LATAR BELAKANG
Man.Operasional | 5
umum yang belum terpola secara baik semakin menjadi kendala yang ada di sekitar terminal
banjaran. Pengelolaan parkir yang baik tidak hanya terpaku pada penyediaan lahan parkir,
tetapi juga perlu memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna parkir
kendaraan sehingga perencanaan area parkir juga harus menjadi perhatian.
Terminal Banjaran memiliki peranan penting sebagai salah satu sarana pokok di
sektor transportasi Angkutan Pedesaan di Kabupaten Bandung. Terminal Banjaran menjadi
sangat signifikan keberadaanya dalam mendukung permintaan transportasi sebagai sarana
mobiltas masyarakat Kabupaten Bandung. Sebagai salah satu pusat kegiatan yang
menimbulkan tarikan perjalanan, Terminal Banjaran tidak terlepas dari adanya permintaan
parkir (parking demand), oleh karena itu sangat penting untuk diketahui bagaimana kondisi
sisi Terminal dikaitkan dengan kondisi fasilitas parkir yang tersedia ditinjau dari karakteristik
parkir. Selain mengkaji karakteristik parkir di bandar udara Supadio pada penelitian ini juga
mengkaji tentang kulitas pelayanan fasilitas parkir On Street (Di Dalam) dan Off Street (Di
luar) ditinjau dari pandangan konsumen secara umum mengenai geometrik, pemeliharaan,
kemudahan parkir, kinerja petugas parkir, tarif parkir, kehandalan dan fasilitas penunjang
dimana penilaian ini sangat berguna untuk peningkatan pelayanan fasilitas parkir di Terminal
Banjaran Kabupaten Bandung
Man.Operasional | 6
2. Bagaimana pengguna parkir terhadap fasilitas dan pelayanan parkir kendaraan
di Terminal Banjaran?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara
teoritis. Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Man.Operasional | 7
1.5 Diagram Operasional
Middle Theory
Analisis Layout Operasional Terminal Banjaran
Application Theory
Sistem Manajemen Operasional
Output
Rancangan Operasional Sistem Parkir Terminal Banjaran
BAB II
GAMBARAN UMUM
Man.Operasional | 8
2.1 Bidang Lalu Lintas Dishub
Man.Operasional | 9
lintas;
b. Penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan
latihan pengemudi;
11. Penetapan Pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan
selektif;
12. Pelaporan pelaksanaan tugas pelayanangas p dan pengelolaan lalu lintas;
13. Evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan lalu lintas;
14. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
15. Pelaksanaan koordinasi / kerja sama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pelayanan dan pengelolaan
lalu lintas;
2.2 Operasional Lalu Lintas
Man.Operasional | 10
Bandung;
d. Pelaksanaan penyusunan rencana umum pengembangan sarana dan
prasarana perhubungan;
e. Pelaksanaan penunjukan lokasi dan penyelenggaraan prijinan bongkar
muat barang;
f. Pelaksanaan penyusunan rencana pengendalian bangkitan dan tarikan
serta analisis dampak lalu lintas;
g. Pelaksanaan larangan penggunaan jalan tertentu;
h. Pelaksanaan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada
kawasan selektif;
i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya;
k. Pelaksanaan koordinasi ipengelolaan manajemen lalu lintas dengan sub
unit kerja lian di lingkungan Dinas.
Man.Operasional | 11
d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian oprasional lalu lintas;
e. Pelaksanaan penyidikan pelanggaran bidang LLAJ, pemenuhan
pelaksanaan teknis dan laik jalan, pelanggaran ketentuan pengujian berkala
dan perijinan angkutan umun serta administrasi kendaraan bermotor;
f. Pelaksanaan pembinaan ketertiban dan disiplin lalu lintas di jalan.
g. Pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu sungai dan
penyeberangannya.
h. Pelaksanaan tugas dan kedinasan lain sesui dengan bidang tugas dan
fungsinya;
i. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan ekayasa lalu lintas dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Dinas.
2.3 Pengoperasian Parkiran
2.3.1 Pengorganisasian
Man.Operasional | 12
investasi dan operasional;. juga tidak semata -mata untuk memperoleh keuntungan
material dan/atau finansial.
Penetapan tarif parkir dilakukan untuk mengendakan lalu-lintas melalui
pengurangan pemakaian kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan di jalan.
Melalui penetapan tarif sedemikian rupa, untuk besaran tarif tertentu diharapkan
dapat mengurangi niat orang untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Berdasarkan jenis fasilitas, pemberlakuan tarif parkir dapat digolongkan
seperti berikut.
1. Golongan A
a. Badan jalan tanp a untuk maksud pengendalian parkir
b. Daerah dengan frekuensi parkir relatif rendah (1,5 kendaraan/SRP/hari)
c. Parkir dengan waktu yang lama
d. Daerah perumahan, parkir dapat tanpa bembayaran atau dengan tarif yang
rendah
e. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas rendah
2. Golongan B
a. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parkir
b. Daerah dengan frekuensi parkir relatif tinggi (20 kendaraan/SRP/hari)
c. Daerah komersial atau pertokoan, tarif parkir dapat diberlakukan relatif
tinggi, untuk mengendalikan lalu-lintas
d. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi.
3. Golongan C
a. Kawasan parkir pada fasilitas parkir umum dengan maksud pengendalian
parkir
b. Keluar masuk kendaraan yang dikendalikan melalui karcis dengan waktu
tercatat, dapat diberlakukan tarif parkir secara progresif, yang dapat,
meningkat sesuai dengan lamanya parkir
c. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi
Man.Operasional | 13
Perbandingan tarif parkir yang wajar antara sepeda motor, kendaraan
penumpang dan kendaraan truk/bus adalah sebagai berikut. Tarif parkir sepeda motor
lebih rendah dari pada tarif parkir kendaraan penumpang dan tarif kendaraan
penumpang lebih rendah daripada tarif truk/bus. Penetapan besar tarif parkir
dicantumkan pada peraturan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
Sesuai dengan jenis fasilitasnya, tata cara parkir adalah sebagai berikut.
a. pada pintu masuk, baik dengan petugas maupun dengan pintu otomatis ,
pengemudi harus mendapatkan karcis tanda parkir, yang mencantumkan jam
masuk (bila diperlukan, petugas mencatat nomor kendaraan);
Man.Operasional | 14
b. dengan dan tanpa juru parkir, pengemudi memarkirkan kendaraan sesuai
c. Pada pintu kelua r, petugas harus memeriksa kebenaran karcis tanda parkir,
mencatat lama parkir, menghitung tarif parkir sesuai dengan ketentuan, menerima
pembayaran parkir dengan menyerahkan karcis bukti pembayaran pada
pengemudi.
Untuk menjamin agar pelataran tetap dalam kondisi baik, pemeliharaan dilakukan
dengan cara :
1. sekurang-kurangnya setiap pagi hari pelataran parkir dibersihkan agar
bebas dari sampah dan air yang tergenang;
2. pelataran parkir yang sudah berlubang-lubang atau rusak ditambah
atau diperbaiki;
3. secara rutin pada saat tertentu, pelapisan (overlay) pada perkerasan
pelaratan parkir perlu dilakukan.
Man.Operasional | 15
saat parkir, marka dan rambu jalan harus dijaga agar tetap dapat terlihat jelas.
1. Marka Jalan
a. Secara berkala marka jalan dicat kembali agar terlihat jelas oleh
pengemudi.
b. Bersamaan dengan pembersihan pelataran parkir, bagian marka
jalan harus dibersihkan secara khusus.
2.Rambu Jalan
a. Rambu jalan harus diganti apabila sudah tidak terlihat jelas
tulisannya atau sudah rusak.
b. Secara rutin daun rambu jalan harus dibersihkan agar tidak tertutup
oleh kotoran.
a. pos petugas,
b. lampu penerangan,
c. pintu keluar dan masuk,
d. alat pencatat waktu elektronis dan
e. Pintu elektronis pada fasilitas parkir dengan pintu masuk
otomatis.
Man.Operasional | 16
Gambar 2.1 Pola Parkir Badan Jalan
Man.Operasional | 17
2.7. Pengertian Manajemen Operasi
Manajemen operasi atau produksi yaitu adanya usaha manusia untuk meningkatkan
hasil produksi melalui proses input menjadi output. Sedangkan istilah produksi dan operasi
sering dipergunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik
yang berupa barang maupun jasa. Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan
untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa
sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif
dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa.
Dengan pengertian ini, maka dalam istilah manajemen tercakup semua kegiatan atau
aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan- kegiatan yang mendukung
atau menunjang usaha untuk menghasilkan barang atau jasa itu.
Sehingga dengan demikian dapatlah disadari bahwa manajemen produksi dan operasi
selalu terdapat dan berguna bagi hampir semua organisasi, seperti pabrik pengolahan atau
industri manufaktur, perbankan, perhotelan, pelayanan dansebagainya.
Manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang
berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan
Menurut (Eddy Herjanto (2007:2).
Manajemen operasi adalah suatu pengelolaan proses pengubahan atau proses
konversi di mana sumber-sumber daya yang berlaku sebagai “input” diubah menjadi barang
dan atau jasa. Produk barang dan jasa ini bisa disebut sebagai “output”.(Lalu
Sumayang,2003:7).
Kemudian menurut (Roger G. schroarder (2002:4) bahwa manajemen operasi adalah
pengaturan secara bertanggung jawab untuk menghasilkan barang dan atau jasa dalam
organisasi.Manajemen beroperasi berkaitan dengan pengambilan keputusan berkenaan
dengan fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan.Manajemen operasi adalah
kajian pengambilan keputusan yang optimal bagi perusahaan itu sendiri.
Man.Operasional | 18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Objek di dalam Penelitian Ini Adalah Parkiran On The Street dan Off Street di sekitar
Terminal Banjaran yang berada di ruang lingkup Kabupaten Bandung. Terminal Banjaran
Berkategori tipe C yang berarti Trayek Angkutan yang melakukan pengantaran penumpang
atau barang antar desa/ kota.
Dalam meneliti sesuatu, diperlukan penelitian yang hati-hati, teratur, dan terus menerus.
Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penelitian, penelitian harus dilakukan
dengan menggunakan metode penelitian yang tepat.
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder, yang
digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa
faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat
suatu kebenaran data yang akan diperoleh.
Man.Operasional | 19
Metode penelitian kualitatif bersifat subjektif dari sudut pandang partisipan secara
deskriptif sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Dengan kata lain, metode riset
ini lebih bersifat memberikan gambaran secara jelas suatu permasalahan sesuai dengan
fakta di lapangan.
Terdapat lima tahapan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a Mengangkat permasalahan
b Memunculkan pertanyaan riset
c Mengumpulkan data yang relevan
d Melakukan analisis data
e Menjawab pertanyaan riset
Man.Operasional | 20
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Pada pelaksanaannya, jenis penelitian ini terdapat ciri khusus yang membedakannya
dengan metode penelitian yang lain. Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut:
Biasanya sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari lingkungan
alamiah, yaitu berbagai peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Proses
riset dilakukan dengan beriteraksi langsung melalui pengamatan, pencatatan, dan
menggali sumber informasi yang berhubungan dengan peristiwa yang diteliti.
Pada penelitian ini data dan informasi yang diperlukan akan berhubungan dengan
pertanyaan untuk mengungkapkan proses. Pertanyaan tersebut mengungkapkan
gambaran keadaan kegiatan, prosedur, tahapan, alasan, dan interaksi yang terjadi ketika
proses penelitian dilakukan.
4. Bersifat Induktif
Man.Operasional | 21
Dalam hal ini, riset bersifat induktif maksudnya adalah menggunakan data yang terpisah
namun masih berhubungan satu dengan lainnya. Biasanya riset ini diawali dari lapangan,
yaitu fakta empiris dimana peneliti harus melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
5. Mengutamakan Makna
Peneliti fokus kepada pendapat guru mengenai siswa di sekolah. Mencari data dan
informasi serta pandangan guru mengenai tingkat keberhasilan anak didiknya di sekolah,
masalah yang dihadapi dalam membina, dan mengapa siswa bisa gagal dibina.
Selain itu, peneliti juga mencari informasi dari para siswa sebagai bahan pembanding.
Ketepatan data dan informasi dari partisipan disampaikan oleh peneliti agar dapat
menginterpretasikan hasil riset secara benar.
1. Fenomenologi
Man.Operasional | 22
Metode penelitian ini dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus pada
fenomena yang diteliti dan memperhatikan aspek subjektif dari perilaku objek.
Berikutnya, peneliti menggali informasi dengan pemaknaan atau memberikan arti
terhadap fenomena yang diteliti.
2. Etnografi
3. Studi Kasus
Studi Kasus adalah bentuk penelitian yang berfokus pada penyediaan akun terperinci
satu atau lebih kasus. Tujuan studi kasus adalah untuk meneliti suatu fenomena di
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mengetahui latar belakang, keadaan,
dan interkasi yang terjadi.
5. Metode Historis
Metode historis adalah penelitian tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Fokus
dari penelitian ini adalah berbagai peristiwa yang sudah berlalu dan membuat
rekonstruksinya dengan berbagai sumber data yang masih ada saat ini.
Man.Operasional | 23
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Wawancara
2. Observasi.
3. Studi Pustaka
Man.Operasional | 24
BAB IV
KAJIAN AWAL & PEMBAHASAN
Man.Operasional | 25
4.1 Gambar Muatan Parkir On Street
Kantor
Pusat
Terminal
Keluar
Lantai 2
Menampung roda
dua
Parkiran
dalam
terminal
L = 486 m2
PARKIR
Masuk
MINIMALIS
Man.Operasional | 26
1. Keterangan Muatan Parkir Di Dalam Terminal
a. Luas Lahan Parkir Bangunan di Lantai 2 Sebesar 486 m2
b. Menampung Kendaraan Roda Dua Sebanyak 300 Kendaraan
c. Di Bawah Bangunan Gedung Kantor Pusat Terminal, Terdapat Lahan Parkir Minimalis
Yang Menampung 2 Kendaraan Roda Empat, Khusus Pejabat.
d. Di Depan Enterance Pasar, Terdapat Lahan Parkir Minimalis yang Menampung 3
Kendaraan Roda Empat.
Man.Operasional | 27
4.3. Pengertian Parkir
1. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara.
2. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan
pengemudi tidak meninggalkan kendaraan.
4. Tempat parkir di badan jalan, (on street parking) adalah fasilitas parkir yang
menggunakan tepi jalan.
5. Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir
kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang
dapat berupa tempat parkir dan/atau gedung parkir.
6. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum.
7. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan
(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar
buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil
penumpang.
8. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang
masuk dan keluar dari fasilitas parkir.
9. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan.
10. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan
sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.
Terdapat beberapa teknologi yang tersedia untuk manajemen Parkir, antara Lain :
a. Mesin Tiket
b. Pembayaran Parkir Berbasis Telepon Genggam
c. Palang Pembatas untuk Parkir-parkir di luar ruang milik jalan atau parkir dalam
Gedung.
Man.Operasional | 28
d. Penegakan Parkir : Mesin untuk merekam dan mendata rinci Sehubungan dengan
Pelanggaran, pemotretan kendaraan yang melanggar, Menertibkan Bukti
Pelanggaran dan mengirim data tersebut dalam basis data ke computer pusat.
e. Penegakan dengan kamera (Outside) Dil Luar Terminal/ Jalur-jalur yang
menimbulkan kemacetan. (Terutama pada Angkutan dan jalan Arteri Utama)
f. Teknologi informasi untuk Pengarsipan, Manajemen Keuangan, Pemantauan
Pelayanan Pelanggan, Menitipkan denda dan pengelolaanya. Penagihan denda dan
Penunggakan Pembayaran dan seterusnya.
g. Sistem pemandu parkir waktu-aktual agar waktu pencarian ruang parkir dapat
menjadi sesingkat mungkin, sistem tersebut biasanya digunakan dalam Gedung
parkir, Tapi sistem tersebut di uji coba di luar ruang parkir jalan (di Jerman)
Beberapa definisi parkir yang dikutip dari beberapa buku, mempunyai maksud yang
sama walaupun defenisi yang berbeda, yakni sebagai berikut :
1. Parkir menurut kamus bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tempat pemberhentian
kendaraan beberapa saat.
2. Menurut Undang-undang lalu lintas No. 14/1992, parkir adalah tempat pemberhentian
kendaran atau bongkar muat barang dalam jangka waktu yang
3. Menurut Kepmen Perhubungan No.66 (1993), parkir adalah keadaan tidak bergerak
suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
Man.Operasional | 29
1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk
Umum.
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 1993 tentang Tata Cara Parkir
Kendaraan Bermotor di jalan.
4. Undang-undang Lalu Lintas Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
Tabel 2.1 Jenis Kebutuhan Ruang Parkir Gedung Perkantoran dan Pusar
Perdagangan
Man.Operasional | 30
Sumber : Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat No. 272 Tahun
Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan Ruang Parkir adalah tempat parkir untuk satu
kendaraan. Ruang parkir standard yang diperlukan oleh suatu mobil di asumsikan sebesar
4,8 x 2,3 atau 2,4 meter.Ruang parkir dibagi dalam 2 bentuk, yaitu:
2. Ruang parkir bersudut, makin besar sudut masuknya, maka makin kecil luas daerah
masing-masing ruang parkirnya, akan tetapi makin besar juga lebar jalan yang diperlukan
untuk membuat lingkaran membelok bagi kendaraan yang memasuki ruang parkir.
Penentuan SRP dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRPuntuk
mobil penumpang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan seperti padaTabel II.3 di
bawah ini.
Parkir di tepi jalan (on street parking) adalah parkir yang mengambil tempat di sepanjang
badan jalan dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir.
Man.Operasional | 31
Parkir di luar jalan ini menempati pelataran parkir tertentu di luar badan jalan, baik itu di
bangunan khusus parkir ataupun di halaman terbuka.
Metode parkir ada beberapa macam jenis diantaranya, yaitu parkir sejajar, parkir
menyudut, dan juga parkir tegak lurus.
1. Parkir Sejajar
Metode parkir yang diterapkan pada sepanjang jalur atau daerah parkir yang sejajar.
2. Parkir Menyudut
Metode parkir dengan sudut tertentu, yaitu menyudut , dan menyudut Metode ini lebih
efesien karena dapat menampung kendaraan lebih banyak dan mempermudah bagi
pengguna parkir untuk melakukan gerakan masuk maupun keluar.
Man.Operasional | 32
Sumber :Keputusan Dirjen Darat No.272/HK.105/DRJD/96 Gambar 2.3 Parkir Menyudut
Parkir tegak lurus dengan sudut adalah metode yang paling efesien karena mampu
menampung kapasitas yang lebih banyak dengan perencanaan yang lebih mudah.
Man.Operasional | 33
1. Pusat Perdagangan - SRP /100 m2 Luas Lantai Efektif. 3,5 – 7,5
- Pertokoan - SRP/100 m2 Luas Lantai Efektif 3,5 – 7,5
- Pasar Swalayan - SRP/100 m2 Luas Lantai Efektif 3,5 – 7,5
- Pasar
3. Sekolah
- Hotel/ Tempat - SRP/ Mahasiswa 0,7 – 1,0
Penginapan - SRP/ kamar 0,2 – 1,0
- Rumah Sakit - SRP/ Tempat Tidur 0,2 – 1,3
- Bioskop - SRP/ Tempat duduk 0,1 – 0,4
Man.Operasional | 34
1. Dimensi kendaraan Standar untuk Kendaraan Penumpang
Dalam Hal ini Perlunya Penyesuaian Kondisi Lapangan Dengan Kendaraan Yang
Parkir di Tempat Yang Tersedia
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal
kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan
dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan. parkir yang ada
di sampingnya.
Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan
dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun dari
kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan
untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur
gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas
arah longitudinal sebesar 30 cm.
Man.Operasional | 35
Tabel 2.4
Man.Operasional | 36
KENDALA LAPANGAN (OFF STREET PARKING)
E I
Terminal
Banjaran C
D
G
H F
Keterangan :
Man.Operasional | 37
1. Ruang A, menunjukan adanya aktivitas dan parkiran Pangkalan ojek, tetapi tidak
mengganggu/ menghambat pengguna jalan , karena letaknya berada di sudut dekat
persimpangan arah pasar
3. Ruang C, adalah depan pagar terminal banjaran, Ruang C termasuk ruang lingkup
terminal banjaran, kondisi yang terjadi saat ini menjadi Kendala lapangan, Ruas
jalan terhambat dikarenakan banyaknya angkutan yang ngetem tidak beraturan di
depan terminal banjaran.
4. Ruang E, Jalur pedestarian pejalan kaki arah keluar terminal, di dalam ruang
lingkup E menjadi kendala karena banyaknya angkutan, ojek tradisional, pedagang
kaki lima, sehingga menghambat pejalan kaki yang berjalan menuju keluar terminal.
5. Ruang F, adalah ruang pejalan kaki bagi pedestarian tepatnya di depan Sdn
Banjaran 03,04,05 . di dalam Ruang F, terdapat Petugas yang melakukan penarikan
uang retribusi , dan juga beberapa angkutan yang menepi di dekat bahu jalan,
akibatnya kemacetan sering terjadi, diakibatkan ruas jalan yang begitu sempit di
sekitaran tersebut.
Man.Operasional | 38
a. Antrian Timbul Karena orang/Sesuatu Material/ Bahan tiba di suatu fungsi Service
atau pelayanan/ Proses Produksi Lebih cepat dibandingkan waktu mereka dilayani.
Hal ini terjadi Karena konsumen datang dalam rentang waktu yang tidak tentu dan
waktu pelayanan setiap konsumen juga tidak konstan, Sehingga antrian secara
Kontinuitas menjadi bertambah dan berkurang panjangnya dan kadang-kadang
kosong dalam jangka Panjang sesuai dengan frekuensi kedatangan konsumen
yang tidak tentu/ Acak (Random)
Penerapan ini juga dapat diterapkan di dalam Sistem Operasional antrian Angkutan,
Pelanggan di Terminal Banjaran.
Penerapan Struktur Sistem Parkiran/Antrian Terminal Banjaran
3
Pelanggan
Masuk Ke Pelanggan Keluar
4 dari sistem
dalam Sistem
Antrian
5
Fasilitas Pelayanan
Sistem Antrian
Man.Operasional | 39
Jumlah Waktu Tunggu
dalam Antrian (Wq)
Pelayanan
Rerata Kedatangan (µ)
Jumlah Rerata Dalam
( λ) Antrian (Lq) Laju
Man.Operasional | 40
Start
Parkir on
Kondisi Saat ini
Identifikasi masalah Street
Parkiran
Tujuan Eksisting Parkir Off
masalah Street
Kerangka pemikiran
Input Proses
Metode
Penelitian
Meto
Jenis Teknik Populasi Rancangan
de
penelitia pengumpula & analisis
peneli
n n data sampel data
tian
Deskriptif Ranca
analisis
kualitatif ngan
Opera p S
sis
Matriks
Wawa
Observa
ncarac
si
ara
BAB V
PENUTUP
Man.Operasional | 41
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, Kajian awal ini menarik beberapa
kesimpulan.
Adapun kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
Di dalam kondisi terminal banjaran, terdapat banyak kendala utama yang menjadi
permasalahan utama diantaranya :
Dari Pelaksanaan kajian awal ini, Penataan ruang Parkiran perlu dilakukan agar
Mengurangi Kemacetan yang ada disekitar terminal banjaran. Penyusunan
Rencana Kerja perlu dilakukan di dalam Operasional Penataan Parkir.
Man.Operasional | 42
Man.Operasional | 43
Man.Operasional | 44