Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS JURNAL

EFEKTIVITAS SENAM ASMA UNTUK


MENINGKATKAN FUNGSI PARU PENDERITA
ASMA

OLEH
NAMA : SAWITRI TOLINGGILO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asma merupakan gangguan inflamasi kronis saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya.Inflamasi kronis menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk-batuk
terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan
obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi, dan sering kali bersifat reversibel
dengan atau tanpa pengobatan (Nisa, 2016).
Prevalensi penyakit asma terus mengalami peningkatan baik di negara
maju maupun negara berkembang.Saat ini jumlah pasien asma diperkirakan
mencapai 300 juta orang dan jumlah pasien meninggal karena serangan asma
mencapai 255.000 orang. Hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional tahun 2007, prevalensi asma di Indonesia 3,5% dari
987.205 Anggota Rumah Tangga (ART), sedangkan prevalensi asma di Riau
sebanyak 3,3% dari 29.966 ART. Penelitian terbaru tahun 2013 yang
merupakan analisis lanjut data RISKESDES Nasional tahun 2007
menunjukkan bahwa prevalensi penyakit asma di Indonesia sebesar 3,32%
dari 972.642 ART. Prevalensi tertinggi penyakit asma adalah provinsi
Gorontalo (7,23%) dan terendah adalah NAD (Aceh) sebesar 0.09%.
sedangkan prevalensi asmadi DKI Jakarta sebesar 2,94%.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita
asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan
meningkat hingga 400 juta pada tahun 2025. Jumlah ini dapat saja lebih besar
mengingat asma merupakan penyakit yang underdiagnosed. Buruknya
kualitas udara dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi
penyebab meningkatnya penderita asma.
Diagnosis asma ditegakkan berdasarkan anamnesis yang baik,
pemeriksaan fisik, dan pengukuran faal paru. Pengukuran faal paru lebih
objektif untuk menilai derajat obstruksi saluran napas dengan cara

1
pengukuran Arus Puncak Respirasi (APE) menggunakan peak flow meter
sedangkan Volume Ekspirasi Paksa dalam satu detik pertama (VEP1) dan
Kapasitas Vital Paksa (KVP) diukur dengan spirometer. Pengukuran faal
paru berulang dan kuesioner digunakan untuk menilai perbaikan kualitas
hidup.
Pasien dengan asma akan mengalami kelemahan pada otot-otot
pernapasan. Hal ini disebabkan oleh sering terjadi dypsneadan adanya
pembatasan aktivitas. Melatih otot-otot pernapasan dapat meningkatkan
fungsi otot respirasi, mengurangi beratnya gangguan pernapasan,
meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, dan menurunkan gejala dypsnea.
Tujuan penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Latihan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kebugaran fisik dan ketahanan tubuh pada
pasien asma adalah dengan melakukan senam asma. Senam asma dianjurkan
karena melatih dan menguatkan otot-otot pernapasan.
Senam asma adalah salah satu cara penanganan asma selain dengan
pengobatan medis. Uji latih dan patologi latihan makin mendapat perhatian
para ahli karena kapasitas individu untuk berfungsi sangat erat hubungannya
dengan tampilan maksimal paru dan sistem kardiovaskular. Respons fisiologi
dari latihan ini mencakup kardiorespirasi, neurohumoral, vaskuler, darah, dan
otot.
Selama ini masih terdapat keraguan dalam masyarakat mengenai latihan
fisik bagi penyandang asma sebab latihan fisik atau kegiatan jasmani yang
intensitas tinggi kadang justru dapat mencetuskan serangan asma yang
dikenal dengan istilah Exercise Induced Asthma (EIA).Meskipun latihan
fisikberat dapat menimbulkan serangan asma, hal ini tidak boleh menjadi
penghalang bagi penderita asma untuk tetap melakukan latihan fisik dengan
lebih terukur dan sesuai metode yang disarankan. Dibutuhkan masukan dan
bahkan perubahan persepsi bagi masyarakat luas dan penyandang asma itu

2
sendiri bahwa peranan latihan fisik dengan metode yang disarankan bagi
penyandang asma penting untuk meningkatkan fungsi paru.
Senam asma berguna untuk mempertahankan dan atau memulihkan
kesehatan khususnya pada penderita asma. Senam asma yang dilakukan
secara teratur akan menaikkan volume oksigen maksimal, selain itu dapat
memperkuat otot-otot pernapasan sehingga daya kerja otot jantung dan otot
lainnya jadi lebih baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas
hidup penderita asma.
Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan analisis jurnal tentang “Efektivitas Senam Asma Untuk
Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma”
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui Efektivitas Senam Asma Untuk Meningkatkan Fungsi
Paru Penderita Asma.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan analisis jurnal ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
asma baik dalam tahap promotif maupun tahap rehabilitatif.
1.3.2 Manfaat Praktis
a. Bagi program studi profesi ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi dan
bahan bacaan tentang senam asma untuk meningkatkan fungsi paru
penderita asma.
b. Bagi perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menjadikan senam asma sebagai salah satu
intervensi keperawatan manajemen asma untuk pasien asma.

3
c. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah
sakit dalam melaksanakan senam asma untuk meningkatkan fungsi
paru penderita asma.
d. Bagi pasien
Diharapkan analisis jurnal ini dapat memberikan informasi tentang
pentingnya senam asma dan lebih memotivasi pasien untuk
mengikuti senam asma secara rutin.

4
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode pencarian


Analisis jurnal dilakukan dengan mengumpulkan artikel hasil publikasi
ilmiah tahun 2015 – 2018 dengan penelusuran menggunakan data based
google scholar.
Kata kunci Hasil pencarian
Asma, Senam Asma, Tingkat Kontrol 18400
Asma.
Asma, Senam Asma Indonesia, 679
Kontrol Asma
Senam Asma 9
Senam asma, KVP, FEV1, wanita 477
asma
Asthma, asthma gymnastic,
3410
spirometry, lung function.

