2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya Widhi Wasa/Tuhan Yanga Maha Esa yang telah memberikan karunianya
kepada kita sehingga Panduan Komunikasi Efektif untuk Mengedukasi Masyarakat
tentang Layanan Rumah Sakit dapat disusun sebagaimana mestinya.
Dukungan terhadap partisipasi pasien dalam pelayanan kesehatan merupakan
wujud dari pemenuhan hak-hak pasien dan keluarga yang harus di penuhi pihak rumah
sakit.
Buku ini merupakan panduan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang layanan di RSU Permata Hati melalui komunikasi secara efektif, sehingga
masyarakat dapat memahami pelayanan kesehatan yang tersedia.
Akhir kata semoga panduan ini dapat digunakan sebagai mana mestinya.Kritik dan
saran sangat diperlukan demi penyempurnaan panduan ini dan peningkatan kualitas
pelayanan rumah sakit khususnya kemudahan dalam mendapatkan informasi yang di
perlukan.
2
SAMBUTAN
DIREKTUR RSU PERMATA HATI
Om Swastyastu,
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yanga Maha Esa yang
telah memberikan karunianya kepada kita sehingga Panduan Komunikasi Efektif untuk
Mengedukasi Masyarakat tentang Layanan Rumah Sakit.
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sagat strategisdalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Oleh kearena itu Rumah Sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standard yang di tetapkan oleh
nasional maupun internasional untuk seluruh lapisan masyarakat.
Visi RSU Permata Hati adalah Menjadikan RSU Permata Hati sebagai pusat
pelayanan kesehatan yang professional dan unggul di wilayah Bali Timur.Untuk
mewujudkan visi tersebut maka salah satu misi RSU Permata Hati adalah Melakukan
pengelolaan rumah sakit secara professional agar tercapai efisiensi dan efektifitas yang
tinggi. Ini berarti pelayanan yang di berikan pada pasien harus memiliki hak-hak pasien
yaitu untuk memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi serta
hak untuk mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban, kondisi medis serta
tindakan yang akan dilakukan. Dengan demikian mereka dapat mengambil keputusan
yang tepat dalam perawatannya.
Harapan kami melalui Buku Panduan Komunikasi Efektif untuk Mengedukasi
Masyarakat tentang Layanan Rumah Sakit yang memuat tentang dasar hukum, tujuan,
ruang lingkup dan tata laksana dapat dijadikan pedoman dan dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh oleh semua staff yang terlibat dalam perawatan pasien.
Om Shanti Shanti Shanti om.
Semarapura, 01 Januari 2018
Dr.DN.Januardana,MM
Direktur
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
1. Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul
apa yang dimaksud oleh penyampai pikirian-pikiran atau informasi.
2. Proses komunikasi efektif adalah pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerimaan
pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Gambar 1.
Gambar 2.
5
3. Komponen komunikasi pokok adalah :
a. Pengirim (komunikator), yaitu orang yang mengkomunikasikan atau menghubungkan
suatu pesan kepada orang lain (dokter, perawat, petugas admission, dan
lainnya).Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara berbicaranya
jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan
(komunikan).
b. Penerima (komunikan), yaitu orang yang menerima pesan (pasien, keluarga pasien,
perawat, dokter, petugas admission, dan lainnya).
c. Media, yaitu sarana komunikasi yang berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi
pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima.
d. Berita dapat berupa lisan, tertulis atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu,
media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap
muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. Media yang dapat
digunakan melalui telepon, lembar lipat, buklet, video, peraga.
e. Pesan, yaitu berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu
bentuk, dan melalui lembaga komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan.
f. Feed back (umpan balik), yaitu respon dari penerima terhadap pesan yang
diterimanya.Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-
hal berikut:
1) Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan tertutup
dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan klarifikasi, parapharase, intonasi.
2) Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
3) Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang tersurat
(bahasa non verbal di balik ungkapan kata / kalimatnya, gerak tubuh).
4) Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh,
raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
g. Di samping komponen-komponon pokok tersebut dapat ditambahkan komponen lainnya
seperti :
6
1) Sumber, asal suatu gagasan atau pendapat yang menjadi suatu pesan. Sumber bisa berupa
lembaga, kejadian, atau diri kita sendiri.
2) Media komunikasi, yang merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang
dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan dikomunikasikan.
3) Kegiatan encoding, artinya menuangkan gagasan atau pendapat dalam suatu bentuk pesan
yang dinyatakan oleh komunikator kepada komunikan.
4) Kegiatan decoding, artinya kegiatan untuk memahami suatu pesan yang diterima oleh
komunikan dari komunikator.
5) Tujuan yang berupa komunikan, bisa merupakan hadirin, massa, atau kelompok, atau pula
perseorangan.
4. Komunikasi efektif adalah tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh penerima,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
7
komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu,
komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi adalah merupakan unsur pokok dalam
proses komunkasi. Komunikasi sendiri merupakan usaha untuk mengubah perilaku.
8
BAB II
RUANG LINGKUP
9
BAB III
TATA LAKSANA
b. Komunikasi langsung
1) Talkshow dokter umum di Radio
2) Penyuluhan kesehatan dalam safari kesehatan ke masyarakat sekitar/perusahaan
3) Kegiatan Edukasi penyakit dalam kegiatan senam lansia
4) Seminar kesehatan
10
BAB IV
DOKUMENTASI
11
BAB V
PENUTUP
12