Dosen Pengampu
DISUSUN OLEH:
2. GILANG FATHIR (
4. MAULANA RAHMAT (
Dalam pengelolaan lalu lintas ini, terdiri komponen yang akan berfungsi sebagai
sarana yaitu kendaraan atau transportasi yang terbagi atas 2 jenis yaitu kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Untuk kendaraan bermotor sendiri yang
umumnya terbagi atas kendaraan bermotor roda dua, kendaraan bermotor-mobil,
kendaraan bermotor-mobil berpenumpang, dan kendaraan bermotor- dengan
angkutan. Dan untuk kendaraan tidak bermotor umumnya adalah sepeda atau
kendaraan yang bertenaga dari tenaga binatang.
Maka untuk parkir ini sendiri telah diatur fungsinya pada Terc dalam Undang-
Undang (UU) No. 22 Tahun 2009 pasal satu nomor 15, “Parkir adalah keadaan
kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan
pengemudinya.
Dalam pengelolaan lahan parkir ini biasanya terfokus kepada lahan parkir untuk
kendaraan bermotor yang lebih mendominasi dari jenis kendaraan yang dipakai pada
saat ini dan kurang memperhatikan mengenai lahan parkir untuk kendaraan yang tidak
kalah pentingnya sebagai prasarana untuk sarana kendaraan tidak bermotor ini.
Maka dari itu mengenai lahan parkir untuk kendaraan tidak bermotor ini yang lebih
umum digunakan adalah sepeda yang telah diatur dalam Peraturan Menteri
Perhubungan (Permenhub) No. 59/2020 yang salah satunya mengatur penyediaan
fasilitas parkir umum untuk para pesepeda. Dalam Pasal 18 ayat 1 disebutkan bahwa
pesepeda dapat disediakan fasilitas parkir umum untuk sepeda. Sementara itu, pada
ayat 2 tertulis fasilitas parkir umum untuk sepeda harus berupa lokasi yang mudah
diakses, aman, dan tidak mengganggu arus pejalan kaki dan terdapat rak tiang, atau
sandaran yang memungkinkan bagi sepeda untuk dikunci atau digembok. Maka dari
itu dalam pengelolaan lahan parkir untuk kendaraan tidak bermotor khususnya sepeda
ini haruslah dibuat agar tidak sulit untuk diakses dengan contoh untuk lahan parkir di
mall tidak dibuat pada lahan parkir lantai dua tetapi pada basement, lantai satu,
ataupun pada halaman lantai satu khusus untuk sepeda.
2. Solusi untuk perletakan dari lahan parkir yang strategis dan fungsional untuk
sepeda di kawasan mall
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lalu lintas memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri, maka dari itu
dikembangkan dan dimanfaatkan sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah dan
pelosok daratan dengan mobilitas tinggi dan mampu memadukan sarana transportasi
lain. Menyadari peranan transportasi maka lalu lintas ditata dalam sistem transportasi
nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang
serasi dengan tingkat kebutuhan lalu lintas yang tertib, selamat, aman, nyaman, cepat,
lancar, teratur dan biaya yang terjangkau
Salah satu contoh kendaraan tidak bermotor yang dibahas di dalam makalah ini
adalah sepeda. Sepeda adalah salah satu sarana transportasi yang sederhana, tanpa
menggunakan mesin (Jamaludin, 2010). Konsep sederhana yang digunakan sepeda,
dapat bergerak apabila dikayuh oleh pengemudinya. Bertahun-tahun moda
transportasi ini dikembangkan. Beberapa nama turut menyumbangkan usaha serta
tenaga untuk pengembangan alat transportasi ini, antara lain Kirkpatrick MacMillan
dengan karyanya menambahkan ‘“mesin” khusus untuk sepeda, Baron Karls Drais
von Sauerbronn dengan karyanya yang menyempurnakan model sepeda dengan
nama velocipede, serta banyak nama lainnya. Pada sekitar tahun 1880, model sepeda
semakin disempurnakan dan hampir menyerupai dengan model yang kita kenal
sekarang (Jamaludin, 2010)
Sesuai dengan kegunaan dan fungsinya, city bike didesain hanya untuk
perjalanan jangka pendek dengan medan rata seperti jalan-jalan yang
ada di kota. Komponen-komponen yang ditambahkan di sepeda jenis ini
juga tidaklah dikhususkan untuk melalui medan yang terjal sehingga
lebih cocok untuk sepeda bersantai
● Sepeda BMX
BMX dirancang untuk atraksi dengan jalur atau arena khusus. Biasa
digunakan oleh sebuah perkumpulan untuk melakukan atraksi
bersamaan dengan skateboard. Kurang nyaman jika digunakan untuk
jarak jauh dan medan terjal karena gear yang dipasangkan pada sepeda
ini tidak mendukung sehingga akan cepat membuat lelah pengemudinya
Variabel lain yang tidak lepas dari pembahasan pada makalah ini adalah tentang
perparkiran. Perparkiran dan fasilitas terminal adalah suatu bagian penting dari sistem
transportasi. Perencanaan dan perancangan fasilitas ini menuntut suatu pemahaman
menyangkut karakteristik sarana angkut, perilaku pengemudi, operasi perparkiran,
dan karakteristik pembangkit perparkiran dari setiap tata guna lahan yang dilayani.
Kegagalan dalam variabel ini, yaitu menyediakan fasilitas parkir yang memadai
akan menimbulkan berbagai akibat, antara lain akan terjadi penumpukan kendaraan
dan kekecewaan masyarakat. Penyediaan demand terhadap lahan parkir memiliki
tantangan yang besar. Untuk mengetahui kebutuhan akan tempat parkir harus
dilakukan survei.
KEBUTUHAN PARKIR
Gambaran contoh kebutuhan ruang parkir yang telah diatur adalah sebagai berikut:
FASILITAS PARKIR
Menurut Peraturan BPK Tentang Tata Kelola Parkir, tata guna lahan suatu area,
penetapan untuk pilihan tempat parkir dapat dibuat sebagai bangunan berupa sebuah
gedung dan pinggir jalan. Oleh karena itu berdasarkan teori yang telah dijabarkan
maka tempat parkir dibedakan menjadi 2, yaitu:
Pemanfaatan bahu jalan atau pinggir jalan sebagai lahan parkir merupakan
salah satu solusi alternatif dalam keadaan darurat apabila lahan parkir ideal
yang tersedia tidaklah memenuhi permintaan. Parkir pinggir jalan memiliki lebih
banyak dampak negatif dibanding dengan dampak positifnya, salah satunya
adalah menyebabkan kemacetan lalu lintas karena kapasitas jalan dan ruasnya
mengecil serta dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas
BAB III
METODE ANALISA
Sepeda merupakan salah satu jenis sarana transportasi yang sering dipakai
masyarakat yang dijadikan komoditas atau mobilitas untuk kegiatan harian ataupun
hari tertentu. Sehingga dalam pengelolaan untuk prasarana dalam kasus ini parkiran
juga harus memperhatikan untuk kendaraan tidak bermotor juga (khususnya sepeda)
Selain harus memperhatikan dari letak penempatan ruang parkir bagi sepeda,
balik kepada alasan bahwa kendaraan sepeda ini juga merupakan salah satu
komoditas yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai alat komoditas, maka juga
harus dijadikan “concern” mengenai kapasitas dari lahan parkir tersebut yang masih
kurang diperhatikan di beberapa tempat terutama tempat umum seperti pada kawasan
mall.
Berbeda dengan sepeda motor, untuk sepeda tidak bermotor ini pada umumnya
tidak memiliki “handlebar lock” yang berfungsi cukup krusial untuk keamanan
kendaraan. Sehingga dibutuhkan beberapa faktor pendukung sebagai kelayakan dari
suatu lahan parkir untuk sepeda tidak bermotor.
BAB IV
Lebih tepat jika lahan parkir sepeda disediakan di lantai dasar sehingga sepeda
dapat parkir dengan mudah dan efisien bagi tenaga pengguna sepeda tersebut.
Selain itu seperti yang dituturkan oleh Ketua Indonesia Parking Association (IPA),
Rio Octaviano, mengatakan bahwa ruang parkir yang harus tersedia di perkantoran,
mall, dan pusat perbelanjaan ditetapkan minimal 10% dari kapasitas parkir. Hal ini
tentu masih menjadi bahan pembahasan dari Indonesia Parking Association, namun
sejauh ini solusi sementara dari permasalahan kurangnya lahan parkir bagi sepeda
yaitu dengan menetapkan adanya minimal 10% lahan dari ruang parkir untuk sepeda
di setiap perkantoran dan pusat perbelanjaan
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, R. (2019, Juli 30). Manajemen Rekayasa Lalu Lintas. Bab 1 Rekayasa Lalu Lintas,
1-15. Retrieved September 25 2022, from
http://digilib.uinsgd.ac.id/5296/4/4_bab1.pdf
Perda jawa timur tata kelola parkir. (2017). Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 4 Tahun
2017 Tentang Penyelenggaraan Tata Kelola Parkir. Peraturan Daerah, 1-22.
Retrieved September 25, 2022, from
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/77040/PERDA%204-
2017%20TTG%20PENYELENGGARAAN%20TATA%20KELOLA%20PARKIR.pdf
portalsepedaindonesia. (2020, Juli 31). https://portalsepeda.com/aturan-parkiran-sepeda-
sesuai-peraturan-menteri-perhubungan-nomor-pm-59-tahun-2020/. Retrieved
September 25, 2022, from portalsepeda.com: https://portalsepeda.com/aturan-
parkiran-sepeda-sesuai-peraturan-menteri-perhubungan-nomor-pm-59-tahun-2020/
Rahadiansyah, R. (2022, Agustus 18). https://oto.detik.com/berita/d-5140789/pengelola-
parkir-harus-sediakan-10-kapasitas-untuk-sepeda-bakal-terisi-penuh. Retrieved
September 25, 2022, from oto.detik.com: https://oto.detik.com/berita/d-
5140789/pengelola-parkir-harus-sediakan-10-kapasitas-untuk-sepeda-bakal-terisi-
penuh
Ridwan, M. (2020, September 19).
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200919/98/1293910/kemenhub-ini-ketentuan-
parkir-umum-sepeda-di-mal. Retrieved September 25, 2022, from
ekonomi.bisnis.com:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200919/98/1293910/kemenhub-ini-ketentuan-
parkir-umum-sepeda-di-mal
Risdiyanto. (2014). Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas: Teori dan Aplikasi. (Andayani,
Ed.) Yogyakarta: leutikaprio. Retrieved September 25, 2022