2.2 Konsep Tentang Tinjauan Teoritis


2.2.1 Asma
a. Definisi
Asma adalah gangguan inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat dan
batuk-batuk terutama malam atau dini hari.
b. Jenis-jenis Asma
Asma dibedakan menjadi 2 jenis, klasifikasi ini dibuat berdasarkan
hal yang melatar belakangi timbulnya asma itu sendiri. Asma dapat
timbul dalam tubuh seseorang dengan 2 penyebab. Ada yang
memang disebabkan adanya kelainan genetik, ada pula yang timbul

5
akibat dari faktor eksternal dari lingkungan maupun pola hidup
yang tidak sehat.
1) Asma bronchial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu bintang, asap,
dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat
mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-
tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko
kematian bisa datang. Gangguan asma bronkial juga bisa
muncul karena adanya radang yang mengakibatkan
penyempitan saluran pernafasan bagian bawah. Penyempitan
ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan,
pembangkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan
lendir yang berlebihan.
2) Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma
kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak nafas
yang hebat. Kejadian ini disebut Nocrturnal Paroxymul
Dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur
(Nurarif, 2013:40-41)
c. Etiologi Asma
1) Debu
Jika penyebab asma adalah akibat debu, maka cara
menyembuhkan asma adalah dengan membersihkan debu
rumah. Membersihkan jok kursi, karpet. Terutama karpet
dengan bulu yang tebal dan juga sudah tidak dibersihkan dan
juga terjadinya suatu tumpukan pada koran, buku dan pakaian
yang sudah lama tidak terpakai.
2) Aktivitas fisik
Penyebab asma dan penyembuhan yang diakibatkan melakukan
aktivitas fisik yang terlalu lelah menimbulkan suara gerakan

6
pada benda dengan berlebihan akan membuat serangan gejala
asma kambuh. Cara yang bisa dilakukan adalah disaat
penderita sedang dalam keadaan istirahat makan meraka akan
bernafas melalui hidung. Dan disaat udara yang masuk ke
dalam hidung, dipanaskan dan kemudian akan menjadi lembab.
Disaat sedang melakukan gerakan badan, maka pernafasan
yang terjadi lewat mulut, nafas yang keluar akan menjadi cepat
dan selain itu juga volume udara yang akan keluar menjadi
semakin banyak.
3) Perubahan cuaca
Penyebab asma dan penyembuhan jika penyebab yang
diketahui adalah akibat perubahan cuaca yang berlawanan
seperti udara dingin, dan juga tingginya kadar kelembanban
yang pada akhirnya membuat penyakit asma menjadi semakin
parah. Epidemik yang muncul akan membuat penyakit asma
malah menjadi semakin parah dan berkaitan dengan badai serta
terjadinya peningkatan paru pada partik alergi. Partikel-partikel
ini kemudian akan menyapu serbuk sari yang pada akhirnya
akan terbawa oleh udara serta air. Cara yang bisa dilakukan
adalah dengan menghangatkan tubuh dan sebaiknya jangan
keluar hanya dengan memakai pakaian yang tipis. Penyebab
asma dianggap sebagai penyebab yang sesungguhnya.
Penyebab umumnya adalah alergen, yaitu ingestan (masuk
melalui mulut/masuk melalui hidung atau mulut), dan kontak
dengan kulit.
4) Asap rokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Rokok merupakan salah satu
produk industri dan komoditi internasional yang mengandung
sekitar 3000 bahan kimiawi. Di antara, sekian banyak zat
berbahaya ini, ada 2 yang penting yakni nikotin, dan karbon

7
monoksida mengandung ratusan zat kimiawai yang kebanyakan
bersifat karsinogenik. Nikotin merangsang pelepasan
corechalamine yang bisa meningkatkan denyut jantung. Co
merupakan 1-5% dari asap rokok yang dapat merusak dinding
arteri dan penyebaban penyakit jantung koroner dan penyakit
asma.
2.2.2 Senam Asma
a. Definisi
Senam asma merupakan salah satu pilihan olahraga yang tepat bagi
penderita asma, oleh karena senam asma ini bermanfaat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan
kemampuan bernafas (Tri Widianti, 2010:97). Senam asma
bertujuan untuk melatih cara bernafas yang benar, melenturkan dan
memperkuat otot pernafasan, melatih ekspektrorasi yang efektif
meningkatkan sirkulasi, mempercepat asma yang terkontrol,
merupakan salah satu penunjang perobatan asma.
b. Tujuan Senam Asma
Senam asma merupakan salah satu pilihan olahraga yang tepat bagi
penderita asma. Karena senam asma bermanfaat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan
kemampuan bernafas. Senam asma juga merupakan salah satu
penunjang pengobatan asma karena keberhasilan pengobatan asma
tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun
juga faktor gizi dan olahraga. Bagi penderita asma, olah raga
diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan (Tri Widianti,
2010:97). Senam asma bertujuan untuk:
1) Melatih cara bernafas yang benar.
2) Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan.
3) Melatih ekspektorasi yang efektif.
4) Meningkatkan sirkulasi.
5) Mempercepat asma yang terkontrol.

8
6) Mempertahankan asma yang terkontrol.
7) Kualitas hidup lebih baik.
c. Rangkaian dan Frekuensi Senam Asma
Rangkaian senam asma pada prinsipnya untuk melatih memperkuat
otot-otot pernafasan agar penderita asma lebih mudah melakukan
pernafasan dan ekspektorasi. Senam asma sebaiknya dilakukan
rutin 3-4 kali seminggu dan setiap kali senam ± 30 menit. Senam
asma akan memberikan hasil bila dilakukan selama 6-8 minggu.
Senam asma tidak berbeda dengan senam pada umumnya. Berikut
rangkaian senam Asma:
1) Pemanasan
2) Latihan Inti
Latihan inti A: Bertujuan untuk melatih cara bernafas yang
efektif bagi penderita asma. Dengan cara menarik nafas dan
mengeluarkan nafas. Proses pengeluaran nafas lebih lama 2
hitungan. Latihan inti B: Bertujuan untuk melepaskan otot-otot
pernafasan. Dengan irama yang ritmis, otot-otot akan menjadi
santai, sehingga mempermudah pernafasan dan ekspektorasi.
3) Aerobik
Aerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan
pembakaran O2 tinggi untuk meningkatkan hembusan nafas.
Aerobik ini disesuaikan dengan kondisi dan umur.
4) Pendinginan
Dalam pendinginan, dilakukan gerakan-gerakan lambat agar
otot-otot kembali seperti keadaan semula yaitu dengan
menggerakkan tangan sambil menarik napas pelan-pelan.
Gerakan-gerakan dalam senam dalam senam dilakukan dengan
posisi tubuh berdiri, mengoptimalkan gerakan tangan dan kaki
yang divariasikan dengan gerakan kepala. Yang penting
diperhatikan adalah bahwa senam asma ini dilakukan sesuai
batas kemampuan pasien. Tujuan utama gerakan-gerakan

9
dalam senam asma adalah untuk melatih cara bernafas yang
benar, melenturkan dan memperkuat otot pernafasan, melatih
ekspektorasi (pengeluaran lendir) yang efektif, meningkatkan
sirkulasi (aliran) darah, dan mempertahankan agar asma tetap
terkontrol. Beberapa gerakan sanam asma yang dapat dilakukan
di rumah.
a) Posisi berdoa
Berdiri tegak dengan tangan lurus di samping badan (sikap
sempurna), kemudian mentundukkan kepala.
b) Gerakan pemanasan
- Berdiri tegak lalu melakukan jalan ditempat dengan
mengangkat kaki minimum 20 cm dari lantai sambil
melenggangkan tangan. Melakukan gerakan tersebut
sampai 3x8 hitungan.
- Berdiri tegak, lalu melakukan gerakan lari di tempat
sambil mengayunkan lengan dengan posisi kedua siku
menekuk. Melakukan sampai 3x8 hitungan
- Berdiri tegak, lalu melakukan gerakan jalan di tempat
sampai 3x4 hitungan.
- Meletakkan kedua tangan di pinggang. Menundukan
kepala kemudian tegakkan kembali. Melakukan gerakan
menunduk dan mengakkan kepala ini begantian sampai
3x8 hitungan
- Meletakkan kedua tangan di pinggang. Palingkan muka
ke kanan, kembalikan lurus ke depan. Melakukan
gerakan tersebut sampai 3x8 hitungan.
- Meletakan kedua tangan di pinggang miringkan kepala
ke kenan kemudian kembali tegak-tegak selanjutnya
miringkan kepala ke kiri dan kembalikan tegak.
Melakukan gerakan tersebut bergatian sampai 3x8
hitungan.

10
- Meletakakan tangan lurus di samping tubuh, kaki
dibuka lebar bahu. Mengayunkan tangan kanan lurus ke
atas sehingga telapak terhadap ke arah badan dan
meayunkan tangan kiri ke belakang. Melakukan
gerakan sebaliknya pada hitungan 1-4, lalu melakukan
gerakan sebaliknya pada hitungan 5-8. Melakukan
gerakan-gerakan tersebut sampai 3x8 hitungan.
- Meletakan kedua tangandi bahu, membuka kaki selebar
bahu. Pada hitungan 1-4, atur dan posisikan kedua
tangan di pinggang buka kaki selebar bahu. Tepuk
tangan di atas kepala, lalu kembali ke posisi semula
sambil menepuk paha samping luar. Melakukan
gerakkan tersebut berulang 3x8 hitungan.
- Memposisikan kedua tangan lurus di samping badan,
buka kaki selebar bahu. Tepuk tangan di atas kepala,
lalu kembalikan keposisi semula sambil menepuk paha
samping luar. Melakukan gerak tersebut berulang kali
3x8 hitungan.
- Memposisikan kedua tangan di pinggang. Membuka
kaki selebar bahu. Memutar pinggul berlawanan dengan
arah jarum jam. Melakukan gerakan tersebut bergantian
sampai 3x8 hitungan.
- Merapatkan kedua kaki dan meletakkan kedua tangan di
pinggang. Menghentakkan tungkai kaki tangan dan kaki
ke depan posisi sendi pergelangan kaki 90 derajat
secara berhatian. Selanjutnya menghentakan tungkai
kaki kanan dana kiri ke arah samping (secara
bergantian). Terakhir menghentakkan ke arah belakang
(secara bergantian). Melakukan gerakan tersebut
masing-masing 1x8 hitungan.

11
- Melakukan kembali jalan di tempat sampai 2x8
hitungan.
- Berdiri tegak kedua tangan lurus di samping badan, lalu
meangkat kedua tangan atas sambil mehembuskan
nafas. Melakukan gerakan tersebut sampai 3x8
hitungan.
c) Gerakan peregangan
- Membuka kaki selebar bahu. Meluruskan tangan kanan
ke depan, sedangkan tangan kiri memang siku tangan
kanan, lalu tarik siku tangan kanan ke arah kiri sampai
tangan kanan menyentuh dada. Menahan gerakan ini
sampai hitungna ke 4, pada hitungan 5-8 kembalikan ke
sikap awal secara perlahan-lahan. Selanjutnya
melakukan gerakan sebaliknya (posisi tangan kanan
menahan siku tangan kiri).
- Membuka kaki selebar bahu, lalu lipat kedua tangan di
depan dada sampai ujung jari keduanya beradu, Pada
hitungan 1, putar tubuh bagian atas ke kanan tetapi
panggul dan wajah tetap menghadap ke depan.
Menahan gerakan ini sampai hitungan ke 4 kembalikan
ke sikap awal secara perlahan-lahan pada hitungan 5-8.
Melakukan gerakan seperti di atas untuk arah yang
berlawanan.
- Kedua rapat dan tangan lurus di samping badan. Pada
hitungan 1, menekuk lutut kanan ke belakang sampai
maksimal. Memegang pergelangan tangan kaki tangan
kiri, lalu tarik kebelakang. Selanjutnya, rentangkan
tangan kanan ke samping. Pada hitungan 2-4 tahan
gerakan tersebut. Secara perlahan-lahan kembalikan ke
posisi awal pada hitungan 5-8. Selanjutnya melakukan
gerakan sebaliknya (tangan kanan memegang kaki kiri).

12
- Berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan lurus
di samping tubuh. Pada hitungan 1, mendorong tangan
ke kenan
- Kedua kaki rapat dan tangan meluruskan disamping
badan pada hitungan 1, menekuk lutut kebelakang
sampai maksimal. Pegang pergelangan tangan kaki
kanan dengan kiri, lalu tarik ke belakang selanjutnya,
rentangan tangan kenan ke samping pada hitungan 2-4
tahan gerakan tersebut. Secara perlahan-lahan ke
balikan ke posisi awal pada hitungan 5-8, selanjutnya
lakukan gerakan sebaliknya (tangan kanan memegang
kaki kiri).
- Berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan lurus
di samping tubuh pada hitungan 1, menarik tungkai
kanan kedepan sampai lutut kanan menekuk.
Selanjutnya, rendahkan badan dengan kedua tangan
bertumpu pada paha kanan (badan dan kepala tetap
lurus). Tahan gerakan ini sampai hitungan 4.
Kembalikan ke sikap 5-8, lalu melalukan gerakan yang
sama dengan arah berlawanan.
d) Gerakan inti A
Pada prinsipnya setiap gerakan pada gerakan inti A selalu
diikuti dengan menarik dan mengerluarkan nafas dalam.
Gerakan menarik nafas dilakukan melalui hidung lalu nafas
dikeluarkan melalui mulut. Seperti hidung, lalu nafas
dikeluarkan melalui mulut, seperti orang yang meniup lilin.
Waktu yang dilalukan untuk menarik nafas lebih pendek
dari pada untuk mengeluarkan nafas. Berikut ini adalah
gerakan-gerakan yang dilalukan pada gerakan inti A yaitu:
- Membuka kaki selebar bahu, lalu meletakkan tangan di
pinggang. Pada hitungan 1, tegakkan kepaladan

13
busungkan dada. Selanjutnya, tundukkan kepala pada
hitungan 2-4. Lakukan gerakan tersebut bergantian
sampai 2x8 hitungan
- Tangan masih di atas pinggang dan kaki di buka selebar
bahu. Mepalingkan muka ke kanan pada hitungan 1,
lalu muka ke depan dan menahan sampai hitungan 4
pada hitungan 5 palingkan muka ke kiri, lalu pada
hitungan 6-8 arahkan kembali ke depan. Melakukan
bergantian sampai 3x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus di
samping tubuh. Pada hitungan 1, angkat bahu kanan,
lalu menurunkan kembali pada hitungan 2-4.
Melakukan hal yang sama untuk bahu kiri.
- Merapatkan kedua kaki dan tangan lurus di samping
tubuh. Putar bahu kebelakang dengan siku sedikit
tertekuk pada hitungan 1-3, lalu hentakkan kedua
tangan kebelekang pada hitungan 4. Pada hitungan 5-7,
putar kembali bahu ke depan, lalu pada hitungan 8
menghentakkan tangan ke depan. Melalukan gerakan
tersebut bergantian 3x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu, lalu angkat ke dua tangan
lurus ke depan setinggi bahu sehingga terlapak tangan
menghadap kedepan. Pada hitungan 2-4 kembalikan ke
posisi semula. Melakukan hal yang sama untuk tangan
kiri dan melalukan bergantian sampai 3x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu, lalu angkat kedua tangan
lurus ke depan sehingga telapak yang menghadap ke
depan. Tarik kedua tangan ke belakang pada hitungan 1
sambil menekuk lutut dan tangan dikepalkan. Pada
hitungan 2-4 kembalikan keposisi semula dengan posisi

14
tangan seperti mendorong, melakukan gerakan di atas
sampai 3x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu, lalu angkat kedua tangan
lurus ke depan setinggi bahu sehingga telapak tangan
menghadap ke depan. Pada hitungan 1, gerakan tangan
kanan ke arah samping, lalu pada hitungan 2-4
kembalikan ke posisi semula melakukan hal yang sama
untuk tangan kiri dan melalukan bergantian sampai 3x8
hitungan.
e) Gerakan inti B
- Membuka kaki selebar bahu, lalu letakkan kedua tangan
pada bahu. Meluruskan tangan kanan ke atas lalu
turunkan kembali. Selanjutnya, meluruskan pula tangan
kiri ke atas dan turunkan kembali melakukan gerakan-
gerakan ini bergantian sampai 4x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu meletakkan kedua tanan
lurus ke samping tubuh. Silangkan kedua tangan di
depan tubuh, menghentakkan kaki kanan ke depan
sampai tumitnya menyentuh lantai sambil merendahkan
badan. Selanjutnya mengembalikan ke posisi tegak
sambil tangan direntangkan. Melalukan gerakan yang
sama untuk kaki kiri, lakukan bergantian dan kiri
sampai 4x8 hitungan.
- Berdiri dengan kedua kaki rapat, lalu angkat kedua
tangan ke atas dengan posisi siku menekuk 90 derajat.
Gerakan kedua tangan tersebut ke depan dan angkat
kaki kanan sampai panggul menekuk membentuk sudut
90 derajat, lalu kembali ke posisi awal. Melakukan pula
gerakan yang sama untuk kaki kiri. Melakukan secara
bergantian sampai 4x8 hitungan.

15
- Melakukan jalan di tempat sebanyak 2x8 hitungan,
kemudian melakukan kembalikan jalan d tempat sambil
menarik nafas sampai 3x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu dan meletakan kedua tanan
lurus ke samping tubuh. Silangkan kedua tangan di
depan tubuh, menghentakakan kedua tangan lurus ke
samping tumitnya menghentakkan kaki kanan ke depan
sampai tumitnya menyentuh lantai sambil merendahkan
badan. Selanjutnya kembalikan posisi tegak yang sama
tekuk dan kiri sampai 4x8 hitungan.
- Selingi dengan jalan di tempat sampai 2x8 hitungan,
kemudian melakukan kembali jalan di tempat sambil
menari nafas sampai 3x8 hitungan.
f) Gerakan Aerobik
- Sambil belari di tempat, meluruskan kedua tangan ke
depan, lalu kembalikan kepundak. Selanjutnya ulurkan
ke dua tangan ke samping dan kembalikan ke pundak.
Melakukan gerakan tersebut bergantian sampai 2x8
hitungan, setiap hitungan jatuh pada kaki kanan.
- Selingi berjalan di tempat dengan posisi tubuh condong
ke depan sehingga salah satu kaki terlempat ke
belakang dan lutut kaki yang lain dalam posisi lurus.
Pandangan mata ke bawah dan kedua tangan bebas
bergerak mengikuti irama berlari. Lakukan gerakan
yang sama untuk kaki yang lain secara bergantian
sampai 2x8 hitungan.
- Melakukan lari di tempat dengan posisi tubuh tegak
sambil melemparkan kedua kaki ke samping kanan dan
kaki kiri bergantian. Kedua tangan bebas mengikuti
irama berlari. Melakukan gerakan ini bergantian sampai
2x8 hitungan.

16
- Melakukan lari ditempat dengan posisi tubuh tegak
sambil melemparkan kaki kanan agak sorong ke kiri
dan kaki kiri dilemparkan agak serong kanan.
Melakukan gerakan ini bergantian sampai 2x8 hitungan.
- Berdiri dengan kedua kaki agak rapat lalu meletakkan
dua tangan di atas pundak.Jatuhkan kaki kanan satu
langkah ke samping setinggi bahu, lalu gerakkan kaki
kiri mengikuti langkah kaki kanan sambil kedua tangan
kembali ke pundak. Jatuhkan kaki kiri satu langkah ke
samping dengan kedua tangan diangkat lurus ke
samping, lalu gerakkan kaki kanan mengikuti sambil
melentukkan tangan kembali hingga ke posisi awal.
Melakukan sampai 2x8 hitungan
- Melakukan lari ditempat dengan posisi tubuh tegak
sambil melemparkan kaki kanan agak serong ke kiri dan
kaki kiri dilempar agak serong kanan. Lalukan gerakan
ini berganti sampai 2x8 hitungan.
- Berdiri dengan kedua kaki agak rapat, lalu letakkan
kedua tangan di atas pundak. Jatuhkan kaki kanan satu
langkah ke samping dengan kedua kedua tangan lurus
kesamping setinggi bahu, lalu gerakkan kaki kiri
mengikuti langkah kaki kanan sambil kedua tangan
kembali ke pundak. Jatuhkan kaki kiri satu langkah ke
samping dengan kedua tangan di angkat lurus
g) Gerakan pendinginan (Cooling Down)
- Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar, bahu lalu
jalin kedua tangan di belakang kepala. Tekan kepala
kebelakang pada hitungan 1, lalu tahan dengan kedua
tangan pada hitungan 2-4. Pada hitungan 5-8,
kembalikan semula secara perlahan.

17
- Membuka kaki selebar bahu, lalu topeng dagu dengan
tangan kanan, tangan kiri diletakkan di samping tubuh.
Dorong dagu kekiri dengan tangan kanan pada hitungan
1, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan 4. Pada
hitungan 5-8, kembalikan secara perlahan-lahan ke
posisi semula.
- Membuka kaki selebar bahu, lalu meluruskan tangan
kanan ke atas rileks di belakang kepala dan sikunya di
pegang oleh tangan kiri. Pada hitungan 1, tarik siku
kanan ke belekang dan tahan gerakan ini sampai
hitungan 4. Pada hitungan 5-8, kembalikan secara
perlahan-lahan ke posisi semula.
- Membuka kaki selebar bahu sambil merapatkan kedua
tangan di atas perut. Pada hitungan 1, tarik nafas sambil
menggembungkan otot perut. Selanjutnya hembuskan
nafas pada hitungan 2-4 sambil mengecilkan perut yang
di bantu denagn tekan kedua tangan. Hitungan ke 5,
tarik nafas kembali sama seperti geraka sebelumnya,
lalu hembuskan kembali lakukan sampai 2x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu, lalu lipat kedua tangan di
depan dada hingga jari-jari berdua. Pada hitungan 1,
putar tubuh kenan dengan panggul wajah tetap
menghadap kedapan lalu tahan gerakan ini sampai
hitungan 4. Pada hitungan 5-8, kembalikan secara
perlahan-pelan ke posisi semula lakukan gerakan yang
sama dengan kedua kaki rapat, lalu meletakkan kedua
tangan bertumpu pada paha kanan. Tahan sampai
hitungan 4 dengan posisi tubuh dan kepala tetap luru.
Pada hitungan 5-8 kembalikan secara perlahan-lahan ke
posisi semula melalukan gerakan yang sama dengan
arah berlawanan.

18
- Membuka kaki selebar bahu dengan kedua tangan lurus
kesamping tubuh tarik nafas pada hitungan 1, lalu tahan
pada hitungna 2-4. Pada hitungan 5, menghembuskan
nafas keluar sambil menepuk paha bagian sampingan
tarik nafas kembali, lalu tahan seperti gerakan
sebelumnya kemudian keluarkan nafas sambil menepuk
dada bagian samping. Terakhir dorong kedua lengan ke
depan sambil menghembuskan nafas. Selanjutnya
lakukan kembali posisi berdoa
- Membuka kaki selebar bahu, lalu meluruskan kedua
tangan ke depan setinggi bahu. Menurukan badan
dengan menekuk lutut sedikit pada hitungan 1, lalu
tahan gerakan ini sampai hitungan 4 pada hitungan 5-8,
mengkembalikan secara perlahan-lahan ke posisi
semula melakukan sampai 2x8 hitungan.
- Membuka kaki selebar bahu dengan kedua tangan lurus
kesamping tubuh. Tarik nafas pada hitungan 1, lalu
tahan pada hitungan 2-4. Pada hitungan 5, hembuskan
nafas keluar sambil menepuk paha bagian samping tarik
nafas kembalikan, lalu tahan seperti gerkan.

19
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Author Judul Tahun Metode Hasil Source
Millatina Hubungan 2018 Jenis penelitian Pada penelitian Jurnal
My Antara Lama adalah survei ini didapat
Fisioterapi,
Mengikuti dengan hasil bahwa
Program Senam pendekatan peserta senam Fakultas
Asma Dengan cross asma yang
Ilmu
Tingkat Kontrol sectional. Hasil mengikuti
Asma Pada penelitian program senam Kesehatan,
Penderita Asma dianalisa asma lebih dari
Universitas
menggunakan 2 tahun
uji korelasi memiliki Muhammadi
Pearson skor ACT
yah
Product- (Ashtma
Moment Test. Control Test) Surakarta
yang lebih
TAHUN
tinggi
dibanding 2018
dengan peserta
senam asma
yang
mengikuti
senam asma
dibawa 2
tahun dengan
hasil asma
tidak
terkontrol: 4,
asma
terkontrol
sebagian 14
dan asma
terkontrol total
1, yang berarti
semakin lama
mengikuti
program senam
asma, maka
tingkat kontrol
asma akan
membaik.
Sahuri Pengaruh 2018 Pre-Experiment Karakteristik Jurnal

20
Teguh Senam Asma dengan penderita asma Keperawatan
Kurniawa Indonesia pendekatan pre berdasarkan
STIKes
n Terhadap test jenis kelamin
Kontrol Asma and post test lebih banyak Kusuma
Abdul Pasca Penderita design without pada
Husada
Ghoni Asma Di Balai control. perempuan
Besar dengan jumlah Surakarta,
Isnaini Kesehatan Paru 19 orang (59,4
VOL.13
Rahmaw Masyarakat %), usia rata-
ati (BBKPM) ratanya pada NOMOR 27,
Surakarta 51,62 tahun,
SEPTEMBE
Dewi pekerjaan
Suryanda penderita asma R 2018
ri terjadi pada
IRT dan
pegawai
swasta dengan
jumlah
masing-masing
10 orang
(31,2%), untuk
kebiasaan tidak
merokok
terdapat 31
orang (96,9%),
serta rata-rata
berat badan
56,28 Kg
dengan standar
deviasi 12,606.
Rata-rata nilai
kontrol asma
sebelum
diberikan SAI
18,34 dengan
standar deviasi
4,527. Rata-
rata nilai
kontrol asma
sesudah
diberikan SAI
20,56 dengan
standar deviasi
3,671.
Terdapat
pengaruh

21
Senam Asma
Indonesia
terhadap
kontrol asma
pada pasien
asma di
BBKPM
Surakarta
dengan nilai
P=0,000
(P<0,05).
Fahmi Survei Dampak 2015 Metode Hasil Jurnal Ilmu
Faundra Latihan Senam penelitian penelitian
Keolahragaa
Asma Yang menggunakan survai senam
Dilakukan Para deskriptif asma Latihan n, Fakultas
Penderita kuantitatif dan senam asma
Ilmu
Penyakit Asma penilaiannya kreteria baik
Di BKMP menggunakan sebanyak 23 Keolahragaa
(Balai angkat. Jenis orang dengan
n,
Kesehatan Paru peneliti persentase
Masyarakat) menggunakan 78%, lama Universitas
Wilayah deskriptif mederita asma
Negeri
Semarang kuantitatif. selama 1 tahun
sebanyak 10 Semarang
orang dengan
TAHUN
persentase
33%, tempat 2015
kontrol
responden di
rumah
sakit sebanyak
10 orang
persentase
33%,
kekambuhan
sebanyak 16
orang
pesentase 53%,
pemicu asma
sebanyak 12
orang
pesentase 40%,
intesitas
kontrol
di BKPM
sebanyak 12

22
orang
persentase
40%, lama
mengikuti
senam
sebanyak 13
orang
persentase
43%.
Vironica Pengaruh 2015 Jenis penelitian KVP sebelum Jurnal
Dwi Senam Asma ini adalah Quasi senam asma
Kesehatan
Permatas Terhadap Eksperiment. pada wanita
ari Fungsi Paru Rancangan asma sebagian Masyarakat,
(KVP & FEV1) penelitian ini besar adalah
Universitas
Pada Wanita adalah pretest normal
Asma Di Balai posttest sebanyak Muhammadi
Kesehatan Paru reapeted. Uji 48,5%. KVP
yah
Masyarakat statistik yang sesudah senam
(BKPM) digunakan asma 4x pada Semarang,
Semarang adalah uji t wanita asma
VOL.10
sampel sebagian besar
berpasangan adalah normal NOMOR 2,
(Paired t- test). sebanyak
TAHUN
51,5%. KVP
sesudah senam 2015
asma 8x pada
wanita asma
sebagian besar
adalah normal
sebanyak
57,6%. FEV1
sebelum senam
asma pada
wanita asma
sebagian besar
adalah normal
sebanyak
45,5%. FEV1
sesudah senam
asma 4x pada
wanita asma
sebagian besar
adalah normal
sebanyak
60,6%. FEV1
sesudah senam

23
asma 8x pada
wanita asma
sebagian besar
adalah normal
sebanyak
60,6%. Ada
perbedaan
KVP sebelum
dan sesudah
senam asma 4x
pada wanita
asma di Balai
Kesehatan
Paru
Masyarakat
(BKPM)
Semarang (p
value = 0,000).
Ada perbedaan
KVP sebelum
dan sesudah
senam asma 8x
pada wanita
asma di Balai
Kesehatan
Paru
Masyarakat
(BKPM)
Semarang (p
value = 0,000).
Ada perbedaan
FEV1 sebelum
dan sesudah
senam asma 4x
pada wanita
asma di Balai
Kesehatan
Paru
Masyarakat
(BKPM)
Semarang (p
value = 0,000).
Ada perbedaan
FEV1 sebelum
dan sesudah
senam asma 8x

24
pada wanita
asma di Balai
Kesehatan
Paru
Masyarakat
(BKPM)
Semarang (p
value = 0,000).
Uci Tama Gambaran Faal 2016 Penelitian ini Hasil Jom Fakultas
Azilla Paru Pada menggunakan penelitian
Kesehatan,
Pasien Asma metode menunjukkan
Sri Yang deskriptif pengukuran VOLUME 3
Melati Melakukan dengan nilai faal paru
NOMOR 1,
Munir Senam Asma pendekatan pada pasien
Dengan Yang cross sectional asma yang FEBRUARI
Eka Tidak yang bertujuan melakukan
2016
Bebasari Melakukan untuk senam asma
Senam Asma menggambarka yang terbanyak
n faal paru pada adalah
pasien asma obstruktif
yang melakukan dengan jumlah
senam asma dan 17 orang
tidak senam (54,9%),
asma. diikuti normal
dengan jumlah
8 orang
(25,8%),
kemudian
restriktif
dengan jumlah
5 orang
(16,1%) dan
campuran
dengan jumlah
1 orang
(3,2%). Hasil
penelitian
pengukuran
nilai faal paru
pada pasien
asma yang
tidak
melakukan
senam asma
yang terbanyak
adalah

25
restriktif
dengan jumlah
20 orang
(64,5%),
diikuti
obstruktif
dengan jumlah
5 orang
(16,2%),
kemudian
normal dan
campuran
dengan
masing-masing
berjumlah 3
orang (9,7%).

