Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ghina Faustina Havilah Setyawijaya Putri

NIM : 170612634064

Aplikasi Manajemen Deming

Manajemen deming merupakan suatu pengembangan mutu yang terus menerus dari suatu
sistem, termasuk administrasi, desain, produksi, dan penjualan yang harus stabil. Dalam hal ini
diperlukan perbaikan yang terus menerus dari berbagai sistem untuk mengurangi penyimpangan
dan lebih memenuhi kebutuhan pelanggan. Manajemen deming memandang bahwa kualitas
manajemen diperlukan dalam suatu kegiatan organisasi yang luas bukan tugas-tugas teknis dari
suatu pimpinan atau kelompok jaminan kualitas dengan manajemen puncak memiliki tanggung
jawab yang lebih tinggi dalam perbaikan kualitas daripada manajemen tingkat tinggi atau
menengah. Hal ini disebut sebagai Chain Reaction Theory (Teori Reaksi Berantai), dimana
kualitas yang lebih baik dapat mengarahkan produktivitas yang lebih tinggi, yang pada
gilirannya dapat membangun kekuatan kompetitif jangka panjang. Atau dalam arti lain, bahwa
perbaikan kualitas dapat menurunkan biaya karena dapat menyebabkan pekerjaan tidak
dilakukan atau diulang kembali, terdapat sedikit kesalahan, keterlambatan dan penundaan,
namun kualitas lebih baik, dengan harga lebih rendah, tetapi perusahaan dapat menjangkau pasar
yang lebih besar, membagi bidang usaha, dan menyediakan peluang kerja yang semakin banyak.

Manajemen Deming menganjurkan untuk menggunakan siklus yang tidak pernah


berakhir. Siklus Perbaikan Tanpa Akhir (Never Ending Improvement Cycle) atau lebih dikenal
PDCA-Cycle adalah suatu siklus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah secara terus-
menerus tanpa henti melalui proses siklus yang dilakukan secara berulang sampai kondisi
perbaikan dapat mencapai hasil yang lebih baik. Dalam Siklus PDCA, terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu:

P = Plan (Perencanaan)

- Menganalisis kebutuhan

- Membuat dokumentasi
- Merumuskan tujuan

- Mengembangkan perencanaan

D = Do (Melakukan, Mengerjakan)

- Mengawasi kemajuan

- Mengumpulkan data secara terus menerus

- Mengukur perbaikan proses

C = Check (Mengecek, Memeriksa)

- Menganalisis data yang dikumpulkan

- Menentukan kondisi kemajuan

A = Act (Berbuat, Bertindak)

- Mengukur pencapaian dengan menggunakan standar yang jelas

- Menentukan kondisi yang perlu diperbaiki

- Merevisi atau melakukan perbaikan proses

Manajemen Deming juga menerapkan teori Deming tentang Variance, dimana Deming
membuat kategori perubahan melalui dua tahap, yaitu perubahan yang dapat dikontrol dan
perubahan yang tidak terkontrol. Perubahan yang dapat dikontrol adalah perubahan yang terjadi
dari proses standar yang pekerja dapat mengontrolnya dengan menggunakan alat-alat kontrol.
Sedangkan perubahan yang tidak terkontrol adalah perubahan dari proses standar yang tidak
dapat diawasi disebabkan oleh pengaruh beberapa faktor. Perubahan dapat diperbaiki oleh
pegawai atau manajer dengan mengubah penyebab umum atau menghapus penyebab yang
khusus. Dalam mengubah penyebab-penyebab yang umum memerlukan proses pelaksanaan
dalam waktu yang relatif lama (Long Term Operating Proces) untuk mengkaji kelemahan dalam
mendesain produk, perlengkapan, kegagalan atau kerusakan yang terjadi, atau mungkin
kekurangan biaya dalam pemeliharaan. Sedangkan jika melepas penyebab-penyebab khusus
yang terjadi dapat dilakukan dalam waktu yang pendek dengan pertimbangan adanya
keterbatasan pengetahuan atau karena kelalaian pekerja.
Manajemen Deming dalam pengaplikasiannya memiliki Empat Belas Prinsip, yaitu:

- Menciptakan kegunaan yang konstan terhadap perbaikan produk dan jasa.

- Mengambil filosofi baru dengan menolak kebiasaan penerimaan kesalahan,


kerusakan, dan penundaan.

- Menghilangkan ketergantungan pada inspeksi massal.

- Meminimumkan biaya total.

- Melakukan perbaikan secara konstan dan selamanya, sistem produksi untuk


memperbaiki mutu dan produktivitas dan secara konstan mengurangi biaya.

- Melakukan pelatihan pada semua bidang kerja untuk semua karyawan.

- Menitikberatkan manajemen dan penyelia (supervisor) pada kepemimpinan


karyawan untuk membantu mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

- Menghilangkan ketakutan, dengan tidak memarahi karyawan untuk masalah


sistem, mengembangkan komunikasi 2 arah yang efektif, menghilangkan
management by control.

- Menyingkirkan penghalang antar-departemen, dengan mengembangkan kerja


sama antara area yang berbeda, seperti riset, desain, produksi, dan penjualan.

- menghilangkan program, desakan, dan slogan yang memerlukan tingkat produksi


baru tanpa adanya metode yang lebih baik.

- menghilangkan kuota, standar kerja, dan tujuan yang berubah-ubah yang


berinterferensi dengan mutu. Sebagai gantinya, kepemimpinan dan perbaikan
terus-menerus dari proses kerja.

- Menyingkirkan barrier (sistem yang salah dan manajemen yang salah) yang
menghilangkan kebanggaan karyawan akan pekerjaannya.

- Mengembangkan pendidikan dan perbaikan diri terus menerus dari seluruh


karyawan.

- Mengajak semua karyawan pada implementasi keempat belas prinsip ini.


Contoh dari pengaplikasian manajemen deming yaitu pada peningkatan mutu pendidikan.
Dengan melihat 14 prinsip manajemen deming, sekolah memerlukan adanya tujuan akhir yang
mampu mengarahkan siswa menghadapi masa depan secara mantap; siswa berhak mendapatkan
pembelajaran yang berkualitas; dalam bidang pendidikan, evaluasi yang dilakukan tidak hanya
pada saat ulangan umum ataupun ujian akhir, tetapi dilakukan setiap saat selama proses belajar
mengajar berlangsung; biaya pendidikan yang ada hubungannya dengan perbandingan jumlah
guru dan murid pada satu ruangan/kelas; serta guru harus berpikir secara strategik agar siswa
dapat menjalani proses belajar mengajar secara baik, sehingga memperoleh nilai yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai