OLEH
NAMA : SAWITRI TOLINGGILO, S.Kep
i
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Hasil....................................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akan meningkatkan angka
kesakitan dan angka kematian bayi. Prognosa dan komplikasi bisa ditentukan
dengan melihat berat badan lahir. Akan bertambah buruk jika berat badan tidak
bertambah untuk waktu yang lama. BBLR merupakan individu manusia yang
karena berat badan, usia kehamilan, dan faktor penyebab kelahirannya kurang
dari standar kelahiran bayi normal. Seorang bayi dengan berat lahir rendah
memiliki tubuh yang mungil, BBLR tidak sekuat bayi normal sehingga sangat
kesempatan sama untuk hidup sehat dan produktif, maka beberapa aspek yang
pelayanan kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) agar dapat membantu proses
kejadian BBLR adalah 15,5%, yang berarti sekitar 20,6 juta bayi tersebut lahir
1
Provinsi Gorontalo masuk dalam urutan ke 3 angka kejadian BBLR
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pada
tahun 2017, angka kejadian BBLR sebesar 5% (998 kejadian dari 19.934
37,1% (370 kejadian dari total 998 kejadian BBLR). Sedangkan pada bulan
sebesar 5,5 % (729 kejadian dari 13.714 kelahiran hidup), angka tertinggi terjadi
di Kabupaten Gorontalo sebesar 31,4% (229 kejadian dari total 729 kejadian
BBLR.
bayi yang tidak stabil, henti nafas, inkoordinasi refleks menghisap dan menelan,
serta kurang baiknya kontrol fungsi motorik oral, sehingga beresiko mengalami
cadangan energi yang tidak mencukupi, sistem fisiologi tubuh yang belum
usia kehamilan ketika bayi dilahirkan, riwayat kesehatan ibu, toleransi bayi
terhadap prosedur, obat obatan, dan terapi, serta preferensi dari orang tua bayi.
Perawatan bayi dengan berat lahir rendah mencakup beberapa hal, antara lain
2
ruangan, pemasangan alat untuk menyusui secara khusus seperti pemasangan
sonde lambung jika bayi tidak dapat menghisap atau dapat melalui jalur
tenaga kesehatan karena sering menunda ke proses minum atau menyusu melalui
mulut secara mandiri, menunda kepulangan dari rumah sakit, secara negatif
mempengaruhi hubungan ibu dan bayi, dan berpotensi menjadi gangguan minum
pada bayi. Beberapa alasan tersebut menjadi acuan untuk pemberian intervensi
dengan mengatasi masalah yang terjadi terhadap refleks hisap yang lemah, yaitu
dengan pemberian stimulasi sejak dini berupa pemijatan terhadap jaringan otot
otot dan merangsang refleks hisap pada bayi BBLR serta dapat meningkatkan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lyu tahun 2013, stimulasi oral
dilakukan pada bayi prematur, karena bayi prematur memiliki fungsi organ yang
Menurut Younesian (2015), program stimulasi oral ini bisa dilakukan sekali
3
sehari selama 10 hari berturut-turut, 20 sampai dengan 40 menit sebelum
pemberian nutrisi lewat oral atau sonde lambung, dan dilakukan selama 15
mendukung pemberian minum bayi yaitu dengan feeding cup, dan berlaku pada
bayi yang tidak bisa menyusu dengan benar meskipun sudah mampu untuk
menelan.
1.2 Tujuan
Fisioterapi Oral Terhadap Refleks Hisap Pada Bayi Berat Badan Lahir
Rendah.
(BBLR).”
4
1.3 Manfaat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah baik
b. Bagi perawat
5
dalam melakukan asuhan keperawatan pada BBLR yang belum bisa
refleks hisap.
6
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
ilmiah tahun 2014 – 2019 dengan penelusuran menggunakan data based Google
7
Penelusuran melalui kata kunci pada
tanggal 17 November 2019. Pada
database google scholar.
Hasil:
• Google Schoolar : 5
Kata Kunci:
8
2.2 Konsep Tentang Tinjauan Teoritis
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badan kurang dari 2.500 gr, Fauziah (2013), Prayogi (2017). Adapun
dengan berat lahir kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa gestasi.
1. Prematuritas murni.
Prematuritas murni adalah bayi yang lahir masa gestasinya kurang dari
37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (SMK).
2. Dismatur
uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan (KMK)
(Maryunani, 2013).
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah adalah
sebagai berikut:
9
1. Faktor ibu
a. Penyakit
kemih.
b. Ibu
tahun).
kurang.
10
2 Faktor janin
kembar.
3 Faktor plasenta
pecah dini.
4 Faktor lingkungan
3. Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus
kelihatan
11
9. Ekstremitas: kadang oedema, garis telapak kaki sedikit
suhu normal yang disebabkan karena pusat pengaturan suhu badan masih
lebih tipis sehingga kehilangan panas lebih besar, BBLR sering terjadi
yaitu:
ultra sonografi
12
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK
aspirasi mekonium
15 kg.
3. Hindari rokok atau asap rokok dan jenis polusi lain, minuman
dalam rahim, faktor resiko tinggi dalam kehamilan, dan perawatan diri
13
5. Pengontrolon oleh bidan secara berkesinambungan sehingga ibu dapat
2016).
merawat BBLR secara umum menurut antara lain sebagai berikut ini:
bersalin:
penting
d. Asuhan ibu
14
suhu 35⁰C untuk bayi < 2 kg, dan 34⁰C untuk bayi dengan
berat 2 – 2,49 kg
diatas 2 kg
disekitarnya
ml/jam
minggu kedua
15
3). Hal yang perlu diperhatikan selama pemberian minum untuk
dipangkuan
dilambung
e. Pengelolaan hiperbilirubinemia:
berat.
16
f. Pencegahan dan penanganan infeksi:
tidak infeksi
d) Membersihkan ruangan
Arteriosus Paten):
17
1). Tatalaksana awal PDA pada BBLR biasanya bersifat
diuretika
melibatkan struktur dan fungsi di area rongga mulut, bibir, pipi, lidah,
palatum lunak dan keras dan rahang. Otot yang berperan penting dalam
proses ini yaitu otot lidah dan pharyngeal. Otot lain yang juga berperan
yaitu otot-otot sekitar wajah. Kelemahan otot tersebut menjadi salah satu
cairan keluar. Expression adalah tekanan atau kompresi puting susu antara
18
Bayi yang baru lahir sebenarnya sudah memiliki refleks sebagai
kandungan. Refleks yang terjadi pada bayi bisa sebagai ungkapan bayi
untuk memberikan pertanda kepada sang ibu. Salah satu refleks yang
penting pada bayi yaitu refleks menghisap, dimana jika bagian bibir bayi
Usia bayi 0-6 bulan memiliki refleks dalam menyusui diantara refleks
berhenti.
2. Ibu mungkin akan bisa mendengar bayi menelan setelah satu atau
dua hisapan.
3. Hisapan itu terlihat nyaman dan ibu tidak akan merasa kesakitan.
19
anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus
oleh orang tua baik ibu atau ayah yang merupakan orang terdekat dengan
anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan
rahang, lidah, palatum lunak, faring, laring dan otot-otot respirasi yang
bertujuan untuk:
(Ramadhani, 2016),
2013).
menit(Hwang, 2010).
20
Stimulasi oral dilakukan dengan durasi 15 menit frekwensi 1x setiap
1. Stimulasi perioral
a. Pipi
21
dengan jari telunjuk dari dasar hidung ke arah telinga,
b. Bibir
Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di tengah bibir atas dan
2. Stimulasi intraoral
a. Gusi
Gosok gusi atas dengan lembut, tapi tekan kuat dari gusi
b. Lidah
diberikan).
c. Menghisap
22
2.2.4 Hubungan BBLR, kemampuan menghisap, dan stimulasi oral
organ tubuh karena lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum
Masalah gangguan alat pencernaan dan masalah nutrisi pada bayi dengan
berat lahir rendah yaitu refleks menghisap dan menelan yang lemah atau
(Ramadhani, 2016).
cukup minum. Mereka memiliki sedikit lemak dan cadangan gizi lainnya
ditubuh mereka. BBLR memiliki lambung yang kecil dan tidak dapat
memerlukan minum yang cukup untuk pulih dari saat lahir dan untuk
(Maryunani, 2013).
23
kenaikan berat badan, maka bayi diberikan program stimulasi sensori
motor pada struktur perioral dan intraoral atau stimulasi oral (Younesian,
meningkat, dan berat badan akan cepat meningkat. Selain itu peningkatan
aktivitas nervus vagus akan menyebabkan bayi cepat lapar yang akan
menstimuli refleks hisap dan bayi akan lebih sering menyusu pada ibunya
(Retnowati, 2013).
sebelum pemberian nutrisi lewat oral atau sonde lambung, dan dilakukan
selama 15 menit.
24
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2016), prosedur
Lebih dari itu, terapi sentuhan atau stimulasi yang dilakukan sendiri
hubungan kejiwaan diantara ibu dan bayi. Bagi sang bayi, terapi sentuhan
atau stimulasi dari sang ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang
25
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
26
(fisioterapi menunjukkan
oral) dengan bahwa, sebagian
SOP dan besar responden
variable sesudah dilakukan
27
rendah.
28
dan variabel artinya ada
dependent pengaruh
adalah reflek stimulasi oral
hisap bayi terhadap reflek
BBLR. hisap pada bayi
Pengumpulan BBLR.
data
menggunakan
SOP Stimulasi
Oral
sedangkan
reflek hisap
dengan lembar
observasi.
Pemberian
stimulasi oral
selama 7 hari,
frekuensi 1
kali/ hari
dengan durasi
masing-
masing 15
menit.
Wahyuning Pemberian Metode Hasil penelitian : Google
scholar
sri Terapi Musik penelitian pemberian terapi
https://www.ne
& Klasik menggunakan musik klasik liti.com/public
ations/138180/
Ni Luh Terhadap eksperimen berpengaruh
pemberian-
Putu Eka Reflek Hisap semu (quasy terhadap kenaikan terapi-musik-
klasik-
2014 Dan Berat experiment), berat badan bayi
29
Badan Bayi dengan non prematur dengan terhadap-
reflek-hisap-
Prematur randomized nilai p = 0,01,
dan-berat-
(Classical pretest-posttest namun tidak badan-bayi-
prematur
Music Therapy control group berpengaruh
with The Suck design. Sampel terhadap reflek
Reflex and penelitian hisap bayi prematur
Weight Loss of adalah 15 orang dengan nilai p =
Premature bayi prematur 0,71. Hasil
Babies) pada kelompok penelitian dapat
kontrol dan 15 digunakan sebagai
orang bayi masukan untuk
prematur pada penelitian
kelompok selanjutnya agar
perlakuan yang menyempurnakan
dirawat di RS pelaksanaan
Ngudi Waluyo prosedur
Wlingi yang pelaksanaan terapi
diambil dengan musik atau memilih
purposive jenis musik yang
sampling. lain sebagai upaya
Teknik untuk menstimulasi
pengumpulan reflek hisap dan
data berat badan
menggunakan: sehingga tumbuh
1) Studi kembang bayi
dokumenter prematur menjadi
untuk lebih optimal.
mendapatkan
30
data umum,
jumlah asupan
nutrisi per oral
dan parenteral,
2) Observasi
pada
pemeriksaan
reflek hisap
dan
penimbangan
berat badan
bayi
Alinda Pengaruh Metode Hasil penelitian : Google
scholar
Nur Stimulasi Oral penelitian Kesimpulan dari
https://docplay
Ramadha Terhadap menggunakan hasil penelitian ini er.info/529217
62-Pengaruh-
ni Kemampuan deskriptif yaitu terdapat
stimulasi-oral-
2016 Menghisap analitik pengaruh stimulasi terhadap-
kemampuan-
Pada Bayi dengan one oral terhadap
menghisap-
Preamtur Di group pre and peningkatan pada-bayi-
prematur-di-
RSUD Dr post test kemampuan
rsud-dr-
MOEWARDI design, yaitu menghisap pada moewardi-
surakarta-
SURAKARTA hanya bayi prematur.
publikasi-
menggunakan ilmaih.html
satu kelompok
perlakuan
tanpa
kelompok
kontrol.
Sampel pada
31
kelompok
perlakuan
diberikan
stimulasi oral
dengan durasi
15 menit
dengan
frekwensi 1x
setiap hari
selama 1
minggu.
Pengukuran
kemampuan
menghisap
dilakukan
dengan
mengukur
berapa banyak
susu yang
dapat diminum
(ml) setiap
sekali minum.
Teknik analisa
data dibuat
dalam bentuk
data deskriptif,
yaitu berupa
hasil jumlah
32
banyaknya
susu yang
dapat diminum
(ml) setiap hari
yang akan
diukur
menggunakan
botol dengan
satuan ukuran
milliliter (ml)
dan disajikan
dalam bentuk
grafik hasil pre
dan post test
untuk masing-
masing sampel.
Wahyu Pengaruh Metode Hasil penelitian : Google
scholar
Surya Kombinasi penelitian Pada penelitian ini,
http://eprints.p
Rhomawa Pijat BBLR Dan menggunakan tidak ada oltekkesjogja.a
c.id/1672/
ti KMC rancangan perbedaan rooting-
2016 Terhadap penelitian sucking reflex pada
33
dilakukan saja, tetapi ada
penentuan perbedaan
subjek signifikan terhadap
penelitian yaitu kedua kelompok
bayi baru lahir setelah diberikan
secara perlakuan.
consecutive Terdapat perbedaan
sampling. rooting-sucking
reflex sebelum dan
sesudah intervensi
baik pada
kelompok
intervensi maupun
kontrol. Akan
tetapi, nilai
kelompok
intervensi jauh
lebih signifikan
terhadan perbedaan
rooting-sucking
reflex.
3.2 Pembahasan
penelitian tentang pelaksanaan fisioterapi oral terhadap refleks hisap bayi berat
34
terdahulu, maka didapatkan populasi dalam penelitian ini adalah berbeda yakni,
fisioterapi oral terhadap refleks hisap ini ada yang menggunakannya pada bayi
berat badan lahir rendah dan juga bayi prematur. Dimana untuk sampel yang
yang dilakukan oleh Rini Dri Retnowati dkk mengambil 30 responden di ruang
rawat inap ruang perinatologi RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian yang
dilakukan oleh Yuanita Syaiful dkk mengambil 30 responden tetapi besar sampel
dan Ni Luh Putu Eka mengambil 30 responden juga. Penelitian yang dilakukan
perlakuan beruapa stimulasi oral dengan kriteria bayi prematur (usia kehamilan
28-36 minggu, berat lahir < 2500 dengan kelemahan menghisap). Sedangkan
berat badan alhir rendah dengan kriteria inklusi (bayi dengan kesediaan
Sleman Yogyakarta bulan Oktober-Desember 2016, berusia 0-28 hari, berat lahir
kurang dari 2500) dan dengan kriteria eksklusi (bayi dengan kelainan bawaan,
bayi yang sedang dalam keadaan sakit berat, bayi tiba-tiba mengalami apnea/dis-
pernafasan dan terdapat retraksi dinding dada, bayi dinyatakan tidak dapat
35
Berdasarkan ke 5 penelitian terdahulu masing-masing melakukan
penatalaksaan sama yang bertujuan menimbulkan refleks hisap pada bayi berat
fisioterapi oral terhadap refleks hisap bayi berat badan lahir rendah.
Penatalaksanaan fisioterapi oral ini diberikan terkait dengan sulitnya bayi berat
badan lahir rendah dan juga bayi prematur dalam menghisap, dengan
penatalaksaan fisioterapi oral ini akan diteruskan namun apabila bayi tidak
mampu maka fisioterapi oral tidak akan dilaksanakan dengan mengingat kondisi
bayi, apalagi dalam hal ini jika bayi digunakan alat-alat tertentu seperti ET,
Cypep, dan alat bantu stabilitator lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Rini
Dri Retnowati dkk yakni pengaruh fisioterapi oral terhadap refleks hisap bayi
berat badan lahir rendah berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuanita Syaiful dkk yakni langsung dilakukannya stimulasi oral karena stimulasi
oral itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan reflek hisap pada bayi berat badan
lahir rendah. Selain itu uga penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsri dan Ni
Luh Putu Eka yakni menggunakan terapi musik klasik untuk melihat adanya
reflek hisap dan berat badan bayi prematur. Penelitian yang dilakukan oleh
menghisap pada bayi prematur, berbeda halnya lagi dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wahyu Surya Rhonawati yakni diberikan kombinasi antara pijat
36
bayi berat badan lahir rendah dan KMC (Metode Kanggoro) terhadap rooting-
didapatkan penelitian yang dilakukan oleh Rini Dri Retnowati dkk dimana
oral, berbeda halnya pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuanita Syaiful
yang dilakukan oleh Wahyuningsri dan Ni Luh Putu Eka yakni menggunakan
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan denagn 30 sampel yang terbagi rata
pijat BBLR dengan KMC atau metode kanggoro namun dalam hal ini
37
stopwatch, jadi peneliti hanya melihat saja atau menjadi pengamat dalam
yakni untuk melihat adanya pengaruh fisioterapi oral atau stimulasi oral terhadap
refleks hisap pada bayi berat badan lahir rendah dan juga bayi prematur.
Meskipun dalam hal ini Wahyuningsri dan Ni Luh Putu Eka menggungakan
terapi musik klasik untuk melihat adanya refleks hisap begitupula dengan Wahyu
antara pijat BBLR dengan KMC apakah lebih berpengaruh dengan yang hanya
oleh Yuanita Syaiful berkisar hanya 1 minggu atau 7 hari, penelitian yang
dilakukan oleh Wahyuningsri dan Ni Luh Putu Eka dilakukan selama kurang
lebih 1 bulan, penelitian yang dilakukan oleh Alinda Nur Ramadhani durasi 15
menit selama 1 hari dalam seminggu sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
38
fisioterapi oral maupun stimulus oral bayi berat badan lahir rendah ataupun bayi
namun hasil dan tujuan yang didapatkan tetap sama untuk meningkatkan refleks
hisap pada bayi berat badan lahir rendah dan juga bayi prematur.
penatalaksanaan fisioterapi oral terhadap refleks hisap bayi berat badan lahir
rendah, yang bisa dilakukan oleh fisioterapi, dan dapat pula dilakukan oleh
perawat atau orang terdekat atau bahkan orang tua dari bayi yang sebelumnya
bisa dilakukan, dengan kriteria-kriteria bayi seperti apa yang bisa dilakukannya
ini dilakukan selama 10-15 menit atau sesuai dengan kemampuan dan kondisi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
39
4.1 Kesimpulan
Fisioterapi Oral yang diberikan pada kasus tidak bisanya dalam melakukan
refleks hisap dikhususkan untuk bayi yang tidak bisa melakukan refleks hisap
dalam hal ini bayi berat badan lahir rendah dan juga bayi prematur. Dengan
klasik, dan juga kombinasi antara pijat BBLR dan KMC atau mentode kanggoro.
Dan disesuikan dengan kondisi dari bayi itu sendiri jika memungkinkan
4.2 Saran
keperawatan pada BBLR yang belum bisa refleks hisap. Hal tersebut
pertumbuhan dan perkembangan pada BBLR dan juga angka kematian bayi.
b. Bagi perawat
40
Diharapkan analisis jurnal ini dapat memberi gambaran fisioterapi oral
melakukan asuhan keperawatan pada BBLR yang belum bisa refleks hisap.
pentingnya fisioterapi oral terhadap refleks hisap pada bayi berat badan lahir
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
41
Eka, W. &. (2014). PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP
REFLEK HISAP DAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR
(Classical Music Therapy with The Suck Reflex and Weight Loss of
Premature Babies). JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1,
Januari , 1-6.
Fucile, S. Gisel, G, E. Mcfarland, H, D. Lau, C. 2011. Oral and Non-Oral
Sensimotor Interventions Enhance Oral Feeding Performance in
Preterm Infants. Journal.Departement of Pediatrics/Neonatology,
Baylor College of Medicine, Houston, TX, USA.
Fauziah, A. Sudarti. 2013. Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dan Kegawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Hwang, S, Y. Vergara, E. Lin, H, C. Coster, J, W. Bigsby, R. Tsai, H, W.
Effects Of Prefeeding Oral Stimulation On Feeding Performance Of
Preterm Infants. Journal. Tainan, Taiwan: The Warren Alpert Medical
School Of Brown University, Providence, USA, And Departement Of
Pediatrics, Chi Mei Foundation Medical Center.
42
Ruang Perinatologi RSD dr. Soebandi Jember. Jurnal. Program Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Jember.
Rahmani, S. Armanian, M, A. Namnabati, M. 2018. Effects of Feeding Nozzle
and Cup Feeding on Reaching the Time of Full Oral Feeding in The
Premature Infants in the Neonatal Intensive Care Unit.Irianian
Journal of Neonatology, Nursing and Midwifery Care Resarch Center,
Faculty of Nursing and Midwifery, Isfahan University of Medical
Sciences.Isfahan Iran.
RAMADHANI, A. N. (2016). PENGARUH STIMULASI ORAL TERHADAP
KEMAMPUAN MENGHISAP PADA BAYI PREMATUR DI RSUD
Dr MOEWARDI SURAKARTA. Jurnal Fisioterapi Fakultas Ilmu
Kesehatan , 1-5.
RHOMAWATI, W. S. (2016). PENGARUH KOMBINASI PIJAT BBLR DAN
KMC TERHADAP ROOTING-SUCKING REFLEX NEONATUS BBLR DI RSUD
SLEMAN. Jurnal Kebidanan , 1-13
43
And Weight Gain Preterm Infant In NICU.Iran Red Crescent
Medicine Journal 17(7).
LAMPIRAN
Langkah-langkah Melakukan Stimulasi Oral
a. Stimulasi perioral
1). Pipi
Tekan pipi dengan jari telunjuk dengan lembut dilakukan sebanyak 8x pada
masing-masing pipi. Kemudian belai pipi dengan jari telunjuk dari dasar
2). Bibir
Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di tengah bibir atas dan bibir
setiap bibir.
b. Stimulasi intraoral
1) Gusi
Gosok gusi atas dengan lembut, tapi tekan kuat dari gusi bagian tengah ke
arah belakang dan kembali ke pusat untuk setiap sisi gusi dengan
44
2) Lidah
3) Menghisap
45