkan


Kesejahteraan Umum yg bersifat Immateriil
DASAR HUKUM KESELAMATAN LLAJ

1. Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan


Angkutan Jalan.
2. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaaan
Kendaraan Bermotor di Jalan.
3. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan
4. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, dan Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2017
Tentang Keselamatan Lalu lintas Angkutan Jalan
DEFINISI KECELAKAAN
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tak terduga
dan tidak terencana atau tidak disengaja, sering
dengan kurangnya niat atau kebutuhan. Kecelakaan
umumnya
berkonotasi negatif yang mungkin telah dihindari
atau dicegah telah keadaan menjelang kecelakaan
itu telah diakui, dan ditanggapi, sebelum kejadian
DEFINISI KECELAKAAN
Kecelakaan dikelompokkan menjadi 3 bentuk
kecelakaan yaitu:
1. Kecelakaan akibat kerja pada perusahaan
2. Kecelakaan lalu lintas
3. Kecelakaan di rumah
DEFINISI KECELAKAAN
Sehingga definisi yang pasti mengenai kecelakaan lalu lintas
adalah suatu kejadian kecelakaan yang tidak terduga, tidak
direncanakan dan diharapkan yang terjadi di jalan raya atau
sebagai akibat dari kesalahan dari suatu akitivitasmanusia di
jalan raya, yang mana mengakibatkan luka, sakit, kerugian
baik pada Manusia, barang maupun lingkungan. Sedangkan
korban kecelakaan lalu lintas adalah manusia yang menjadi
korban akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Pelanggaran Lalu Lintas
Tentang pengertian lalu lintas dalam kaitannya dengan lalu lintas jalan, Ramdlon

Naning menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas jalan
adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan

peraturan perundang-undangan lalu lintas.22

Pelanggaran yang dimaksud diatas adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 105
Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 yang berbunyi:
Setiap orang yang menggunakan Jalan Wajib:
a. Berperilaku tertib; dan/atau
b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan
kerusakan jalan.
Pelanggaran Lalu Lintas
pelanggaran lalu lintas adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan
seseorang yang mengemudi kendaraan umum atau kendaraan bermotor juga
pejalan kaki yang bertentangan dengan peaturan perundang-undangan lalu
lintas yang berlaku.

Ketertiban lalu lintas adalah salah satu perwujudan disiplin nasional yang
merupakan cermin budaya bangsa karena itulah setiap insan wajib turut
mewujudkannya. Untuk menghindari terjadinya pelanggaran lalu lintas maka
diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan melaksanakan serta patuh
terhadap
peraturan lalu lintas yang terdapat pada jalan raya.
KEGIATAN YG DIANJURKAN DI BERBAGAI JALAN
KLASIFIKASI JALAN JALAN UNTUK
PEJALAN KAKI
KEGIATAN
ARTERI KOLEKTOR LOKAL AKSES
LALU LINTAS LALU LINTAS PERGERAKAN BERJALAN, BERJALAN,
CEPAT, JARAK JARAK MENENGAH, KENDARAAN KENDARAAN PERTEMUAN &
KEGIATAN JAUH, TIDAK ADA RUTE ANGKUTAN DEKAT AKSES, PELAYNAN PERDAGANGAN
PEJALAN KAKAI UMUM, LALU ASAL/TUJUAN; & KENDARAAN
UTAMA DAN JALAN AKSES LINTAS MENERUS TEMPAT HENTI BUS LAMBAT

PEJALAN KAKI TIDAK ADA MINIMAL DAN PENYEBERANGAN AGAK LELUASA & MEMPUNYAI
DENGAN DENGAN FASILITAS MENYEBERANG KELELUASAAN,
PENGAMANAN DISEMBARANG KEGIATAN
TAMPAT UTAMA
TDK ADA KECUALI
PARKIR TIDAK ADA ADA, SEBAGIAN ADA SEBAGIAN BILA ADA, ASAL AMAN
KEND. UTK PELA-
TERGANTUNG ‘OFF-STREET
YANAN DARURAT
KONDISI L L PARKING’ KURANG

