Anda di halaman 1dari 14

KESELAMATAN TRANSPORTASI

DARAT

Trisna Jayati, MKM


Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi yang menggunakan jalan
untuk mengangkut penumpang atau barang. Transportasi darat memiliki berbagai
jenis, sejarah, perkembangan, manfaat, dan permasalahan yang berbeda-beda di
setiap negara dan daerah.
Regulasi Keselamatan Transportasi Darat
Regulasi transportasi darat adalah serangkaian aturan, peraturan, dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk mengatur dan mengawasi aktivitas transportasi di jalan raya

Regulasi tentang keselamatan transportasi darat di Indonesia telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-
undangan.
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Peraturan ini mengatur tentang standar keselamatan yang harus dipenuhi dalam lalu lintas
dan angkutan jalan.

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Undang-undang ini mengatur
tentang pengelolaan jalan, termasuk aspek keselamatan dalam penggunaan jalan.

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Undang-undang ini mengatur tentang lalu lintas dan angkutan jalan, termasuk aspek keselamatan dalam
penggunaan jalan.

• Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, termasuk aspek
keselamatan dalam penggunaan jalan.

• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 85 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Keselamatan dalam
Industri Transportasi. Peraturan ini mengatur tentang pedoman sistem keselamatan yang harus diterapkan
P e n y e b a b k e c e l a k a a n l a l u l i n t a s

■ Menurut UU RI Pasal 1 No. 22 tahun 2009 pasal 1


Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga
dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta
benda. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh banyak
faktor, yang pada dasarnya disebabkan oleh kurang efektifnya gabungan
dari faktor-faktorutama yaitu: pemakai jalan (manusia), lingkungan, jalan
dan kendaraan.
 FAKTOR MANUSIA

1. Lengah, yaitu melakukan kegiatan lain sambil mengemudi yang dapat mengakibatkan
terganggunya konsentrasi pengemudi misalnya melihat kesamping, meyalakan rokok,
mengambil sesuatu, atau berbincang - bincang dengan penumpang.
2. Pengemudi mengantuk kehilangan daya reaksi dan konsentrasi akibat kurang istirahat /
tidur atau sudah mengemudikan kendaraan lebih dari lima jam tanpa istirahat.
3. Pengemudi mabuk kehilangan kesadaran karena pengaruh obat - obatan, alkohol, dan
narkotik.
4. Jarak terlalu rapat, pengemudi kurang memperhatikan jarak minimal dengan kendaraan di
depan dan kecepatan kendaraannya sehingga kurang dari jarak pandang henti.
 FAKTOR KENDARAAN
1. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perlengkapan kendaraan yaitu:
■ Alat-alat rem tidak bekerja dengan baik.
■ Alat-alat kemudi tidak bekerja dengan baik.
■ Ban atau roda dalam kondisi buruk.
■ Tidak ada kaca spion

2. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh penerangan kendaraan yaitu:


■ Syarat lampu penerangan tidak terpenuhi.
■ Menggunakan lampu yang menyilaukan.
■ Lampu tanda rem tidak bekerja.
■ Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengamanan kendaraan misalnya: Karoseri
kendaraan yang tidak memenuhi syarat keamanan
■ FAKTOR LINGKUNGAN
1. jalan berlubang
2. jalan rusak
3. jalan licin
4. Jalan menikung
5. Hujan

■ FAKTOR JALAN
■ jalanRambu ditempatkan pada tempat yang tidak sesuai.
■ Rambu lalu lintas yang ada kurang atau rusak
■ Jalan rusak.
■ Perbaikan jalan yang menyebabkan kerikil dan debu berserakan
■ Tanjakan dan turunan yang terlalu curam.
Unsur pokok transportasi

Transportasi diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat disembarang tempat. Selain itu, sumber yang
berupa bahan baku harus melalui tahapan trasportasi yang lokasinya juga tidak selalu dilokasi manusia sebagai konsumen.

Menurut Sukarto (2006: 93) terdapat lima unsur pokok transportasi yaitu:
1. Manusia, Yaitu unsur yang membutuhkan transportasi untuk berbagai keperluan, seperti bekerja, belajar, berwisata,
berdagang, dan lain-lain.
2. Barang, Yaitu unsur yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti pangan, sandang, papan, dan
lain-lain.
3. Kendaraan, Yaitu sebagai sarana transportasi yang digunakan untuk memindahkan manusia atau barang dari satu
tempat ke tempat lain. Kendaraan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kendaraan darat, kendaraan laut, dan
kendaraan udara.
4. Jalan, Yaitu sebagai prasarana transportasi yang digunakan sebagai jalur atau lintasan bagi kendaraan untuk bergerak.
Jalan juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu jalan darat, jalan laut, dan jalan udara.
5. Organisasi, Yaitu sebagai pengelola transportasi yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, mengawasi,
dan mengevaluasi kegiatan transportasi. Organisasi transportasi dapat berupa lembaga pemerintah, swasta, maupun
masyarakat.
Standar pelayanan minimal angkutan umum
Standar pelayanan minimal angkutan umum adalah kriteria kualitas pelayanan
yang harus dipenuhi oleh penyelenggara angkutan umum untuk memberikan
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bagi penumpang dan pengguna jalan
lain.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM
Standar pelayanan minimal angkutan umum adalah kriteria kualitas pelayanan yang harus dipenuhi
oleh penyelenggara angkutan umum untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
bagi penumpang dan pengguna jalan lain.

■ Keamanan:  Keterjangkauan
Non ekonomis
Identitas Kendaraan
ekonomis
Identitas Awak Kendaraan
 Kesetaraan
■ Keselamatan 1) Tempat duduk prioritas yang digunakan bagi penyandang
Awak kendaraan cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, dan wanita hamil.
2) Ruang tempat kursi roda yang dikhususkan bagi
Sarana
penumpang yang menggunakan kursi roda.
Prasarana
 Keteraturan
■ Kenyamanan Keberangkatan
Daya angkut Kedatangan
Tarif
Fasilitas pengatur suhu
Trayek yang dilayani
Fasilitas kebersihan
STANDAR SARANA ANGKUTAN
 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek, yang mengatur tentang
persyaratan teknis, operasional, dan manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan untuk kendaraan bermotor
umum seperti bus, mikrobus, minibus, atau angkutan kota.
 Pedoman Pemberian Bantuan Teknis Dalam Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Transportasi Darat, yang mengatur
tentang mekanisme, prosedur, dan kriteria pemberian bantuan teknis dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana transportasi darat seperti terminal, halte, stasiun pengisian bahan bakar
umum (SPBU), dan fasilitas pendukung lainnya.
 Standar Akses di Sarana dan Prasarana Transportasi untuk Penyandang Disabilitas, yang mengatur tentang kriteria dan
persyaratan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di sarana dan prasarana transportasi seperti jalur khusus, lift,
eskalator, toilet, tempat parkir, tempat duduk, dan fasilitas komunikasi.
 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan, yang mengatur tentang persyaratan teknis, operasional, dan
manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan untuk kendaraan bermotor umum yang melayani angkutan massal
berbasis jalan seperti bus rapid transit (BRT), busway, atau transjakarta.
STANDAR SARANA ANGKUTAN UMUM

■ Peralatan keselamatan
Alat pemecah kaca;
Alat pemadam api ringan; dan
Alat penerangan.

■ Fasilitas kesehatan
Berupa perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

■ Informasi tanggap darurat


Berupa stiker berisi nomor telepon dan/atau SMS pengaduan ditempel pada tempat strategis
dan mudah terlihat di dalam kendaraan
■ Fasilitas pegangan penumpang berdiri
Fasilitas pegangan (handgrip) bagi penumpang berdiri untuk bus sedang dan bus besar.
■ Pintu keluar dan/atau masuk penumpang
■ Ban depan tidak diperbolehkan menggunakan ban vulkanisir.
■ Rel korden (gorden) di jendela
Posisi rel gorden yang terpasang tidak mengganggu evakuasi apabila terjadi keadaan darurat (pada saat kaca harus
dipecahkan).
■ Alat pembatas kecepatan
■ Pintu keluar masuk pengemudi sekurang-kurangnya untuk bus sedang
■ Kelistrikan untuk audio visual yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
■ Sabuk keselamatan minimal 2 (dua) titik (jangkar) pada semua tempat duduk
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai