Anda di halaman 1dari 40

SANITASI TERMINAL

ANGKUTAN DARAT DAN


STASIUN

KELOMPOK 6 :
- DITA RATNA FAUZIAH
- EDO FITRANTO
- GHINA FAUSTINA H. S. P
- SURMA ELISA M
- ZUHRIA WAHIDAH N. R
PENGERTIAN SANITASI

 Sanitasi adalah usaha peningkatan kesehatan


lingkungan yang merupakan salah satu tindakan
yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan
maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik,
sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
PENGERTIAN HYGIENE

 Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu,
misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan,
mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan
(Depkes RI, 2004).
TERMINAL

 Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992


Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal
merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang
serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul
jaringan transportasi.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993
Tentang Angkutan Jalan Umum, terminal adalah sarana
transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan
satu simpul jaringan transportasi.
 Tipe-Tipe Terminal :
1. Terminal penumpang tipe A.
2. Terminal penumpang tipe B.
3. Terminal penumpang tipe C.
 Fasilitas Terminal Penumpang :
1. Fasilitas utama.
2. Fasilitas penunjang.
 Fasilitas Sanitasi Terminal :
 Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu
keberangkatan, termasuk didalamnya tempat
tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.
 Bangunan kantor terminal.
 Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.
 Menara pengawas.
 Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau
taksi.
 Kamar kecil/toilet.
 Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal:
A. Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Luar:
 Tempat parkir.

 Pembuangan sampah.

 Penerangan (pencahayaan)
B. Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian
Dalam:
 Gedung perkantoran.
 Ruang tunggu.
 Jamban dan urinoir.
STASIUN

 Berdasarkan UU No. 13 tahun 1992 tentang


perkeretaapian, stasiun merupakan tempat kereta api
berangkat dan berhenti untuk melayani naik dan
turunnya penumpang dan/atau bongkar muat barang
dan/atau untuk keperluan operasi kereta api yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
dan kegiatan penunjang stasiun serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Stasiun
kereta api adalah tempat pemberangkatan dan
pemberhentian kereta api.
 Standar Pelayanan Minimum:
A. Standar pelayanan minimum di stasiun kereta api
kelas besar paling sedikit terdapat:
 Informasi yang jelas dan mudah dibaca.

 Loket.

 Ruang tunggu, tempat ibadah, toilet, dan tempat


parkir.
 Kemudahan naik/turun penumpang.

 Fasilitas penyandang cacat dan kesehatan.

 Fasilitas keselamatan dan keamanan.


B. Standar pelayanan minimum dalam perjalanan
kereta api terdiri atas:
1. Untuk kereta api antarkota, paling sedikit
meliputi:
 Pintu dan jendela.
 Tempat duduk dengan konstruksi tetap mempunyai
sandaran dan nomor tempat duduk.
 Toilet dilengkapi dengan air sesuai dengan
kebutuhan.
 Lampu penerangan.
 Kipas angin.
 Rak bagasi.
 Restorasi.
 Informasi stasiun yang dilewati/disinggahi
secara berurutan.
 Fasilitas khusus dan kemudahan bagi
penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah 5
(lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia.
 Fasilitas kesehatan, keselamatan, dan keamanan.
 Nama dan nomor urut kereta.
 Informasi gangguan perjalanan kereta api.
 Ketepatan jadwal perjalanan kereta api.
2. Untuk kereta api perkotaan, paling sedikit meliputi:
 Pintu dan jendela.
 Tempat duduk dengan konstruksi tetap yang
mempunyai sandaran.
 Lampu penerangan.
 Penyejuk udara.
 Rak bagasi.
 Fasilitas khusus dan kemudahan bagi
penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah 5
(lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia.
 Fasilitas pegangan untuk penumpang berdiri.
 Fasilitas kesehatan, keselamatan dan keamanan.
 Informasi gangguan perjalanan kereta api.
 Ketepatan jadwal perjalanan kereta api.
 Sanitasi Terminal Angkutan Darat dan
Stasiun:
1. Bagian luar:
 Tempat parkir.

 Pembuangan sampah.

 Penerangan
2. Bagian dalam
 Ruang tunggu.

 Jamban dan urinoir.

 Tempat cuci tangan.

 Pembuangan air hujan dan air kotor.

 Pemadam kebakaran.

 Kotak P3K.

 Sirkulasi udara.
DAFTAR RUJUKAN

 Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber


Daya Manusia Perusahaan. Bandung.
 Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan
Lingkungan. Jakarta.
 Departemen Perhubungan. 1996. Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat. Pedoman Teknis Perekayasaan
Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum.
Jakarta.
 Departemen kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta.
 Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998. Pedoman
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir. Jakarta.
 Mukono, H. J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya
 Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta.
 Padmanabha, dkk. 2010. Desain Interior Ruang Tunggu
Terminal Bus Antar Propinsi Ubung Denpasar.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor Per.47/MEN/2014 tentang Standar Pelayanan
Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api.
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor Per.132/MEN/2015 tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan
Jalan.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan Umum.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api.
 Undang-Undang No. 13 Tahun 1992 tentang
Perkeretaapian.
 Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
 Warpani, P. Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung.
 Yula. 2006. Hubungan sanitasi Rumah Tinggal Dan
Hygiene Perorangan dengan Kejadian Dermatitis
Di Desa Moramo Kecamatan Moramo Kabupaten
Konawe Selatan. Skripsi. Universitas Haluoleo.
Kendari.

Anda mungkin juga menyukai