ANGKUTAN SALAH SATU LALU LINTAS LALU LINTAS HANYA KENDARAAN HANYA
KEGIATAN UTAMA MENERUS MINIMAL UNTUK PELAYANAN KENDARAAN
BARANG MENERUS MINIMAL
UNTUK
PELAYANAN

AKSES TIDAK ADA ATAU TIDAK ADA KECUALI ADA BEBERAPA KE KEGIATAN UTAMA HANYA
SANGAT DIBATASI KE PUSAT KEGIATAN PUSAT KEGIATAN KENDARAAN
BESAR = JALAN BESAR UNTUK
LOKAL PELAYANAN

KEGIATAN UTAMA TIDKA ADA,


LALU LINTAS SANGAT DIBATASI ADA BEBERAPA : TIDAK ADA
KECUALI
LOKAL PENGENDALIAN ANGKUTAN UMUM
SIMPANG
LALU LINTAS KEGIATAN KEGIATAN UTAMA : TIDAK ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
MENERUS UTAMA LALU LINTAS JARAK
SEDANG
KECEPATAN MINIMAL 70 KPJ 40 – 60 KPJ MAKS 40 KPJ MAKS 25 KPJ MAKS 10 KPJ

Sumber : Road and Traffic in urban Areas, 1987


KLASIFIKASI KECELAKAAN
Klasifikasi kecelakaan pada dasarnya dibuat berdasarkan tingkat keparahan,
dengan demikian klasifikasi kecelakaan lalu lintas dibagi dalam 4 (empat) macam
kelas yaitu sebagai berikut:
1. Klasifikasi berat (fatality accident), apabila terdapat korban yang mati
(meskipun hanya satu orang) dengan atau korban luka-luka berat atau ringan
2. Klasifikasi sedang, apabila tidak terdapat korban yang mati namun dijumpai
sekurang-kurangnya satu orang yang mengalami luka-luka berat

3. Klasifikasi ringan, apabila tidak terdapat korban mati dan luka-luka berat,
dan hanya dijumpai korban yang luka-luka ringan saja
4. Klasifikasi lain-lain (kecelakaan dengan kerugian materiil saja), yaitu
apabila tidak ada manusia yang menjadi korban, hanya berupa kerugian
materiil saja baik berupa kerusakan kendaraan, jalan, ataupun fasilitas
lainnya.
TABRAK LARI
Tabrak lari umumnya merupakan istilah dengan pengertian bahwa pelaku atau
dalam hal ini pengemudi kendaraan bermotor meninggalkan korban kecelakaan
lalin dan ketika itu tidak menghentikan kendaraan yang dikemudikannya.
Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalin sebagaimana
diatur dalam Pasal 231 UU 22/2009 wajib :
1. menghentikan kendaraan yang dikemudikannya.
2. Memberikan pertolongan kepada korban.
3. Melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia
Terdekat; dan
4. Memberikan keterangan yang terkait dengan kejadian kecelakaan.
TABRAK LARI
Lantas bagaimana dengan pengemudi kendaraan yang karena keadaan memaksa
tidak dapat menghentikan kendaraan ataupun memberikan pertolongan kepada
korban ketika kecelakaan lalin terjadi ?
Keadaan memaksa dalam hal ini dimaksudkan bahwa situasi dilingkungan lokasi
kecelakaan yang dapat mengancam keselamatan diri pengemudi, terutama dari
amukan massa dan kondisi pengemudi yang tidak berdaya untuk memberikan
pertolongan.
Terhadap hal tersebut maka pengemudi kendaraan bermotor segera melaporkan
diri kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat. Jika hal ini tidak juga
dilakukan oleh pengemudi yang dimaksud maka berdasarkan Pasal 312 UU
22/2009 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
paling banyak Rp.75.000.000.,- (tujuh puluh lima juta rupiah).
TABRAK LARI
Jenis Pidana bagi pelaku tindak pidana lalu lintas
Bagi pelaku tindak pidana lalu lintas dapat dijatuhi pidana berupa pidana
penjara, kurungan, atau denda dan selain itu dapat dijatuhi pidana tambahan
berupa pencabutan Surat Izin Mengemudi atau ganti kerugian yang diakibatkan
oleh tindak pidana lalu lintas.
Betapapun kealpaan merupakan sesuatu yang sulit dihindarkan namun
hendaknya anda selalu waspada ketika anda mengemudikan kendaraan anda
dengan membatasi hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
lalin,karena nyawa anda tidaklah sebanyak ketika anda bermain play station
ataupun game racing lainnya. Ingat, keluarga ataupun orang-orang terdekat yang
anda sayangi menunggu anda dirumah.
KETENTUAN PIDANA
Menurut UU 22/2009, Pasal 310
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalin dengan :
1. Kerusakan kendaraan dan/atau barang, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam ) bulan dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000,00-
(satu juta rupiah).
2. Korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.2.000.000,00- (dua juta rupiah).
3. Korban luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp.10.000.000,00- (sepuluh juta rupiah),
dalam hal kecelakaan tersebut mengakibatkan orang lain meninggal dunia
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam ) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.12.000.000,00- (dua belas juta rupiah).”
KETENTUAN PIDANA
Pasal 311
Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara dan
keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah).
dalam hal perbuatan tersebut mengakibatkan kecelakaan lalin dengan :
1. kerusakan kendaraan dan/atau barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.4.000.000,00- (empat juta rupiah).
2. korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak Rp.8.000.000,00-
(delapan juta rupiah).
3. korban luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau
denda paling banyak Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), dalam hal kecelakaan
tersebut mengakibatkan orang lain meninggal dunia dipidana dengan pidana penjara
paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp.24.000.000,- (dua puluh
empat juta rupiah).
KETENTUAN PIDANA

Menurut KUHP
Menyebabkan mati atau luka-luka karena kealpaan
Pasal 359 KUHP
“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu
tahun.
Pasal 360 KUHP
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat
luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebahkan orang lain luka-luka
sedemikian rupa sehingga timhul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan
atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling
tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS
Faktor Penyebab Kecelakaan Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas
dikelompokkan menjadi menjadi tiga kelompok (Hobbs, 1979 dalam
Manalu 2013), yaitu :
a.Manusia, faktor yang dapat dilihat dari pengguna kendaraan bermotor,
yaitu: kecepatan tinggi/ ugal-ugalan, muatan yang berlebihan dan tidak
tertib (tidak memakai helm dan melanggar rambu lalu lintas dan marka
jalan).
b.Kendaraan, faktor yang dapat dilihat dari kendaraan, yaitu: kaca spion
dan lampu kendaraan (lampu utama, lampu indikator/sein dan lampu
rem).
c.Faktor Lingkungan Fisik Jalan, faktor yang dapat dilihat dari jalan,
yaitu: jalan rusak, jalan berlubang, jalan tergenang, jalan gelap, tanpa
marka/rambu jalan dan tikungan tajam.
UPAYA PENANGGULANGAN LAKA LLAJ
Semangat pendeklarasian Decade of Action for Road Safety
2011-2020 ini sejalan dengan amanat Undang-undang (UU)
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan khususnya pada Pasal 203 untuk menyusun Rencana
Umum Nasional Keselamatan ( RUNK ). Dalam rangka
memanfaatkan momentum ini, Pemerintah Indonesia
menyusun RUNK Jalan yang bersifat jangka panjang (25
tahun) dan mendeklarasikan DoA yang akan menjadi bagian
dari materi RUNK Jalan.
UPAYA PENANGGULANGAN LAKA LLAJ
5 PILAR PENINGKATAN KESELAMATAN LLAJ
Pilar 1: Manajemen Keselamatan Jalan (safer Management)
Target dari pilar 1 Manajemen keselamatan Jalan adalah Mendorong terciptanya kemitraan
multi-sektoral untuk mengembangkan dan menetapkan strategi keselamatan jalan
nasional, rencana dan target yang didukung oleh pengumpulan data dan bukti penelitian
untuk menilai desain penanggulangan dan memantau implementasi dan efektifitas.
Rencana aksi Pilar 1 Manajemen Keselamatan Jalan yaitu:
- Penyelarasan dan Koordinasi Keselamatan Jalan (BAPPENAS);
- Protokol kelalulintasan Kendaraan Darurat (Kemenhub);
- Riset Keselamatan Jalan (Kemenristek);
- Surveilance Injury dan Sistem Informasi Terpadu (Polri);
- Dana Keselamatan Jalan (Bappenas);
- Kemitraan Keselamatan Jalan (Bappenas);
- Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum (Kemenhub);
- Penyempurnaan Regulasi Keselamatan Jalan (Kemenhub).
5 PILAR PENINGKATAN KESELAMATAN LLAJ
Pilar 2: Jalan yang berkeselamatan (safer road)
Target dari pilar 2 jalan yang berkeselamatan adalah Meningkatkan keselamatan kualitas
perlindungan atas kualitas jaringan jalan untuk kepentingan semua pengguna jalan,
terutama yang paling rentan (misalnya pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor). Hal ini
akan dicapai melalui implementasi penilaian infrastruktur jalan dan peningkatan
perencanaan, desain, konstruksi dan pengoperasian jalan yang berkeselamatan.

Rencana aksi pilar 2 jalan yang berkeselamatan yaitu:


-Badan Jalan yang Berkeselamatan (PU);
-Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan (termasuk perlengkapan jalan) yang
berkeselamatan (PU);
-Menyelenggarakan peningkatan standar kelaikan jalan yang berkeselamatan (PU);
-Lingkungan jalan yg berkeselamatan (PU);
5 PILAR PENINGKATAN KESELAMATAN LLAJ
Pilar 3 : Kendaraan yang berkeselamatan (safer vehicle)
Target dari pilar 3 kendaraan yang berkeselamatan adalah Perkembangan global
peningkatkan teknologi keselamatan kendaraan, baik untuk keselamatan pasif maupun
aktif melalui kombinasi, harmonisasi standar global yang relevan, informasi konsumen dan
skema insentif untuk mempercepat penyerapan teknologi baru.
Rencana aksi pilar 3 kendaraan yang berkeselamatan yaitu:
- Kepatuhan pengoperasian kendaraan (Polri);
- Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji Berkala dan Uji Tipe termasuk bagi
Kendaraan Bermotor yang diimpor dalam Keadaan Bukan Baru dan Modifikasi
(Kemenhub);
- Pembatasan kecepatan kendaraan (Kemenhub);
- Penghapusan Kendaraan (scrapping) (kemenhub);
- Penanganan Overloading (Kemenhub);
- Standar keselamatan kendaraan angkutan umum (Kemenhub).
5 PILAR PENINGKATAN KESELAMATAN LLAJ
Pilar 4 Pengguna Jalan Yang Berkeselamatan (safer people)
Target pilar 4 pengguna jalan yang berkeselamatan adalah Penegakan hukum lalu lintas jalan
yang berkelanjutan dan standar – standar peraturan yang dikombinasikan dengan kesadaran
masyarakat atau kegiatan pendidikan (Di sektor publik maupun sektor swasta) yang akan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang mengurangi dampak dari faktor – faktor
risiko.

Rencana aksi dari pilar 4 pengguna jalan yang berkeselamatan yaitu:


- Pemeriksaan Kondisi Pengemudi (polri);
- Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem Uji SIM (Polri);
- Penyempurnaan Prosedur Uji SIM (Polri);
- Pembinaan Teknis Sekolah Mengemudi (Polri);
- Kampanye 5 faktor resiko utama plus (helm, sabuk keselamatan, speeding, mabuk,
penggunaan telepon seluler, penguna jalan rentan) (Kemenhub)
- Penggunaan Elektronik Penegakan Hukum (Polri);
- Pendidikan Formal dan Informal Keselamatan Jalan (Diknas);
- Penanganan Terhadap 5 Faktor Risiko Utama Plus (Polri).
5 PILAR PENINGKATAN KESELAMATAN LLAJ
Pilar 5 : Perawatan paska kecelakaan (Post Crash)
Target pilar 5 perawatan paska kecelakaan adalah Peningkatan responsivitas
untuk keadaan darurat dan meningkatkan kemampuan sistem kesehatan untuk
memberikan perawatan darurat yang sesuai dan rehabilitasi jangka panjang.

Rencana aksi dari pilar 5 perawatan paska kecelakaan yaitu:


- Sistem layanan gawat darurat terpadu (Kemenkes);
- Sistem Komunikasi gawat darurat one access code (nomor darurat) (Kominfo);
- Penjaminan korban kecelakaan yang dirawat di rumah sakit rujukan
(Kemenkeu);
- Asuransi pihak ketiga (Kemenkeu);
- Pengalokasian sebagian premi asuransi untuk dana keselamatan jalan
(Bappenas);
- Program rehabilitasi paska kecelakaan (Kemenkes);
- Riset penanganan kecelakaan (Kemenkes);
Pendukungan rencana aksi keselamatan jalan Indonesia
Apa yang bisa dilakukan untuk mendukung aksi keselamatan jalan Indonesia
untuk 2011-2020? Semua pihak harus dapat berperan dalam mendukung aksi
keselamatan jalan ini baik dari pihak pemerintah, organisasi non pemerintah,
perusahaan swasta, generasi muda, korban yang menderita kecelakaan,sampai
pada media.Dukungan yang dapat dilakukan dari masing-masing pihak adalah
sebagai berikut:

Pembuat kebijakan (pemerintah)


Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam aksi keselamatan jalan dapat
melakukan dukungan yaitu:
- Meluncurkan Rencana Umum Nasional atau Lokal Keselamatan yang sejalan
denganGlobal Plan;
- Membuat peraturan atau meningkatkan penegakan hukum dari peraturan yang
telah ada;
- Menjamin pendanaan untuk mendukung rencana nasional.
- Organisasi non Pemerintah (Non Government Organization)
Pendukungan rencana aksi keselamatan jalan Indonesia
Organisasi non pemerintah dapat mendukung aksi keselamatan jalan yaitu
dengan cara:
- Mengupayakan peningkatan kesadaran akan keselamatan jalan ;
- Mengorganisir kegiatan publik yang masiv;
-Mempengaruhi (ikut memberikan pengaruh) dalam pembuatan dan perubahan
peraturan-peraturan.

- Perusahaan swasta
Perusahaan swasta juga dapat mendukung aksi keselamatan jalan yaitu dengan
cara:
- Meluncurkan kebijakan keselamatan di perusahaan masing-masing;
- Mendukung kampanye keselamatan di komunitas sekitar;
- Berkontribusi secara finansial dalam Dana Keselamatan Jalan.
Pendukungan rencana aksi keselamatan jalan Indonesia
- Generasi Muda
Generasi muda kita juga dapat melakukan dukungan terhadap aksi keselamatan jalan, yaitu dengan cara:
- Berperan sebagai “Duta” keselamatan jalan;
- Bergabung dalam perkumpulan remaja yang positif;
- Ikut berperan dalam keselamatan jalan di sekitar sekolah.
- Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Korban kecelakaan lalu lintas juga dapat berpartisipasi dalam mendukung aksi keselamatan jalan, yaitu
dengan cara:
- Berbagi pengalaman tentang konsekuensi kecelakaan jalan;
- Menjadi pembicara dalam kegiatan “Peringatan Hari Korban Kecelakaan Sedunia (World Day of -
Remembrance for Road Traffic Victims)”;
- Mendukung organisasi non pemerintah.

Pada era globalisasi, media sangat berperan penting dalam publikasi. Media juga dapat berpartisipasi dalam
aksi keselamatan jalan dengan cara:
- Berkomitmen untuk melaporkan pemberitaan dan tulisan lainnya tentang keselamatan jalan;
- Melaporkan pemberitaan kecelakaan jalan yang dapat dipertanggung jawabkan, agar dapat digunakan
sebagai upaya pencegahan kecelakaan selanjutnya;
- Turut berperan dalam mengkampanyekan keselamatan jalan melalui media.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai