PROPOSAL
Oleh
SAWITRI TOLINGGILO
Anak PraSekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, serta sudah mulai
Namun dalam hal ini pengawasan orang tua diluar sekolah pun masih sangat
dalam proses belajar disekolah, orang tua dirumah pun punya tugas penting
dalam menjaga attitude atau sikap untuk menghadapi dunia diluar rumah.
Sikap yang patut diajarkan orang tua ataupun guru disekolah, salah satunya
yakni disiplin. Disiplin dalam hal ini menjadi yang sangat terpenting untuk
nasional disebutkan bahwa mereka adalah anak yang berada pada rentang
usia sejak lahir sampai dengan 6 tahun. Anak usia dini di Indonesia adalah
mereka yang sejak lahir usia 0 tahun hingga memasuki jenjang SD awal
(Pulumoduyo, 2015).
Menurut BPS Indonesia tahun 2010 jumlah anak usia 0-9 tahun
Gorontalo jumlah anak usia 0-9 tahun berjumlah 111,600 ribu jiwa. “Tahap-
tahap perkembangan anak usia dini tertentu harus dimiliki dan dialami oleh
1
“Masalah-masalah yang sering dialami anak usia prasekolah antara lain
harus ditangani sejak dini, karena jika tidak ditangani sejak dini maka akan
berpengaruh pada masa yang akan datang, anak yang masih berperilaku
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus ada dalam
diri seorang manusia, termasuk pada anak usia prasekolah. Dalam hal ini
sehat. Dalam tindak pola asuh orang tua disiplin itu sendiri didasari dari
kasih sayang orang tua terhadap anaknya, keseimbangan rasa kasih sayang
orang tua menjamin kedisiplinan anak bisa berjalan secara mulus. Oleh
karena itu, guru sebagai orang tua disekolah menjadikan disiplin sebagai
dan juga sebagai alat pendampingan guru, sehingga guru dapat bersikap baik
2006).
satu karkater yang harus dimiliki adalah disiplin. Dengan disiplin, anak
2
Untuk itulah, disiplin bertujuan agar anak dapat menerapkan perilaku
dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial, sesuai peran yang
dilakukan dan diajarkan pada anak di sekolah maupun dirumah sejak usia
balita hingga masa kanak-kanak dan sampai usia remaja yaitu dengan cara
membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap
cara dalam membesarkan anak, yaitu konsep disiplin positif dan negatif.
Menurut konsep positif dari disiplin ialah sama dengan pendidikan dan
perilaku anak.
137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD menjelaskan bahwa anak
yang berada pada rentang usia 5-6 tahun diharapkan mampu mencapai
3
keberhasilan dalam menaati aturan kelas (kegiatan, aturan). Sedangkan,
Dari tindakan kedisiplinan anak, jika anak bisa konsisten dalam segala
reward akan langsung ditujukan pada anak itu sendiri, sebaliknya jika anak
belum bisa konsisten dengan segala peraturan dan tata tertib disekolah
ataupun hukuman agar dapat membentuk sifat dan sikap anak menjadi lebih
baik, tanpa harus membebani pikiran dan mental anak (Suryadi, 2006).
(36,8%) yang sering datang terlambat. Selain itu, ada pula anak yang tidak
mau berbaris. Hal ini dilakukan oleh 6 sampai 7 orang anak. Demikian pula
ketika berada di dalam kelas, terdapat 7 anak atau (36,8%) dari seluruh anak
4
kurang disiplin mereka antara lain tampak dari beberapa aktivitas, seperti
orang tua sangat penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak.
dalam hal ini dikategorikan dalam dua hal, yakni reward verbal dan reward
non verbal. Reward verbal itu sendiri merupakan reward yang diberikan
secara langsung kepada anak dari guru ataupun orang tua, diberikan secara
5
Token ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang
Token ekonomi pun diberikan jika anak mulai menunjukkan sikap sesuai
perilaku positif dan mengurangi perilaku yang tidak dinginkan dan dalam
hal ini perilaku negatif. Token ekonomi yang biasa dilakukan pada anak usia
dengan gambar kartun yang pasti akan disukai anak (Sahyani, 2013).
sebesar 16,47 (71,61 %) dan rata-rata skor pascatest sebesar 19,23 (83,61%).
Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan skor rata-rata pratest dan skor
rata-rata pascatest dengan selisih skor sebesar 2,76. Ho pada penelitian ini
token economy tidak sama dengan skor rata-rata disiplin anak setelah
pemberian treatment berupa token economy. Jika harga thitung > ttabel. Berarti
6
H0diterima. Hasil perhitungan uji-t menunjukkan thitung > ttabel dengan nilai
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pratest dan rata-rata skor
pratest.
Juli 2017 dan di temukan bahwa jumlah anak pra sekolah di TK Al-Hijrah
Islam Kota Gorontalo sebanyak 21 orang dengan masalah disiplin itu sendiri
disesuaikan dengan kurikulum sekolah, dan dalam tahap ini disiplin sekedar
Kota Gorontalo, bahwa masih ada anak yang kurang disiplin, yakni dengan
kelas, kurangnya perhatian anak pada saat guru mengajar di depan kelas,
posisi duduk anak yang kurang rapi dan sopan pada saat bedo’a, dan kurang
bahwa disiplin anak itu sangat berpengaruh terhadap pola tingkah laku anak
kedepannya, maka sangat diharapkan agar anak bisa memulainya dari usia
dini dengan bantuan dan dukungan dari orang tua atau bahkan guru yang ada
di sekolah.
7
Dari hasil wawancara dengan guru yang ada di TK Al-Hijrah Kota
apalagi dalam hal ini untuk mendisiplinkan anak usia 3-5 tahun yang
diidentifikasi yaitu :
tidak terarah.
8
4. Pemberian reward melalui metode token economy belum pernah
dalam hal ini untuk mendisiplinkan anak usia 3-5 tahun yang bersekolah
Tahun.”
9
1.5 Manfaat Penelitian
anak disekolah.
1. Bagi Penulis
10
4. Bagi Guru
5. Bagi Sekolah
tinggi.
11
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun, di
12
2) Mata
3) Telinga
4) Sistem Kardiovaskuler
13
5) Abdomen (Kandung Kemih)
6) Sistem Neurologis
7) Sistem Sensori
14
inisiatifnya dengan
menanyakan sesuatu ‘yang
enak’ dan dengan
menanyakan/meminta
untuk membuang makanan
yang ‘tidak enak/enek’
3 Taktil Kebanyakan anak masih
suka menjadi dekat dengan
orang lain, terutama jika
anak memerlukan pelukan
1) Anak pra sekolah yang sehat adalah yang langsing, ceria dan
menggambar
c. Tinggi Badan
15
3) Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra sekolah
d. Berat Badan
berikut ini :
16
b) Pemikiran atau sifat anak yang aneh/ganjil menunjukkan
berubah
17
sesuatu yang simultan (alasan transduktif), dan
operasi-operasi ini
tentang pengertiannya
18
b. Perkembangan Bahasa Pra Sekolah
tiga sampai empat kalimat, dan dan berbicara dengan tidak putus-
putusnya (ceriwis)
Kesalahan (1) :
a) Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool
age)
19
c) Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin
kekuatannya
20
g) Perkembangan rasa bersalah terjadi pada waktu anak dibuat
1) Ketakutan :
menyakitkan
21
membantu memberikan anak rasa pengendalian terhadap
2) Mekanisme Koping
regresi
c. Sosialisasi
sekolah
22
a) Akreditasi dan lisensi diikuti
d. Bermain
imajiner/khayal
penting
23
e. Mainan
dokter/perawat
3) Anak pra sekolahn yang aktif dan cerdas perlu diawasi oleh
f. Disiplin
konsisten
(Maryunani, 2016).
24
g. Tugas-Tugas Perkembangan
berikut :
sosial
berbahaya
7) Mengembangkan inisiatifnya
(Maryunani, 2016).
25
2.1.1.5 Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik halus dam kasar pada anak pra sekolah sebagai
berikut :
26
dengan mata tertutup
1) Pada fase phalic, berkisar dan sekitar usia 3-7 tahun, pusat
kelamin sama
b. Perkembangan Seksual :
fisiologis
2) Anak pra sekolah membentuk ikatan kuat pada orang tua dengan
27
4) Karena anak pra sekolah merupakan pengamat yang tekun tetapi
Maryunani, 2016).
eksternal
2.1.2 Disiplin
28
dan disiplin merupakan proses yang diperlukan agar seseorang dapat
menyesuaikan dirinya.
yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri. Orang tua yang
dari luar, namun harus dari dalam diri orang tersebut. Dalam suatu
mereka dapat bekerja sama dengan orang lain. Karena itu mungkin tanpa
tata tertib yang membatasi, terlepas apakah kelakuan itu diterima atau
29
a. Pendidikan
Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Ini sangat perlu karena manusia tidak dilahirkan dengan suatu bekal
b. Penghargaan
c. Hukuman
a. Disiplin Otoritatif
orang tua zaman dulu. Seorang anak harus menerapkan aturan tanpa
30
penghargaan sebab dikhawatirkan akan memanjakan anak atau
dilakukan.
b. Disiplin Permisif
bimbingan yang diberikan orang tua. Bila anak melakukan apa saja
c. Disiplin Demokratis
tidak semua tipe bisa diterapkan pada semua anak, karena setiap
tipe disiplin demokratis bisa dianggap yang terbaik, karena tipe ini
31
dianggap bisa menghasilkan anak yang patuh dan taat, tetapi tidak
Bila orang tua merasa metode yang sudah dipilih tidak memberikan
d. Arah tindakan untuk anak agar memiliki dasar-dasar disiplin diri dan
mengembangkannya
antara orang tua dan anak sebagai pendidik dan terdidik yang
32
membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin
Orang tua juga dituntut untuk membina anak agar dapat membaca
33
menghalangi perkembangan prasosial si anak. Kebalikannya, para orang
anak, sehingga setiap orang tua dapat dianggap oleh anak sebagai pihak
34
3) Penataan lingkungan fisik
paksaan
disiplin positif dari orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam
apa yang ingin disampaikan bisa efektif. Komunikasi efektif bisa dicapai
35
- Kemampuan orang tua menyampaikan pernyataan pada anak
perilakunya
36
dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri (berdasarkan kata
hati)
tua itu harus sendiri harus lebih menjadi disiplin. Perilaku orang tua
harus berubah sebelum mereka dapat mengubah perilaku anak dan para
orang tua harus menjadi pribadi yang disiplin sebelum anak-anak mereka
Sebagai orang tua jika ingin menangani sesuatu yang spesifik dan
dengan demikian jika anak ingin main lagi, mainan itu mudah
dicari
b. Katakan dengan tepat kepada anak anda apa yang anda inginkan
37
katakan kepada anda, jika kamu meminta Sesuatu dengan
mengendalikannya.
dukungan.
member pengertian yang lain. Misalnya, jika orang tua ingin agar
anaknya pergi tidur lebih awal, dan anak-anak belum mau pergi
tidur, maka melihat kondisi seperti ini orang tua janganlah cepat-
38
cepat mengambil tindakan untuk memarahi anak, tetapi akan
f. Awasi mereka.
ini, orang tua juga tidak perlu menemani anak setiap waktu
sepanjang hari.
2.1.3 Reward
39
sekali pendapat yang mengemukakan, diantaranya reward artinya
sesuai dengan harapan. Bagi anak usia dini, cara paling termudah adalah
pada anak usia dini adalah pembiasaan, misalnya, belajar tepat waktu,
tidur tepat waktu dan makan tepat waktu. Sesuai dengan penjelasannya,
diantaranya:
adalah supaya peserta didik menjadi lebih giat lagi usahanya untuk
kata lain peserta didik menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja
40
2.1.3.3 Bentuk-Bentuk Reward
diberikan kepada peserta didik ada berbagai macam bentuk. Secara garis
1) Pujian
Pujian dapat berupa kata-kata, seperti: baik, bagus, bagus sekali dan
senang.
2) Penghormatan
41
sekelas, teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan
3) Hadiah
anak telah berusaha melakukan sesuatu yang baik dalam situasi yang
4) Tanda Penghargaan
42
pada hadiah. Melainkan, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan”
yang baik untuk mendidik disiplin anak. Dengan adanya hadiah atau
belajar.
43
5) Wasiat kepada orang tua, maksudnya melaporkan segala sesuatu
sampai reward menimbulkan iri hati pada peserta didik yang lain,
sehingga ketika salah satu peserta didik yang merasa dirinya lebih
pandai, tidak akan merasa iri ketika tidak mendapatkan reward yang
menimbulkan rasa cemburu atau iri hati (3) hemat. (4) Janganlah
yang harus diperhatikan oleh orang tua maupun guru. Prinsip-prinsip itu
4) Dimusyawarahkan kesepakatannya.
44
5) Didasarkan pada proses bukan hasil.
peserta didik itu sendiri. Guru atau orang tua harus dengan bijaksana
positif dan bersifat progresif. (2) Dapat menjadi pendorong bagi peserta
didik lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari
45
2.1.3.5 Pelaksanaan Reward dalam Pengendaliaan Kedisiplinan Siswa
Oleh karena itu, jika sikap disiplin menjadi amat penting, langkah
pertama yang khas dari kesadaran diri itu tampak bila si anak menarik
disiplin itu”. Tahap inilah yang dapat digunakan oleh guru untuk menjadi
46
oleh pendidikan ataupun perkembangan psikologi anak yang positif
(Susanti, 2013).
peraturan yang harus dituruti, dan disiplin sering sekali menjadi momok
Pada akhirnya disiplin adalah kalimat yang disepelekan oleh anak. Ini
menuntut:
47
orang kedua ini harus terjun langsung untuk menerapkan nilai-nilai
(Susanti, 2013).
token ekonomi sendiri misalnya bintang, poin, koin, pin, dan stiker
tempel berkarakter kartun yang dapat ditukar dengan hadiah atau hak-
48
perilaku yang diharapkan oleh kita bisa ditukar dengan sesuatu yang
sosial yang dapat digunakan dalam satu lingkungan yang alami. Token
(Sahyani, 2013).
1) Token
3) Motif-motif penguat
(Sahyani, 2013).
49
diharapkan muncul dan kemudian ditukarkan untuk sebuah motif
penundaan yang sangat lama antara respon perilaku target dan hadiah,
menerapkan treatment ini bisa dengan sengaja atau tidak sengaja tidak
makanan yang cukup, selimut yang nyaman, atau peluang layak untuk
(Sahyani, 2013).
50
tersebut dapat dikategorisasikan sebagai berikut: a) Menyimpan data; b)
sampel dua orang anak siswa kelas dua SD, usia tujuh dan delapan tahun.
perilaku makan pada anak usia sekolah yang mengalami sulit makan.
Penelitian dalam hal ini terdapat perbedaan dari segi judulnya, pada
sedang dalam hal ini saya akan meneliti efektivitas pemberian reward
3-5 tahun.
Dewi, Silvia Yula Wardani, dan Ratih Christiana (2016) yang meneliti
51
tentang Penerapan Teknik Token Ekonomi Untuk Meningkatkan
Madiun. Penelitian dalam hal ini terdapat perbedaan dari segi rancangan
siswa kelas 2 SMP Negeri 5 Jember. Dimana hasil penelitian bahwa ada
52
yang akan saya lakukan menggunakan teknik pengambilan sampel secara
total sampling, tanpa kriteria khusus (kriteria inklusi dan kriteria eksklusi)
penelitian yang akan saya lakukan, dalam hal ini perbedaannya terletak
pada judulya, Da’ina Tri Handayani dan Nurul Hidayah membahas tentang
Hijrah Islam Kota Gorontalo. Jelas dalam hal ini pengaruh token ekonomi
ekonomi.