3.2 Pembahasan
Senam asma dapat memperbaiki kelenturan rongga dada sehingga
dengan lenturnya rongganya dada dapat mengembang dan mengempis secara
optimal, memperbaiki kelenturan dan kekuatan sekat rongga badan sehingga
pernapasan perut optimal. Program terapi latihan atau fisioterapi yang umum
dilakukan dalam gerakan senam asma ini adalah latihan pernafasan. Latihan
Pernafasan (Breathing Exercise) berbeda dengan gymnastik respirasi,
meskipun di dalamnya juga terdapat latihan-latihan yang bertujuan
memperbaiki kelenturan rongga dada serta diafragma. Tujuan utama pada
penderita asma adalah untuk melakukan pernafasan yang benar, pada
penderita asma latihan pernafasan selain ditujukan untuk memperbaiki fungsi
alat pernafasan jika terasa akan datang serangan, ataupun sewaktu serangan
asma. Latihan fisik atau senam asma akan menyebabkan otot menjadi kuat.
Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan
lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan
tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih
lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk
kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen
sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya.

26
Ada beberapa penelitian tentang efektivitas senam asma untuk
meningkatkan fungsi paru penderita asma, diantaranya oleh (My, 2018),
(Sahuri Teguh Kurniawan, 2018), (Faundra, 2015), (Permatasari, 2015), (Uci
Tama Azilla, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh (My, 2018) merupakan
penelitian tentang hubungan antara lama mengikuti program senam asma
dengan tingkat kontrol asma pada penderita asma dimana metode yang
diberikan adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian
dianalisa menggunakan uji korelasi Pearson Product-Moment Test.
Penelitian ini dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 4,10,11 Februari
2018. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Klub Senam Asma Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta dan peserta Senam Asma di
Gedung Induk Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta. Total
peserta senam asma di klub senam asma BBKPM Surakarta yang menderita
asma adalah sebanyak 50 orang dan peserta senam asma di Gedung Induk
Siti Walidah UMS yang menderita asma adalah sebanyak 32 orang.
Berdasarkan jumlah populasi tersebut, peneliti memperoleh sampel sebanyak
51 orang. Hasil penelitian Analisa data dengan menggunakan uji korelasi
Pearson product-Moment Test yang menunjukkan hasil p = 0,005 (p < 0,05),
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kesimpulan ada hubungan antara
lama mengikuti program senam asma dengan tingkat kontrol asma.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sahuri Teguh Kurniawan, 2018)
merupakan penelitian tentang pengaruh senam asma indonesia terhadap
kontrol asma pasca penderita asma di balai besar kesehatan paru masyarakat
(BBKPM) surakarta dimana metode yang diberikan pre-experiment dengan
pendekatan pre test and post test design without control. Penelitian dilakukan
pada bulan april sampai bulan mei 2018, teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling. Jumlah responden 32 pasien. Lembar observasi
menggunakan kuosioner Asthma Control Test (ACT). Hasil penelitian nilai
rata-rata nilai ACT pre test 18,34 dengan standar deviasi 4,527 dan rata-rata
nilai ACT post test 20,56 dengan standar deviasi 3,671. Setelah dilakukan

27
analisis wilcoxon signed test didapatkan nilai p=0,000 (p< 0,05) terdapat
pengaruh SAI terhadap kontrol asma pada pasien asma di BBKPM Surakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh (Faundra, 2015) merupakan penelitian
tentang survei dampak latihan senam asma yang dilakukan para penderita
penyakit asma di BKMP (balai kesehatan paru masyarakat) wilayah
semarang, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan
penilaiannya menggunakan angkat. Jenis peneliti menggunakan deskriptif
kuantitatif. Sampel dalam penelitian berjumlah 30 responden. Hasil
penelitian survai senam asma Latihan senam asma kreteria baik sebanyak 23
orang dengan persentase 78%, lama mederita asma selama 1 tahun sebanyak
10 orang dengan persentase 33%, tempat kontrol responden di rumah sakit
sebanyak 10 orang persentase 33%, kekambuhan sebanyak 16 orang
pesentase 53%, pemicu asma sebanyak 12 orang pesentase 40%, intesitas
control di BKPM sebanyak 12 orang persentase 40%, lama mengikuti senam
sebanyak 13 orang persentase 43%. Pembahasan senam asma menunjukan
berpengaruh positif terhadap kondisi penderita asma. Bila seorang melakukan
senam asma yang teratur sehingga ia menjadi orang yang terlatih, maka akan
terjadi pengikatan afisiensi system pernafasan. Dari gerakan senam asma
yang bertujuan untuk untuk. Melatih cara bernafas yang benar, Melenturkan
dan memperkuat otot pernafasan. Simpulandari data diatas adalah senam
asma memberikan pengaruh baik kepada penderita asma di BKPM Wilayah
Semarang.Saran perlu memberikan eduksi tentang pentingnya latihan senam
asma untuk melatih pernafasan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Permatasari, 2015) merupakan
penelitian tentang pengaruh senam asma terhadap fungsi paru (KVP &
FEV1) pada wanita asma di balai kesehatan paru masyarakat (BKPM)
semarang dengan menggunakan metode quasi eksperiment. Rancangan
penelitian adalah pretest posttest reapeted. Uji statistik yang digunakan
adalah uji t-sampel berpasangan (paired t-test). Populasi dalam penelitian ini
adalah wanita penderita asma sebanyak 35 orang. Sampel penelitian ini
adalah wanita penderita asma sebanyak 33 orang. Teknik sampling yang

28
digunakan adalah purposive sampling. Dengan hasil KVP sebelum senam
asma pada wanita asma sebagian besar adalah normal sebanyak 48,5%. KVP
sesudah senam asma 4x pada wanita asma sebagian besar adalah normal
sebanyak 51,5%. KVP sesudah senam asma 8x pada wanita asma sebagian
besar adalah normal sebanyak 57,6%. FEV1 sebelum senam asma pada
wanita asma sebagian besar adalah normal sebanyak 45,5%. FEV1 sesudah
senam asma 4x pada wanita asma sebagian besar adalah normal sebanyak
60,6%. FEV1 sesudah senam asma 8x pada wanita asma sebagian besar
adalah normal sebanyak 60,6%. Ada perbedaan KVP sebelum dan sesudah
senam asma 4x pada wanita asma di Balai Kesehatan Paru Masyarakat
(BKPM) Semarang (p value = 0,000). Ada perbedaan KVP sebelum dan
sesudah senam asma 8x pada wanita asma di Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM) Semarang (p value = 0,000). Ada perbedaan FEV1
sebelum dan sesudah senam asma 4x pada wanita asma di Balai Kesehatan
Paru Masyarakat (BKPM) Semarang (p value = 0,000). Ada perbedaan FEV1
sebelum dan sesudah senam asma 8x pada wanita asma di Balai Kesehatan
Paru Masyarakat (BKPM) Semarang (p value = 0,000), dengan kesimpulan
senam asma berpengaruh terhadap peningkatan KVP dan FEV1.
Penelitian yang dilakukan oleh (Uci Tama Azilla, 2016) merupakan
penelitian tentang gambaran faal paru pada pasien asma yang melakukan
senam asma dengan yang tidak melakukan senam asma. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang
bertujuan untuk menggambarkan faal paru pada pasien asma yang melakukan
senam asma dan tidak melakukan senam asma. Penelitian dilakukan pada
bulan februari 2015 sampai juni 2015. Sampel penelitian adalah seluruh
pasien asma yang mengikuti senam asma di Rumah Sakit Pendidikan dan
Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru sebanyak 31 orang, serta pasien asma
yang berobat di Poli Penyakit Paru Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Riau sebanyak 31 orang. Hasil penelitian menunjukkan pasien asma yang
mengikuti senam asma berada di RS kelompok umur 41-50 tahun terdiri dari
12 pasien (38,7%), paling sering wanita terdiri dari 24 pasien (77,4%), paling

29
sering tidak melakukan senam asma sebanyak 18 pasien (58%), pasien yang
paling umum memiliki riwayat keluarga asma terdiri dari 19 pasien (61,3%),
fungsi paru obstruktif terdiri dari 17 pasien (54,9%), yang tingkat asma yang
intermiten terdiri dari 12 pasien (38,7%), penilaian asma kontrol dikendalikan
terdiri dari 14 pasien (45,1%) lamanya waktu mengikuti sebagian besar
senam adalah asma ≥ 3 bulan 19 pasien (61,3%). Pada pasien asma itu tidak
mengikuti senam asma berada pada kelompok umur 41-50 tahun yang terdiri
dari 13 pasien (42%), paling sering terjadi pada wanita terdiri dari 27 pasien
(81,7%), paling umum memiliki penyakit penyerta yang terdiri dari 18 pasien
(58%), pasien yang paling umum tidak memiliki riwayat keluarga asma yang
terdiri dari 16 pasien (51,6%), fungsi paru-paru adalah restriktif terdiri dari
20 pasien (64,5%), tingkat asma yang persisten berat terdiri dari 12 pasien
(38,7%) dan penilaian kontrol asma dikontrol terdiri dari 18 pasien (58,1%).

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Senam asma merupakan salah satu metode penanganan asma, suatu jenis
terapi latihan yang dilakukan dalam bentuk kelompok latihan (exercise
group) yang melibatkan aktivitas gerakan tubuh atau merupakan suatu
kegiatan yang membantu proses rehabilitasi pernapasan pada penderita asma.
Senam asma bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otot-otot yang
berkaitan mekanisme pernapasan, meningkatkan kapasitas serta efisiensi
dalam proses pernapasan dan senam asma yang dilakukan secara teratur
akanmenaikkan volume oksigen maksimal.
4.2 Saran
a. Bagi program studi profesi ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi dan bahan
bacaan tentang senam asma untuk meningkatkan fungsi paru penderita
asma.
b. Bagi perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menjadikan senam asma sebagai salah satu
intervensi keperawatan manajemen asma untuk pasien asma.
c. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit
dalam melaksanakan senam asma untuk meningkatkan fungsi paru
penderita asma.
d. Bagi pasien
Diharapkan analisis jurnal ini dapat memberikan informasi tentang
pentingnya senam asma dan lebih memotivasi pasien untuk mengikuti
senam asma secara rutin.

31
DAFTAR PUSTAKA

Faundra, F. (2015). Survei Dampak Latihan Senam Asma Yang Dilakukan Para
Penderita Penyakit Asma Di BKMP (Balai Kesehatan Paru Masyarakat) Wilayah
Semarang . Jurnal Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang , 5-6.
My, M. (2018). Hubungan Antara Lama Mengikuti Program Senam Asma
Dengan Tingkat Kontrol Asma Pada Penderita Asma. Jurna Fisioterapi, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta , 5-6.
Nisa, N. U. (2016). Efektivitas Senam Asma Untuk Meningkatkan Fungsi Paru
Penderita Asma. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung , 1-5.
Permatasari, V. D. (2015). Pengaruh Senam Asma Terhadap Fungsi Paru (KVP &
FEV1) Pada Wanita Asma Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)
Semarang . Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
, 1-16.
Sahuri Teguh Kurniawan, A. G. (2018). Pengaruh Senam Asma Indonesia
Terhadap Kontrol Asma Pasca Penderita Asma Di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Jurnal Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta , 1-13.
Uci Tama Azilla, S. M. (2016). Gambaran Faal Paru Pada Pasien Asma Yang
Melakukan Senam Asma Dengan Yang Tidak Melakukan Senam Asma. Jom
Fakultas Kesehatan , 1-17.

32

Anda mungkin juga menyukai