Anda di halaman 1dari 4

PERANCANGAN RUANG PARKIR, STRUKTUR PERKERASAN,

MANAJEMEN LALU LINTAS KAWASAN, DAN ELEMEN STRUKTUR


GEDUNG PARKIR LIFESTYLE CENTER SUMMARECON BANDUNG
Medina Winandyani (NIM: 15013098)
Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
winandyanimedina@gmail.com

Abstrak
Summarecon Bandung adalah sebuah kawasan mandiri yang terletak di wilayah Bandung Timur
yang terdiri dari area residensial, komersial, dan Summarecon Teknopolis yang berpadu harmonis
sebagai tempat untuk tinggal, bekerja, dan rekreasi. Seiring dengan perkembangan dan
pembangunannya, kawasan tersebut akan menimbulkan perubahan tata guna lahan menjadi tempat
pusat kegiatan, salah satunya adalah mall. Perubahan struktur ruang menjadi mall akan
memengaruhi pola pergerakan yang kemudian akan membebani jaringan jalan di suatu wilayah
sehingga diperlukan manajemen lalu lintas kawasan. Selanjutnya, perubahan tata guna lahan
tersebut menimbulkan tarikan dan bangkitan perjalanan yang harus diakomodasi oleh Lifestyle
Center Summarecon Bandung. Besarnya demand harus dihitung berdasarkan fungsi Lifestyle
Center Summarecon Bandung yakni sebagai mall. Selanjutnya, demand yang ada digunakan untuk
perhitungan dan perencanaan sirkulasi parkir, ruang parkir, dan fasilitas parkir yang mengacu pada
Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir 1998. Demand yang telah dihitung juga
digunakan untuk perencanaan dan perancangan struktur perkerasan jalan akses menuju Lifestyle
Center Summarecon Bandung yang mengacu pada Pedoman Perencanaan Perkerasan Lentur Pt-
T-01-2002-B. Selain itu, dilakukan juga perancangan struktur gedung parkir yang harus disediakan
pada Lifestyle Center Summarecon Bandung agar tercipta pergerakan yang aman di area Lifestyle
Center yang mengacu pada PPIUG 1983, SNI 1726:2012, dan SNI 2847:2013.
Kata Kunci: gedung parkir, lifestyle center, manajemen lalu lintas, perkerasan

PENDAHULUAN Besarnya demand harus dihitung berdasarkan


fungsi Lifestyle Center Summarecon
Perubahan struktur ruang pada suatu kawasan Bandung yakni sebagai mall. Selanjutnya,
akan memengaruhi pola pergerakan yang demand yang ada digunakan untuk
kemudian akan membebani jaringan jalan di perhitungan dan perencanaan sirkulasi parkir,
suatu wilayah sehingga diperlukan fasilitas parkir, dan perancangan elemen
manajemen lalu lintas. Selanjutnya, struktur gedung parkir yang harus disediakan
perubahan tata guna lahan tersebut di Lifestyle Center Summarecon Bandung
menimbulkan tarikan dan bangkitan agar tercipta pergerakan yang tertib dan aman
perjalanan yang harus diakomodasi oleh di area Lifestyle Center. Selain itu, demand
masing-masing area yang dibangun, salah yang ada yakni dalam bentuk lalu lintas
satunya adalah Lifestyle Center Summarecon kendaraan akan digunakan untuk
Bandung. perencanaan dan perancangan struktur

1
perkerasan jalan akses menuju Lifestyle struktur menggunakan Sistem Rangka
Center Summarecon Bandung agar tercipta Pemikul Momen Khusus (SRPMK).
pergerakan yang aman dan nyaman bagi
kendaraan pengunjung. Bangunan menggunakan beton dengan mutu
30 MPa untuk balok dan pelat serta 35 MPa
PEMODELAN DAN METODE untuk kolom. Tulangan yang digunakan pada
bangunan ini memiliki mutu 400 MPa.
Jumlah ruang parkir hasil desain arsitektur
Bangunan berada di Gedebage, Bandung
adalah 480 ruang parkir yang terdiri atas 100
ruang parkir motor dan 380 ruang parkir dengan Kategori Desain Seismik D dan
mobil. Untuk menghitung jumlah ruang memiliki kelas situs E (tanah lunak).
parkir dan mendesain ruang parkir yang Pembebanan gravitasi (beban mati dan
harus disediakan guna mengakomodasi hidup) mengacu pada Peraturan Pembebanan
tarikan dan bangkitan yang terjadi di mall ini Indonesia untuk Gedung 1983 dan
akan digunakan standard dari Pedoman Pembebanan Ruang Parkir Gedung Graha
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas BKI 2017 sedangkan untuk pembebanan
Parkir 1998. Bila terjadi kekurangan lahan gempa dari SNI 1726-2012.
parkir, akan dilakukan analisis karakteristik
parkir menggunakan data parkir kendaraan Model analisis terdiri dari analisis struktur.
dari mall pembanding untuk mengetahui Pada analisis struktur dilakukan pengecekan
apakah perlu dibuat ruang parkir tambahan elemen dan parameter seismik sesuai dengan
atau cukup mengoptimalisasi ruang parkir konsep desain kapasitas. Pada analisis non-
yang ada. linier dilakukan pengecekan terhadap taraf
Selanjutnya, struktur perkerasan yang akan kinerja dan performa struktur.
digunakan pada jalan akses Lifestyle Center
adalah perkerasan lentur. Struktur perkerasan ANALISIS DAN KESIMPULAN
yang dirancang berada pada sebelah timur Berdasarkan standard, ruang parkir yang
laut dan barat daya bangunan. Perancangan dibutuhkan untuk mengakomodasi
perkerasan ini mengacu pada Pedoman pergerakan yang timbul pada Lifestyle Center
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur 2002. dengan luas lantai total 30.700 m2 adalah
1262 SRP motor dan 571 SRP mobil. Jika
Teknik manajemen lalu lintas yang akan
diterapkan pada Kawasan Summarecon dibandingkan dengan supply ruang parkir,
yakni berupa instalasi vertical deflection, terjadi kekurangan lahan parkir baik untuk
rambu, dan marka untuk mengurangi mobil maupun motor. Setelah dilakukan
kecepatan kendaraan menerus pada jalan analisis karakteristik parkir, diperoleh
kawasan. Perancangan vertical deflection kebutuhan parkir mobil sebanyak 336 ruang
mengacu pada Delaware Traffic Calming parkir dan motor sebanyak 203 ruang parkir.
Design Manual 2012. Perancangan rambu Dari hasil tersebut, terjadi kekurangan
mengacu pada PM 13 tahun 2014 dan marka sebanyak 103 ruang parkir motor. Oleh
mengacu pada PM 34 tahun 2014. karena itu, langkah yang dapat dilakukan dari
sisi pengelolaan supply adalah menambah
Bangunan yang dimodelkan dalam studi ini
lantai gedung parkir atau membuat parkir
adalah bangunan gedung parkir 3 lantai
dengan tinggi tiap lantai adalah 3 m. Sistem luar ruang. Dari sisi pengelolaan demand,
dapat dibuat park and ride lots, pengaturan

2
tarif, atau penjemputan karyawan guna Vertical deflection yang akan digunakan pada
memaksimalkan penggunaan ruang parkir Kawasan Summarecon adalah raised
bagi pengunjung mall. intersection dan raised crosswalk. Selain
untuk menurunkan kecepatan, kedua teknik
tersebut dapat meningkatkan keselamatan
Pola parkir yang akan digunakan adalah pola bagi penyeberang jalan. Vertical deflection,
parkir dua sisi dengan sudut parkir 90O. rambu, dan marka akan ditempatkan pada
Dimensi jalur masuk dan jalur keluar gedung entrance kawasan, ruas jalan kawasan, dan
parkir hasil desain arsitektur sudah sesuai persimpangan kawasan. Berdasarkan hasil
dengan standard yang digunakan. Namun survey kecepatan kendaraan tahun 2017,
pada gang parkir motor perlu dilakukan kecepatan kendaraan di Jalan Gedebage
evaluasi dimensi, dari 1,5 meter menjadi 1,6 Bandung adalah 34 km/jam. Dengan instalasi
meter. Ramp pada gedung parkir ini memiliki vertical deflection dan pelengkapnya,
panjang 9 meter dan kemiringan 20%. diharapkan terjadi penurunan kecepatan
Selanjutnya, berdasarkan analisis antrean sebesar 4 km/jam di dalam kawasan sehingga
deterministik, jumlah pintu yang harus kecepatan kendaraan pada kawasan ini turun
disediakan pada gedung parkir ini adalah: menjadi sebesar 30 km/jam sesuai dengan
Tabel I. 1 Hasil analisis pelayanan pintu peraturan kecepatan untuk kawasan
parkir permukiman.
Selanjutnya, dari analisis struktur yang
dilakukan pada model gedung parkir,
terdapat ketidakberaturan horizontal sudut
dalam dan ketidakberaturan vertikal
diskontinuitas kuat tingkat lateral. Dari hasil
analisis beban vertikal, lendutan yang terjadi
Selanjutnya, dengan beban lalu lintas
pada gedung ini masih berada di bawah batas
kendaraan ringan sebanyak 2130 kend/hari
lendutan yang disyaratkan SNI. Berikut
dan kendaraan berat (truk 2 as loading dock)
adalah hasil detailing untuk elemen struktur
18 kend/hari, berdasarkan standard yang
gedung parkir:
digunakan, diperoleh hasil perancangan
sebagai berikut: Tabel I. 2 Tulangan Utama Balok

Tabel I. 3 Tulangan Geser Balok

Gambar I. 1 Tebal struktur perkerasan


lentur jalan akses Lifestyle Center

3
Tabel I. 4 Tulangan utama dan confinement
kolom
SNI 03-1726-2012. Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan non Gedung. Badan
Standardisasi Nasional.
SNI 2847-2013. Persyaratan Beton Struktural
Tabel I. 5 Hasil penulangan pelat untuk Gedung. Badan Standardisasi
Nasional.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
1983. Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung. Badan Standardisasi
Nasional.
Tabel I. 6 Tulangan arah X ramp dan tangga Peraturan Menteri No. 13 tahun 2014 tentang
Rambu Jalan
Peraturan Menteri No. 34 tahun 2014 tentang
Marka Jalan

Tabel I. 7 Tulangan arah Y ramp dan tangga

REFERENSI
Arbie, N. (2008). "Analisis Bangkitan Tarikan
Kendaraan pada Pusat Perbelanjaan di
Kota Bandung". Dalam N. Arbie, Tugas
Akhir Program Sarjana (hal. 30-55).
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Arizal, Y. (2008). "Analisis Perparkiran di Pusat
Perbelanjaan Kota Bandung Studi Kasus:
BTC". Dalam Y. Arizal, Tugas Akhir
Program Sarjana (hal. 45-111).
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Association, J. R. (1980). "Manual for Design
and Construction of Asphalt Pavement".
Darat, D. J. (1998). "Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilitas Parkir".
Transportation, D. D. (2012). "Delaware Traffic
Calming Design Manual".

Anda mungkin juga menyukai