53
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta,
terdapat pada sampel yang ditujukan, yang dalam hal ini melibatkan siswa
Gorontalo, yang dalam hal ini jenjang pendidikannya berbeda antara siswa
54
2.3 Kerangka Berfikir
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan Bahasa
3. Perkembangan Psikososial
4. Perkembangan Body Image
5. Perkembangan Motorik
6. Perkembangan Psikoseksual
7. Perkembangan Seksual
8. Perkembangan Moral
1. Pujian
2. Penghormatan
3. Hadiah
Disiplin Pada Anak 4. Tanda Penghargaan
55
2.4 Kerangka Konsep
Keterangan :
= Pengaruh
2.5 Hipotesis
tahun.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok tidak diawali dengan pre-test,
(Nursalam, 2017).
(Nursalam, 2017).
57
3.3.1 Variabel Independen (Bebas)
Ekonomi.
58
perlakuan yang kelompok
baik dan eksperimental
menghindari 5. Melakukan
perlakuan yang observasi
tidak baik. terhadap
perlakuan yang
diberikan
6. Menentukan hasil
perlakuan
Cara Ukur
- Stiker tempel yang
berkarakter kartun
Terikat Suatu keadaan yang Lembar Observasi 0 = Tidak Nominal
- Untuk tercipta dan 1 = Ya
meningkat terbentuk melalui
kan proses dari
kedisiplina serangkaian
n anak. perilaku yang
menunjukkan nilai-
nilai ketaatan,
kepatuhan,
kesetiaan,
keteraturan dan
ketertiban.
penelitian ini, populasi penelitian ini adalah semua anak-anak dengan usia
59
penelitian ini, sampel penelitian ini adalah anak-anak yang bersekolah di
(Sujarweni, 2014) Sumber data adalah subjek dari mana asal data
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
adalah hasil observasi pada anak usia 3-5 tahun di TK Al-Hijrah Islam
Kota Gorontalo.
Data Sekunder : Data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa
buku sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya. (Sujarweni, 2014). Data
60
3.6.3 Instrumen Penilaian
Kuisioner, dan (5) Skala (Nursalam, 2008 dalam Nursalam, 2016). Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah
sebagai berikut :
1. Editing
kuisioner.
2. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
3. Processing
61
4. Cleaning
Apabila semua data telah selesai dimasukkan, maka perlu dicek kembali
test adalah uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah
perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang
62
𝐻1 = Ada pengaruh pemberian reward melalui metode token ekonomi untuk
Kota Gorontalo.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Hanya sekelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
63
DAFTAR PUSTAKA
Afifah Nur Fitri A., Y. J. (2016). Peran Orang Tua Dalam Penanaman Disiplin
Pada Anak Usia Prasekolah Melalui Pembiasaan Di Kelurahan Cihaurgeulis
Bandung. Jurnal FamilyEdu , 1-11.
Ardini, P. P. (2015). "Penerapan Hukuman", Bias Antara Upaya Menanamkan
Disiplin Dengan Melakukan Kekerasan Terhadap Anak. Jurnal Pendidikan
Usia Dini , 1-17.
Bahuwa, F. (2014). Meningkatkan Perilaku Disiplin Melalui Teknik Cinema
Therapy Pada Anak TK Aster Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo.
Chotim, N. K. (2016). Penerapan Teknik Token Economy Untuk Meningkatkan
Kemandirian Anak TK Kartika IV-21 Madiun. 1-18.
Da'ina Tri Handayani, N. H. (2014). Pengaruh Token Ekonomi Untuk
Mengurangi Agresivitas Pada Siswa TK. Jurnal Fakultas Psikologi , 1-9.
Dania, F. (2017). Peningkatan Kedisiplinan Anak Melalui Token Ekonomi Di
Kelompok B TK Aba Dekso. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 1-9.
Elex. (2008). Bila Anak Usia Dini Bersekolah. Jakarta: Media Komputindo.
Erikson, E. (1963). Childhood and Society. New York: Norton.
Freud, S. (1945). Group Psychology and the Analysis of Ego (1921). London:
Hogarth.
Harlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak, jilid II. Jakarta: Erlangga .
100
Horton, K. &. (2001). Children's Evaluation of Inductive Discipline as a Function
of Transgression Type and Induction Orientation. Child Study Journal, 31 ,
71-93.
Indrijati, H. (2009). Efektivitas Metode Modifikasi Perilaku "Token Economy"
Dalam Proses Belajar Mengajar Di Kelas (The Effectiveness Of Behavior
Modification Method Of "Token Economy" In The Classroom Learning
And Teaching Process). Jurnal Psikologi Indonesia , 1-12.
Kohlberg, L. (1976). "Moral Stages and Moralization." In T. Lickona (Ed.).
Moral and Development and Behavio: Theory, Research, and Social Issues.
New York: Holt Rinehart and Winston .
Lukitasari, S. (2017). Deskripsi Kedisiplinan Anak Usia 5-6 Tahun Di KB/TK
Pendagogia. 1-10.
Mahmudi, M. &. (2015). Perubahan Perilaku Prokrastinasi Akademik Melalui
Konseling Kelompok Dengan Teknik Token Ekonomi Pada Siswa Kelas X
TP SMK Negeri 1 Wonosari Kabupaten Madiun. 1-18.
Martha Efirlin, F. M. (2014). Penanaman Perilaku Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun
Di TK Primanda Untan Pontianak. 1-9.
Martin, G. a. (1992). Behavior Modification : What It Is and How To Do It Fourth
Edition. Prentice-Hall: Inc.
Maryunani, A. (2016). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-Sekolah.
Bogor: IN MEDIA.
Mittman, S. (1981). Deteksi Dini Masalah Anak Usia Pra Sekolah .
Mufidah, U. (2012). Efektivitas Pemberian Reward Melalui Metode Token
Ekonomi Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak Usia Dini. Journal of
Early Childhood Education Papers , 1-5.
Ni Kadek Budini Dwi Apsari, P. D. (2014). Efektivitas Model Konseling
Behavioral Teknik Token Economy dan Teknik Positive Reinforcement
Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas X SMA Lab.
UNDIKSHA Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Ejournal Undiksha
Jurusan Bimbingan Konseling , 1-11.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan:
Penerbit Salemba Medika.
Piaget, J. (1954). The Construction of Reality in the Child. New York: Basic
Books.
Pulumoduyo, D. P. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan 101
Dengan Tingkat
Kemandirian Anak Usia 4-6 Tahun Di Desa Monggupo Kecamatan
Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara.
Rohmah, M. &. (2016). Pengaruh Pemberian Token Ekonomi Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Sekolah Dasar. 1-15.
Sahyani, R. (2013). Efektivitas Token Ekonomi Untuk Meningkatkan Perilaku
Makan Pada Anak Yang Mengalami Sulit Makan . Universitas Ahmad
Dahlan , 1-21.
Semiawan, C. (2008). Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: Indeks, PT
Macana Jaya Cemerlang.
Soekadji, S. (1983). Modifikasi Perilaku : Penerapan Sehari-hari dan Penerapan
Profesional . Yogyakarta: Lyberty.
Soeparto O, P. S. (2000). Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: GRAMIK &
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Suryadi, D. (2006). Kiat Jitu Dalam Mendidik Anak. Jakarta: EDSA Mahkota .
Susanti, N. (2013). Dampak Reward dengan "Star" melalui Checklist Reflektif
Terhadap Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas I SD. 1-181.
Wantah, M. J. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Wiyani, N. A. (2014). Mengelola dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan
Emosi Anak Usia Dini: panduan bagi orangtua dan pendidik PAUD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media .
Wong, W. &. (1998). Nuraing Care of Infants and Children. St Louis: Mosby.
Wyckoff, J. &. (1997). Disiplin Tanpa Teriakan atau Pukulan. Jakarta: Binarupa
Aksara .
102